MENEJEMEN MEDIA DAN NUTRISI PADA PRODUKSI BIBIT/TANAMAN DALAM WADAH

dokumen-dokumen yang mirip
BUDIDAYA TANAMAN HIAS RUANGAN (INDOOR ORNAMENTAL PLANT) Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM Semester Gasal 2010/ Desember 2010

PRODUKSI TANAMAN NURSERY

PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH

PENGENDALIAN LINGKUNGAN TUMBUH

ARSITEKTUR PERTAMANAN

HORTIKULTURA LANSEKAP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB 2. KERANGKA TEORITIS

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

II. TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK HORTONOMI DAN BUDIDAYA TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

PEMBIBITAN BUAH PENGELOLAAN PEMBIBITAN KEPEMILIKAN TEMPAT FUNGSI TEMPAT JENIS PRODUK PENGGOLONGAN TEMPAT PEMBIBITAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN A.

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Ilmu Tanah dan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

MENEJEMEN MEDIA DAN NUTRISI UNTUK PRODUKSI BIBIT TANAMAN DI LAPANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap

TANAH. Tanah terdiri atas empat komponen : butir-butir mineral materi organik air udara

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

,Bercocok tanam secara hidroponik menurut sebagian orang hanya sebatas hobi dan ada juga berhidroponik sebagai usaha sampingan berskala kecil.

BAB II HIDROPONIK NFT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih dahulu tanah di halaman 1. Jenisnya, 2. Permukaannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih Fungsi tanah di halaman Aestetica 1. Jenisnya, Teknik 2. Permukaannya.

Mikrobia dan Tanah KULIAH 1 PENDAHULUAN 9/5/2013 BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH TANAH. Tanah merupakan habitat yang sangat heterogen. Penghuninya beragam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Syekhfani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

Transkripsi:

MENEJEMEN MEDIA DAN NUTRISI PADA PRODUKSI BIBIT/TANAMAN DALAM WADAH Bambang B. Santoso Senen, 12 April 2010 Hortikultura

Produksi Bibit dalam Wadah

SUB-POKOK BAHASAN A. Fungsi dan kriteria media B. Campuran media C. Media pot/wadah D. Tambahan bahan kimia E. Perlakuan media

PENDAHULUAN Memproduksi bibit/tanaman dalam wadah/pot, kini merupakan usaha nursery yg menguntungkan. Volume media tanam yg digunakan lebih sedikit, lingkungan akar langsung dipengaruhi medium baik fisik, kimia, dan biologi, ukuran dan bentuk wadah/pot.

PENDAHULUAN Pengelolaan wadah-media yg baik merupakan dasar bagi usaha produksi bibit/tanaman dalam wadah yg baik. Untuk itu diperlukan : Pemahaman fungsi utama dan kriteria dasar media, Memahami sifat kimia dan fisik media (baik tunggal maupun campuran) Mengerti tambahan nutrisi yg diperlukan dan metode pengujian dan pengendalian ketersediaannya Memahami teknik sterilisasi media yg diperlukan

A. FUNGSI DAN KRITERIA MEDIA Fungsi Media Tanam 1. Tempat berdiri tegak tanaman 2. Suplai Nutrisi/Hara 3. Suplai air

1. Tempat berdiri tegak tanaman Cukup kuat memegang tanaman agar tetap tegak (media cukup berat atau diperlukan penyangga) Ada keseimbangan ukuran tanaman dan BD (Bulk Density = Kerapan Massa) media

2. Suplai Nutrisi/Hara Total suplai dibatasi oleh ukuran wadah Oleh karena itu media seharusnya memeliki CEC yg tinggi ph dalam keadaan optimum

Why Does Soil Texture Matter? Determines soil pore space Determines soil drainage Soil Texture Influences nutrient holding capacity (CEC) Determines aeration Affects soil workability HOW?

Kriteria Media Tanam Porositas yg baik akan menyediakan air dan oksigen yg cukup bagi pertumbuhan tanaman. Aerasi yg baik akan memperlancar respirasi dan menjamin pergerakan CO 2 untuk dapat keluar dari media Media yg halus pd wadah yg rendah/dangkal akan semakin baik daya pegang kelembaban, namun aerasi (porositas) jelek Media yg kasar pd wadah dalam/tinggi memiliki aerasi (poeositas) yg lebih baik, namun daya pegang kelembaban lebih rendah.

Why Does Soil Texture Matter? Determines soil pore space Determines soil drainage Soil Texture Influences nutrient holding capacity (CEC) Determines aeration Affects soil workability HOW?

