BAB I PENDAHULUAN. waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) lahir dalam

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

KINERJA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG KARTU KELUARGA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO) Oleh : Jaqlin A.

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

BAB I PENDAHULUAN. aparatur negara dalam hal ini dititik beratkan kepada aparatur pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan jalannya pemerintahan dan layanan publik tersendat

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN AGAMA

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Disampaikan dalam diskusi panel penyusunan RKP Bidang PAN dan RB Tahun 2013 Putaran I di Best Western Premier, Solo, 1 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, seperti pendidikan dan layanan kesehatan.

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perkembangan zaman, khususnya Negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

EXECUTIVE SUMMARY PENGARUH NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA KERJA DALAM PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPTIF PADA KEMENTERIAN AGAMA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan. permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pada hierarki dan jenjang jabatan. Dalam tataran praktek, birokrasi seringkali

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat dari kurun waktu ke waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian bahwa, mampu mewujudkan perubahan yang signifikan dengan bekerja secara inovatif dan proaktif. Selama ini dapat diketahui ciri-ciri ideal birokrasi pemerintahan mungkin tidak akan pernah sepenuhnya dimiliki serta belum bisa berjalan dengan baik. Khususnya dalam hal pelayanan publik, pemerintah belum dapat menyediakan pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan tantangan yang dihadapi, yaitu perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei integritas yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2009 yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan publik Indonesia baru mencapai skor 6,64 dari skala 10 untuk instansi pusat, sedangkan pada tahun 2008 skor untuk unit pelayanan publik di daerah sebesar 6,69. Skor integritas menunjukkan karakteristik kualitas dalam pelayanan publik, seperti ada tidaknya suap, ada tidaknya Standard Operating Procedures (SOP), kesesuaian proses pelayanan dengan SOP yang ada, keterbukaan informasi, keadilan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan, dan 1

2 kemudahan masyarakat melakukan pengaduan. 1 Maka dari itu perlu adanya upaya pengembangan, menyempurnaan dan bahkan apabila diperlukan, perlu adanya transformasi birokrasi. Reformasi Birokrasi adalah sebuah sistem yang sedang diterapkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur untuk melakukan sebuah pembenahan birokrasi. Pada hakekatnya reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan perubahan yang mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan, (business proses), dan sumber daya aparatur. Reformasi birokrasi inilah yang nantinya akan digunakan sebagai alat untuk mengatasi permasalahan sistem penyelenggaraan pemerintah menyangkut penataan birokrasi khususnya pelayanan publik (public service) di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur khususnya pada Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag Ortala dan Kepegawaian). Sebagaimana UU No. 17/2007 tentang rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2055, bahwa pembangunan aparatur Negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat dan di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang lainnya. 1 Ismail Said, 2011, Tranformasi Pengetahuan Pelayanan melalui TOT Diklat Pelayanan Publik di akses pada tanggal 23 Mei 2012 dari http://www.lan.go.id/index.php?module=detailberita&id=129#.

3 Dalam mencapai sasaran reformasi tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur sedang melakukan penataan organisasi/kelembagaan khususnya di Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag ORTALA dan Kepegawaian) demi terwujudnya organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, terciptanya birokrasi yang memiliki budaya kerja dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Salah satu output Reformasi Birokrasi yang sedang diterapkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur adalah pelayanan publik (public service) yang lebih baik, jelas dan tidak bertele-tele. Sebagai contoh sebelum adanya penerapan reformasi birokrasi banyak komplain dari pihak Kementerian Agama Kabupaten atau kota atas pelayanan yang dilakukan pihak Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag ORTALA dan Kepegawaian) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur menangani masalah kenaikan pangkat. Setelah adanya reformasi birokrasi pelayanan publik (public service) menjadi lebih terarah dan terkontrol. Data-data lebih akurat sehingga tidak ada pihak-pihak yang bisa melakukan kecurangan. Untuk mengetahui apakah birokrasi sebagai sebuah sistem memenuhi kriteria unggul dengan kinerja tinggi ada tujuh faktor di antaranya yaitu : 2 1. Birokrasi yang menampilkan kinerja unggul dapat diuji dengan standar eksternal dan bukan hanya standar internal. 2. Kinerja yang nyatanya ditampilkan sedekat mungkin dengan kinerja potensial. 2 Sondang P. Siagian, 1998, Manajemen Abad 21, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 49-50

