BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif (Sherlock dan Dooley,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. varises pada pasien dengan sirosis sekitar 60-80% dan risiko perdarahannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang

PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sirosis hati merupakan salah satu permasalahan. penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Berdasarkan data WHO (2004), sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

a. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

Gambaran Derajat Varises Esofagus Berdasarkan Beratnya Sirosis Hepatis

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malnutrisi semakin diketahui sebagai faktor. prosnosis penting yang dapat mempengaruhi keluaran

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan. menyumbang 1,5-2% dari berat tubuh manusia (Ghany &

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rinosinusitis menyebabkan beban

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk waktu

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel hati yang kemudian menjadi jaringan fibrosis. Kerusakan tersebut ditandai dengan distorsi arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif akibat kerusakan sel-sel hepar (Widjaja dan Karjadi, 2011). Pada tahun 2007, sirosis hati menempati urutan ke-12 sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat. Angka kematian akibat sirosis hati pada tahun tersebut mencapai 29,165 dengan tingkat mortalitas sebesar 9,7 setiap 100,000 orang (Starr dan Raines, 2011). Pada tahun 2012, angka kematian akibat sirosis hati di Amerika Serikat naik menjadi 35,000 kematian dan bertanggung jawab terhadap 1,2% dari total kematian yang terjadi di negara tersebut. Hal ini menjadikan sirosis hati berada pada peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat (Lagadinou et al., 2012). 1

2 Sementara itu, epidemiologi sirosis hati di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti. Gambaran kasar angka kejadian sirosis hati di seluruh rumah sakit di Indonesia berkisar antara 0,6 14,05 % setiap tahunnya (Ranakusuma, 1987). Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, jumlah pasien sirosis hati mencapai 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam, dalam kurun waktu satu tahun (2004). Di Medan, dalam kurun waktu empat tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 orang (4%) pasien dari seluruh pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam (Nurdjanah, 2009). Komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita sirosis hati adalah asites, peritonitis bakteri, ensefalopati, hipertensi portal, pendarahan varises esofagus, dan sindrom hepatorenal (Heidelbaugh dan Sherbondy, 2006). Pendarahan varises esofagus adalah salah satu komplikasi yang paling berbahaya dari sirosis hati, yang dibuktikan dengan angka mortalitas yang tinggi. Prevalensi pasien sirosis hati dengan varises esofagus mencapai 60-80% (Kusumastuti, 2012). Sekitar 50-60% penderita sirosis hati dengan varises esofagus akan mengalami pendarahan bermakna secara klinis dan 30% atau 2

3 1/3 dari pendarahan tersebut akan terjadi dalam waktu satu tahun setelah terdiagnosis varises esofagus. Tingkat mortalitas dari episode pertama pendarahan varises esofagus berkisar antara 17-57% dimana 2/3 dari penderita yang selamat akan mengalami pendarahan berulang dalam waktu enam bulan berikutnya apabila tidak mendapatkan terapi. Tingkat morbiditas dan mortalitas pendarahan berulang varises esofagus pada pasien sirosis hati meningkat dibandingkan dengan pendarahan pertama. Dilaporkan bahwa mortalitas episode pendarahan varises esofagus adalah sekitar 30-50%, dimana 30% terjadi saat pendarahan pertama dan 60% terjadi saat pendarahan berulang. Faktor risiko yang dapat menyebabkan pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati adalah jenis kelamin, usia, adanya asites, derajat varises, tingkat keparahan penyakit hati (Vidyani et al., 2011). Trombositopenia juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pendarahan berulang varises esofagus (Kuntz, 2006). Selain itu, sebuah studi menunjukkan bahwa International Normalized Ratio (INR) > 2,3 merupakan prediktor kematian dalam 6 minggu awal setelah pasien menjalani terapi pendarahan pertama varises esofagus (Liang et al., 2011). 3

4 Dari data di atas dapat dilihat bahwa sirosis hati masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat mengingat angka morbiditas dan mortalitasnya yang cukup tinggi terutama bila disertai dengan komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita sirosis hati, termasuk faktor risiko yang dapat menyebabkan pendarahan berulang varises esofagus sebagai komplikasi dari sirosis hati. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Berapa besar peran faktor risiko pendarahan berulang varises esofagus yang tidak dapat dimodifikasi meliputi jenis kelamin dan usia pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito? 2. Berapa besar peran faktor risiko pendarahan berulang varises esofagus yang dapat dimodifikasi meliputi asites, derajat varises esofagus, tingkat keparahan sirosis hati, trombositopenia, dan peningkatan INR pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito? 4

5 1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang berperan dalam kejadian pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui proporsi faktor risiko pendarahan berulang varises esofagus yang tidak dapat dimodifikasi meliputi jenis kelamin dan usia pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito. 2. Mengetahui proporsi faktor risiko pendarahan berulang varises esofagus yang dapat dimodifikasi meliputi asites, derajat varises esofagus, tingkat keparahan sirosis hati, trombositopenia dan peningkatan INR pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito. 3. Mengetahui hubungan antara dua atau lebih faktor risiko (baik yang dapat dimodifikasi maupun yang tidak dapat di modifikasi) yang berperan dalam kejadian pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito. 5

6 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Manfaat yang dapat diperoleh penulis dari penelitian ini adalah dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penyakit sirosis hati dan komplikasinya terutama yang berhubungan dengan pendarahan berulang varises esofagus. Selain itu, penelitian ini juga dapat melatih keterampilan penulis dalam mengolah data dan mengintepretasikan hasil pengolahan data tersebut. Hasil intepretasi berupa pembuktian hipotesis dapat diaplikasikan dalam penanganan pasien sirosis hati, maupun digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. b. Bagi Pasien Penelitian ini menyediakan informasi mengenai beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati. Sehingga, kejadian pendarahan berulang varises esofagus dapat dideteksi dan dicegah sedini mungkin serta dapat menghindari komplikasi lebih lanjut dari penyakit sirosis hati. 6

7 c. Bagi Institusi Penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kedokteran sebagai faktor prediksi terjadinya pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai faktor risiko pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati telah dilakukan sebelumnya, antara lain: Tabel 1. Keaslian Penelitian Penulis Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Vidyani et al. (2011) Studi Prospektif Tingkat keparahan penyakit hati (Child Pugh C) merupakan faktor risiko utama pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati di RSUP Dr. Soetomo Surabaya dalam kurun waktu 2008-2009. Wang et al. (2011) Studi Retrospektif Pendarahan berulang varises esofagus pada penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Changhai Cina dalam kurun waktu 2006-2009 berhubungan dengan transfusi darah yang banyak, Child Pugh B, dan kadar billirubin serta kreatinin yang tinggi. 7

8 Penelitian pertama dilakukan pada penderita sirosis hati yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Soetomo Surabaya. Sedangkan, penelitian kedua dilakukan di Rumah Sakit Changhai Cina. Karena lokasi penelitian yang berbeda, maka ada kemungkinan didapatkannya hasil penelitian yang berbeda pula. 8