ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP)

Kata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Materi ke-8 Rabu, 1 Desember 2010

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PETA KENDALI VARIABEL

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN #11 ANALISIS PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PETA KENDALI VARIABEL

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODOLOGI PE ELITIA

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PADA UNIT PENGANTONGAN SEMEN DI PT SEMEN TONASA

Statistical Process Control

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peta Kendali (Control Chart)

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS. Jurnal. Oleh: M. LUTFI

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAK SESUAIAN PRODUK PADA SAMPLE PRODUK CAT TEMBOK DI PT. PROPAN RAYA I.C.C. SURABAYA

PENERAPAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING DAN ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DALAM PRODUKSI SEMEN PPC (PORTLAND POZZOLLAND CEMENT ) DI PT.

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Teknik Industri HEURISTIC Vol 11 No 1 April ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

CONTROL CHARTS UNTUK DATA ATRIBUT. Lely Riawati, ST., MT

V. HASIL DA PEMBAHASA

Peta Kendali (Control Chart)

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGSAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL

ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PEMBUATAN PINTU MEDIUM BUS TIPE VIERO 050 PADA PT. RAHAYU SANTOSA

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mempertahankan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT

Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process

BAB HI METODE PENELITIAN. Bapak Nugroho Heru Harmanto, yang berlokasi di Klurak Baru RT 05 RW

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE)

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI CV. SINAR BAJA ELECTRIC

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Jurnal Mitra Manajemen (JMM Online)

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK Mochammad Hatta Jurusan Teknik Industri Universitas 45 Surabaya Mochammad_hatta@walla.com Siti Lestariningsih, ST Jurusan Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogjakarta ABSTRAK PT. KATWARA ROTAN adalah perusahaan furniture yang memproduksi berbagai jenis mebel dari rotan dan kayu antara lain sofa, merbana, bosta, rosas dan lain-lain yang berlokasi diboboh, menganti, Gresik. Untuk proses produksinya perusahaan cukup sering menemukan masalah-masalah yang timbul yang tidak sesuai dengan standar yang diinginkan. Dan hal ini mengakibatkan cukup tingginya prosentase cacat saat proses produksi berlangsung. Untuk itu perusahaan memerlukan sistem pengendalian kualitas yang baik untuk mengetahui jumlah kerusakan tiap-tiap divisi dan mengetahui jenis cacat yang sering timbul serta faktor penyebabnya. Berkaitan dengan sistem pengendalian kualitas yang baik, maka diperlukan alat analisis dengan teknik pengendalian kualitas statistikal. Dengan menerapkan pengendalian kualitas dengan menggunakan peta kontrol X dan R untuk pengendalian kualitas pada data variabel dan peta kontrol p untuk data atribut. Dalam menghasilkan potongan panjang komponen Rossas Arm-Chair pada data variabel menunjukkan proses berada dalam pengendalian statistikal, sedangkan pada divisi pembentukkan, perakitan, penganyaman dan finishing, untuk data atribut menunjukkan proses berada dalam pengendalian stastikal. Untuk kemampuan proses pada data variabel yang menunjukkan kemampuan proses < 1,00 adalah komponen panjang (Sup kaki belakang dudukan belakang) dan komponen sup dudukan depan. Sedangkan data atribut yang mengalami jenis cacat pada divisi pembentukkan jenis cacat yang paling besar pada komponen atol mengenai bentukkan kurang sempurna sebesar 16,70 %, divisi perakitan pada komponen rangka rosas yaitu rangka bengkok sebesar 2,062 %,divisi anyaman mengenai anyaman kurang sempurna sebesar 1,649 %, dan divisi finishing jenis cacat pada cat rossas arm chair kurang sempurna sebesar 1,546 %, untuk itu perusahaan sebaiknya memakai peta kontrol X dan R untuk data variabel dan peta kontrol p untuk data atribut. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Jenis Cacat, Peta Kontrol 865