4 3. Harus diupayakan agar birokrasi tidak cepat merasa puas. 4. Dalam lingkungan birokrasi perlu ditumbuhkan dan dipelihara iklim persaingan yang positif. 5. Peningkatan kinerja harus selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi. 6. Organisasi dengan kinerja tinggi menjadi contoh bagi organisasi lain dan sekaligus sebagai sumber ide bagi mereka. 7. Organisasi dengan kinerja tinggi mampu memenuhi persyaratan ideal yang dituntut oleh kondisi budaya Organisasi itu berada dan bergerak. Pengelolaan pelayanan publik (public service) adalah tugas dari birokrasi, hal yang menjadi sebuah tantangan yang dihadapi dalam pelayanan publik bukan hanya menciptakan sebuah pelayanan yang efisien, tetapi juga bagaimana pelayanan juga dapat dilakukan dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani. Dengan kata lain, bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan demokratis. Salah satu filosofi dari otonomi daerah adalah semakin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat, selayaknya perlu diketahui terlebih dahulu persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Setelah permasalahan pelayanan masyarakat dianalisis, maka perlu dilakukan strategi pelayanan yang efektif dan sesuai dengan karakteristik wilayah dan penduduknya. Sebagaimana sistem Reformasi Birokrasi yang sedang diterapkan oleh Kantor Wilayah

5 Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur khususnya di Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag Ortala dan Kepegawaian). Diharapkan bisa dijadikan sebuah acuan yang baik dalam membenahi birokrasi yang sudah berkembang sebelumnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah: 1. Bagaimana sistem pelaksanaan birokrasi khususnya pelayanan publik (public service) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Subbag Ortala dan kepegawaian sebelum adanya Reformasi Birokrasi? 2. Bagaimana Reformasi Birokrasi mempengaruhi pelayanan publik (public service) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Subbag Ortala dan kepegawaian? 3. Bagaimana sistem pelaksanaan birokrasi khususnya pelayanan publik (public service) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Subbag Ortala dan kepegawaian sesudah adanya Reformasi Birokrasi?

6 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan birokrasi khususnya pelayanan publik (public service) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Subbag Ortala dan kepegawaian sebelum adanya Reformasi Birokrasi. 2. Untuk mengetahui Reformasi Birokrasi mempengaruhi pelayanan publik (public service) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Subbag Ortala dan kepegawaian. 3. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan birokrasi khususnya pelayanan publik (public service) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di Subbag Ortala dan kepegawaian sesudah adanya Reformasi Birokrasi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menjadi bahan masukan dan acuan bagi perkembangan teori birokrasi khususnya dalam bidang pelayanan publik (public service) bagi instansi Pemerintahan serta diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik Birokrasi khususnya pelayanan publik (public service) untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

7 2. Manfaat praktis Diharapkan bisa dijadikan suatu masukan bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur khususnya di Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag ORTALA dan Kepegawaian) untuk meningkatkan efektifitas kinerja atas pembaharuan birokrasi yang sedang diterapkan serta sebagai bahan khasanah perpustakaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya Manajemen Dakwah dalam bidang pelayanan publik (public service). E. Definisi Konsep Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam memahami penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan beberapa istilah yang ada dalam judul ini. 1. Reformasi Birokrasi merupakan sebuah sistem baru dengan upaya untuk melakukan perubahan yang mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan, (business proses), dan sumber daya aparatur. Reformasi Birokrasi nantinya akan digunakan sebagai alat untuk mengatasi permasalahan sistem penyelenggaraan pemerintah menyangkut penataan birokrasi khususnya pelayanan publik (public service). Reformasi birokrasi dimaksudkan untuk membangun aparatur Negara agar lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam mengemban tugas kepemerintahan dan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan dinamika tuntunan masyarakat.

8 2. Pelayanan publik (public service) adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan 3. Sedangkan yang dimaksud pelayanan publik (public service) di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur khususnya di Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag Ortala dan Kepegawaian) contohnya seperti penerimaan CPNS, pengangkatan PNS, serta kenaikan pangkat. Fokus riset ini adalah bagaimana Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur khususnya di Subbagian Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian (Subag Ortala dan Kepegawaian) melayani masyarakat (PNS dan non PNS) wilayah Jawa Timur terkait dengan uraian-uraian yang sudah disebut. 3 Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2009, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 5

9 F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain: Bab Pertama adalah Pendahuluan. Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. Bab Kedua adalah Kerangka teoritik. Pada bab ini berisikan tentang kajian pustaka, kajian teoritik, dan penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi yang peneliti ambil. Bab Ketiga adalah Metode penelitian. Pada bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, serta teknik pemikiran keabsahan data. Bab Keempat adalah Penyajian dan Analisis data. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang setting penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab Kelima adalah Penutup. Pada bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan saran.