TABEL DIMENSI TINGKAT KOMPETENSI (Sumber : Competence at Work, Spencer & Spencer 1993)

dokumen-dokumen yang mirip
(PSIKOLOGI SDM) MSDM

KUESIONER MODEL KOMPETENSI PADA PERAWAT PELAKSANA RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM

BAB I. PENDAHULUAN. Terapi untuk anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu kebutuhan

LAMPIRAN 3 HC.LD 001 KEBIJAKAN ASSESSMENT KAMUS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 7 orang terapis dan 4

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada saat ini perlu ditingkatkan kualitasnya,

PENGEMBANGAN MODEL KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA RANTAI PASOK PRODUK SPEEDY DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.

KAMUS KOMPETENSI. PT Hay Group Desember 2005

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

KAMUS KOMPETENSI. 1. Mendengarkan ucapan orang lain Berupaya mendengarkan ucapan atau perkataan orang lain dengan seksama.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang dalam era globalisasi. Pada masa ini, adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Abstract. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Prof. Dr. Irmawati, Psikolog

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan yang terjadi, maka perusahaan mulai mencari

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kinerja secara umum banyak digunakan sebagai variabel penelitian dan umumnya

2. Memberikan informasi untuk memperoleh pengaruh tertentu. 3. Menggunakan keterampilan kelompok dalam memimpin suatu kelompok

KAMUS KOMPETENSI UNTUK MEDIOR KELOMPOK KOMPAS GRAMEDIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di era globalisasi sekarang ini, informasi merupakan salah satu

LAMPIRAN 1. (Kuesioner Tahap 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kajian pustaka ini peneliti akan membahas pustaka yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan teori-teori mengenai variabel dalam

BAB II TELAAH PUSTAKA

ANALISIS KRITERIA KOMPETENSI DALAM PEMILIHAN/ PENUGASAN WIDYAISWARA DI PPPPTK BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK TESIS. Oleh /TI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENYUSUNAN MODEL KOMPETENSI PADA STAF TELLER BANK X BANDUNG.

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

BAB I PENDAHULUAN. secara pesat. Ditambah lagi dengan pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dalam skala internasional, sehingga memudahkan barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki perusahaan, tanpa dukungan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses yang telah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin bangsa di masa mendatang sehingga dianggap dapat memengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. penyebab munculnya suatu tindakan. 4. Pengetahuan (knowledge), keahlian yang dimiliki seroang individu

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

BAB I PENDAHULUAN. di tengah arus persaingan baik dengan kompetitor dalam dan luar negeri.

PENGELOMPOKAN TIM PENGEMBANG BERDASARKAN KRITERIA PERILAKU MANUSIA DALAM KOLABORASI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG E M M Y A H

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 80 SERI E

-1- LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SANDI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

Team Building & Manajeman Konflik

BAB II KERANGKA TEORETIS

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

Interpersonal Skills Communications

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 61 SERI E

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

BAB III SOLUSI BISNIS

KAMUS KOMPETENSI ( Spencer & Spencer )

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas antar kota dan antar provinsi. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan di sektor ekonomi. Untuk itu, Indonesia membutuhkan dunia

Kantor maya mengatasi kendala fisik dari tempat kerja sehingga menghasilkan beberapa keuntungan sebagai berikut:

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

LAMPIRAN ILUSTRASI PENGGUNAAN MODEL KOMPETENSI DALAM BEBERAPA HAL

BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan sebagai sebuah organisasi harus dikelola dengan cara yang

Profil Kepribadian. Online - 13 COntoh User STAFF / OFFICER All Manajemen Umum. TANGGAL PEMERIKSAAN : 13-Feb-2012 T:DISC

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG

DAFTAR KATALOG KOMPETENSI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam lingkungan Human Resources, Kompetensi merupakan salah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Contoh Pertanyaan Interview Berbasis Kompetensi

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinaga (2008) yang berjudul:

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PROFIL KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

