ANALISA TEGANGAN POROS RODA GERBONG KERETA API DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
EDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni

Analisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga

Nana Supriyana 1, Nur Biyanto 2, 1,2

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

ANALISA TEGANGAN POROS BAJA AISI 1045 PADA MESIN GERGAJI KAYU AKIBAT TORSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

ANALISA STATIS PADA STRUKTUR RANGKA CHASSIS KENDARAAN RODA TIGA SKRIPSI

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

SIMULASI PEMBEBANAN GAYA BERAT PADA MILL SHAFT ROLL SHELL DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

BAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANAN NYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB II LANDASAN TEORI

Sumber :

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Distribusi Tegangan Kontak Pada Roda akibat Beban Impact Ketika Roda Melewati Sambungan Rel dengan Adanya Pergeseran Ujung Rel ke Arah Lateral.

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

Tujuan Pembelajaran:

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

Jurnal Teknika Atw 1

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 2 139

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

Biltek Vol. 4, No. 013 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

BAB III ANALISIS KASUS

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA KEKUATAN DAN TEGANGAN PADA SAMBUNGAN REL-54 HASIL PENGELASAN THERMITE DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR

MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi

TUGAS AKHIR DESAINDAN ANALISIS MESIN PENCUCI CACAHAN BOTOL PLASTIK UNTUK INDUSTRI KECIL DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Oleh: BAYU EKO NUGROHO Dosen Pembimbing: Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA SIDANG TUGAS AKHIR - TM

STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

Ahmad Tusi ( 1

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR KERETA BARANG FLAT WAGON STRENGTH ANALYSIS OF FLAT WAGON STRUCTURES

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2 70

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Abstrak. Kata Kunci : Frame, Analisis Tegangan Statik, Ansys 14.5, Tegangan Von Mises, Faktor Keamanan. Abstract

BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PerancanganMekanisme UjiKarakteristikSistem Kemudi

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU

Perancangan Tire Blast Cover Sebagai Alat Pengaman Bagi Pekerja Dalam Proses Pengisian Ban Angin Head Truck di Perusahaan Jasa Maintenance Alat Berat

DESAIN DAN ANALISA MESIN CRUSHING BOTOL PLASTIK BEKAS UNTUK INDUSTRI KECIL DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO DESAIN DAN ANALISA GERBONG KERETA API PENGANGKUT BATU BALLAST DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK

TANGKI (FUEL TANK) BAHAN BAKAR GAS UNTUK SEPEDA MOTOR: SEBUAH STUDI NUMERIK

PEMODELAN DAN ANALISA UJI PENDULUM PADA STRUKTUR RANGKA BUS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISIS KEKUATAN UNDER FRAME KERETA BARANG MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMBEBANAN DINAMIK PADA PERANCANGAN BOGIE AUTOMATIC PEOPLE MOVER SYSTEM (APMS)

BAB III BALANS RODA/BAN

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

Transkripsi:

