Keamanan Produk Makanan Yang Beredar oleh Dra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Dibawakan di acara,, Ancaman Kualitas Makanan terhadap Kesehatan menyambut Rakernas Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia, kawanua Aerotel Jakarta Pusat tanggal 30 Juni 2012 kerjasama dengan RS Islam Cempaka Putin.
Pendahuluan Jajanan kaki lima sangat menggugah selera, disukai anak anak sampai dewasa. Lezat, gurih, renyah serta murah harganya dan mengenyangkan. Buah Buahan dan Sayuran yang selalu tampak segar. Bahan pangan yang berharga murah Amankah dikomsumsi? Ternyata banyak pihak mensinyalir jajanan, buah buahan segar, sayuran segar bahkan bahan pangan yang lebih murah dari harga normal itu akibat penambahan bahan kimia bukan untuk makanan. Mengapa? Pedagang : Agar bisa menjual murah dan dagangan laku keras Konsumen : Butuh pangan yang murah sesuai daya beli dan serta mudah diperoleh FAKTA 2
Bau tengik Warna lebih gelap dari aslinya Minyak Oplosan Ada endapan didasar minyak (tepung terigu) Timbul buih dan berasap saat dipanaskan Ditambahkan plastik, akan ada bercak bercak putih yang mengendap di gorengan. Gorengan dibiarkan lama masih kencang dan renyah Menimbulkan iritasi atau gatal ditenggorokan Ditambahkan lilin agar bentuk tidak berobah dan tetap berkilat setelah berjamjam serta tidak lengket. Menimbulkan rasa gurih jika menggunakan minyak bekas ayam goreng cepat saji. 3
Bahan Makanan tidak layak & Berbahaya Bakso + Boraks Kenyal, mudah dipantulkan spt bola bekel, bekas gigitan mudah kembali, ada rasa getir, warna cenderung keputihan tidak ke coklatan. Daging Gelondongan Jika digantung mengeluarkan tetesan air, warna daging kurang merah seperti aslinya dan serat serat daging menggelembung. Makanan + Pewarna tekstil Warnanya membekas di tangan artinya di tambahkan pewarna tekstil Daging Ayam Daging segar berwarna kekuningan, daging tiren/mati berwarna putih bersih biasa,ditambahkan pewarna kuning. Daging Ayam rendaman formalin bila ditekan dg telunjuk keluar air atau lendir. 4
Bahan Makanan tidak layak & Berbahaya Tahu + formalin Keras, kenyal, dan tidak padat, tidak rusak sampai 2 hari di suhu kamar dan 15 hari di suhulemari es. Ikan +formalin Ikan ditekan jadi lembek dan warna insang merah tua, ikan asin putih bersih, tidak dikerubutin lalat. Jika digoreng hancur. Mie basah +formalin Tidak lengket, lebih mengkilap, tidak rusak sampai 2 hari di suhu kamar dan lebih 15 hari di lemari es, serta tidak mudah putus saat digigit. Semua makanan berformalin tidak dihinggapi lalat. Semua makanan berboraks cenderung berwarna putih dan terasa getir 5
Contoh Keracunan Makanan Tahun 2011, keracunan dari : Bakso di kantin sekolah SD Kec Deli Serdang, Sumut Kue Ulang Tahun di satu SD di Medan. Susu dalam dus kotak di SD Muhamadiyah di Jawa Tengah sebagai bagian peningkatan gizi bantuan Pem Kab. Makan malam di asrama seminari Bethel Jakarta Barat Nasi kardus di acara pernikahan di Kec Badak Sukabumi Nasi kuning ulang tahun yg disantap sembilan Balita di Kec Makasar Jakarta Timur. Buruh sepatu Nike 14.000 orang sakit perut dan muntah setelah makan siang. 6
Standar Keselamatan Keamanan dan keselamatan dalam berkonsumsi merupakan hak dasar setiap konsumen dalam seluruh aspek kehidupannya Berbagai peraturan perundang-undangan menegaskan hal ini, diantaranya: UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen PP No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional 7
( UU Pangan pasal 1) Definisi Keamanan Pangan : kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia Cemaran biologis : virus, mikroba, jamur, dsb Kimia : antibiotika, pengawet, pewarna, penambah rasa kimia, logam berat, dsb Benda lain : cemaran kotoran, silet, paku, dsb
