Bibit sapi Bali SNI 7355:2008

dokumen-dokumen yang mirip
Bibit sapi peranakan Ongole (PO)

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Bibit sapi potong - Bagian 4 : Bali

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Bibit kerbau - Bagian 1: Lumpur

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELUARAN BIBIT SAPI BALI SENTRA TERNAK SOBANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

Bibit sapi perah holstein indonesia

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

Semen beku Bagian 1: Sapi

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Bibit niaga (final stock) itik Alabio meri umur sehari

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

PERSYARATAN MUTU BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK HASIL PRODUKSI DI DALAM NEGERI. No Nomor SNI Jenis Benih dan/atau Bibit Ternak

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

MODEL PEMBIBITAN SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari meri umur sehari

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari dara

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN MUTU GENETIK SAPI BALI DI BALI

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna,

Perpustakaan perguruan tinggi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

Trijaya Gane Putra ABSTRACT

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

Semen beku Bagian 1: Sapi

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Pupuk kalium klorida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Identifikasi Fenotipik Sapi Hitam- Peranakan Angus di Kabupaten Sragen

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

Model Rekording dan Pengolahan Data untuk Program Seleksi Sapi Bali

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGUNG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Bibit sapi Bali ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Persyaratan mutu... 1 4 Cara pengukuran... 3 Bibliografi... 4 Tabel 1 Persyaratan kuantitatif bibit sapi Bali betina... 2 Tabel 2 Persyaratan kuantitatif bibit sapi Bali jantan... 2 Tabel 3 Penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen... 3 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) bibit sapi Bali disiapkan oleh Panitia Teknis 67-03 Peternakan dan Produk Peternakan. SNI ini telah dibahas pada rapat teknis dan rapat konsensus di Jakarta pada tanggal 7 November 2006. Hadir dalam rapat konsensus tersebut anggota Panitia Teknis dan pihak terkait lainnya. Standar ini telah melalui tahapan jajak pendapat pada tanggal 23 Juli 2007 sampai dengan 23 Oktober 2007 dan langsung disetujui menjadi RASNI. Standar ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu (quality assurance). ii

Pendahuluan Sapi Bali merupakan salah satu bangsa sapi potong asli Indonesia yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging. Keberhasilan pengembangan sapi Bali dipengarungi oleh kualitas ternak bibitnya. Oleh sebab itu standar bibit sapi Bali perlu ditetapkan sebagai acuan bagi peternak dalam upaya mengembangkan sapi Bali baik kualitas maupun kuantitasnya. Bibit sapi Bali dapat diklasifikasikan atas bibit dasar (/foundation stock = FS), bibit induk (breeding stock = BS) dan bibit sebar (comersial stock = CS). iii

1 Ruang lingkup Bibit sapi Bali Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran bibit sapi Bali. Standar ini hanya berlaku terbatas untuk bibit sebar. 2 Istilah dan definisi 2.1 bibit sapi Bali sapi potong bibit yang memenuhi persyaratan klasifikasi, spesifikasi dan persyaratan mutu tertentu yang dibudidayakan untuk bibit dan memiliki daya produksi dan reproduksi yang baik 2.2 petugas berwenang dokter hewan pemerintah yang diberi kewenangan oleh gubernur/bupati/walikota untuk melaksanakan tindakan kesehatan hewan dan menerbitkan surat keterangan kesehatan hewan 2.3 bibit dasar (foundation stock = FS) bibit hasil dari suatu proses pemuliaan dengan spesifikasi bibit yang mempunyai silsilah dan telah melalui uji performans dan uji zuriat 2.4 bibit induk (breeding stock = BS) bibit yang mempunyai silsilah untuk menghasilkan bibit sebar 2.5 bibit sebar(comersial stock = CS) bibit untuk digunakan dalam proses produksi 3 Persyaratan mutu 3.1 Persyaratan umum 3.1.1 Berasal dari pembibitan yang sesuai dengan pedoman pembibitan sapi potong yang baik. 3.1.2 Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh petugas berwenang. 3.1.3 Bebas dari segala cacat fisik. 3.1.4 Bebas cacat alat reproduksi, tidak memiliki ambing abnormal dan tidak menunjukkan gejala kemajiran. 1 dari 4

