BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran seni dan budaya. Mata pelajaran ini bertujuan agar peserta didik

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK namun alat-alat pendukung perkuliahan seperti LCD kurang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran ialah

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan komputer akhir-akhir ini merambah hampir seluruh aspek

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

SILABUS PEMBELAJARAN

Pert Kompetensi Dasar Indikator Hasil Belajar Kegiatan Pembelajaran Rujukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran, karena

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006


59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia secara cepat dan melimpah ruah. Untuk dapat tampil unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna mengembangkan bakat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkompeten adalah peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan menunjukkan pada upaya peningkatan kualitas proses dari hasil pembelajaran. Sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses adalah jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna ditunjang oleh berbagai jenis sumber belajar. Keefektifan pembelajaran digambarkan oleh prestasi belajar yang dicapai oleh pembelajar. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengemukakan seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas tidak hanya ditentukan oleh faktor pendidik, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik dengan pendidik sebagai sumber belajar pada lingkungan belajar. Dengan demikian, peserta didik seharusnya tidak belajar dari pendidik saja, tetapi dapat juga belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia dilingkungannya. Guru memainkan peranan yang essensial di dalam merancang berbagai peristiwa pembelajaran. Mengingat pentingnya pendekatan pembelajaran 1

2 dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan kegiatan situasi kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan kegiatan situasi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa, sedangkan siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil temuan data pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari di SMA AR-RAHMAN Medan, baik melalui studi kepustakaan maupun melalui penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti (2015) menunjukan antara lain: (1) penerapan media pemebelajaran yang kurang mengembangkan kreativitas siswa melalui pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran, (2) belum maksimalnya pemanfaatan multi media dalam proses belajar mengajar, (3) aktifitas siswa yang masih rendah dalam pemebelajaran, (4) materi/bahan ajar yang masih sulit diperoleh di perpustakaan, (5) fasilitas ruang laboratorium ruang praktek yang masih kurang memadai, (6) hasil belajar (nilai mata pelajaran) berupa tugas/praktek atau latihan umumnya rendah. Selain kendala di atas juga ditemukan adanya permasalahan lain berkaitan dengan proses pembelajaran. Dari hasil wawancara khusus dengan guru mata pelajaran seni budaya dilaksanakan bulan september 2014 disimpulkan bahwa, selama ini mata pelajaran dilaksanakan dengan cara ceramah. Praktik disimulasikan oleh guru terlebih dahulu, kemudian bersamasama oleh 38 siswa. Hal ini tentu saja menyebabkan kurang tersampaikannya tujuan dalam proses pembelajaran.

3 Keberhasilan peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan didukung oleh proses pembelajaran yang baik sehingga siswa memperoleh keterampilan dan nilai yang mencukupi standar nasional. Menurut Muhibbin Syah (2009:3) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa yang dibedakan menjadi tiga macam yaitu : internal yaitu faktor dari diri siswa, eksternal faktor dari luar diri siswa, faktor selanjutnya adalah pendekatan belajar (approavh to learning), yakni etnis belajar siswa yang meliputi strategi, model, media yang digunakan dan hal ini tentu saja membutuhkan guru yang mampu mengajar. Berkaitan dengan hal ini, Sanjaya (2010:6) mengemukakan bahwa guru sebagai pendidik mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, yaitu (1) guru sebagai sumber belajar, (2) guru sebagi fasilitator, (3) guru sebagai pengelola, (4) guru sebagai demonstrator, (5) guru sebagai pembimbing, (6) guru sebagai motivator. Sedangkan pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya yaitu mengarahkan siswa dengan interaksi yang baik dan didukung oleh sumber belajar yang disampaikan guru secara profesional dan efektif dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Penggunaan media pembelajaran seringkali menjadi masalah yang dihadapi oleh guru disekolah tidak memiliki fasilitas media yang cukup, kemudian kelemahan guru dalam menciptakan media. Menurut Hamalik (1994:6) menyatakan bahwa guru dituntut agar mampu memahami, menggunakan alat-alat yang tersedia dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dari pernyataan tersebut, tersirat bahwa