ANALISA TEGANGAN POROS RODA GERBONG KERETA API DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Nana Supriyana Program Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Email: Nana.sttw@gmail.com Akhmad Kholidin Program Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto Email: kholidinptkai@gmail.com ABSTRAK Poros roda kereta merupakan salah satu bagian yang berhubungan langsung dengan keselamatan penumpang maupun bagian lain dalam perjalanan kereta api. Penelitian untuk mengetahui distribusi tegangan yang dialami oleh poros sehingga diketahui letak area kritis pembebanan poros roda kereta, apakah area kritis roda kereta akibat pembebanan terletak pada asnaff atau astap poros roda kereta dan kasus beban impact karena roda benjol atau rata bidang jalan. Simulasi pembebanan menggunakan software ANSYS 12.0 dengan tiga kondisi pembebanan poros roda kereta. Pertama saat menerima beban statis kereta sebesar 4,625 ton per leher poros kereta, kedua saat kereta berjalan sehingga terjadi beban dinamis sebesar 8,9 ton dan ketiga saat terjadinya beban impact dari adanya roda benjol, kerataan bidang jalan atau ketidak rataan jalan rel sebesar sepuluh kali beban statis atau 46,25 ton. Dari hasil simulasi didapat tegangan maksimum terjadi pada node nomor 32 dan nomor 180 yang terletak pada peralihan diameter asnaff ke diameter astap, area ini pada jarak 285,2 mm dari ujung poros. Nilai tegangan maksimum yang diterima poros pada pengkondisian beban tertinggi akibat beban impact yang dimungkinkan karena roda benjol sebesar 112,3 N/mm 2 dan 109, 4 N/mm 2 masih dalam batas aman karena tidak lebih besar dari tegangan yang diijinkan pada teori kegagalan von misses yaitu 225 N/mm 2. Kata kunci: poros, ansys, tegangan. ABSTRACT Axle shaft is one part that relates directly to the safety of passengers and other parts of the train journey. Research to determine the distribution of stress experienced by the shaft in order to know the location of critical areas of the axle load trains, is a critical area due to the imposition of the wheels located on asnaff or astap wagon wheel axle and wheel load cases impact due to road bumps or flat field. Loading simulation using ANSYS 12.0 software with three train axle loading conditions. The first train when receiving a static load of 4.625 tons per axle neck trains, both when the train runs resulting in a dynamic load of 8.9 tons and the third time of the impact load on the wheel bumps, flatness field of road or rail road unevenness as much as ten times the load static or 46.25 tons. From the simulation results obtained maximum stress occurs on node number 32 and number 180 are located in the transition asnaff diameter to diameter astap, this area at a distance of 285.2 mm from the end of the shaft. The maximum stress value received in the conditioning shaft highest burden due to the impact load is possible because the wheels bumps of 112.3 N/mm2 and 109, 4 N/mm2 still within safe limits because it is not greater than the allowable voltage on the theory that the failure of von misses 225 N/mm2. Keywords: shaft, ansys, stress. 1. PENDAHULUAN Poros roda merupakan salah satu komponen dari beberapa komponen yang terdapat pada sarana perkeretaapian. Poros dirangkai dengan dua keping roda menjadi satu kesatuan perangkat roda atau wheel set dan berputar dengan keping roda karena terpasang kedalam naff / hub. M. Subyanto pada tahun 1982 [1] menjelaskan pada perhitungan kekuatan gandar (poros roda kereta) dan menentukan besarnya tegangan pada batas lelah untuk bahan gandar dengan fatique test. Pramono dan Slamet pada tahun 2007 dari Dipo Kereta Purwokerto [2] dalam aspek pengukuran pada 681

