PEMETAAN MANUAL KEMAMPUAN LAHAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH DENGAN METODE DESCRITIF

dokumen-dokumen yang mirip
Menilai subklas Kemampuan Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *

Klasifikasi Kemampuan Lahan

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

KONSEP EVALUASI LAHAN

Pengenalan Alat-Alat Survei Untuk Mengevaluasi Kemampuan Lahan

Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Kesesuaian Padi Sawah di Lahan Gambut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Evaluasi Kemampuan Lahan Beberapa Tempat di Tanjung Pati Dengan Menggunakan Metode Deskriptif FAO.

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN FOTO UDARA Oleh : Hendro Murtianto

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Kemampuan Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Menggunakan Metode Deskriptif dengan Surfer 9

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

EVALUASI LAHAN H n e d n r d o r o M u M r u t r i t a i n a t n o t, o, M. M S. c

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

Contents 11/11/2012. Variabel-variabel Kemampuan Lahan. Land Capability

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kesesuian lahan untuk tanaman tebu dipolitani

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

POTENSI LAHAN DI DESA KAHUKU KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA BERDASARKAN KELAS KEMAMPUAN

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Sihiong, Sinar Sabungan Dan Lumban Lobu Kabupaten Toba Samosir ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

MEMANFAATKAN DATA FISIKA DAN KIMIA TANAH UNTUK MENILAI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PEPAYA DIPOLITANI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SECARA FISIK UNTUK TANAMAN KEDELAI DI KELURAHAN PANDU KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

TATA CARA PENELITIAN

SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI. Pertemuan ke 2

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

Ekologi Padang Alang-alang

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

Cara Praktis Pengukuran Permeabilitas Tanah Dengan Menggunakan Ring Sampel

Dampak Industri Pertanian Kelapa Sawit Terhadap Berkurangnya Ikan Di Perairan dan Flora serta fauna.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN DI KECAMATAN CILINCING, JAKARTA UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Erosi. Rekayasa Hidrologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS LAHAN

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SIMO KABUATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

VETIVER Rumput Perkasa Penahan Erosi

LOGO Potens i Guna Lahan

III. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yag digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif.

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN PADA USAHATANI LAHAN KERING BERBASIS TEMBAKAU DI SUB DAS PROGO HULU

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI LAHAN DI DAS BATANG PELEPAT UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB II METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. proyek-proyek pengembangan wilayah. Survei dan pemetaan tanah merupakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

Transkripsi:

