APLIKASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH APPLICATION OF JAJAR LEGOWO PLANTING SYSTEM TO INCREASE PADDY YIELD

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

KERAGAAN TANAMAN PADI BERDASARKAN POSISI TANAMAN TERHADAP KOMPONEN HASIL PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 ABSTRAK

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30 Pada Sistem Tanam Berbeda dan Pemberian Macam Dosis Pupuk Anorganik

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENGARUH SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH VARIETAS IR-66 DI SUMATERA BARAT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PENGARUH SISTEM TANAM LEGOWO DAN KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI. Abstrak

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH PADA SISTEM JAJAR LEGOWO. Growth and Yield of Two Varieties of Wetland Rice with Jajar Legowo System

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

Kata kunci : sistem tanam, produktivitas dan padi sawah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci: Padi, Varietas Inpari 13, Pupuk, Jajar Legowo

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok Km 40 Sukarami, Telp ; Fax ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DI PESAWARAN DAN LAMPUNG SELATAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Oryza sativa L.) Melalui Penerapan Beberapa Jarak Tanam dan Sistem Tanam

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT

KERAGAMAN AGRONOMIS BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

APLIKASI PUPUK NPK DAN UREA PADA PADI (Oryza sativa L.) SISTEM RATUN. THE APPLICATION OF NPK AND UREA ON PADDY (Oryza sativa L.

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

KAJIAN PUPUK MAJEMUK NPK (30-6-8) DAN PUPUK ORGANIK KUJANG PADA PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 DI DAERAH PENGAIRAN SETENGAH TEKNIS DI PURWAKARTA

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KERAGAAN PRODUKSI DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SL PTT DI KABUPATEN KUANSING

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

KERAGAAN KOMPONEN HASIL DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI SISTEM TANAM

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KERAGAAN 12 VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH) DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KEC

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

Transkripsi:

Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 285-291 ISSN 1411-0172 APLIKASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH APPLICATION OF JAJAR LEGOWO PLANTING SYSTEM TO INCREASE PADDY YIELD ABSTRACT Kiki Kusyaeri Hamdani dan Sri Murtiani 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Some efforts have been implemented by government in order to increase national paddy production. In the other side, farmers are often confronted with difficulties in application of various technologies in their farming system and hence the yields never meet optimum quantity. Jajar legowo planting system is a modified paddy planting techniques which is applied to optimize yield by arranging its planting distance so that every paddy clump receive wider growing space and optimum sunlight. Aim of research was to determine effect of jajar legowo planting system to increment of paddy yield. Research plots were located at Cigadog countryside, Cisalak, Subang in April up to July 2013. Research was designed by using Randomized Complete Block Design with four treatment, those were jajar legowo planting system 2:1, 4:1, 5:1, and tegel planting system. Each treatment consisted from six replications. Data collected by measurement and observation of growth variable and yield component, while data analysis were performed using analysis of variance followed by Duncan,s Multiple Range Test at level five percent. Result: jajar legowo planting system 2:1 yielded 6.08 ton per ha and was best treatment giving highest yield. Key-words: production, paddy, legowo. ABSTRAK Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi padi pada skala nasional. Di sisi lain, petani sering dihadapkan pada berbagai kendala teknologi dalam usaha pertaniannya sehingga produksinya tidak optimal. Sistem tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas padi melalui pengaturan populasi agar tanaman mendapatkan ruang tumbuh dan sinar matahari yang optimum. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi sistem tanam jajar legowo terhadap peningkatan produksi padi sawah. Pengkajian dilaksanakan di Desa Cigadog, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang pada April hingga Juli 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok empat perlakuan dan enam ulangan, berturut-turut adalah: sistem tanam jajar legowo 2:1, 4:1, 5:1, dan sistem tanam tegel. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dan pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf lima persen. Hasil: sistem tanam jajar legowo 2:1 mendapatkan hasil tertinggi dibandingkan dengan menggunakan sistem tanam lainnya, yaitu 6.08 ton per ha. Kata kunci: produksi, padi, legowo. 1 Alamat penulis untuk korespondensi: Kiki Kusyaeri Hamdani dan Sri Murtiani. BPTP Jawa Barat. Jln. Kayuambon No.80 Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat 40391. HP: 081321366424. e-mail: kusyaeri_fuji@yahoo.co.id