Perbandingan bahan padatan dan porositas dalam mencampur media

Pengaruh buruk media yg dangkal/rendah dpt dihindari dgn menggunakan bahan media kasar seperti pasir, kulit kayu (bark), perlite Bahan media kasar yg cukup dicampur dgn bahan media halus sampai tercapai campuran yg proporsional untuk menciptakan porositas yg baik

B. MEDIA CAMPURAN Memilih media tumbuh/tanam sangat penting dan harus memiliki kapasitas memegang kelembaban (air) yg baik tetapi harus juga pouros dan mudah membuang air berlebihan (draenase). Biasanya, tanah kebun merupakan jenis yg kurang baik akibat memadat karena pengairan sehingga menghalangi perkembangan akar, dan juga mengandung patogen-hama.

Media tanam yg ideal, secara komersial dipersiapkan sbg media tanpa tanah( soilless ). Merupakan campuran dari bahan dasar: sphagnum atau peat moss pasir vermiculite dan/atau perlite kapur Mineral dan nutrisi Bobotnya ringan Relatif mahal

Soil-less Media Definisi: Medium yg digunakan untuk menumbuhkan tanaman dalam wadah/pot yg tidak mengandung tanah Media ini seharusnya (biasanya) berukuran seragam, bebas hama-penyakit, baik dalam draenase dan aerasi, mempertahankan kelembaban, rendah garam-garam terlarut

Soil-less Media Komponen utama Peat Moss Perlite Vermiculite Komponen lain (tambahan) Pasir Rajangan kulit pohon (Bark) Kapur Agen mengikat air (Wetting agents - hydrophilic polymer) Pupuk

Media Tanam

Keuntungan menggunakan soilless media. Media campuran seragam, sehingga tidak bervariasi dlm kesuburan, ph atau tekstur. Campuran steril (tdk terkontaminasi hamapatogen atau biji gulma). Media campuran tanpa tanah berbobot ringan dan mudah dalam penanganan dan pengiriman. Baik dalam mempertahankan kelembaban, draenase dpt dijamin baik melalui pencampuran yg benar dan tepat.

Kerugian menggunakan soilless media Karena bobot yg ringan, wadah yg telah tertanami kadang mudah jatuh akibat angin. Karena kebanyakan media campuran mengandung nutrisi yg rendah, sehingga nutrisi seperti Fe, S, Mn, Zn, Ca sering kekurangan dan perlu ditambahkan. Tanaman yg dipindahtanam dari wadah ke lapang, sering bermasalah. Hal ini terjadi bila campuran media asal wadah tdk dpt tercampur dgn tanah lapangan dan atau krn air dan nutrisi tdk dapat menembus media campuran tsb.

CAMPURAN MEDIA (modifikasi media) Komponen Media Campuran (buatan) a. Komponen anorganik Pasir: daya pegang air rendah, CEC rendah, berat, ukuran beragam. Bahan media stabil dan tdk larut Vermiculite: mineral mika dgn daya pegang air tinggi, CEC baik, penyangga kuat Perlite: batuan vulkanik, stabil dan tdk larut, sangat ringan, tdk ada CEC, bukan penyangga, bukan pengikat nutrisi Lempung Calcined: montmorlillonite yg dibakar, beragregat keras, berat, tahan lama, CEC tinggi Pumice: hancuran batuan vulkanik, daya pegang air rendah, CEC rendah

Modifikasi Media b. Komponen Organik Peatmoss: sphagnum/hypnum yg terdekomposisi (75%) ph rendah, CEC tinggi, daya pegang air tinggi Sisa-sia tanaman: bungkil tanaman, sekam padi, kulit kacangtanah, daun kering. Serat Kulit Kelapa: hancuran serat kulit kelapa. CEC sedang, daya pegang air tinggi, tahan lama, baik untuk media hidroponik. Kulit Kayu atau serbuk gergaji: kemungkinan ada kandungan senyawa phenolic yg toksik bagi tanaman. Perlu dekomposisi.

PEAT PERLITE VERMIKULIT BARK (Kulit Kayu) COIR (Serbuk Serabut Kelapa)

Penggunaan Tanah sbg Media Tanam a. Tanah dgn tekstur yg berat Campuran: 1 bagian lempung-liat 2 bagian bahan organik 2 bagian komponen beragregat kasar b. Tanah dgn tekstur sedang Campuran: 1 bagian geluh debuan 1 bagian bahan organik 1 bagian komponen beragregat kasar c. Tanah dgn tekstur ringan Campuran: 1 bagian lempung berpasir 1 bagian bahan organik

Syarat Media Pot Campuran Syarat fisik Ukuran partikel cocok dgn wadah Kepadatannya mampu memegang tanaman Aerasi dan daya pegang air baik (20-30% udara, 40-50% air) Syarat kimia Tingkat nutrisi rendah s/d sedang Kadar garam dan CEC rendah ph berkisar 5.5-7.5 Syarat biologi Tidak membawa pathogen tanaman Laju dekomposisi rendah Stabil (tahan lama)

Syarat Media Pot Campuran Media tanam campuran sebaiknya menyediakan kondisi yg baik untuk aerasi dan draenasi. Media tanam campuran sebaiknya lebih porous daripada media yg biasa digunakan pada sistim produksi lapang. Tersedia relatif mudah dalam jumlah banyak dan seragam dalam ukuran.