PENDAHULUAN Didalam kalangan industri yang berkembang dewasa ini persaingan industri pada perusahaan rotan semakin bertambah ketat, karena adanya industri lain yang memproduksi serupa. Untuk menghadapi situasi persaingan ini dan bisa menguasai pasar, mutu atau kualitas barang yang dihasilkan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Barang yang dihasilkan atau diproduksi ditekankan konsumen berdasarkan pada pengukuran ataupun penilaian karekteristik-karakteristik tertentu. Kualitas suatu produk sering dikaitkan macam bentuk biaya kerugian selama proses produksi berlangsung. Dimana kerugian-kerugian tersebut karena adanya penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan oleh beberapa macam faktor. PT. Katwara Rotan merupakan salah satu perusahaan rotan yang memproduksi mebel. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis macam diantaranya merbana, sofa, bosta dan lain-lain. Adapun jenis mebel yang sering mendapat job order dari konsumen adalah type Rossas ARM-Chair. Dari hasil pengamatan sementara ini ternyata untuk produk cacat yang dihasilkan dari masing-masing proses produksi tidak pernah dilakukan pencatatan. Apabila terjadi cacat maka produk tersebut segera dikeluarkan dari proses untuk diperbaiki. Di perusahaan proses perhitungan produk cacat yang dihasilkan pada saat pewarnaan dan pengepakan. Adapun data produksi yang berhasil dipenuhi berdasarkan job order yang diterima dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Data Perkembangan Volume Produksi Rossas ARM-Chair Tanggal 1 sampai dengan 13 Januari 2004 Tanggal Jumlah yang diperiksa Jumlah cacat Proporsi 1 Februari 2004 83 2 0,024 2 Februari 2004 88 2 0,0227 4 Februari 2004 84 1 0,012 5 Februari 2004 85 2 0,023 6 Februari 2004 92 3 0,0326 7 Februari 2004 87 2 0,023 8 Februari 2004 86 4 0,0465 9 Februari 2004 85 4 0,047 10 Februari 2004 85 2 0,0235 11 Februari 2004 87 2 0,023 12 Februari 2004 82 3 0,0366 Sumber : PT. Katwara Rotan Melihat keadaan seperti diatas maka perlu kiranya dikembangkan sesuai metode pengendalian kualitas yang sesuai dengan sistem produksi perusahaan serta menyusun faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian (kecacatan) dari masingmasing proses produksi, sehingga perubahan kualitas proses produksi dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan sebelum semuanya terlanjur parah. Adapun jenis cacat yang terjadi pada produk Rossas ARM-Chair adalah sebagai berikut : 1) Cacat Variabel Mengenai panjang pemotongan rotan. 2) Cacat Atribut a. Rotan retak b. Bentuknya kurang sempurna 866

c. Pemakuan screw kurang tepat d. Rangka bengkok e. Anyaman kurang sempurna f. Anyaman putus g. Warna kurang sempurna h. Cat tergores TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kualitas Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh insinyur, bukan pula oleh pemasaran atau manajemen umum. Kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa yang diukur berdasarkan pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam proses yang penuh persaingan (1). Kualitas dapat di definisikan sebagai berikut : Kualitas adalah keseluruhan penggabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan / yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan (1). Kebanyakan pengukuran kualitas oleh pemakai antara lain : - Keterhandalan - Kemampuan layanan (service ability) - Kemudahan pemeliharaan - Penampilan (daya tarik) - Biaya Setiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas tersebut meliputi berbagai jenis : 1. Fisik - Panjang, berat, diameter dan lain-lain. 2. Indra - Rasa, penampilan, warna. 3. Orientasi waktu - Keandalan (dapat dipercaya, dapat dipelihara, dapat dirawat). 2.2.1 Definisi Pengendalian Kualitas Pengendalian dapat di definisikan sebagai berikut : Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas keteknikan dan manajemen yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standard. (4). Dengan pengendalian kualitas, maka diharapkan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin, dan proses produksi dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. 2.3.1 Penggunaan Peta Kontrol Peta kontrol p digunakan sebagai alat untuk mengontrol proses dengan mengumpulkan dan menganalisa data dari mutu berdasarkan atas cacat atau tidak cacat produk tersebut. Jadi peta kontrol p merupakan peta kontrol untuk bagian yang ditolak karena tidak memenuhi spesifikasi. Bagian yang ditolak p dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari banyaknya barang yang tidak sesuai yang ditemukan dalam pemeriksaan terhadap 867