perawatan berkala di DipoPemeriksaan dilakukan menyeluruh terhadap kelengkapan bogie termasuk didalamnya pemeriksaan pelumasan dan bearing, pemeriksaan keausan flens dan bidang jalan roda serta pemeriksaan keretakan poros roda kereta metode undistruction test menggunakan alat ultrasonic test. Setelah proses scan selesai kemudian dilakukan evaluasi hasil periksa apakah terdapat indikasi keretakan pada poros atau tidak. Apakah pulse/echo yang timbul sepanjang poros menunjukan indikasi retak atau karena memantul pada perbedaan diameter sepanjang poros khususnya diantara astap dan asnaff. Hasil periksa ini yang menjadi salah satu dasar kereta dapat Siap Operasi (SO) atau Tidak Siap Operasi (TSO). Taufik Akbar Iskandar Chandra pada tahun 2009 [3] mensimulasikan pembebanan gaya berat pada mill shaft roll shell (poros pada mesin giling tebu) di pabrik gula sei semayang dengan metode elemen hingga dan mendapatkan hasil simulasi kemudian dibandingkan dengan perhitungan teori kegagalan von misses, kondisi tidak aman akibat gaya yang timbul akibat torsi dapat diketahui, terjadi pada torsi pertama karena distribusi tegangan maksimum terjadi lebih besar 282x106 N/m2 dari kekuatan tarik bahan 225x106 N/m2. Hasil studi terhadap kondisi poros kereta api diantaranya menurut Siswosuwarno, dan mardjono dalam penelitianya pada tahun 2010 [4] menjelaskan bahwa roda benjol menyebabkan terjadinya beban impact, baik kepada rel, maupun kepada roda. Makin dalam bagian yang benjol, makin besar beban impactnya. Benjolan sebesar 4 mm pada kecepatan 70 km/jam mengakibatkan beban impact 10 kali lebih besar dari beban statiknya (studi/penelitian di Belanda). Rekomendasi yang diberikan pada roda benjol adalah perlu segera dibubut ulang. Biyanto Nur dan N Supriyana tahun 2012 dalam penelitian analisa kegagalan poros roda menggunakan pengujian bahan, simulasi ansys dan perhitungan MEH, STTW Purwokerto [5] mendapatkan kesimpulan bahwa poros yang mengalami kegagalan masih memenuhi standar penggunaan dan kegagalan dimungkinkan karena pembebanan yang diterima poros terlalu besar. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi tegangan yang dialami oleh poros sehingga diketahui letak area kritis pembebanan poros roda kereta. Apakah area kritis roda kereta akibat pembebanan terletak pada asnaff atau astap, selain tersebut didapatkan nilai tegangan maksimum yang terjadi pada simulasi kasus beban impact karena roda benjol atau rata bidang jalan, kondisi dalam penelitian ini yaitu poros roda kereta tipe CC diameter astap 119 mm, dampak adanya faktor cacat material dan thermal diabaikan. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah mensimulasikan distribusi tegangan akibat pembebanan berat kereta pada poros roda kereta dengan tiga kondisi yaitu poros dengan pembebanan berat statis kereta, poros dengan pembebanan berat dinamis kereta dan poros dengan pembebanan impact akibat roda benjol, kerataan bidang jalan atau ketidakrataan jalan rel serta membandingkan hasil simulasi software ANSYS 12.0 dengan hasil teori kegagalan (Von Misses). 2.2 Alat Penelitian Pembuatan simulasi menggunakan hardware berupa Personal Computer (PC) dan software yang digunakan adalah ANSYS versi 12.0. 2.3 Bahan Penelitian 1) Poros Roda Kereta Perangkat roda tipe CC dengan spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut: a. Panjang poros = 1815 mm b. Jarak bantalan radial /jarak titik tumpu(j) = 1590 mm c. Jarak telapak roda (g)= 1120 mm d. Diameter astap = 119 mm e. Diameter keping roda= 774 mm, r = 387 mm f. Beban poros maksimal= 14 ton = 14.000 kg g. Poros roda kereta terbuat dari baja tempa roll setara dengan JIS E 4502 SFA 60B dengan Modulus Elasity= 210 GPa (General Properties of Steels 2009 efunda) 2) Kereta dengan spesifikasi teknik sebagai berikut: a. Berat Total = 40 ton = 40.000 kg b. Tipe Bogie = TB - 398 c. Berat perangkat roda = 750 kg 682

2.4 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dipo Kereta Purwokerto dan lab. komputer STT Wiworotomo. 2.5 Prosedur Penelitian Langkah prosedur penelitian yaitu dengan memperhitungkan tiga kondisi pembebanan yang terjadi pada poros roda yaitu: 1) Pada saat poros roda hanya mengalami beban statis dari seluruh bagian kereta yang ditumpu yaitu dari berat body atau badan kereta, bogie, tangki air, unit AC, perlengkapan rangka bawah dan berat kursi dan penumpang seperti digambarkan pada gambar 1. Gambar 1. Bagian Kereta 2) Pada saat poros mengalami beban yang terjadi saat kereta berjalan yaitu beban dinamis 0,4 kali beban statis dan beban dari adanya gaya getaran horisontal. 3) Pada saat poros mengalami beban impact sebesar 10 kali beban statis kereta yang dapat ditimbulkan dari roda benjol maupun kerataan bidang jalan tapak roda atau ketidakrataan jalan rel. Kemudian melakukan pembuatan simulasi ANSYS yang digunakan adalah dengan pandangan 2 dimensi, seperti diperlihatkan pada gambar 2. Gambar 2. Tampilan Hasil Displacement Pada Kedua Asnaff Poros 683