Pemetaan Manual Metode Descriptif Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2015) 34-37 http://www.perpustakaan.politanipyk.co.id PEMETAAN MANUAL KEMAMPUAN LAHAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH DENGAN METODE DESCRITIF Teti Suarni1* Mahasiswi semester VI Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Jl. Raya Negara Km 7 Tanjung Pati 26271 Diterima : Maret 2015/ Diterbitkan: April 2015. Online:Mei 2015 Abstrak Dalam melakuklan praktek untuk menentukan tingkat kemampuan lahan politeknik pertanian negeri payakumbuah maka diperlukan cara untuk mengetahui kemampuan lahan tersebut dengan menggunakan cara pemetaan manual kemampuan lahan dengan metode descriptife. Metode descriptif merupakan metode yang dikembangkan oleh FAO yang biasanya digunakan untuk kepentingan pemerintah dalam pengembangan dan pengelolaan lahan. Yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dilapangan dan dianalisa melalui cara descripif sesuai dengan poin-poin yang sudah ditentukan. kemampuan lahana politeknik pertanian negeri payakkumbuh umumnya berada pada kelas I-V. pada kelas ini banyak tanaman yang cocok untuk dibudidayakan sepereti tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, tanamaman pangan dan tanaman tahunan. sebelumnya saya belum mengetahui kemampuan lahan polliteknik pertanian negeri payakumbuh dan ingin mempelajari sehingga bisa mencocokkan tanaman yang akan dibudidayakan dan mendapatkan produksi sesuia yang diinginkan. Untuk itu, tujuan dilaksanakan praktek menganalisa pemetaan manual kemampuan lahan polikteknik pertanian negeri payakumbuh agar kita mengetahui kemampuan lahan politeknik pertanian negeri payakumbuh dan menyesuaikan tanaman yanhg bisa ditanam dilahan tersebut. Kata kunci: kemampuan lahan,politani pyk Singkatan: T : Tahu TT : Tidak Tahu 1. PENDAHULUAN Dalam mengidentifikasi kemampuan lahan yang ada pada lahan banyak sekali mahasiswa yang belum tahu kemampuan lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Untuk mengidentifikasi kemampuan lahan dapat dilakukan dengan menggelompokkan tingkat kemampuan lahan tersebut. Dalam menentukan analisa kemampuan lahan ini dapat dilakukan dengan metode deskriptif. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan dalam menentukan atau mengukur tingkat kemampuan dari suatu lahan diperlukan sampel tanah setiap lahan Politani Payakumbuh. Kemampuan lahan adalah sifat lahan yang menyatakan kesanggupannya untuk memberikan hasil optimum dalam penggunaannya secara lestari tanpa menimbulkan kerusakan lahan atau kerusakan lingkungan. Terjadinya kerusakan lahan antara lain karena erosi, longsor lahan, kekeringan, lahan kritis, banjir dan sedimentasi, umumnya berawal dari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Penggunaan lahan rasional adalah penggunaan yang sesuai dengan kemampuan lahan atau penggunaan lahan yang berorientasi ekonomi dan ekologi. Dari segi ekonomi agar dicapai produksi optimum, ekologi berarti tidak menimbulkan kerusakan lahan atau lingkungan. Evaluasi Kemampuan lahan telah umum dilakukan dan juga telah menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan rencana pemanfaatan lahan. Evaluasi kemampuan lahan dilakukan berdasarkan penilaian parameter-parameter lahan dan tanah yang bersifat potensi dan ancaman bahaya. Ancaman bahaya yang dipertimbangkan dalam penilaian kemampuan lahan adalah erosi, banjir/genangan Tujuan melakukan analisa kemampuan lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ini adalah agar dalam pratikum yang akan dilakukan kita dapat mengetahui kemampuan lahan politani payakumbuh dan menyesuaikan tanaman yang akan dibudidayakan. 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Lokasi penelitian Tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu di kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 13.30-17.00 WIB. 2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut Bor tanah, Ring sampel, Meteran, Klinometer, PH meter, Muncel Soil Chart, Pisau Komando,Palu, Lup, Sekop tanah Botol Semprot, Aplimeter, higro meter, GPS,tanah, dan air.(jurnal Rani) Koresponden: Rancakbana1001@gmail.com,: hp, 085274463290 2.3 Pelaksanaan Pada praktek pemetaan manual kemampuan lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ini, prakteknya

dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 3 orang perkelompok dan ada satu klelompok yang empat orang. Siapkan alat yang akan di gunakan Pada praktek ini, dilakukan pengambilan sampel dengan survei untuk mengevaluasi kemampuan lahan metode deskriptif Tanah yang diamabil yang berada pada lingkungan Politani dengan menggunakan tangan Olah data berdasarkan poin-poin yang sudah diberikan oleh dosen pembimbing 2.4 Hasil Dan Pembahasan Tabel. 1. Pengamantan No Nama Kelompok Nama Penggunaan LP KE E KD TLA TLB P D B O G Kelas Subkelas e e e s s s w w w w s 1 A1 Berumput Rumput I II II I I I I I I I I II II e 2 A2 Jagung 1 Jagung I II II I I I I II I II I II II ew 3 A3 Bawang Jagung I I I I I I I I I I I I I 4 A4 Nilam Nilam I I II II I I I I I I I II II es 5 A5 Jagung 2 Jagung I I I I I I I V I II I V V w 6 A6 Sawit Muda Sawit I I II I I I I I I II I II II ew 7 A7 Ubi Ubi I II III I I I I I I I I III III e 8 A8 9 A9 10 A10 Kebun Kelapa Sawit Kakao,Rumput dan Kelapa I I I I I I I I I I I I I Kopi Kopi I I II I I I I I I I I II II e Kebun Kelapa Sawit Sawit II I I I I I I I I I I II II e Keterangan : o KE : Kepadatan Erosi o E : Erosi o KD : Kedalaman Tanah o TLA : Tekstur Lapisan Atas o TLB : Tekstur Lapisan Bawah o D : Drainase o P : Permeabilitas o B : Kerikil/Batu o O : Ancaman Banjir o G : Salinitas

