PERANCANGAN MODEL KELEMBAGAAN, PERAN DAN KOMPETENSI CHIEF INFORMATION OFFICER (CIO) RUMAH SAKIT STUDI KASUS: RUMAH SAKIT JIWA PROF.

dokumen-dokumen yang mirip
CHIEF INFORMATION OFFICER. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI ( SISTEM KOMPUTERISASI ) DI DALAM CORPORATE/BUSINESS Oleh : S u b c h a n

E-Government di Indonesia. E-Government Hubungan Internasional

Jln. Jend. A.Yani 169 Magelang Indonesia 2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BUKU TUJUH KEBIJAKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KOMUNIKASI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Hasil survei tentang pentingnya TI bagi organisasi

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING ( PT. LAPI GTC) berdiri

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2017, No Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan; Mengingat : 1.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

3 1. ( ) 2. ( ) 3. ( ) 4. ( ) 5. ( ) : LDM4

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

KATA PENGANTAR DAN PENGESAHAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

INFORMASI FAKTOR JABATAN STRUKTURAL

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan

ROADMAP PENCAPAIAN STANDAR SISTEM KEAMANAN INFORMASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Etika Dalam Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

STANDAR KOMPETENSI. (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017)

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I P E N D A H U L U A N

Lecture s Structure. Perusahaan Multinasional. Penggunaan Komputer di Pasar International & Implikasi Etis dari TI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

KONSEP TATA KELOLA TI

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

PENGURUS. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan.

BAB V REKOMENDASI. Proses transformasi nilai sedang digaungkan di seluruh elemen Pertamina. Untuk

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Independensi Integritas Profesionalisme

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

KERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KATEGORI

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI e - GOVERNMENT. Sosialisasi Program Beasiswa S2 Bidang Informatika TA 2018 Balikpapan, 29 Maret 2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEWIRAUSAHAAN-II LAPORAN PERKEMBANGAN USAHA (1) Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

ORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Nama : Nuriyatul Laily NIM : 120413423987 Off : I Program : S1 Manajemen PERANCANGAN MODEL KELEMBAGAAN, PERAN DAN KOMPETENSI CHIEF INFORMATION OFFICER (CIO) RUMAH SAKIT STUDI KASUS: RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG OLEH: Arya Suryadiraja 1, Wing Wahyu Winarno 2, & Bimo Sunarfri Hantono 3 1 Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Jln. Jend. A. Yani 169 Magelang Indonesia 2.3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 Yogyakarta Indonesia Dalam sebuah perusahaan atau lembaga, CIO merupakan jabatan yang berfungsi memadukan sistem TI dengan aspek manajemen agar selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. CIO menjadi bagian penting dalam kesuksesan sebuah organisasi, perusahaan, atau lembaga. CIO berperan menginovasikan dan mengintegrasikan informasi menjadi lebih efisien dan lebih bermanfaat. CIO berperan dalam aspek informasi, manajemen resiko, manajemen pengetahuan, dan investasi sehingga mendorong efisiensi, transparansi, penyesuaian proses bisnis atau reformasi birokrasi pemerintah. Rumah Sakit Prof. Dr. Soerejo Magelang (RSJS) sebagai organisasi kesehatan di bawah Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, dalam melakukan kegiatan sehari-hari, seluruh proses dan aktifitas yang ada sangat bergantung pada kesediaan informasi yang berkualitas. Kemampuan untuk mengambil, menyusun, menyimpan, menyeleksi, dan mengalirkan informasi dari satu tempat ke tempat lain akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja organisasi. Pada penelitian ini, membuat model kelembagaan, peran dan kompetisi CIO yang dapat diterapkan di RSJS. Seorang CIO harus memiliki kempetensi dalam mengelola bagian dari fungsi-fungsi sistem informasi dan pengaruh CIO terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kebutuhan CIO untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan manajerial untuk memimpin organisasi secara efektif menggunakan Teknologi Informasi. Keberhasilan hubungan CIO dan CEO yang berpengaruh terhadap perencanaan sistem informasi strategis, keterkaitan bisnis dengan TI dan keterlibatan CEO 1