4 pengajaran harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai media pembelajaran. Apalagi pada masa sekarang ini, teknologi informasi sudah mengalami kemajuan pesat, suka tidak suka para pengajar sudah seharusnya lebih membuka diri menguasai teknologi informasi guna mendukung terciptanya proses belajar yang menarik, efesien dan terciptanya tujuan tujuan pembelajaran. Adapun media yang masih sering digunakan oleh guru yaitu media cetak (buku,modul, dan bahan ajar lainnya) dan penggunaan papan tulis, kapur atau spidol sebagai media tambahan di dalam kelas, tetapi tidak semua materi cukup dijelaskan dengan media cetak dan media vcd, akan lebih baik apabila guru memiliki motivasi dan berinovasi untuk beranjak dari kebiasaan guru selama ini yang terlalu nyaman dengan pemanfaatan media seadaanya dan meningkatkan kreatifitas dari guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang menarik dengan mengikuti perkembangan teknologi saat ini, dan akan menjadi lebih baik lagi apabila pembelajaran dengan pemanfaatan media di dukung dengan strategi pembelajaran yang tepat sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dipahami siswa secara maksimal. Berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan pada beberapa pihak guru di SMA AR-RAHMAN MEDAN bahwa guru membutuhkan media pembelajaran dan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran agar pembelajaran lebih efektif. Sebelumnya guru hanya menggunakan media musik, media buku, dan guru sebagai tutor di depan tanpa menggunakan media. Diketahui juga bahwa kendala dalam menggunakan media karena

5 belum banyak guru mempunyai media. Sementara itu pembelajaran yang berlangsung di sekolah masih dilaksanakan dengan konvensional. Sistem pembelajaran yang dilakukan berpusat pada guru yaitu dengan menyampaikan materi pembelajaran yang dilakukan berpusat pada guru yaitu dengan menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah, demostrasi selanjutnya guru memberikan praktek gerak atau latihan dalam kelas pada siswa. Dari pengamatan beberapa orang siswa dinyatakan bahwa media pembelajaran sangat diperlukan karena pembelajaran jadi lebih menarik dan siswa dapat memanfaatkan media sebagai sarana pembelajaran individual. Tidak tercapainya standar kompetensi mata pelajaran seni budaya materi seni tari Sumatera Utara dengan ditemukannya nilai materi dan praktek yang kurang memuaskan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut ditunjukka n pada tabel hasil belajar siswa 3 tahun terakhir. Tabel 1.1 Hasil Belajar seni budaya Tahun Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata akademik 2011/ 2012 60 75 76 2012/2013 65 75 76 2013/2014 60 80 76 Sumber : Kantor Tata Usaha SMA AR-RAHMAN Medan Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar seni budaya masih cendrung kurang memuaskan. Hal ini menyebabkan berbagai kalangan merasa kecewa dan kurang puas dengan hasil mata pelajaran seni

6 budaya materi tari. Untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi maka siswa dituntut untuk lebih memahami dan menguasai materi seni tari Sumatera Utara. Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari dapat diasumsikan sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran seni tari berdasarkan kurikulum sebelumnya. Tujuan pelaksanaan mata pelajaran seni tari di sekolah adalah (a) agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami konsep dan pentingnya seni budaya, (b) peserta didik mampu menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya, lajaran (c) peserta didik mampu menampilkan kreativitas melalui seni budaya, (d) peserta didik mampu menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, disebutkan salah satu standar kompetensi untuk bahan kajian seni tari tingkat sekolah menengah atas (SMA) adalah mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari tradisional, dengan kompetensi dasar sebagai berikut: Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, tradisional, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, tradisional, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia Mengeksplorasi pola lantai gerak tari tunggal daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara

