BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau akan melalui lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum ia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Inisiasi Menyusui Dini. bayi dan kulit ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, setelah puting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

SKRIPSI. Oleh : SRI LESTARI NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. salah satu indikator dalam menggambarkan derajad kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

Melindungi kesehatan ibu :

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. makan yang kurang tepat pada bayi dan anak, maka penting penerapan optimal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB II TINJAUAN TEORI

PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau early initiation adalah permulaan menyusu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau. merangkak mencari payudara (Roesli, 2012, h;3).

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. baru lahir untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara meletakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

Noor Cholifah a, Dwi Astuti b a,b. STIKES Muhammadiyah Kudus a. b

Bab 3 Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai Modal Pembangunan Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikenal dengan fenomena 2/3, yaitu 2/3 kematian bayi pada usia 0-1 tahun terjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan menurut Irwanto (2003) adalah segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan mata pelajaran. 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005). Tingkat pengetahuan seseorang secara rinci dibagi menjadi enam tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah 7

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. (Notoatmodjo, 2005). b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2005). c. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. d. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. e. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Manfaat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007, p.140), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni: a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, 2003) yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu: a. Umur Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umurumur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. b. Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu model untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

c. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. d. Sosial Budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seeorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. e. Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. f. Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

g. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 1997). 5. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2005). Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai untuk jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, kurang. Dikatakan baik (>80%), cukup (60-80%), dan kurang (<60%) (Khomsan, 2000). 6. Cara memperoleh pengetahuan Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2003) dari berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu : 1) Trial and Error Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu ini bila seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah) atau metode coba-salah adalah cobacoba. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini juga merupakan pencerminan dari upaya memperoleh pengetahuan, walaupun pada taraf yang masih primitive. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia ke arah yang lebih sempurna. 2) Kekuasaan atau Otoritas Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal ataupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemrintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Adapun pepatah mengatakan Pengalaman adalah guru terbaik. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. 4) Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir umat manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan, dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menjalankan jalan pikirannya, baik melalui induksi atau deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan. Kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus kepada umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan - pertanyaan umum kepada khusus.

b. Cara Ilmiah atau Cara Modern Dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini menggunakan cara yang sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau popular disebut metodologi penelitian (Research Methodologi). 7. Sumber pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), sumber dari pengetahuan didapat melalui penginderaan. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. B. Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini a. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008). b. IMD merupakan program yang dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu (Syarifah, 2008). c. Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya (Swasono, 2008 dalam Roesli, 2008)

Jadi, inisiasi menyusu dini adalah segala upaya yang dilakukan agar agar bayi bisa menyusu sedini mungkin dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. d. Inisiasi Menyusu Dini adalah memberikan sesegera mungkin air susu ibu (ASI) kepada bayi (Suari, 2008). e. Inisiasi Menyusu Dini adalah segala upaya yang dilakukan agar bayi bisa menyusu sedini mungkin dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya (Kresnawan, 2007). C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Praktik Inisiasi Menyusu Dini 1. Faktor Ibu Ibu menyusui harus muncul motivasi dan percaya diri bahwa dirinya bisa menyusui. 2. Keluarga Dari lingkungan keluarga, faktor nenek dan 'staf ahli' seperti baby sitter, pembantu rumah tangga (PRT) sangat mempengaruhi usia pemberian makanan tambahan pertama untuk bayi. Ayah juga berperan dalam suksesnya ASI eksklusif yaitu dengan mendukung secara fisik dan psikologis. 3. Lingkungan Lingkungan kerja juga sangat berperan untuk suksesnya ASI Eksklusif; UU Nakes no. 13/2003 menyebutkan perlunya ruang laktasi dan

fasilitasnya. Pengalaman dari mulut ke mulut dari tetangga juga menentukan seorang bayi akan mendapatkan ASI eksklusif. 4. Kebijakan/aturan di masyarakat Advokasi terhadap PEMDA juga perlu dilakukan mengingat masih ada produk susu formula program bantuan dana APBD yang menyalahi aturan label seperti masih mencantumkan formula untuk 0-6 bulan dimana usia ini haruslah hanya mendapatkan ASI. 5. Pengetahuan Pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, internet dan lain- lain) akan lebih banyak pengetahuannya. Dan pengetahuan juga dapat di peroleh dengan pemberian penyuluhan (Hector et.al 2005). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena dalam pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). D. Tata Laksana Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini memerlukan beberapa persiapan, diantaranya kondisi fisik dan mental ibu (Roesli, 2008). Berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan menurut protokol avidence based yang telah diperbarui

oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama yaitu : 1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam 2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisasi menyusu dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan. 3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu dini selesai kemudian baru dilakukan prosedur tersebut seperti: memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata, dan lain-lain 4. Prinsip menyusu / pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara eksklusif 5. Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi dapat diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan.

E. Pentingnya kontak kulit dan menyusu dini Menurut Sjafani (2007), ada dua hal penting yang tidak disadari selama ini bahwa kontak kulit bayi dan ibu penting dan bayi baru lahir segera didapati untuk menyusu sendiri. Roesli (2008) mengatakan kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama terbilang penting karena: 1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. 2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, pernafasan serta detak jantung bayi lebih stabil, bayi akan jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. 3. Menjaga kolonisasi bakteri baik dari ibu didalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi 4. Bonding (Ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. 5. Makanan awal non ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. 6. Bayi diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.

7. Sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya serta isapan bayi pada puting susu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin 8. Bayi mendapat kolostrum (ASI yang pertama kali keluar). Kolostrum (the gift of life) yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus dan kelangsungan hidup bayi. 9. Ibu dan Ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. F. Keuntungan IMD bagi Ibu dan Bayi Menurut Suari (2008), Roesli (2008), dan JNPK-KR (2007), ada berbagai manfaat yang diperoleh dari proses inisiasi menyusu dini, diantaranya : 1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi : a. Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi b. Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan : 1) Menstabilkan pernapasan 2) Mengendalikan temperatur tubuh bayi 3) Bayi mempunyai pola tidur yang lebih baik 4) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif 5) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi

2. Keuntungan menyusu dini untuk bayi : a. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi b. Meningkatkan kecerdasan c. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan napas d. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu bayi e. Mencegah kehilangan panas 3. Keuntungan Menyusu dini untuk ibu : a. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin karena isapan mulut bayi b. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI c. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu bayi 4. Dengan memulai menyusu dini maka : a. Kematian balita sebesar 40% terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22% kematian bayi usia 0-28 hari. Berarti inisiasi menyusu dini dapat mengurangi angka kematian balita sebesar 8.8% b. Meningkatkan keberhasilan menyusui eksklusif dan lama menyusui sampai 2 tahun. Dengan demikian, dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh c. Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga akan mengurangi kesulitan posisi saat menyusu

G. Penghambat IMD Inisiasi menyusu dini masih sulit untuk diterapkan karena adanya mitos atau pendapat yang masih simpang siur. Berikut ini ádalah pendapatpendapat yang dapat menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi (Roesli, 2008) : 1. Bayi kedinginan-tidak benar Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman (2005), suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 o C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 o C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2 o C menghangatkan bayi. Kulit ibu bersifat thermoregulator atau thermal sinchrony bagi suhu bayi. 2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinyatidak benar Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. 3. Tenaga kesehatan kurang tersedia-tidak masalah Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah

atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. 4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. 5. Ibu harus dijahit-tidak masalah Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu. 6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir-tidak benar Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. 7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukurtidak benar Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.

8. Bayi kurang siaga tidak benar Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. 9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan prelaktal) tidak benar Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. 10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi tidak benar Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda. H. Peran IMD dalam Millenium Devolepment Goals (MDGs) Dalam Roesli (2008), IMD berperan dalam pencapaian tujuan MDGs. Berikut ini adalah tujuan dari MDGs : 1. Membantu mengurangi kemiskinan Inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif enam bulan dan lama menyusui. Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun disusui secara eksklusif enam bulan, berarti: a. Harga rata-rata satu kaleng susu formula Rp. 60.000,00 (tahun 2007).

b. Jumlah bayi lahir di Indonesia 5,5 juta per tahun. c. Biaya pembelian susu formula selama enam bulan untuk bayi ini: 5,5 juta x 55 kaleng x Rp. 60.000,00 = Rp. 18.120 triliun. d. Setiap bayi memerlukan sekitar Rp. 3,3 juta dalam enam bulan. Biaya ini lebih dari 100% pendapatan buruh yang cuma Rp. 500.000 per bulan. 2. Membantu mengurangi kelaparan Bagi anak usia dua tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A 45%, dan vitamin C 95%. ASI masih memenuhi kebutuhan kalori 70% untuk bayi 6-8 bulan, 55% untuk bayi 9-11 bulan, dan 40% untuk bayi 12-23 bulan. Keadaan ini akan secara bermakna memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia dua tahun. Dengan kata lain, pemberian ASI membantu mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia ini. Bayi yang berkesempatan melakukan inisiasi menyusu dini, 59% masih menyusu hingga usia enam bulan dan 38% hingga bayi usia 12 bulan. Pada bayi yang tidak diberi kesempatan melakukan inisiasi menyusu dini, prosentase yang masih menyusu pada usia enam bulan hanya 19% dan untuk bayi usia 12 bulan 8%. 3. Membantu mengurangi angka kematian anak balita Sekitar 40% kematian balita terjadi pada usia bayi baru lahir (di bawah satu bulan). Menurut (The World Health Report 2005 dalam

Roesli 2008), angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan: a. Setiap hari, 246 bayi meninggal b. Setiap satu jam, 10 bayi Indonesia meninggal. Jadi, setiap enam menit, satu bayi Indonesia meninggal. Menurut The World Report 2005, angka kematian balita Indonesia adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti : a. Setiap hari, 430 balita meninggal. b. Setiap jam, 24 balita meinggal. Setiap 2 ½ menit, satu balita Indonesia meninggal. Berdasarkan penelitian (WHO, 2000 dalam Roesli 2008) di enam negara berkembang, risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia di bawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%. I. Manfaat ASI untuk bayi 1. Sebagai antibodi yang dapat mencegah masuknya bakteri dalam tubuh bayi. 2. Sebagai sumber lemak yang dapat mencukupi kebutuhan kalori bayi. 3. Sebagai sumber karbohidrat (laktosa).

4. Dalam ASI terdapat protein yang sangat berguna untuk bayi karena dalam protein terdapat sistin yang diperlukan untuk pertumbuhan somatik, dan terdapat juga taurin yang berfungsi untuk pertumbuhan otak. 5. ASI mengandung vitamin yang cukup untuk bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah,vitamin E paling banyak terdapat dalam kolostrum dan juga vitamin D. 6. Mengandung zat protektif yang dapat mencegah bakteri ke dalam tubuh bayi sehingga bayi akan jarang sakit, seperti laktobasilus bifidus, laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi. 7. Tidak menimbulkan alergi. 8. Menyebabkan pertumbuhan baik (Suradi, 2004)

J. Kerangka Teori pengetahuan pendidikan sosial budaya Inisiasi Menyusu Dini pengalaman informasi Gambar 2.1 kerangka teori Sumber: Notoatmodjo, S 2003.