dalam manajemen TI. Monurlin & Sprague (1993) menjabarkan bahwa setidaknya ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan yaitu: 1. Memahami bisnis, tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memhami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan. 2. Membangun citra divisi, tugas kedua yang menjadi tanggung jawab CIO adalah membangun kredibilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. 3. Meningkatkan mutu penggunaan teknologi, melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM seorang CIO yang memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk karyawan perusahaan. 4. Mencanangkan visi teknologi informasi, seorang CIO dapat menentukan visis perusahaan melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Sedangkan peran CIO yang didefinisikan oleh APEC-TEL dalam pemerintahan dalam tesis Wolson (2011) tentang peran CIO dalam transformasi birokrasi untuk Peningkatan Kualitas Layanan yang disampaikan oleh Utoyo dalam seminar yang CIO MTI UGM 18 Juni 2009 sebagai berikut: 1. Berfungsi sebagai principal advisor terhadap pimpinan atau deputi departemen dalam hal pendayagunaan informasi dan tekologi. 2. Fungsi integrasi TIK dan misi strategis. 3. Memelihara pemanfaatan TIK dalam organisasi dan berbagi pemanfaatan sistem sumber daya teknologi informasi antar berbagai fungsi dan departemen. 4. Menglola outsource dan kontrak terkait TIK. 5. Memimpin dan mengarahkan perencanaan strategi teknologi informasi. 6. Pengendalian investasi teknologi informasi untuk menjamin optimalisasi dan pertimbangan biaya. 7. Memimpin dan mendorong peningkatan kinerja teknologi secara berkesinambungan. 8. Memimpin dan mengarahkan information system security dan menjamin penerapan policy dan standart teknologi informasi. Disamping itu pula, CIO harus mampu memimpin bisnis dan integrasi teknologi untuk menciptakan inovasi baru. Kepemimpinan dikaitkan dengan penggunaan kekuatan sehingga visi dapat terwujud melalui mobilisasi sumber daya. Kepemimpin akan efektif sehingga dibutuhkan kapasitas yang besar. Pemimpinan yang efektif harus tetap rendah hati agar semakin giat menghadapi paradoks dan ambiguitas yang mungkin terjadi. 2

Kondisi TIK RSJS Pembahasan di atas akan dikaitkan dengan kasus di RSJS yang akan dibahas dengan mengetahui aspek-aspek yang dimiliki oleh Rumah Sakit tersebut. Pertama akan membahas mengenai kondisis TIK RSJS. Untuk mewujudkan tugas pokoknya, RSJS memiliki program dan kebijakan untuk pencapaian sasaran. Salah satu program dan kebijakan tersebut adalah untuk meningkatnya informasi dan komunikasi manajemen Rumah Sakit dan akses pemanfaatannya dengan menerapkan kebijakan pengefektifan pemanfaatan terhadap penggunaan teknologi informasi yang dikemas dalam satu sistem informasi manajemen dalam berbagai pengelolaan sistem informasi yang berbasis internet maupun sumber daya manusia dalam penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Kepala instansi dalam SIRS menjelaskan lebih lanjut bahwa instansi SIRS memiliki rencana strategi teknologi informasi sebagai pedoman dalam menyusun pengembangan TIK tetapi belum terdokumentasidengan baik. Instalasi SIRS telah menetapkan aspek prioritas pengembangan yaitu aspek infrastruktur jaringan, perangkat keras, software dan aplikasi sistem informasi serta peningkatan kemampuan SDM sehingga dalam membuat perencanaan pengembangan TIK tidak menyimpang dari prioritas yang telah dibuat. Dalam rangka meningkatkan kemudahan masyarakat untuk mendapatkan akses informasi, RSJS membuka wesite http://www.-rsjssoerojo.co.id, email: admin@rsjssoerojo.co.id. Pengembangan SIRS berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan kepada masyarakat melalui jaringan informasi. Dari beberapa tahap pengujian yang dilakukan dalam kasus ini, secara formal model dan peran CIO belum ada di RSJS, namun tugas CIO secara umum sedikit banyak telah dilakukan oleh instansi SIRS yaitu memanfaatkan penggunaan teknologi informasi yang dikemas dalam suatu sistem informasi manajemen dalam berbagai pengelolaan sistem informasi yang berbasis intranet maupun internet untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 253 Tahun 2008 tentang SOTK SRJS, organisasi penyelenggaran yang ada sekarang perlu dilakukan pengembangan organisasi sehingga bentuk yang sesuai atau mendekati untuk organisasi pengelola TIK di RSJS adalah Lembaga non struktural yang merupakan unsur pendukung tugas direktur utama dan mempunyai tugas melaksanakan penyususnan dan pelaksanaan kebijakan Rumah Sakit yang bersifat spesifik (pengelolaan dan pendayagunaan TIK). Dari pengujian tersebut juga terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dlakukan RSJS, salah satunya yaitu mengingat beban kerja Direktur Keuangan dan Administrasi yang Tinggi maka pertanggungjawaban kepala TIK atas tugas dan fungsinya dilimpahkan kepada Kepala Instansi SIRS. Sumber: http://repository.akprind.ac.id/sites/files/journal-article/2013/suryadiraja1_09477.pdf 3