Langkah selanjutnya dilakukan penerapan beban (load) dengan pemberian gaya: 1) Kondisi pembebanan pertama yaitu beban yang ditumpu oleh poros roda kereta dari beban statis kereta (W A), Dimana berat total kereta = 40.000 kg, Jumlah Perangkat Roda = 4 set, Berat 4 perangkat roda @750 kg = 3.000 kg. W A = = 9.250 kg (1) Maka beban statis yang ditumpu pada satu leher poros adalah separuh beban satu gandar = 4.625 kg = 4,625T = 45.355,76N (1 T=9806,65 N) 2) Kondisi pembebanan kedua yaitu kondisi pembebanan dari beban dinamis kereta yang ditumpu oleh poros, beban dinamis pada satu leher (W 0). W 0 = = 6.475 kg (2) Dan beban dari adanya gaya getaran horizontal (P): P = 0,3 x W A (3) = 2.775 kg Q Q = P x (4) = 2.386 kg Nilai h adalah tinggi titik berat kereta dimana berat per bagian: G1 = 9 ton (bogie 2 set), G2 = 1,4 ton (perlengkapan rangka bawah), G3 = 4,6 ton (kursi + penumpang), G4 = 24 ton (body kereta), G5 = 0,2 ton (tangki air atas), G6 = 0,8 ton (AC 2 unit) dan tinggi per bagian: Y1 = 0,4 m. Y2 = 0,6 m. Y5 = 3 m. Y4 = 1,7 m. Y3 = 1,4 m. Y6 = 3 m. sehingga persamaannya menjadi: Ȳ = (G1.Y1+G2.Y2+G3.Y3+G4.Y4+G5.Y5+G6.Y6)/(G1+G2+G3+G4+G5) (5) Ȳ = (9.0,4 + 1,4.0,6 + 4,6.1,4 + 24.1,7 + 0,2.3 + 0,8.3) / (9+1,4+4,6+24+0,2+0,8) = 136,7 cm (nilai h) Beban dinamis keseluruhan yaitu diambil dari beban dinamis pada satu leher (W 0) ditambah beban dari adanya gaya getaran horizontal (P) sebesar: = 6.475 kg + 2.386 kg = 8.861 kg = 8,9 = 87279,2 N 3) Kondisi pembebanan ketiga yaitu dengan beban yang ditumpu oleh poros adalah beban impact sebesar 10 kali beban statis. Maka beban impact yang dimasukan pada kondisi ketiga sebesar: = 10 x 4,625=46,25 = 453.557,6 N Hasil simulasi beberapa kondisi pembebanan: 1) Kondisi Pembebanan 1 Pada kondisi pembebanan dengan beban stastis kereta dengan titik pembebanan pada kedua titik tumpu roda seperti terlihat pada gambar 3. Gambar 3. Hasil Simulasi Kondisi Pembebanan 1 Dari hasil simulasi diperoleh tegangan maksimum terletak pada node 32 dengan nilai sebesar 11,230 N/mm 2 dan node 180 sebesar 10,940 N/mm 2 pada kedua leher poros, seperti diperlihatkan pada Gambar 4. 684