286 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 285-291 PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, 1,38 persen setiap tahun. Jika kebutuhan beras per kapita 139 kg, maka tahun 2035 Indonesia harus menghasilkan padi 84 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) untuk mencukupi kebutuhan beras nasional (Bapenas 2013). Meningkatkan produksi padi merupakan upaya yang terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Cara meningkatkan produksi padi dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu meningkatkan produktivitas tanaman, menambah areal luas tanam atau panen, dan menambah intensitas tanam. Meningkatkan produktivitas tanaman menjadi alternatif peningkatan produksi seiring dengan terus berkurangnya luas areal tanam akibat konversi lahan. Di sisi lain, petani sebagai produsen sering dihadapkan pada berbagai kendala teknologi dalam usaha pertaniannya sehingga produksinya tidak optimal. Keberhasilan peningkatan produksi padi lebih banyak disumbang oleh peningkatan produktivitas, sekitar 56,1 persen dibandingkan dengan peningkatan luas panen, sekitar 26,3 persen. Interaksi produktivitas dan luas panen memberikan kontribusi 17,5 persen (Sembiring 2008). Saat ini, berbagai inovasi teknologi telah banyak dihasilkan dan diterapkan dalam budidaya padi sawah, diantaranya komponen teknologi melalui pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) padi sawah. Salah satu komponen dasar dalam PTT yang dapat menjadi penentu dalam meningkatkan hasil panen adalah pengaturan populasi tanaman. Pengaturan populasi antara lain dapat dilakukan melalui pengaturan jarak tanam dan sistem tanam jajar legowo. Cara budidaya melalui jarak tanam dan pengaturan populasi tanaman merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, selain faktor seperti genetika, varietas, pemupukan, dan lain-lain. Sistem tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas padi melalui pengaturan populasi sehingga tanaman mendapat ruang tumbuh dan sinar matahari optimum. Sistem ini merupakan pola bertanam selang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong (Abdulrachman, 2012). Prinsipnya, lokasi tanaman dimanipulasi sehingga seolah-olah yang menjadi tanaman pinggir lebih banyak. Selain untuk meningkatkan populasi tanaman, sistem ini dapat mempermudah pemeliharaan tanaman dan cukup efektif mengurangi serangan hama tikus, keong mas, dan keracunan besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi sistem tanam jajar legowo terhadap peningkatan produksi padi sawah. BAHAN DAN METODE Pengkajian dilakukan pada bulan April hingga Juli 2013 di lahan petani, Desa Cigadog, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Bahan yang digunakan adalah Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), caplak, pupuk organik Petroganik, pupuk NPK Phonska, pupuk urea, dan lain-lain. Pengkajian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan enam ulangan, yaitu sistem tanam jajar legowo 2:1; sistem