Syarat Media Pot Campuran Cukup ringan sehingga mudah penanganan sat di lapang produksi maupun saat transportasi. Dapat disimpan tanpa terjadi perubahan sifat kimia dan fisik. Tidak mahal.

Media campuran sederhana Media umum, untuk tanaman hias golongan suka keadaan sedang (tidak terlalu kering ataupun basah), seperti kelompok Philodendron, Aglaonema, Dieffenbachia, Anthurium, dan Palm. Pasir+tanah Tanah geluh/lempung Pupuk kandang Pecahan batu bata Lubang draenasi

Media campuran sederhana Campuran media tanaman hias suka keadaan kering, seperti kelompok kaktus, Sanseviera, dan jenis-jenis sukulen lainnya Pasir Pupuk kandang Pecahan batu bata Lubang draenase

Media campuran sederhana Campuran media tanaman hias suka keadaan lembab, seperti Kadaka, sirih belanda, violes, suplir, dan kelompok pakupakuan lainnya Pecahan batu bata, cocomos Tanah geluh/lempung Pupuk kandang Pecahan batu bata Lubang draenase

Media Campuran Komersial The UC Mixes-populer di California Mix A: 100% sand + 0% peat Mix B: 75% sand + 25% peat Mix C: 50% sand + 50% peat Mix D: 25% sand + 75% peat Mix E: 0% sand + 100% peat - Mengandung pupuk dasar - Untuk tanaman nurseri Cornell Mixes (Peat-Lite Mix, Soil-less Mix) Mix A: 1 : 1 sphagnum peat dan vermiculite Mix B: 1 : 1 sphagnum peat dan perlite Foliage Plant Mix : 2 : 1 : 1 phagnum peat, vermiculite, perlite - Mengandung pupuk dasar - Untuk tanaman greenhouse

Media Amended With Compost 100% 75% 50% 25% 0% Compost

Wadah/pot Dilengkapi lobang draenase. Ukuran tanaman disesuaikan dgn ukuran pot. * Jika tanaman tinggi diperlukan pot tinggi. * Jika tanaman pendek diperlukan pot rendah. Keserasian pot dgn tanaman diperlukan utk memberikan kesan indah dan menghias. Kaleng bekas, keranjang bekas, kotak kayu, dsb dapat digunakan sbg pot/wadah.

Pot tanah liat/grabah Pot platik Pot beton Pot logam dsb

D. BAHAN KIMIA TAMBAHAN Bahan tambahan diperlukan utk mengatur ph dan meningkatkan ketersediaan nutrisi. Peat moss dan serbuk kulit kayu biasanya lebih masam sehingga diperlukan bahan tambahan ke media tsb seperti kapur. Tanah organik dan bbrp sphagnum moss dan serbuk kulit kayu bersifat basa, maka diperlukan tambahan sulfur (S) atau besi (Fe) utk menurunkan ph media campuran.

Meningkatkan ph Penambahan kapur (CaCO 3 ) Penambahan kapur Dolomitic (campuran CaCO 3 + MgCO 3 ) Penambahan Gypsum (CaSO 4 )

Menurunkan ph Penambahan tepung Sulfur (S) Penambahan Aluminum sulfate [Al2(SO4)3] Penambahan Iron Sulfate (FeSO4) Jika bentuk larutan, gunakan : Sulfuric Acid Phosphoric Acid Nitric Acid (H2SO4 ----- 2H+ + SO4-2) (H3PO4 ----- 3H+ + PO4-3) (HNO3 ----- H+ + NO3-)

Bahan kimia tambahan lainnya : Mangan sulfat Copper sulfat Zinc sulfat Sodium borate (borax) Sodium molibdat Bahan tsb tidak saja sbg pengatur ph media tanam ttp juga sekaligus sbg hara/nutrisi dan mediator ketersediaan hara/nutrisi lainnya.

E. PERLAKUAN MEDIA Merupakan usaha : Untuk meningkatkan ketersedia nutrisi agar tersedia bagi tanaman. Mengendalikan sumber hama-penyakit terbawa bahan media. Penyimpanan. Pengujian berkala.