UU Pangan Peran Serta Masyarakat Ps.51, Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan seluas-luasnya dalam mewujudkan perlindungan bagi orang perseorangan yang mengkomsumsi pangan, sesuai dengan ketentuan pelaksanaannya serta peraturan perundang-undangan lain yg berlaku. Ps 52, Dalam rangka penyempurnaan dan peningkatan sistem pangan, masyarakat dapat menyampaikan permasalahan, masukan dan atau cara pemecahan mengenai hal-hal bidang pangan. 9
Produk Aman Menjamin pemenuhan Hak Konsumen Hak konsumen dilindungi secara legal di dalam UUPK (1999), pasal 4,yaitu : 1. Hak atas keamanan, kenyamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi produk 2. Hak untuk memilih 3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan produk 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
Sandaran legal perlindungan konsumen : UU Pangan menjamin proses keamanan pangan UU Perlindungan Konsumen PP Standardisasi Nasional Tujuan Ps 3 Pasal 8, Keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenagakerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian lingkungan hidup. Mewujudkan Pelaku persaingan usaha yang dilarang sehat dalam perdagangan memperdagangkan pangan yang rusak, cacat atau Pengawasan Ps 23 ayat 3 Masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat melakukan pengawasan terhadap barang yang beredar di pasaran. bekas dan tercemar dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar 11
Lemahnya Posisi Konsumen Kurang mengerti ada perbedaan perlakuan peraturan untuk makanan kemasan dan makanan yang tidak dikemas atau dibeli langsung dari pembuatnya. Kurang cermat memperhatikan terdaftar tidaknya kemasan dengan memastikan kode registrasi apakah MD/ML atau P-IRT serta kelengkapan labelnya. Sulit berfungsi sebagai pengawas karena tidak mengetahui adanya standar tidak mengenal simbol/logo standar tidak mengetahui adanya SNI wajib dan SNI sukarela- kecuali halal dan organik. Jaminan keamanan dan kualitas produk pangan di pasaran hanya mengandalkan cantuman registrasi dari instansi terkait dengan harapan sudah memenuhi semua persyaratan dengan benar untuk pangan kemasan. Pertimbangan dalam memilih produk, terutama produk pangan berdasarkan: Harga (saat ini lebih melihat fungsi dari pada klaim promosi ) Bahan yang digunakan (komposisi) Siapa produsennya Kandungan gizi, untuk produk-produk tertentu 12
Kasus tersebut menunjukkan bahwa : Posisi konsumen masih sangat lemah mekanisme perlindungan konsumen tidak berjalan Mengapa? Lemahnya 3 aspek perlindungan konsumen : 1.Aspek legal 2. Aspek Partisipasi Publik 3. Aspek sarana & Prasarana 13
Konsumen dapat melakukan kontrol / pengawasan keamanan pangan : 1. Upaya litigasi jalur hukum 2. Non litigasi upaya kontrol di luar jalur hukum Upaya yang dapat dilakukan: Komplain secara langsung ke pelaku usaha Melakukan upaya mediasi Mendorong pemerintah untuk melakukan pengawasan Pembentukan opini di media massa / media pressure
Harapan Konsumen Terdapat ruang publik yang cukup bagi konsumen untuk mendapatkan informasi & melakukan pengaduan Ada upaya melakukan pemberdayaan konsumen agar konsumen bersikap kritis terhadap produk yang dikonsumsi. Tidak akan ada kepedulian tanpa pemberdayaan KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI KIE 15
Penutup Seluruh produk yang beredar di pasar dan dikonsumsi masyarakat seharusnya telah memenuhi standar keamanan dan keselamatan Konsumen tidak punya akses untuk mengetahui apakah suatu produk telah memenuhi syarat keamanan dan kualitas -- penandaan? Sistem pengawasan produk yang mapan mutlak Peningkatan pengetahuan konsumen tentang standar serta perangkat pengawasannya Penegakan hukum dan sanksi yang menjerakan 16