TABEL DIMENSI TINGKAT KOMPETENSI (Sumber : Competence at Work, Spencer & Spencer 1993) 1. KOMPETENSI : SEMANGAT UNTUK BERPRESTASI (ACHIEVEMENT ORIENTATION, ACH) : Derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya sehingga ia terdorong berusaha untuk bekerja dengan lebih baik atau di atas standard. SKALA ACH Dimensi Intensitas dan Kelengkapan -1 Tidak memiliki standar prestasi kerja sama sekali. 0 Berfokus pada tugas yang diberikan 1 Bermotivasi untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. 2 Selalu berusaha untuk menyamai standar orang lain/prestasi rata-rata 3 Mampu menetapkan ukuran kepuasan kerja/prestasi kerja sendiri, tidak ada pedoman performansi dari manajemen. 4 Terus berusaha untuk memperbaiki performansi. 5 Menetapkan tujuan yang menantang 6 Menganalisis segala tindakan dan keputusannya berdasarkan pertimbangan Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis). 7 Mengambil resiko entrepreneurial dengan pertimbangan yang masak 8 Konsisten dalam usaha-usaha entrepreneurial. 2. KOMPETENSI : PERHATIAN TERHADAP KEJELASAN TUGAS, KUALITAS DAN KETELITIAN KERJA (CONCERN FOR ORDER, CO) : Dorongan dalam diri seseorang untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungan sekitarnya, khususnya berkaitan dengan pengaturan kerja, instruksi, informasi dan data. SKALA CO -1 Kurang Peduli. 0 Tidak dapat diberlakukan.. 1 Menjaga tempat kerja selalu terorganisir.. 2 Memperlihatkan perhatian umum terhadap aturan dan kejelasan tugas. 3 Mengecek ulang pekerjaan sendiri. 4 Memonitor pekerjaan orang lain. 5 Memonitor data atau proyek.. 6 Mengembangkan sistem.. 7 Mengembangkan sistem yang kompleks. D.Sutoto 12/30/2004 1

3. KOMPETENSI : PROAKTIF (INITIATIVE, INT) : Dorongan bertindak untuk melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu, tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan atau menghindari timbulnya masalah atau menciptakan peluang baru. SKALA INT Dimensi Waktu -1 Hanya memikirkan masa lalu.. 0 Tidak dapat diaplilkasikan atau tidak perlu inisiatif. 1 Menunjukkan usaha yang konsisten 2 Memusatkan pada kesempatan atau masalah yang dihadapi pada saat sekarang. 3 Cepat dalam krisis 4 Melakukan tindakan antisipatif untuk lebih dari 2 bulan ke depan 5 Melakukan tindakan antisipatif untuk 3-12 bulan ke depan. 6 Melakukan tindakan antisipatif untuk 1-2 tahun ke depan. 7 Melakukan tindakan antisipatif untuk 2-5 tahun ke depan. 8 Melakukan tindakan antisipatif untuk 5-10 tahun ke depan. 9 Melakukan tindakan antisipatif untuk lebih dari 10 tahun ke depan. 4. KOMPETENSI : MENCARI INFORMASI (INFORMATION SEEKING, INFO) : Besarnya usaha tambahan yang dikeluarkan untuk mengumpulkan informasi lebih banyak SKALA INFO 0 Tidak diperlukan 1 Bertanya. 2 Melakukan penyelidikan secara pribadi. 3 Menggali lebih dalam.. 4 Menghubungi pihak-pihak lain. 5 Melakukan penelitian. 6 Menggunakan cara kerja sendiri. 7 Melibatkan pihak lain D.Sutoto 12/30/2004 2