7 diluar Asia; Memeragakan tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Menciptakan tari kreasi berdasarkan tari mancanegara di luar Asia; Menyiapkan pertunjukan tari di sekolah, Menggelar pertunjukan tari di sekolah (BSNP, 2006:198). Berdasarkan hasil observasi di lapangan, untuk pelaksanaan pembelajaran tari tradisional dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, yaitu metode ceramah untuk menyampaikan materi apresiasi seni tari, metode demonstrasi atau peragaan, untuk menyampaikan materi ekspresi tari, dan metode pemberian tugas, dengan tujuan agar siswa belajar secara mandiri baik dalam apresiasi seni tari maupun ekspresi tari namun tetap dalam pengawasan guru. Materi yang digunakan untuk pembelajaran apresiasi siswa menggunakan materi yang telah tersedia dalam buku pelajaran Seni Budaya. Sedangkan untuk pembelajaran ekspresi tari, materi yang digunakan didapat dari pengalaman pribadi guru, pelatihan guru, mahasiswa KKN, dan VCD tari daerah setempat. Media yang diguanakan untuk proses pembelajaran tari tradisional berupa buku pelajaran Seni Budaya, poster dan gambar tari Sumatera Utara, video tari Sumatera Utara dan belum pernah digunakan media pembelajaran tutorial. Dalam proses pembelajaran tari, guru mengalami beberapa kendala yaitu, kemampuan siswa yang beragam, waktu pembelajaran seni tari yang terbatas, kesulitan guru untuk mendapatkan media. Kendala lain yang dialami guru khususnya dalam pembelajaran praktek tari adalah video yang digunakan sebagai materi berupa video tari secara utuh tanpa penjelasan khusus. Siswa

8 yang menempuh pendidikan tingkat SMA rata-rata berkisar pada usia 16 tahun. Pada kisaran ini berarti anak usia SMA masuk dalam kategori remaja. Untuk itu perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang mampu mengatasi keadaan tersebut. Media yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sekolah khususnya dalam pembelajaran tari Sumatera Utara serta mampu mengatasi keragaman kemampuan kognitif tiap siswa, hal ini berarti siswa dapat mengendalikan media tersebut menurut kemampuannya masing-masing. Dalam hal ini dibutuhkan media yang menampilkan rincian mengenai tari Sumatera Utara yang dipertunjukan dan dapat dioperasikan langsung oleh siswa. Rincian yang dimaksud dapat berupa unsur-unsur yang membentuk karya tari nusantara tersebut seperti nama tari, asal tari, jumlah penari, kostum, sejarah terciptanya tari dan fungsi tari. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa mengidentifikasi Apresiasi tari Sumatera Utara sebagai bentuk apresiasi siswa terhadap keunikan tari nusantara. Sedangkan sebagai bahan ekspresi siswa untuk mengeksplorasi pola lantai gerak tari serta menyiapkan pementasan tari, ditampilkan rincian ragam gerak agar mempermudah dalam melakukannya. Selain berisi tentang rincian mengenai tari yang ditampilkan sebagai bahan apresiasi dan ekspresi siswa, alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan juga membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Ada interaksi antara siswa dengan media yang dibuat, hal ini berarti media tersebut dioperasikan sendiri oleh siswa.

9 Dengan demikian mampu menimbulkan umpan balik dan motivasi untuk belajar. Multimedia berbasis komputer dan tutorial video (video tutorial) merupakan kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, dan isi pelajaran. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu (Arsyad, 2010:170-172). Dalam mata pelajaran seni budaya SMA kelas XI terdapat materi pembelajaran tari tradisional. Mengacu pada standar kompetensi bahan kajian seni yang telah diungkapkan di awal, dapat disimpulkan bahwa selain mengidentifikasi suatu tari untuk memperoleh informasi mengenai nama tarian; ciri-ciri khusus tari yang bersangkutan, pesan atau isi cerita dalam tari, serta aspek penampilan tari, siswa juga dituntut untuk mampu mengekspresikan tari dengan memperagakan ragam gerak tari. Kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui pengamatan pertunjukan dan pengamatan kehidupan sosial masyarakatnya. Tari melayu merupakan salah satu tarian yang berasal dari Sumatera Utara. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, secara khusus di daerah Sumatera Utara, tari melayu dapat digunakan sebagai materi pembelajaran tari tradisional di SMA. Selain alasan tersebut di atas, beberapa hal lain yang dijadikan alasan pemilihan tari melayu sebagai materi tari tradisional adalah ;

