Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji emisi formaldehida panel kayu metode ruangan

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Pupuk super fosfat tunggal

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Pulp - Cara uji bilangan kappa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Pupuk SP-36 SNI

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

SNI Standar Nasional Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

Pupuk urea SNI 2801:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Pupuk tripel super fosfat

Pupuk amonium klorida

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

Pupuk amonium sulfat

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

MATERI DAN METODE. Materi

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Minyak kelapa sawit mentah (Crude palm oil)

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas ICS 79.060 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Pengambilan contoh... 1 5 Cara uji... 3 6 Pelaporan... 9 Lampiran A (informatif) Alat analisis gas... 10 Bibliografi... 11 Gambar 1 Panel contoh dan potongan uji...2 Gambar 2 Potongan uji dan contoh uji...3 Gambar 3 Contoh kurva kalibrasi untuk penentuan formaldehida...8 Tabel 1 Pengambilan panel contoh...2 Tabel 2 Konsentrasi deret standar...7 i

Prakata Standar ini sebagai pedoman kepada pihak terkait agar dapat melakukan uji emisi formaldehida secara konsisten. Penyusunan standar dilakukan berdasarkan penelaahan pustaka dan sudah diterapkan dalam melakukan pengujian emisi formaldehida metoda analisis gas. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu yang telah dibahas dalam rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus nasional pada tanggal 25 Oktober 2005 di Bogor. ii

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan metode cara uji dan pelaporan emisi formaldehida panel kayu. 2 Acuan normatif SNI 01-6050-1999: Emisi formaldehida pada panel kayu. 3 Istilah dan definisi 3.1 emisi formaldehida jumlah formaldehida yang dibebaskan oleh suatu produk 3.2 kayu lapis suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun bersilangan tegak lurus lembaran venir yang diikat dengan perekat 3.3 metoda analisis gas suatu cara penetapan emisi formaldehida dengan mengalirkan udara ke dalam bejana (chamber) yang berisi contoh uji 3.4 panel kayu produk kayu yang relatif tipis, lebar, dan panjang berupa kayu lapis, papan partikel, dan papan serat 3.5 papan partikel hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik serta bahan lain 3.6 papan serat panel yang dihasilkan dari pengempaan serat kayu atau bahan berligno-selulosa lain dengan ikatan utama berasal dari bahan baku yang bersangkutan (khususnya lignin) atau bahan lain (khususnya perekat) untuk memperoleh sifat khusus 4 Pengambilan contoh Metoda pengambilan contoh mengacu SNI 01-6050-1999: Emisi formaldehida pada panel kayu, dengan ketentuan sebagai berikut: 1 dari 11

4.1 Panel contoh Pengambilan panel contoh sesuai dengan Tabel 1. Tabel 1 Pengambilan panel contoh Jumlah lembar dalam satu partai Jumlah contoh < 500 2 501-1000 3 1001-2000 4 > 2001 5 4.2 Potongan uji Potongan uji ukuran 500 mm x 500 mm diambil pada bagian tengah panel contoh yang akan diuji sesuai dengan Gambar 1 dan segera dibungkus plastik kedap udara. 500 A B 500 Keterangan: a adalah panel contoh; b adalah potongan uji. Gambar 1 Panel contoh dan potongan uji 4.3 Contoh uji a) Dari potongan uji, dibuat dua buah contoh uji ukuran 400 mm x 50 mm (Gambar 2). b) Tutup segera bagian sisi tebal contoh uji dengan pita segel aluminium (seal tape). Simpan contoh uji dalam kantong plastik kedap udara sebelum dilakukan pengujian. 2 dari 11

Satuan dalam milimeter 50 400 50 C B C Keterangan: b adalah potongan uji c adalah contoh uji Gambar 2 Potongan uji dan contoh uji 5 Cara uji 5.1 Prinsip Mengukur emisi formaldehida dari panel kayu berdasarkan reaksi Hantzsh yang mereaksikan larutan formaldehida dengan ion ammonium dan acetylacetone yang menghasilkan diacetyldihydrolutidine (DDL). 5.2 Bahan dan pereaksi a) amonium asetat (CH 3 COONH 4 ); b) asam klorida (HCl); c) asam sulfat (H 2 SO 4 ); d) asetil aseton (C 5 H 8 O 2 ); e) indikator kanji; f) iodine (I 2 ); g) kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ); h) kalium iodida (KI); i) larutan formalin 35 % - 40 % (HCHO); j) natrium hidroksida (NaOH); k) natrium tiosulfat (Na 2 S 2 O 3.5H 2 O); l) pita aluminium berperekat; m) toluen (C 7 H 8 ). 3 dari 11