5. KOMPETENSI : EMPATI (INTERPERSONAL UNDERSTANDING, IU) : Kemampuan untuk memahami dan mendengarkan hal-hal yang tidak diungkapkan dengan perkataan bisa berupa pemahaman atas perasaan, keinginan atau pemikiran orang lain. SKALA IU Dimensi Kedalaman pemahaman terhadap orang lain -1 Tidak pengertian. 0 Tidak dapat diberlakukan. 1 Paham atas isi pesan verbalnya atau hanya emosinya saja. 2 Mengerti baik emosi maupun isinya. 3 Memahami dengan penuh pengertian.. 4 Memahami isue yang ada dibalik suatu percakapan. 5 Memahami isu kompleks yang ada dibalik suatu percakapan. 6. KOMPETENSI : BERORIENTASI KEPADA KEPUASAN PELANGGAN (CUSTOMER SERVICE ORIENTATION, CSO) : Keinginan untuk menolong atau melayani pelanggan/ orang lain. Pelanggan adalah pelanggan aktual atau pengguna akhir dari organisasi yang sama SKALA CSO Dimensi Berfokus pada kebutuhan konsumen -3 Menunjukkan sikap negatif kepada konsumen. -2 Tidak mampu menangkap maksud/keinginan konsumen dengan jelas. -1 Terfokus pada kemampuan diri sendiri.. 0 Memberikan servis minimal yang dibutuhkan.. 1 Menindaklanjuti. 2 Menjalin dan memelihara komunikasi yang baik dengan konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di kedua belah pihak. 3 Mengambil resiko pribadi.. 4 Membuat diri sendiri selalu siap sedia bagi konsumen 5 Melakukan tindakan untuk membuat segalanya menjadi lebih baik. 6 Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan konsumen yang sifatnya mendasar. 7 Memiliki perspektif jangka panjang.. 8 Bersedia menjadi penasehat/memberikan alternatif solusi secara obyektif 9 Membela konsumen D.Sutoto 12/30/2004 3

7. KOMPETENSI : MEMPENGARUHI (IMPACT AND INFLUENCE, IMP) : Tindakan membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau mengesankan sehingga orang lain mau mendukung agendanya SKALA IMP Dimensi Tindakan untuk mempengaruhi orang lain -1 Ingin paling berkuasa. 0 Tidak berlaku. 1 Menyatakan keinginannya, tapi tidak melakukan tindak lanjut yang spesifik. 2 Melakukan satu tindakan persuasif. 3 Melakukan pendekatan persuasif 2 langkah untuk mempengaruhi. 4 Menyesuaikan cara mempengaruhi dengan komentar atau tindakan seseorang. 5 Memperhitungkan untuk menggunakan suatu tindakan yang dramatis. 6 Melakukan 2 tahap dalam mempengaruhi orang lain.. 7 Tiga tindakan atau menyusun pengaruh secara tidak langsung. 8 Menggunakan strategi untuk mempengaruhi secaralebih kompleks 8. KOMPETENSI : KESADARAN BERORGANISASI (ORGANIZATIONAL AWARENESS) : Kemampuan untuk memahami hubungan kekuasaan atau posisi dalam organisasi SKALA OA Dimensi Kedalaman pemahaman organisasi -1 Tidak memahami organisasi yang ada 0 Nonpolitis. 1 Memahami struktur organisasi formal. 2 Memahami struktur informal dalam organisasi. 3 Memahami iklim dan budaya 4 Memahami politik perusahaan. 5 Memahami isu-isu yang berada dibalik organisasi. 6 Memahami isu-isu jangka panjang.. D.Sutoto 12/30/2004 4

9. KOMPETENSI : MEMBANGUN HUBUNGAN (RELATIONSHIP BUILDING, RB) : Besarnya usaha untuk menjalin dan membina hubungan sosial atau jaringan hubungan sosial agar tetap hangat dan akrab SKALA RB Dimensi Intensitas tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain 0 Menghindari kontak. 1 Menerima undangan.. 2 Membuat kontak yang berhubungan dengan pekerjaan. 3 Kadang-kadang menyelenggarakan kontak informal. 4 Membangun kesepakatan.. 5 Kadangkala melakukan kontak/kegiatan sosial. 6 Sering melakukan kegiatan/kontak sosial. 7 Mengadakan kontak yang melibatkan keluarga.. 8 Membina persahabatan akrab dan pribadi. 10. KOMPETENSI : MENEMBANGKAN ORANG LAIN (DEVELOPING OTHERS, DEV) : Keinginan untuk mengajarkan atau mendorong pengembangan orang lain SKALA DEV Dimensi Intensitas arah pengembangan dan kelengkapan tindakan pengembangan -1 Melemahkan semangat.. 0 Tidak berlaku, atau tidak melakukan usaha spesifik untuk mengembangkan orang lain. 1 Mengekpresikan ekspektasi positif mengenai orang lain.. 2 Memberikan instruksi secara mendetail, dan atau mendemonstrasikan mengenai suatu cara untuk menyelesaikan suatu tugas.. 3 Memberikan argumentasi atau dukungan yang lainnya. 4 Memberikan umpan balik positif atau negatif dan positif dengan tujuan pengembangan. 5 Meyakinkan kembali dan memberikan semangat. 6 Melakukan pelatihan atau training jangka panjang. 7 Mengembangkan pelatihan atau training baru.. 8 Mendelegasikan secara penuh. 9 Memberikan penghargaan bagi pengembangan yang berhasil. D.Sutoto 12/30/2004 5