total barang yang benar-benar diperiksa. Bagian yang ditolak hampir selalu dinyatakan sebagai pecahan. Persen yang ditolak adalah 100 p, yaitu 100 kali bagian yang ditolak. Presentase tolak dapat dihubungkan dengan prosentase rusak atau prosentase cacat. Penggunaan peta kontrol p dapat diterapkan baik didasarkan atas pemeriksaan secara 100 persen maupun secara sampel lot-perlot. Ada beberapa kegunaan pada peta kontrol p antara lain yaitu : 1. Untuk menentukan proporsi rata-rata barang yang tak sesuai dengan standard produk yang telah diterapkan. 2. Untuk menemukan titik-titik tinggi yang berada diluar batas kontrol yang memerlukan tindakan koreksi penyebab buruknya mutu produk. 3. Untuk menemukan titik-titik rendah diluar batas kontrol yang menunjukkan standard pemeriksaan yang longgar atau sebab-sebab adanya peningkatan mutu. 4. Untuk meningkatkan produktivitas dengan mengurangi produk cacat yang masih bisa diperbaiki lagi sehingga produktivitas bertambah dan biaya produksi berkurang. 5. Peta kontrol p efektif dalam pencegahan cacat dengan membantu memelihara proses dalam keadaan terkendali. Dalam suatu peta kontrol pada umumnya digunakan batas kontrol 3-sigma. Probabilitas jatuhnya nilai p diluar batas 3-sigma adalah 0,0027, dengan syarat bahwa proses tidak berubah. Sehubungan dengan batas-batas kontrol yang akan dipilih untuk peta kontrol p, maka batas 3-sigma dapat digunakan sebagai batas kontrolnya. Batas kontrol 3-sigma dapat memberikan indikasi terjadinya sebab-sebab terduga pada proses melalui peta kontrol p. Hal tersebut didasarkan atas dasar pemikiran bahwa probabilitas jatuhnya nilai p diluar batas 3-sigma adalah 0,0027 yaitu amat kecil kemungkinannya proses berubah. Sehingga apabila terdapat nilai p yang keluar dari batas 3-sigma, hal tersebut memberikan kemungkinan besar bahwa proses telah berubah atau terdapat sebab-sebab terduga. Untuk itu maka dijadikan dasar untuk melakukan tindakan berupa pencairan, perbaikan serta pengendalian sebab-sebab jeleknya mutu produk. 1. Perhitungan p untuk setiap kelompok data Jumlah cacat dalam kelompok data Di p i = = Jumlah yang diperiksa dalam kelompok data n 2. Perhitungan rata-rata bagian tak sesuai Jumlah keseluruhan yang cacat ΣDi p = = Jumlah keseluruhan yang diperiksa Σn 3. Perhitungan batas-batas pengendali (kontrol) Untuk menghitung UCL dan LCL ini akan digunakan batas kontrol 3-sigma, standard devisi untuk p yaitu : p( 1 p) γ = n Dengan demikian batas kontrol untuk peta p : p( 1 p) UCL = p + 3 n CL = p 868

LCL = p 3 p ( 1 p) n Langkah-langkah membuat peta kontrol X 1. Gunakan formulir pengumpulan data 2. Tentukan ukuran contoh (4,5,6...) 3. Kumpulkan 25-30 set contoh 4. Menghitung mean (X) Rumus yang digunakan : ΣXi X = n 5. Menghitung rata-rata (X) Rumus yang digunakan : ΣX X = m 6. Menentukan batas kontrol CL = X UCL = X + A2 R LCL = X A2 R Untuk nilai A2 dapat dilihat dalam tabel Pengendalian kualitas Langkah-langkah membuat peta kontrol R 1. Gunakan formulir pengumpulan data 2. Tentukan ukuran contoh (4,5,6...) 3. Kumpulkan 25-30 set contoh 4. Menghitung nilai range (R) Rumus yang digunakan : R = Xmax - Xmin 5. Menghitung rata-rata range (R) Rumus yang digunakan : R = ΣR m 6. Menentukan batas kontrol CL = R UCL = D4 R LCL = D3 R Untuk nilai D3 dan D4 dapat dilihat dalam tabel Pengendalian kualitas. Ada tiga teknik utama yang digunakan dalam analisis kemampuan proses yaitu histogram atau grafik probabilitas, grafik pengendali dan rancangan percobaan. Namun pada penelitian ini penulis memakai analisis kemampuan proses dengan grafik pengendali. Apabila proses dalam pengendalian statistikal (proses stabil) maka indeks kapabilitas proses (Cp) dan indeks performansi kane (Cpk) yang digunakan dalam menyatakan kemampuan proses adalah : 869