5.3 Peralatan a) alat analisis gas (lihat lampiran); b) buret 50 ml dan mikroburet 25 ml; c) erlenmeyer berpenutup 100 dan 250 ml; d) gelas piala 150 dan 300 ml; e) gelas ukur 250 ml; f) kaca arloji, diameter 120 mm; g) labu ukur 100 ml, 250 ml, dan 1000 ml; h) penangas air (water bath). i) pipet ukur (mohr) 1, 10 dan 25 ml; j) pipet volumetrik 1, 2, 3, 4, 5, 10, 20, 25, 50 dan 100 ml; k) spektrofotometer UV-VIS; l) timbangan analitis dengan ketelitian 0,001 gram. CATATAN Untuk keperluan analisis, bahan kimia yang digunakan harus pro analysis atau analytical grade, dan air yang digunakan harus air suling atau air demineralisasi. 5.4 Persiapan Pengambilan contoh dan pembuatan contoh uji sesuai dengan butir 4. 5.5 Prosedur 5.5.1 Persiapan larutan pereaksi 5.5.1.1 Larutan asetil aseton a) Pipet 4 ml asetil aseton ke dalam labu ukur 1000 ml. b) Tambahkan air hingga tanda tera. c) Larutan disimpan dalam botol berwarna gelap dan dihindarkan dari suhu tinggi dan cahaya matahari. d) Jika larutan berubah warna, segera dibuat larutan baru. 5.5.1.2 Larutan ammonium asetat a) Larutkan 200 g ammonium asetat dengan 200 ml air dalam gelas piala 300 ml. b) Masukkan larutan ke dalam labu ukur 1000 ml, tambah air hingga tanda tera. c) Larutan disimpan dalam botol berwarna gelap dan dihindarkan dari suhu tinggi dan cahaya matahari. d) Jika larutan berubah warna, segera dibuat larutan baru. 5.5.1.3 Larutan kalium iodida 40% a) Larutkan 20 gram kalium iodida dengan 30 40 ml air suling pada gelas piala 100 ml. b) Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml berwarna gelap dan tepatkan hingga tanda tera. 5.5.1.4 Larutan iodin 0,05 M a) Larutkan 40 g Kalium iodida dengan 25 ml air. b) Tambahkan 13 g iodin, aduk hingga tercampur sempurna. c) Tambahkan 3 tetes HCl pekat, masukkan dalam labu ukur 1 000 ml dan tambahkan air suling hingga tanda tera. 4 dari 11

5.5.1.5 Larutan natrium hidroksida 1 M a) Timbang 40 g NaOH dan larutkan dengan 200 ml air suling. b) Masukkan ke dalam labu ukur 1 000 ml, tambahkan air suling hingga tanda tera. 5.5.1.6 Larutan asam sulfat a) Pipet 56 ml H 2 SO 4 pekat, masukkan ke dalam labu ukur 1 000 ml yang berisi 200 ml air suling. b) Dinginkan sampai suhu kamar, tambahkan air suling hingga tanda tera. 5.5.1.7 Larutan kalium dikromat 0,1 M a) Keringkan ± 10 g kalium dikromat dalam oven pada suhu 100 C hingga 110 C selama 3 jam. b) Dinginkan dalam desikator. c) Timbang 3 g kalium dikromat, larutkan dengan 20 ml air suling, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan air suling hingga tanda tera. d) Molaritas larutan K 2 Cr 2 O 7 ditentukan dengan rumus: M K 2 Cr 2 O 7 = dengan pengertian: W K 2 Cr 2 O 7 W K 2 Cr 2 O 7 x 1000 294.18 x 100 adalah berat kalium dikromat (g). 5.5.1.8 Larutan kalium iodida 10 % a) Timbang 10 g kalium iodida, larutkan dalam 50 ml sampai 80 ml air suling pada gelas piala 100 ml. b) Kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100 ml (berwarna gelap) dan tambahkan air suling hingga tanda tera. 5.5.1.9 Larutan kanji a) Timbang 1 g kanji, campurkan dengan sedikit air dalam gelas piala 100 ml. b) Tambahkan air mendidih hingga 100 ml, kemudian aduk dan dinginkan. 5.5.1.10 Pembuatan larutan standar natrium tiosulfat 5.5.1.10.1 Larutan natrium tiosulfat 0,1 M a) Timbang 24,8 g Na 2 S 2 O 3.5H 2 O, kemudian larutkan dengan air suling secukupnya dalam gelas piala. b) Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan hingga tanda tera dan kocok hingga homogen. c) Larutan disimpan selama satu atau dua hari sebelum digunakan. 5.5.1.10.2 Standardisasi tiosulfat dengan kalium dikromat a) Pipet 5 ml larutan kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) 0,1 M pada Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 10 ml KI 10 % dan 5 ml HCl pekat. b) Lakukan prosedur di atas untuk larutan blanko, yaitu dengan memipet air suling 20 ml. 5 dari 11