ANALISIS STUDI KASUS Dari kasus yang terjadi dalam Rumah Sakit Prof. Dr. Soerejo Magelang (RSJS) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan kembali, khususnya mengenai peranan CIO dalam RSJS tersebut. CIO yang umumnya bertanggung jawab atas teknologi informasi dan sistem komputer RSJS harusnya memiliki sikap etika yang baik agar dapat mencapai pratik yang etis dalam jasa informasi. Hubungan antara Etika dan CIO yaitu terletak pada perilaku CIO yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut ada dalam lingkungan yang ditempatinya, yang akan memberikan pengaruh terbesar. Dalam suatu penerapan etika, hukum biasanya memiliki pengaruh terbesar dan diikuti oleh budaya etika perusahaan dan kode etik profesional. Kasus tersebut dapat dianalisis dengan adanya penelitian lain yang dilakukan oleh dua profesor University if Mississippi, Scout J. Vitell dan Donald L. Davis. Penelitian tersebut dapat memberikan penjelasan mengenai peranan penting dari etika CIO dalam melaksanakan tugasnya khususnya di RSJS tersebut. Penelitian ini menggambarkan bagaimana etika mempengaruhi kinerja manajer, sesuai persepsi manajer dan bawahannya. 1. Memanfaatkan kesempatan untuk bertindak tidak etis. 2. Etika membuahkan sukses 3. Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial 4. Perusahaan dan manajer meyakinkan etika mereka dengan tindakan. Para eksekutif biasanya menekankan budaya etis pada organisasi mereka dalam metode tiga lapis. Pertama, mereka menetapkan credo etika, kemudian mereka membuat program program etika dan akhirnya mereka menyesuaikan kode etik untuk perusahaan mereka sendiri. Sehingga RSJS tersebut diharapakan dapat menetapkan credo etika yakni pernyataan ringkas mengenai nilainilai yang ditegakkan perusahaan. Tujuan credo ini adalah untuk menginformasikan kepada pegawai Rumah Sakit mengenai nilai-nilai etis RSJS. Sedangkan etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada etika penggunaan komputer dan menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada budaya etika. Manajer manajer lain dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau yang terpengaruh oleh komputer turut bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini. Terdapat kesempatan luas bagi para CIO untuk memformalkan keyakinan etis mereka untuk meningkatkan kinerja dalam RSJS yang dilandasi dengan etika dan moral. Moral, etika dan hukum semua mengatur tentang perilaku kita. Moral memiliki sejarah dan ada dalam bentuk peraturanperaturan. Etika dilain pihak, terutama dipengaruhi oleh masyarakat kita dan dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain. Hukum ada dalam bentuk tertulis dan mewakili perilaku yang diharapkan oleh pimpinan. Penelitian di atas tentang pengaruh etika terhadap kinerja CIO 4

menunjukkan perhatian yang tinggi pada CIO sebagai teladan etika. CIO dapat menerapkan program program etika dan mengaplikasikannya dalam kegiatan kerja sehari-hari, khususnya dalam RSJS tersebut sehingga dapat memberi contoh dan ditiru oleh karyawan lain. 5