Aplikasi Sistem Tanam (Kiki Kusyaeri Hamdani dan Sri Murtiani) 287 tanam jajar legowo 4:1; sistem tanam jajar legowo 5:1; dan sistem tanam tegel. Sistem tanam jajar legowo 2:1 adalah cara tanam yang memiliki dua barisan kemudian diselingi oleh satu barisan kosong, di sini setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antarbarisan. (Gambar 1). Sistem tanam jajar legowo 4:1 adalah cara tanam yang memiliki empat barisan kemudian diselingi oleh satu barisan kosong, di sini setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antarbarisan (Gambar 3). Sistem tanam jajar legowo 5:1 adalah cara tanam yang memiliki lima barisan kemudian diselingi oleh satu barisan kosong, di sini setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antarbarisan (Gambar 3). Sistem tanam tegel adalah sistem tanam dengan pola seperti ubin yang biasa dilakukan oleh petani (Gambar 4). Pengkajian dilakukan di lahan petani pada areal tiga ha. Komponen inovasi teknologi budidaya padi sawah yang diterapkan untuk semua perlakuan adalah melalui pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) yang meliputi penggunaan benih bermutu dan berlabel, penggunaan varietas unggul baru (Inpari 13), pengolahan tanah, penggunaan bahan organik, penanaman dengan umur bibit < 21 hari dan jumlah bibit satu hingga tiga batang per lubang, pengaturan populasi tanaman melalui penerapan sistem tanam legowo, pemupukan spesifik lokasi berdasarkan PUTS, yaitu suatu alat untuk analisis kadar hara tanah (N, P, dan K) secara langsung di lapangan dengan metode kolorimetri (pewarnaan), pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT, pengairan secara berselang (intermitten), panen tepat waktu, dan perontokkan sesegera mungkin. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dan pengamatan terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan pada umur 35, 60, dan 85 HST, panjang malai, jumlah gabah isi dan gabah hampa, bobot 1000 butir, dan hasil gabah kering panen (GKP). Tanaman sampel yang diambil dari setiap perlakuan dalam satu ulangan adalah sebanyak 25 rumpun yang diambil pada lima titik secara diagonal. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf lima persen. 15 cm 60 cm 30 cm 60 cm 30 cm 15 cm Gambar 1. Sistem tanam jajar legowo 2 : 1 Gambar 2. Sistem tanam jajar legowo 4 : 1

288 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 285-291 V V V V V V V V V V V V V V 15 cm V V V V V V V V V V V V V V 30 cm 60 cm 30 cm 30 cm Gambar 3. Sistem tanam jajar legowo 5 : 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis yang dilakukan di lokasi penelitian dengan menggunakan PUTS sebelum percobaan menunjukkan bahwa tanah memiliki kandungan N sangat tinggi, P 2 O 5 sedang, dan K 2 O sedang. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka rekomendasi dosis pupuk (anorganik majemuk) yang diberikan menurut buku petunjuk penggunaan PUTS V.01 yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Tanah adalah pupuk NPK phonska sebanyak 200 kg per ha dan pupuk urea sebanyak 180 kg/ha (Balittan 2005). Hasil analisis rata-rata tinggi tanaman pada umur 35 hari setelah tanam (Tabel 1) menunjukkan perbedaan yang nyata antara perlakuan sistem tanam jajar legowo 5:1 dan perlakuan sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1 namun tidak berbeda nyata dengan sistem tegel. Pada umur 60 HST dan 85 HST, sistem tanam jajar legowo 5:1 memiliki rata-rata tinggi tanaman lebih tinggi tetapi tidak berbeda Gambar 4. Sistem tanam tegel nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi tanaman yang cenderung lebih tinggi berpengaruh terhadap rata-rata jumlah anakan yang lebih banyak pada sistem tanam jajar legowo 5 : 1 (Tabel 1) walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya. Kecenderungan tersebut mengindikasikan adanya pengaruh kerapatan tanaman pada baris pinggir di dalam barisan legowo pada sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dan 4 : 1 sehingga terjadi persaingan di antara tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh tanaman. Tanaman umumnya akan tumbuh tidak optimal akibat adanya persaingan antarindividu tanaman dalam jarak tanam rapat. Semakin bertambahnya umur tanaman, pengaruh semua perlakuan sistem tanam tersebut tidak terlihat karena pertumbuhan tanaman sudah tinggi dan jumlah anakan sudah bertambah. Keadaan lingkungan yang menguntungkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah anakan yang maksimal.