c) Tutup labu erlenmeyer, biarkan dan simpan dalam ruang gelap selama 10 menit, dan titrasi dengan Na 2 S 2 O 3 dengan menggunakan buret 50 ml. d) Catat ml tiosulfat yang dibutuhkan. Konsentrasi larutan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O dihitung dengan rumus sebagai berikut: M Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O = M K 2 Cr 2 O 7 x V x 6 ( A B ) dengan pengertian: M Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O M K 2 Cr 2 O 7 V A B adalah molaritas natrium tiosulfat; adalah molaritas kalium dikromat; adalah volume Kalium Dikromat (5 ml); adalah volume titran natrium tiosulfat untuk larutan kalium dikromat (ml); adalah volume titran untuk larutan blanko (ml). 5.5.2 Pembuatan kurva standar 5.5.2.1 Persiapan larutan standar formaldehida (larutan standar A) a) Timbang 1 g larutan standar formalin 37 % pada labu ukur 1000 ml. b) Tambahkan air suling hingga tanda tera. 5.5.2.2 Penetapan konsentrasi standar formaldehida a) Pipet 20 ml larutan standar masukkan dalam erlenmeyer asah (100 ml), tambahkan 25 ml larutan iodine 0,05 M dan 10 ml natrium hidroksida 1 M. Biarkan selama 15 menit. b) Dengan prosedur yang sama, siapkan larutan blanko dengan mengganti 20 ml larutan standar dengan 20 ml air suling c) Tambahkan 15 ml larutan asam sulfat 1 M pada setiap erlenmeyer, d) Titar dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 M, sampai larutan menjadi kuning muda, tambahkan 1 ml larutan kanji hingga larutan berubah menjadi berwarna biru e) Titrasi dilanjutkan hingga larutan menjadi tidak berwarna, catat volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan. Konsentrasi formaldehida dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah formaldehida (mg/l) = 15,015 (B - S) x M(Na 2 S 2 O 3 ) x 1 000 20 dengan pengertian: B adalah ml natrium tiosulfat blanko; S adalah ml natrium tiosulfat untuk contoh; M (Na 2 S 2 O 3 ) adalah molaritas natrium tiosulfat. 5.5.2.3 Pembuatan larutan standar B a) Buat larutan standar B dengan konsentrasi 3 mg/l formaldehida dengan memipet sejumlah larutan standar A ke dalam labu ukur 1000 ml, lalu tepatkan dengan air suling sampai tanda tera. b) Jumlah larutan standar A yang dipipet dapat dihitung dengan rumus: 6 dari 11

V A (ml) = 3 x 1000 C A dengan pengertian: V A adalah volume larutan standar A yang akan dipipet (ml); 3 adalah konsentrasi larutan standar B (mg/l); 1000 adalah volume larutan standar B (ml); C A adalah konsentrasi larutan standar A (mg/l). 5.5.2.4 Menentukan kurva standar a) Pipet masing-masing 0 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 50 ml, dan 100 ml larutan standar B ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis. Konsentrasi masing-masing deret tercantum pada Tabel 2. Tabel 2 Konsentrasi deret standar Erlenmeyer Volume akhir (ml) Volume standar Formalin (ml) Konsentrasi Larutan standar 10-3 (mg/ml) 1 100 0 0 2 100 5 0,15 3 100 10 0,30 4 100 20 0,60 5 100 50 1,50 6 100 100 3,00 b) Pipet 10 ml dari setiap larutan standar di atas ke dalam erlenmeyer 100 ml, tambahkan 10 ml asetil aseton dan 10 ml ammonium asetat, lalu erlenmeyer ditutup dan dihangatkan dalam water bath pada suhu 40 o C selama 15 menit. c) Dinginkan hingga temperatur ruang dan disimpan di ruang gelap selama 1 jam. d) Tentukan absorbansi larutan dengan spectrophotometer UV-VIS pada 412 nm, dengan air suling sebagai blanko. e) Nilai absorbansi dan konsentrasi di terakan dengan konsentrasi sebagai sumbu y dan absorbansi sebagai sumbu x, sehingga didapat nilai kemiringan ( y/ x) atau (f). 7 dari 11