3.1.5 Bebas dari cacat alat kelamin, memiliki libido yang baik, memiliki kualitas dan kuantitas semen yang baik, serta tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat secara genetik. 3.2 Persyaratan khusus 3.2.1 Persyaratan kualitatif 3.2.1.1 Persyaratan kualitatif bibit sapi Bali betina a) warna bulu merah, lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam dan ada garis belut warna hitam pada punggung, b) tanduk pendek dan kecil, c) bentuk kepala panjang dan sempit serta leher ramping. 3.2.1.2 Persyaratan kualitatif bibit sapi Bali jantan a) warna bulu hitam, lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam, b) tanduk tumbuh baik dan berwarna hitam, c) bentuk kepala lebar dengan leher kompak dan kuat. 3.2.2 Persyaratan kuantitatif Persyaratan kuantitatif bibit sapi Bali dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. No Umur (bulan) 1 18 - <24 2 > 24 No Umur (bulan) 1 24 - <36 2 > 36 Tabel 1 - Persyaratan kuantitatif bibit sapi Bali betina Satuan dalam cm Parameter Kelas I Kelas II Kelas III Lingkar dada minimum 138 130 125 Tinggi pundak minimum 105 99 93 Panjang badan minimum 107 101 95 Lingkar dada minimum 147 135 130 Tinggi pundak minimum 109 103 97 Panjang badan minimum 113 107 101 Tabel 2 - Persyaratan kuantitatif bibit sapi Bali jantan Satuan dalam cm Parameter Kelas I Kelas II Kelas III Lingkar dada minimum 176 162 155 Tinggi pundak minimum 119 113 107 Panjang badan minimum 124 117 110 Lingkar dada minimum 189 173 167 Tinggi pundak minimum 127 121 115 Panjang badan minimum 132 125 118 2 dari 4

4 Cara pengukuran 4.1 Umur Dilakukan melalui dua cara yaitu berdasarkan catatan kelahiran atau berdasarkan pergantian gigi seri permanen. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen seperti terlihat pada tabel 3. 4.2 Lingkar dada Tabel 3 - Penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen No Istilah Gigi seri permanen Taksiran umur (tahun) 1 Po-el 1 1 pasang 1 ½ - 2 2 Po-el 2 2 pasang Di atas 2-3 3 Po-el 3 3 pasang Di atas 3-3 ½ Dilakukan dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada dibelakang bahu yang dinyatakan dengan cm. 4.3 Tinggi pundak Dilakukan dengan mengukur jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak gumba di belakang punuk, menggunakan alat ukur yang sudah ditera dinyatakan dalam cm. 4.4 Panjang badan Dilakukan dengan mengukur jarak dari bongkol bahu/scapula sampai ujung panggul (procesus spinus), dinyatakan dalam cm. 3 dari 4

Bibliografi Ditjenak, 1998. Data Body Size Sapi Bali dan PO dari Berbagai Daerah di Indonesia, tidak diterbitkan. Gunawan, D. Pamungkas dan L. Affandhy. 1998. Sapi Bali, Potensi, Produktivitas dan Nilai Ekonomi. Penerbit Kanisius, Jakarta. IP2TP, Gowa. 2000. Data Pengukuran Bulanan Bobot Badan dan Ukuran-Ukuran Tubuh Sapi Bali dari Lahir sampai Berusia 4 Tahun di Sulawesi Selatan, tidak dipublikasi. Liwa, AM. 1990. Produktivitas Sapi Bali di Sulawesi Selatan. PhD Thesia. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Owens, F.N., P. Dubeski and C.F. Hanson. 1993. Factors that Alter The Growth and Development of Ruminants. Journal Animal. Sci. 71:3138-3150. P3Bali. 2004. Data Recording dari P3Bali sampai dengan tahun 2004. Pane, I. 1991. Produktivitas dan Breeding Sapi Bali. Seminar Nasional Sapi Bali. 2-3 Sep, Fak. Peternakan Univ. Hasanudin. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik. Santoso, D., Y. Subagyo dan P. Suparman. 1988. Proc. Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Jilid 1 : Ruminansia Besar. Puslitbangnak P : 170-174. Snedecor, G.W. and W.G. Cochran. 1967. Statistical Methods 6 th Ed. Oxford and IBH Publishing, Calcutta. Thalib, C. 1988. Pengaruh Bangsa Jantan, Jenis Kelamin dan Musim Terhadap Bobot Lahir dan Lama Kebuntingan Pedet Hasil Persilangan Bos Taurus x Bos Banteng. Proc. Pertemuan Ilmu Ruminansia. Jilid 1: Ruminansia Besar, Puslitbangnak, P : 175-179. Thalib, C., A. R. Siregar dan B. Haryanto. 2000. Data Bobot Badan Sapi Bali Dara dan Induk di IP2TP, Gowa, Sulsel. Tidak diterbitkan. 4 dari 4

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id