Aplikasi Sistem Tanam (Kiki Kusyaeri Hamdani dan Sri Murtiani) 289 Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan (Rumpun) 35 HST 60 HST 85 HST 35 HST 60 HST 85 HST Legowo 2 : 1 73.22 a 106.11 a 107.83 a 22.11 a 23.22 a 18.11 a Legowo 4 : 1 72.45 a 104.50 a 107.22 a 21.72 a 25.22 a 19.06 a Legowo 5 : 1 78.75 b 107.25 a 111.25 a 24.08 a 26.17 a 19.17 a Tegel 74.83 ab 105.67 a 109.75 a 22.08 a 25.17 a 19.00 a Keterangan : angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan 5 persen Tabel 2. Rata-rata panjang malai, jumlah gabah isi dan gabah hampa, persentase gabah isi, bobot 1000 butir, dan hasil Perlakuan Panjang malai (cm) Jumlah gabah (butir/malai) Gabah hampa/ malai Gabah isi/malai % Gabah isi Bobot 1000 butir (gr) Hasil (ton GKP/ ha) Legowo 2 : 1 24.97 a 115.99 a 54.24 a 68.14 b 26.68 a 6.08 b Legowo 4 : 1 24.83 a 109.63 a 53.27 a 67.30 a 26.50 a 5.22 a Legowo 5 : 1 23.83 a 107.33 a 58.67 a 64.66 a 26.55 a 5.11 a Tegel 23.92 a 108.83 a 58.67 a 64.98 a 26.18 a 5.16 a Keterangan : angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan 5% Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem tanam jajar legowo 2 : 1 memiliki malai lebih panjang, jumlah gabah isi lebih banyak, dan bobot 1000 butir lebih berat walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (Tabel 2). Jika dilihat dari perbandingan antara jumlah gabah isi dengan jumlah gabah secara keseluruhan, sistem tanam jajar legowo 2 : 1 menghasilkan persentase gabah isi lebih besar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh yaitu sebesar 6,08 ton GKP dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sistem tanam jajar legowo 5 : 1 yang menghasilkan rata-rata jumlah anakan cenderung lebih banyak (Tabel 1) ternyata berbanding terbalik dengan jumlah dan persentase gabah isi yang memiliki nilai lebih rendah (Tabel 2). Rendahnya jumlah dan persentase gabah isi tersebut menyebabkan produktivitas yang dihasilkan juga rendah. Kecenderungan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh persaingan diantara anakan yang berdampak terhadap tidak optimalnya pembentukan gabah. Pada sistem tanam jajar legowo 2 : 1, walaupun cenderung memiliki jumlah anakan yang lebih rendah tetapi menghasilkan jumlah dan persentase gabah isi lebih besar. Sistem tanam jajar legowo pada prinsipnya memberikan kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman pinggir (border effect) dan pada umumnya tanaman pinggir