10 secara bentuk fisik tarian, tari lenggang patah sembilan,tari melayu melenggok makinang, tari serampang XII merupakan tari berpasangan dan dapat ditarikan secara berkelompok sehingga sesuai dengan salah satu kompetensi dasar mata pelajaran seni tari di SMA, secara teknik gerak, tari melayu Sumatera Utara ini memiliki ragam gerak tari yang tidak terlalu banyak dan mudah diikuti oleh anak seusia SMA, dalam hal keunikan bentuk tari, terdapat pada ragam gerak tari melayu yang tersusun atas jenis gerakan yang ritmis, mengayun dan seperti orang berjalan, dan pola gerak yang menarik sehingga dapat divariasikan dengan cara berputar, berlawanan arah, ataupun dilakukan kearah kanan dan kiri secara bergantian. Namun demikian tata garapan tari tersebut dapat disesuaikan dengan perkembangan, baik dalam komposisi dan tata pentasnya. Berdasarkan pemikiran di atas peneliti bermaksud melakukan Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Tari Tiga Serangkai Melayu Sumatera Utara untuk Pembelajaran Tari Tradisional di SMA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah dapat didentifikasikan masalah yang ada sebagai berikut: 1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar mata pelajaran seni budaya materi Seni Tari Tiga Serangkai di SMA AR-RAHMAN MEDAN? 2. Apakah belum maksimal pemanfaatan media dalam pembelajaran yang menyebabkan tidak tercapainya standar kompetensi pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai Sumatera Utara?

11 3. Adakah pengaruh kemampuan pengetahuan guru dalam mengoperasikan media pembelajaran dengan menggunakan VCD Tutorial mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai Sumatera Utara? 4. Apakah model pembelajaran Seni Tari Tiga Serangkai Sumatera Utara yang dilakukan selama ini terlalu monoton sehingga suasana pembelajaran terlihat membosankan dan tidak menarik? 5. Adakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan melalui pemanfaatan media Video Tutorial pembelajaran? 6. Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran seni budaya materi Seni Tari Tiga Serangkai Sumatera Utara melalui pengembangan media video Tutorial pembelajaran? 7. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari Sumatera Utara melalui pengembangan media Video Tutorial pembelajaran? 8. Bagaimanakah kualitas pengembangan media video tutorial tari tiga serangkai Sumatera Utara? 9. Apakah hasil belajar efektif terhadap media Video Tutorial pembelajaran pada mata pelajaran materi Seni Tari Tiga Serangkai Sumatera Utara? C. Pembatasan masalah Dari identifikasi masalah tersebut, maka pengembangan media video tutorial pembelajaran dibatasi dalam ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

12 Media yang dikembangkan hanya meliputi 4 kompetensi dasar antara lain: 1. Media pembelajaran yang dikembangkan berupa bentuk jenis video pembelajaran yang akan dibuat merupakan jenis Tutorial, yaitu penyajian materi pembelajaran dalam bentuk step by step secara runtun sebagai panduan pelatihan dan pembelajaran. 2. Pemahaman siswa dalam mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai melayu Sumatera Utara dibatasi pada respon siswa pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari tersebut. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah video Tutorial pembelajaran Seni Tari Sumatera Utara yang dikembangkan pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai Sumatera Utara layak digunakan untuk siswa kelas XI SMA AR-RAHMAN Medan? 2. Apakah video Tutorial pembelajaran seni tari Sumatera Utara pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai Sumatera Utara efektif dibelajarkan pada siswa Kelas XI SMA AR-RAHMAN Medan? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah: 1. untuk menghasilkan video tutorial pembelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai melayu sumatera utara berdasarkan kriteria kualitas media pembelajaran yang layak digunakan.

13 2. untuk mengetahui hasil belajar efektif terhadap video tutorial pembelajaran Tari tiga serangkai melayu Sumatera Utara. F. Manfaat Penelitian Secara teoritis manfaat pengembangan ini adalah: 1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pengembangan produk media video pembelajaran terutama pada mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai Sumatera Utara. 2. Membangkitkan minat penelitian lanjutan untuk mengkaji pengembangan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. 3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti untuk mendesain dan mengembangkan media pembelajaran guna memecahkan masalah sesuai bidang tuntutan ilmu yang dimiliki yakni ranah kawasan teknologi pembelajaran Secara praktik manfaat pengembangan ini adalah: 1. Produk media video pembelajaran mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai tradisional dapat direkomendasikan menjadi media dan alternatif sarana penyampaian materi pembelajaran mata pelajaran seni budaya materi seni tari tiga serangkai (Sumatera Utara). 2. Sebagai sumber belajar bagi siswa dalam proses pembelajaran seni budaya materi seni tari tradisional sehingga dapat dengan mudah memahami isi mata pelajaran dan mengamplikasikannya pada praktik materi seni tari tiga serangkai (Sumatera Utara).