11. KOMPETENSI : KEMAMPUAN MENGARAHKAN (DIRECTIVENESS, DIR) : Kemampuan memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai posisi dan kewenangannya. SKALA DIR Dimensi Intensitas pengarahan -1 Pasif.. 0 Tidak memberi perintah. 1 Menjelaskan perintah standar dan pengarahan rutin. 2 Memberi pengarahan secara detil. 3 Berbicara dengan lugas.. 4 Menuntut prestasi/performansi yang tinggi 5 Memantau performa dengan pasti.. 6 Menegur orang. 7 Menjelaskan konsekuensi dari tingkah laku yang dianggap sesuai dan tidak sesuai. 8 Menggunakan ancaman dengan kemarahan yang terkontrol. 9 Bila perlu memutus hubungan kerja (PHK) orang yang berferforma rendah. 12. KOMPETENSI : KERJASAMA KELOMPOK (TEAMWORK, TW) : Dorongan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan suatu tugas. SKALA TW Dimensi. Intensitas yang mendorong kerja kelompok 1 Tidak kooperatif.. 0 Netral. Pasif,. 1 Kooperatif. 2 Membagi informasi. 3 Menunjukkan ekspektasi positif.. 4 Meminta input.. 5 Memberi semangat. 6 Membangun tim.. 7 Menciptakan kompetisi. D.Sutoto 12/30/2004 6

13. KOMPETENSI : MEMIMPIN KELOMPOK (TEAM LEADERSHIP, TL) : Keinginan dan kemampuan untuk berperan sebagai pemimpin kelompok, biasanya ditunjukkan dalam posisi otoritas formal SKALA TL Dimensi Kekuatan peran kepemimpinan -1 Menyerah. Menolak, 0 Tidak berlaku tidak membutuhkan kepemimpinan. 1 Memimpin pertemuan. 2 Memberitahu orang lain.. 3 Menggunakan kekuasaan secara adil.. 4 Meningkatkan efektivitas kelompok.. 5 Mempedulikan kelompok. 6 Menempatkan diri sebagai pemimpin.. 7 Mengkomunikasikan visi. 14. KOMPETENSI : BERPIKIR ANALITIS (ANALITICAL THINGKING, AT) : Kemampuan untuk memahami situasi dengan cara menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih rinci (faktor-faktor penyebab masalah), atau mengamati akibat suatu keadaan tahap demi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu. SKALA AT Dimensi Kompleksitas Analisis 0 Tidak berlaku atau tidak ada.. 1 Menguraikan masalah menjadi bagian-bagian/tugas/kegiatan sederhana. 2 Melihat hubungan mendasar. 3 Melihat hubungan bertingkat. 4 Membuat rencana atau analisis yang kompleks. 5 Membuat rencana atau analisis yang sangat kompleks. 6 Membuat rencana atau analisa yang luar biasa rumit.. D.Sutoto 12/30/2004 7