10-3 mg/ml 3,0 2,5 Konsentrasi larutan kalibrasi 2,0 1,5 1,0 0,5 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 Absorbansi Gambar 3 Contoh kurva kalibrasi untuk penentuan formaldehida 5.5.3 Penangkapan emisi formaldehida a) Tabung analisis gas dikondisikan pada suhu (60 ± 0.5) o C dan kelembaban relatif (2 ± 1)%. b) Isi empat pasang botol penampung dengan 20 ml - 30 ml air suling, hubungkan ke empat pasang botol tersebut ke bagian outlet masing-masing keran magnetik. c) Atur aliran udara yang masuk ke dalam tabung ( 60 ± 3 ) l/jam. d) Masukkan sebuah contoh uji ke dalam tabung analisis gas, tutup dan tekan tombol sampling jam pertama. Aliran udara masuk akan masuk ke dalam botol penampung jam pertama. e) Untuk selanjutnya secara otomatis aliran udara akan berpindah ke botol penampung jam kedua, ketiga dan keempat setiap satu jam. (perpindahan ini harus terjadi secara otomatis). f) Selama pengujian tekanan harus dijaga pada 1000 Pa hingga 1200 Pa. g) Pindahkan isi setiap pasang botol penampung ke dalam labu ukur 250 ml. Bilas dan tambahkan air suling hingga tanda tera. h) Selanjutnya lakukan pengukuran larutan contoh seperti pada langkah 5.5.4. 5.5.4 Penetapan formaldehida dalam larutan a) Pipet larutan contoh sebanyak 10 ml dan masing-masing dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. b) Tambahkan 10 ml asetil aseton dan 10 ml amonium asetat, erlenmeyer ditutup dan hangatkan dalam water bath pada suhu 40 o C selama 15 menit. c) Dinginkan hingga suhu ruang, simpan dalam ruang gelap dan ukur absorbansi contoh dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 412 nm. d) Pengujian dilakukan duplo dengan menggunakan spesimen yang berbeda. Jika terjadi perbedaan nilai individu dari masing-masing ekstraksi lebih dari 0,5 mg/m 2 jam maka harus dilakukan pengujian yang ketiga. 8 dari 11

5.5 Pernyataan hasil a) Kandungan formaldehida, disebut nilai analisis gas dinyatakan sebagai berikut : Gi = (As Ab) x f x V F (mg/m 2 jam) dengan pengertian: Gi adalah kandungan formaldehida pada larutan setiap jam (mg/m 2 jam); i adalah pertama, kedua, ketiga atau keempat; A s adalah absorbansi larutan contoh uji; A b adalah absorbansi larutan blanko; f adalah kemiringan/slope (sumbu y sebagai konsentrasi (mg/ml) dan sumbu x sebagai absorbansi); V adalah volume larutan dalam labu ukur (250 ml); F adalah luas area permukaan sample yang tidak tertutup (m 2 ). b) Jika emisi formaldehida dari larutan contoh pada jam pertama lebih kecil dari larutan contoh jam kedua, (temperatur pada jam pertama tidak segera mencapai 60 o C), maka nilai analisis gas dihitung dari jumlah emisi formaldehida pada jam kedua, ketiga dan keempat. Gm = G2 + G3 + G4 3 c) Jika maksimum emisi formaldehida dicapai pada saat jam pertama, jumlahkan keempat larutan contoh tersebut untuk diperhitungkan. Gm = G1 + G2 + G3 + G4 4 dengan pengertian: Gm adalah rata-rata nilai analisis gas (mg/m 2 jam). 6 Pelaporan Laporan hasil uji dari analis harus mencantumkan informasi sebagai berikut: a) macam panel; b) tebal; c) tanggal pengujian; d) kadar air (%) contoh uji pada saat pengujian; e) hasil pengujian. 9 dari 11

Lampiran A (informatif) Alat analisis gas 9 12 14 22 23 13 8 17 7 11 16 18 15 10 10 10 10 19 4 6 20 1 5 3 2 21 Keterangan: 1. Penyaring udara 2. Botol pencuci 500 ml, berisi 40 ml air suling 3. Desikator, 500 ml, berisi silika gel 4. Pompa udara 5. Keran 6. Alat pengukur kecepatan aliran udara 7. Tabung (panjang 555 mm, diameter 96 mm, volume internal 4 017 ml) dengan koyak ganda terbuat dari logam tahan karat atau gelas 8. Alat pemanas udara (terbuat dari koil tembaga, terletak di dalam kotak ganda) 9. Termostat 10. Keran magnetik 11. Udara masuk ke dalam tabung 12. Pemanas medium (saluran ke luar) 13. Udara keluar 14. Pemanas medium (saluran masuk) 15. Penyekat 16. Pintu tabung 17. Kotak ganda 18. Saluran udara (gulungan pemanas) 19. Keran magnetik untuk pembilasan 20. Pipa penghubung 21. Empat (4) pasang botol penampung 100 ml 22. Pengukur tekanan 23. Pengukur suhu 10 dari 11

Bibliografi Europe Norm, EN 717-2, Wood based panels-determination of formaldehyde release, part 2 : formaldehyde release by the gas analysis method 11 dari 11