Lereng Permukaan o A = 0 Sampai 3% (Datar) o B = 3 Samapai 8 % (Landai Atau Berombak) o C = 8 Sampai 16 % ( Agak Miring Atau Bergelombang ) o D = 15 Sampai 30 % (Miring Atau Berbukit ) o E = > 30 Sampai 45 % ( Agak Curam Atau Bergunung ) o F = > 45 % Samapi 65 % ( Curam ) o G = > 65 % (Sangat Curam ) Kepekaan Erosi o KE1 = 0,00 Sampai 0,10 ( Sangat Rendah ) o KE2 = 0,11 Sampai 0,20 ( Rendah ) o KE3 = 0,21 Sampai 0,32 ( Sedang ) o KE4 = 0,33 Samapi 0,43 ( Agak Tinggi ) o KE5 = 0,44 Sampai 0,55 ( Tinggi ) o Ke6 = 0,56 Sampai 0,64 (Sangat Tinggi ) Kerusakan Erosi o E0 = Tidak Ada Erosi o E1 = Ringan Kurang Dari 25 % Lapisan Atas Hilang o E2 = Sedang 25 Sampai 75 % Lapisan Atas Hilang o E3 = Agak Berat, Lebih Dari 75 % Lapisan Atas Hilang o E4 = Berat, Lebih Dari 25 % Lapisan Bawah Hilang o E5 = Sangat Berat, Erosi Parit Kedalaman Tanah o K0 = Lebih Dari 90 Cm ( Dalam ) o K1 = 90 Samapi 50 Cm ( Sedang ) o K2 = 50 Sampai 25 Cm ( Dangkal ) o K3 = Kurang Dari25 Cm ( Sangat Dangkal ) Tekstur Tanah o D1 = Agak Baik o D2 = Agak Buruk o D3 = Buruk o D4 = Sangat Buruk Permeabilitas o P1 = Lambat Kurang Dari 0,5 Cm/Jam o P2 = Agak Lambat 0,5-0,2 Cm/Jam o P3 = Sedang 2,0-6,25 Cm/Jam o P4 = Agak Cepat 6,25-12,5 Cm/Jam o P5 = Cepat Lebih Dari 12,5 Cm/Jam Drainase o D0 = Berlebihan o D1 = Baik o D2 = Agak Baik o D3 = Agak Buruk o D4 = Buruk o D5 = Sangat Buruk Kerikil/ Batuan o B0 = Tidak Ada Atau Sedikit o B1 = Sedang o B2 = Banyak o B3 = Sangat Banyak Ancaman Banjir (O) o O0 = Tidak Pernah o O1 = Kadang-Kadang o O2 = Selama 1 Bulan Dalam Setahun Secara Teratur o O3 = Selama 2 Bulan Dalam Setahun Secara Teratur, Dilanda Banjir Lebih Dari 24 Jam o O4 = Selama 6 Bulan Banjir Secara Teratur Yang Lamanya Lebih Dari 24 Jam o Salinitas ( G ) o G0 = bebas o G1 = terpengaruh sedikit o G2 = terpengaruh hebat Dari hasil yang didapat kemampuan lahan Politani Pertanian Negeri Payakumbuh yang diambil sampelnya yaitu pada lahan jagung manis 1, jagung manis 2, bawang, kelapa sawit, kelapa,kopi, nilam, sawit muda dan lahan ubi. Dari sampel ini kemampuan lahan Politani berada pada kelas I,II,III dan V. Dianatara kelas lahan Politani, yang terletak pada kelas II lebih banyak dibandingkan yang lainnya. Yang terletak pada kelas II yaitu lahan berumput, jagung 1, nilam, sawit muda, kopi dan kelapa sawit. Untuk kelas I yaitu bawang dan kelapa sawit. Kelas III yaitu ubi dan kelas V yaitu Jagung 2. Dari hasil ini untuk kelapa sawit, kopi, dan nilam saya kurang setuju berada pada kelas II karena tanaman ini merupakan tanaman perkembunan yang seharusnya terletak pada kelas IV-VI. Sedangkan pada kelas II tanaman yang seharusnya tanaman semusim seperti sayuran-sayuran, buah-buahan dan tanaman pangan. Kemampuan lahan ditentukan oleh karakteristik lahan sebagai faktor potensi dan pembatas kelas kemampuan lahan. Karakteristik lahan tersebut meliputi : kemiringan lereng, jeluk tanah ( soil depth), tingkat erosi, tekstur tanah, permeabilitas, bahan kasar ( stoniness and rock out crop), drainase, banjir dan salinitas. Menurut USDA (dalam Arsyad, 1989) kelas kemampuan lahan dibedakan menjadi 8 kelas. Kelas I, II, III, dan IV termasuk lahan yang dapat diolah atau digarap untuk tanaman semusim (arable land), Kelas V, VI, VII, VIII termasuk lahan yang tidak dapat digarap (unarable land). Tingkat kecocokan pola penggunaan lahan dinamakan kelas kemampuan lahan. Berdasarkan kelas kemempuannya, lahan