Gambar 4. Gradiasi Warna Tegangan Maks. Node No. 32 dan 180 Pada Kondisi 1 2) Kondisi Pembebanan 2 Pada kondisi pembebanan dengan beban dinamis kereta dengan titik pembebanan pada titik tumpu roda diperoleh tegangan maksimum pada kedua leher poros terletak pada node 32 dengan nilai sebesar 21,610 N/mm 2 dan node 180 sebesar 21,051 N/mm 2 pada kedua leher poros seperti terlihat pada gambar 5. Gambar 5. Gradiasi Warna Tegangan Maks. Node No. 32 dan 180 Pada Kondisi 2 3) Kondisi Pembebanan 3 Pada kondisi pembebanan dengan beban impact akibat roda benjol dengan titik pembebanan pada titik tumpu roda diperoleh tegangan maksimum pada kedua leher poros terletak pada node 32 dengan nilai sebesar 112,3 N/mm 2 dan node 180 sebesar 109,4 N/mm 2 pada kedua leher poros seperti diperlihatkan pada gambar 6. Gambar 6. Gradiasi Warna Tegangan Maksimum Node No. 32 Pada Kondisi 3 685

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN Dengan melihat hasil simulasi pada tiga kondisi dapat diperoleh letak tegangan maksimum poros berada pada node no. 32 dan no. 180, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Tegangan maksimum hasil simulasi pada poros roda Kondisi Beban Leher A Leher B Teg. maks (N/mm 2 ) No. node Teg. maks (N/mm 2 ) No. node Kondisi 1 11, 230 32 10, 940 180 Kondisi 2 21, 610 32 21, 051 180 Kondisi 3 112, 30 32 109, 40 180 Kedua node tersebut terletak pada area terluar asnaff yang berada pada 285,2 mm dari ujung poros dan melihat teori kegagalan von misses, agar material tidak terjadi kegagalan maka tegangan maksimum yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan von misses (N/mm 2 ). Yield strength bahan poros roda diambil dari nilai 450 Mpa. Yield strength atau Sy dari bahan poros: = 225 N/mm 2 (6) Pada pengujian dengan tegangan maksimum paling tinggi yaitu pada kondisi 3, nilai tegangan yang terjadi sebesar 112,3 N/mm 2 dan 109,4 N/mm 2 sehingga pada pengkondisian beban poros roda kereta masih dalam batas aman karena tidak lebih besar dari tegangan yang diijinkan pada teori kegagalan von misses yaitu 225 N/mm 2. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi menggunakan software ansys diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: 1) Poros roda kereta mengalami distribusi tegangan yang bervariasi, distribusi tegangan relatif tinggi terjadi pada area perubahan diameter poros dari diameter asnaff sampai dengan diameter astap. 2) Tegangan maksimum yang terjadi terletak pada node no. 32 dan no. 180 yaitu berada pada jarak 285,2 mm dari ujung poros dan nilai tegangan maksimum yang diterima poros pada pengkondisian beban tertinggi akibat beban impact sebesar 112,3 N/mm 2 dan 109, 4 N/mm 2 masih dalam batas aman karena tegangan yang diijinkan pada teori kegagalan von misses yaitu 225 N/mm 2. DAFTAR PUSTAKA [1] Subyanto, M. 1982. Dinamika Kendaraan Rel, Suatu Pembahasan Mengenai Gerakan Perjalanan Kereta Api Diatas Jalan-Baja Ditinjau Dari Segi Operasi Teknis Bandung, CV. Komala. [2] Pramono, Slamet. 2007. Aspek Pengukuran Pada Perawatan Berkala di Dipo Purwokerto, Dipo Kereta Purwokerto. [3] Akbar Iskandar Chandra, Taufik. 2009. Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga Medan, Univ. Sumatera Utara. [4] Siswosuwarno, Mardjono. 2010. Beberapa Hasil Penyelidikan PLH: Faktor Penyebab & Rekomendasi Tegal, Diklap Sarana BYTG-ITB Bandung. [5] Biyanto Nur, Supriyana Nana. 2012, Analisa Kegagalan Poros Roda Menggunakan Pengujian Bahan, Simulasi Ansys Dan Perhitungan MEH Purwokerto, STTW. 686