15. KOMPETENSI : BERPIKIR KONSEPTUAL (CONCEPTUAL THINGKING, CT) : Kemampuan memahami situasi atau masalah dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan yang terintegrasimencakup kemampuan mengidentifikasi pola keterkaitan antara masalah yang tidak tampak dengan jelas, atau kemampuan mengidentifikasikan permasalahan utama yang mendasar dalam situasi yang kompleks SKALA CT Dimensi Kompleksitas dan keaslian konsep/gagasan 0 Tidak menggunakan konsep abstrak. Berfikir secara kongkrit. 1 Menggunakan rumusan sederhana. Menggunakan akal sehat 2 Mengenali pola. Mengamati kecenderungan. 3 Menerapkan rumusan yang kompleks. (Seperti analisis akar masalah. 4 Menyederhanakan hal yang kompleks. Menyatukan ide, isu, dan 5 Membuat konsep-konsep baru.. 6 Membuat konsep-konsep baru untuk isu-isu kompleks. 7 Membuat model-model baru.. 16. KOMPETENSI : KEAHLIAN TEKNIKAL/ PROFESIONAL/ MANAJERIAL (EXPERTISE, EXP) : Penguasaan bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan (dapat teknik, manajerial maupun profesional), dan motivasi untuk menggunakan, mengembangkan dan membagikan pengetahuannya yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain. SKALA EXP Dimensi Kedalaman pengetahuan 1 Dasar. Sangat sederhana, a. 2 Berketerampilan dasar. Memiliki variasi tugas 3 Tenaga terampil.. 4 Berketerampilan tinggi.. 5 Profesional dasar. 6 Profesional menengah.. 7 Profesional atau pakar. 8 Guru Maestro D.Sutoto 12/30/2004 8

17. KOMPETENSI : PENGENDALIAN DIRI (SELF-CONTROL, SCT) : Kemampuan untuk mengendalikan emosi diri sehingga mencegah untuk melakukan tindakan-tindakan yang negatif pada saat ada cobaan, khususnya ketika menghadapi tantangan atau penolakan dari orang lain atau pada saat bekerja di bawah tekanan SKALA SCT -1 Kehilangan kendali. 0 Menghindari stress.. 1 Menahan godaan. 2 Mengendalikan emosi, 3 Bersikap tenang.. 4 Mengelola stress secara efektif.. 5 Memberikan respon yang membangun.. 6 Menenangkan orang lain. 18. KOMPETENSI : PERCAYA DIRI (SELF-CONFIDENCE, SCF) : Keyakinan seseorang pada kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu tugas/ tantangan. SKALA SCF Dimensi. Keyakinan terhadap diri sendiri -1 Tidak berdaya.. 0 Tidak berlaku atau menghindari tantangan. Tidak percaya diri. 1 Terdapat sikap percaya diri. 2 Impresif atau memapakkan kekuatan diri. 3 Menyatakan rasa percaya diri atas kemampuannya. 4 Menunjukan rasa percaya diri. 5 Menerima tantangan dengan suka rela.. 6 Menempatkan diri dalam situasi yang sangat menantang. D.Sutoto 12/30/2004 9

19. KOMPETENSI : FLEKSIBILITAS (FLEXIBILITY, FLX) : Kemampuan menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif pada berbagai situasi, dengan berbagai rekan atau kelompok yang berbeda; kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan dan pandangan yang bertentangan atas suatu isu. SKALA FLX Dimensi Besarnyaperubahan -1 Ngotot. Sulit menerima perbedaan. 0 Selalu mengikuti prosedur 1 Melihat situasi secara objektif. Menyadari validitas pendapat orang lain. 2 Menerapkan prosedur dan aturan secara fleksibel.. 3 Menyesuaikan taktik pada situasi/orang yang berbeda. 4 Menyesuaikan strategi, dan tujuan diri sendiri, sesuai dengan situasi. 5 Melakukan penyesuaian pengaturan.. 6 Menyesuaikan strategi. 20. KOMPETENSI : KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI (ORGANISATIONAL COMMITMENT, OC) : Kemampuan dan kemauan seseorang untuk mengkaitkan apa yang diperbuat dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi; berbuat sesuatu untuk mempromosikan tujuan organisasi atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi; dan menempatkan misi organisasi di atas keinginan diri sendiri atau peran profesionalnya. SKALA OC -1 Pembangkang.. 0 Tidak berlaku atau melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja di organisasi. 1 Usaha aktif. 2 Model menjadi warga organisasi yang baik. 3 Menyatakan manfaat dan komitmen.. 4 Melakukan pengorbanan diri.. 5 Membuat keputusan yang tidak populer demi keuntungan perusahaan walau bersifat kontroversial. 6 Mengorbankan unit sendiri demi kebaikan perusahaan.. D.Sutoto 12/30/2004 10