- Indeks kapabilitas proses BSA BSB Cp = 6γ R γ = d 2 Dimana : Cp = perbandingan kemampuan proses BSA = Batas Spesifikasi Atas BSB = Batas Spesifikasi Bawah 6γ = enam standard deviasi Kriteria penilaian : : Maka proses dianggap mampu namun perlu pengendalian ketat apabila Cp telah mendekati 1,00. 1,00 < Cp <1,33 : Maka proses dianggap mampu namun perlu pengendalian ketat apabila Cp telah mendekati 1,00. Cp < 1,00 : Maka proses dianggap tidak mampu. - Indeks performansi kane. Cpk = min( Cpl Cpu) Cpl = ( x BSB) / 3γ Cpu = ( BSA x) / 3γ Dimana : Cpk : indeks performansi kane Cpl : indeks performansi bawah Cpu : indeks performansi atas METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Katwara Rotan yaitu perusahaan rotan yang memproduksi berbagai jenis mebel. Sebagai obyek penelitian ini adalah produk Rossas ARM-Chair yang merupakan produk unggulan yang dihasilkan oleh PT. Katwara Rotan selain produk mebel yang lainnya. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh atau mendapatkan data yang diperlulan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Riset Pendahuluan 2. Studi Literatur 3. Riset Lapangan Pengambilan dan Pengolahan Data Untuk penelitian ini pengambilan data secara variabel dilakukan pada divisi potong saja, sedangkan data atribut dilakukan pada divisi moulding, asembling, weaving dan finishing. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah : 1. Data Atribut 2. Data Variabel Pengolahan Data Setelah melakukan pengambilan data, proses selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dengan metode pengendalian statistikal. 1. Penggunaan peta kontrol p untuk data atribut. 2. Penggunaan peta kontrol x dan R untuk data variabel. 870

3. Analisa kemampuan proses untuk data variabel. 4. Penggunaan diagram pareto. 5. Diagram sebab akibat. Flowchart Penelitian Start @ Riset Pendahuluan Masalah-masalah Pengumpulan Data Variabel - Membuat peta kontrol X - Membuat peta kontrol R Atribut - Menghitung fraksi cacat - Membuat peta kontrol p Interview Studi lapangan Observasi Studi Literatur Analisa hasil pengolahan data - Analisa peta kontrol X, R - Analisa kemampuan proses - Analisa peta kontrol p - Analisa diagram pareto Pengolahan Data @ Kesimpulan dan Saran End PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data maka kemampuan proses dari perusahaan dapat ditabelkan sebagai berikut : KOMPONEN INDEK KAPABILITAS KRITERIA Brace = 78 cm Cp = 1,19 Cp < 1,33 Cpk = (1,39 : 1,05 ) Atol = 38 cm Cp = 4,26 Cpk = (6,68 : 1,83) Topring = 49 cm Cp = 1,48 Cpk = (1,6 : 1,35) Arm = 43 cm Cp = 3,207 Cpk = (3,58 : 2,83) Sup kaki D dan Cp = 1,6 Dudukan D = 47 Cpk = (2,12 : 1,1) Sup kaki S dan Cp = 1,54 Dudukan S = 36 Cpk = (1,98 : 1,1) Sup kaki B dan Cp = 0,95 Cp < 1,00 Dudukan B = 40 Cpk = (0,7 : 1,2) Kaki depan = 65 cm Cp = 1,06 Cp < 1,33 Cpk = (0,69 : 1,43) Kaki belakang = 88 cm Cp = 4,84 Cpk = (3,73 : 5,95) Sup dudukan depan = 35 cm Cp = 0,92 Cpk = (0,74 : 0,25) Cp <1,00 871

SIMPULAN 1. Berdasarkan peta kontrol x dan R dapat diketahui bahwa karakteristik pengukuran variabel pada panjang rotan tiap komponen menunjukan proses berada dalam pengendalian statistikal. 2. Data pengamatan secara atribut yang diplot pada peta kontrol p dimana menyatakan proporsi kecacatan menunjukan proses berada dalam pengendalian statistikal. 3. Berdasarkan diagram pareto prosentase cacat tertinggi (16,0 %) pada cacat pembentukan pada komponen Atol dimana faktor penyebabnya faktor manusia yang kurang konsentrasi dan ketelitian saat pembentukan dan faktor pemanasan rotan yang kurang. DAFTAR PUSTAKA 1 Feigenbaum.AV, 1989, Kendali Mutu, Edisi III, Penerbit Erlangga, Jakarta 2 Grant, Eugene. L dan Leavet Richard S, 1998, Pengendalian Mutu Statistik, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta 3 Komaruddin, 1986, Manajemen Pengawasan Kualitas Terpadu, Penerbit CV. Rajawali, Jakarta 4 Montgomery, Douglas, 1990, Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit UGM, Yogyakarta 5 Gasper, Vincent. DR, 1998, Statistik Proses Control Penerapan Teknik-teknik Statistikal-Dalam Manajemen Bisnis Total, Penerbit Gramedia, Jakarta 872