Teti S,/ Jurnal Nasional Ecopedon Vol.3 No.1 (2015)1-4 dikelompokkan dalam delapan kelas. kelas I sampai IV merupakan lahan yang sesuai dengan usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Ketidaksesuaian ini terjadi karena biaya pengolahannya lebih tinggi dibandingkan hasil yang bisa dicapai. Kelas I, Merupakan lahan dengan ciri tanah datar, butiran tanah agak halus, mudah diolah, sangat responsif terhadap pemupukan dan memiliki sistem pengairan air yang baik. Tanah kelas I sesuai untuk semua jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah. Untuk meningkatkan kesuburannya dapat dilakukan pemupukan. Kelas II, merupakan lahan dengan ciri lereng landai, butiran tanahnya halus sampai agak kasar. Tanah kelas II agak peka terhadap erosi. Tanah ini sesuai untuk usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang ringan, seperti pengolahan tanah berdasarkan garis ketinggian dan penggunaan pupuk hijau. Kelas III, Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak di daerah yang agak miring dengan sistem pengairan air yang kurang baik. Tanah kelas III sesuai untuk segala jenis usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang khusus seperti pembuatan terasering, pergiliran tanaman dan sistem penanaman berjalur. Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlu pemupukan. Kelas IV, Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang miring sekitar 12-30 % dengan sistem pengairan yang buruk. Tanah kelas IV ini masih dapat dijadikan lahan pertanian dengan tingkatan pengawetan tanah yang lebih khusus dan lebih berat. Kelas V, Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang datar atau agak cekung, namun permukaannya banyak mengandung batu dan tanah liat. Karena terdapat di daerah yang cekung tanah ini seringkali tergenag air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi. Tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau hutan lindung. Kelas VI, Merupakan lahan dengan ciri ketebalan tanahnya tipis dan terletak di daerah yang agak curam dengan kemiringan lahan sekitar 30-45 %. kelas VI ini mudah sekali tererosi, sehingga lahan ini lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau hutan lindung. Kelas VII, Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang sangat curam dengan kemiringan antara 45-65 % dan tanahnya sudah mengalami erosi berat. Tanah ini sama sekali tidak sesuai untuk dijadikan lahan pertanian, namun lebih sesuai ditanami tanaman tahunan (tanaman keras). Kelas VIII, Merupakan lahan dengan ciri terletak di daerah dengan kemiringan di atas 65 %, butiran tanah kasar dan mudah lepas dari induknya. Tanah ini sangat rawan terhadap kerusakan, karena itu lahan kelas VIII harus dibiarkan secara alamiah tanpa campur tangan manusia atau dibuat cagar alam. Menurut pendapat saya kemampuan lahan Politani cukup bagus untuk ditanami tanaman karena dilihat dari kelas kemampuan lahanya cukup memadai untuk berbudidaya tanaman. Metode deskriptif merupakan salah satu metode yang digunakan untuk penentuan kemampuan lahan yaitu menjabarkan kemampuan lahan berdasarkan nilai kemampuan lahan tersebut. 3. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan diatas dapat disimpulakn bahwa lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh berdasarkan pemetaan manual metode deskriptif lahan berada pada kelas I,II,III dan V. dan lahan ini cukup bagus untuk ditanami tanaman. 4. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini dengan judul Pemetaan Manual Kemampuan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Dengan Metode Deskriptif. Penulis juga mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Afrizal,PH.D dan Teman-teman MAPERTA semester VI yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan jurnal ini dengan baik dan lancar. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Afrizal. 2014. Kesesuaian.Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. [2] Djaenudin. 2003. http://wordpress.com-literatur-klasifikasikemampuan-dan-kesesuaian-lahan. (10 april 2015). [3] Murtianto, H. 2012. Evaluasi Kemampuan. Pdf. (10 April 2015)