Tes Media ph, EC (konduksi listrik), dan nutrisi khusus analisis awal tanaman (jika perlu) Analisis setelah tanam monitor perubahan ph and akumulasi nutrisi Mengatur komposisi pupuk selanjutnya

Penentuan Sampel Aspek yg harus diperhatikan saat menyampel media jumlah sampel konsisten lokasi

Unit Sampel Kumpulkan sampel kecil menjadi sampel kolektif Pd tanaman wadah/pot ambil sampel dari daerah perakaran, minimum 10 tanaman pot Pada tray/plugs/pack sel sampel diambil dari 5-10 tray berbeda, tanaman dikorbankan KONSISTEN dalam menentukan metode sampling

Jika mendiagnosa masalah, sampel diambil dari tanaman yg sehat dan tanaman yg sakit (bergejala), untuk membandingkan hasil.

Menentukan ph dan Garam Terlarut (Metode Ekstraksi Media) Larutan media:air dgn perbandingan 1:2 atau 1:5 Ekstrasi Media Jenuh (Saturated Media Extract = SME) Metode Siram (Pour-through)

Larutan 1:2 atau 1:5 Media dikering anginkan 50-100cc media dicampur dgn 2 atau 5 bagian H 2 O terionisasi Dicampur sampai homogen (15-30 min) Saring dgn kertas saring kasar Tes ph dan EC

Saturated Media Extract Akan lebih baik dimulai dgn metahui kandungan air dan berat media Tambahkan H 2 O terinonisasi (air suling) ke wadah media sampai media jenuh Biarkan selama 30 menit Saring dgn Vacuum Filter kertas saring kasar dan kumpulkan hasil saringan Tes EC dan ph

Pour Through Volume air yg digunakan tergantung wadah (harus dicermati) Kumpulkan (tampung) air siraman yg lolos dari wadah Saring air tsb Tes ph dan EC

Sterilisasi Media Heat treatment penggunaan panas dalam mengendalikan (mematikan) patogen, hama, biji gulma pada media campuran sebelum siap digunakan. Penggunaan uap panas sering diaplikasikan untuk sterilisasi media campuran secara komersil.

Tingkat suhu mematikan dalam 15 menit sterilisasi media tanam campuran

Sterilisasi Media Fumigation Penggunaan bahan kimia (fumigant) yg bila mengenai air (kelembaban-uap) akan berubah membentuk gas/asap yg masih mengandung bahan aktif sterilan. Bahan : Methylbromida Formaldehida Vapam (sodium N-methyl dithiocarbamate Chloropicrin

Penyimpanan Media Jika membuat media campuran sendiri, simpan pd tempat yg kering dgn kelembaban yg tidak berubah-ubah dgn sirkulasi udara yg tetap dan hindari terpaan sinar matahari langsung. Jika media campuran telah mengering, maka akan sulit menyerap kelembaban kembali. Jika dapat kembali lembab, biasanya lumut dan kapang tumbuh Jika menggunakan media campuran pabrik (komersial) biasanya masa kadaluarsa 3 6 bulan (atau lihat label/keterangan).

Pemupukan Tanaman dlm Wadah Pemupukan seharusnya dilakukan berdasarkan jadwal dari setiap fase pertumbuhan tanaman yg sedang tumbuh. Setiap jenis media tanam (tanah) memerlukan pengaturan pemupukan tersendiri Nutrisi (hara) harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman agar mendukung pertumbuhan dan perkembangan yg maksimal.

Pemupukan Tanaman dlm Wadah Tanaman muda (bibit) atau stek yg baru ditanam biasanya dipupuk dgn slow-release fertilizers yg dapat telah tercampur dgn media tanam campuran atau diberikan (ditabur) di permukaan medium tanam setelah penanaman. Pupuk mudah terlarut diberikan setelah akar terbentuk dan sebaiknya diberikan bersamaan dgn pengairan/penyiraman.

Pemupukan Tanaman dlm Wadah Khususnya penanaman pd media soil-less, pemupukan sangat penting. Pemupukan dilakukan 1-2 kali sebulan (pupuk yg dilarutkan). Hindari kelebihan memupuk, menyebabkan garam terlarut meningkat. Tanaman berbunga membutuhkan lebih banyak P. Hindari pemupukan saat musim penghujan lebat.

Contoh tanaman siap jual dan berkualitas

Small-flowered Spreading Petunia NEW Ivory NEW Pink Shades NEW Pink Vein NEW Purple NEW Rose NEW Buzz Mixture NEW Electric Mixture

Shock Wave MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 4

Daftar Pustaka Davidson, H., R. Mecklenburg, C. Peterson. 2000. Nursery Management-Administration and Culture. Prentice Hall. Acquaah, G. 2002. Horticulture Principles and Practices. Second Edition. Pentice Hall, New Jersey. Angelina de los Rosarios López del Castillo. 2006. Media Influence On Post-harvest Container Plant Quality In A Retail Nursery Setting. The Department of Horticulture, B.L.A., Louisiana State University Bahan Kuliah Horticulture Landscape. Short Course In Wageningen University, Netherland, 1997.