290 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 285-291 menunjukkan hasil lebih tinggi daripada tanaman yang ada di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik karena persaingan antarbarisan dapat dikurangi. Walaupun jarak tanam antarbarisan lebih rapat, lorong pada sistem tanam jajar legowo 2 : 1 jumlahnya paling banyak (seolah-olah semua tanaman berposisi sebagai tanaman pinggir) sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi tersebut memberikan peluang intensitas sinar matahari yang sampai ke permukaan daun lebih banyak sehingga mampu berfotosintesis secara optimal terutama pada bagian pinggir lorong. Semakin banyak energi cahaya matahari yang dikonversi dalam proses fotosintesis akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan anakan dengan jumlah gabah lebih banyak (Anggraini 2013). Efek samping tersebut menjadikan tanaman mampu memanfaatkan faktor-faktor tumbuh yang tersedia seperti cahaya matahari, air, dan CO 2 dengan lebih baik untuk pertumbuhan dan pembentukan hasil karena kompetisi yang terjadi relatif kecil. Dengan meningkatnya intensitas sinar matahari yang diterima tanaman, secara fisiologi laju serapan hara oleh akar tanaman juga cenderung meningkat (Fagi 1989). Artinya per tanaman pada sistem tanam jajar legowo 2 : 1 mampu mengoptimalkan pembentukan dan pengisian gabah melalui intensitas sinar matahari yang diterima. Walaupun memiliki jumlah anakan produktif tinggi tetapi tidak diikuti dengan persentase gabah isi yang tinggi maka hasil yang dicapai akan rendah (Hanarida 1990). Jumlah gabah per malai berkorelasi positif dengan jumlah gabah isi dan produksi artinya semakin tinggi jumlah gabah per malai maka semakin tinggi peluang varietas tersebut dapat menghasilkan produksi selama jumlah gabah hampa tidak tinggi (Lestari 2007). Berdasarkan hasil yang didapat (Tabel 2), sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dapat meningkatkan hasil sekitar 17,83 persen jika dibandingkan dengan sistem tanam tegel. Hasil penelitian di Sukamandi, Kabupaten Subang pada Musim Kemarau 2008 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan produktivitas beberapa varietas unggul padi dengan perlakuan sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dibandingkan dengan sistem tegel, yaitu sekitar 2,44 hingga 11,27 persen (BB Padi 2009). Sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dapat meningkatkan hasil gabah kering panen sekitar 14,36 persen dibandingkan dengan perlakuan sistem tanam legowo cara petani 12 : 1 (Ariwibawa 2012). Menurut Suparwoto (2010), pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) padi sistem tanam legowo merupakan terobosan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi sebesar 25,7 hingga 26,9 persen per hektar dibandingkan dengan sistem tanam tegel biasa di lahan rawa lebak dan lahan sawah irigasi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian aplikasi sistem tanam jajar legowo di Desa Cigadog, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang tampak bahwa sistem tanam jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil tertinggi dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi dibandingkan dengan menggunakan sistem tanam tegel. UNGKAPAN TERIMA KASIH

Aplikasi Sistem Tanam (Kiki Kusyaeri Hamdani dan Sri Murtiani) 291 Kami mengucapkan terima kasih kepada U. Suarsa (Ketua Kelompok Tani Sekar Mukti), Ali Nurdin (Teknisi Lapangan), dan Kurniatin (PPL BP3K Cisalak) atas partisipasi dan kerjasamanya terhadap kegiatan penelitian yang dilaksanakan di Desa Cigadog, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang. DAFTAR PUSTAKA Abdulrachman S., A. Nurwulan, G. Indra, dan J.M. Made, 2012. Sistem Tanam Legowo. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Anggraini, F., A. Suryanto, dan N. Aini, 2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Jurnal Produksi Tanaman 5 (1): 52-60. Fakultas Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya. Aribawa. 2012. Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah. Prosiding Kedaulatan Pangan dan Energi. Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo, Madura. Balittan, 2005. Buku Petunjuk Perangkat Uji Tanah Sawah V.01. Bogor: Balai Penelitian Tanah. Bappenas, 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. BB Padi, 2009. Cara Tanam Jajar Legowo. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Fagi, A.M. and S.K. De Datta, 1989. Environmental factors affecting nitrogen efficiency in flooded tropical rice. Journal of Fertilizer Research. 2:52-67. Hanarida, I.S., I. Sahi dan M. Diredja, 1990. Penampilan Galur Harapan Padi Gogo. Dalam: Nurbaeti N., K. Permadi, dan I. K. Sukanata. Pengujian Varietas Padi Hibrida di Lahan Sawah Intensif Kabupaten Sumedang. Jurnal Agrijati. 15 (1): 82-87. Lestari, A.P. dan Y. Nugraha. 2007. Keragaan Genetik Hasil dan Kompone Hasil Galur-Galur Padi Hasil Kulturanter. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 25(1): 8-13. Sembiring. H., 2008. Kebijakan Penelitian dan Rangkuman Hasil Penelitian BB Padi dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional. Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menunjang P2BN. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Suparwoto. 2010. Penerapan Sistem Tanam Legowo Pada Usahatani Padi Untuk Meningkatkan Produksi dan Pendapatan Petani. Jurnal Pembangunan Manusia. 4 (10): 60-67. Balai Penelitian dan Pengembangan dan Inovasi Daerah, Sumatera Selatan.