CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM

MENGENAL DESAIN PROGRAM DALAM SEBUAH ORGANISASI

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

Perencanaan Anggaran dalam Organisasi (Cost Management) Ari Khusuma

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah. Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Working Paper MENGANDALKAN BUKTI. Pembelajaran dari Kementerian Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) Inggris

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

MATRIKS RENSTRA BAPPEDA KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

KRITERIA COMMUNITY DEVELOPMENT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban serta untuk melaksanakan tugas yang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI

RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA KEDIRI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Kebijakan Manajemen Risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

Distinctive Strategic Management

PROVINSI JAWA TENGAH

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Perencanaan Strategis

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

STUDY FOR SUCCESS! SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI DITLITABMAS

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

MANUAL STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BATANG TAHUN

PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

RENSTRA BADAN KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

X. KESIMPULAN DAN SARAN. identifikasi kemiskinan dan program strategi pemberdayaan masyarakat miskin

UPDATE DATA WEBSITE DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (DPMD) KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang - undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang- Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 Tanggal 18 Agustus 2016

POLA HUBUNGAN CIVIL SOCIETY DAN PEMERINTAH LOKAL

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

BUPATI JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN

PERAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL DAN KOMPLEMENTER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

Transkripsi:

CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI Ari Khusuma Sumber: http://www.newschool.edu/public-engagement/post-masters-organizationdevelopment-certificate/ Berdirinya suatu organisasi baik yang bergerak dalam bidang sosial maupun publik pasti mempunyai masing-masing tujuan. Walaupun mempunyai visi dan misi yang jelas, terkadang dalam pelaksanaannya program organisasi menjadi tidak fokus, mempunyai cakupan terlalu luas, dan tidak tepat sasaran. Suatu organisasi dapat bergerak dengan baik apabila memiliki pedoman dengan perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut disusun dari berbagai perputaran ide, berbagi pengalaman dan diskusi antar pemangku kepentingan. Oleh karena itu, perlu diterapkannya perencanaan strategis untuk mengarahkan suatu organisasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan strategis merupakan suatu proses adaptasi organisasi secara komprehensif yang membantu suatu organisasi untuk dapat melakukan program dengan baik, menjamin pelaku program bekerja sesuai dengan tujuan, dan menyesuaikan arah organisasi dalam menanggapi perubahan lingkungan. Perencanaan ini dilakukan melalui penilaian, evaluasi, dan pengambilan keputusan yang menghasilkan pedoman kerja bagi organisasi untuk kurun waktu 3 sampai 5 tahun ke depan. Dasar dari

perencanaan strategis ini adalah kemampuan organisasi dalam mengelola dan mengidentifikasi kelemahan secara internal untuk melakukan perubahan perencanaan dan manajemen secara cepat dan tepat. Hal ini merupakan upaya agar organisasi tetap berjalan strategis dan relevan. Di Indonesia, berbagai organisasi telah menerapkan perencaaan strategis dalam pengelolaan mereka. Namun tidak sedikit juga yang masih beranggapan bahwa perencanaan stategis termasuk dalam perencanaan jangka panjang (konvensional). Sehingga perencanaan strategis tidak dilakukan. Untuk memahami perbedaan antara perencanaan strategis dan perencanaan jangka panjang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan Perencanaan Stategis dan Perencanaan Jangka Panjang 1 Perencanaan Strategis Perencanaan strategis fokus pada pengidentifikasian dan pemecahan isu-isu. Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan jangka panjang lebih memfokuskan pada pengkhususan sasaran (goals) dan tujuan (objectives), serta memasukkannya ke dalam anggaran dan program kerja. 2 3 Perencanaan strategis menekankan pada penilaian terhadap lingkungan eksternal dan di internal organisasi dengan memperkirakan munculnya kecenderungan baru, diskontinuitas dan berbagai fenomena tidak terduga di masa sekarang. Perencanaan strategis berorientasi pada tindakan (action oriented) dengan mempertimbangkan pada implikasi keputusan sehingga organisasi dapat menanggapi kemungkinan yang tidak terduga secara tepat dan efektif. Perencanaan jangka panjang beranggapan bahwa fenomana yang terjadi sekarang akan berlanjut hingga masa depan. Perencanaan jangka panjang fokus dalam mengekplorasi keadaan sekarang dan berlanjut ke masa depan dengan mengidentifikasi kecenderungan yang terjadi di masa sekarang. Dengan pemahaman pada kedua perbedaan perencanaan tersebut, diharapkan organisasi dapat melakukan perencanaan stategis sehingga mampu menetapkan isu startegis yang dinilai perlu dan relevan. Sekaligus menyadarkan dan mengingatkan kembali seluruh pelaksana program ataupun pemangku kepentingan organisasi terhadap visi dan misi

organisasi. Selain itu, perencanaan stategis akan berkontribusi terhadap meningkatnya partisipasi keseluruhan pelaku organisasi dalam proses pengambilan keputusan di organisasi tersebut. Sumber : http://mitsloan.mit.edu/ Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan rencana stategis dalam suatu organisasi 1. PEMBAHASAN ORGANISASI a. Memastikan siapa yang memfasilitasi diskusi/ pembahasan pembuatan rencana strategis; b. Memastikan semua pemangku kepentingan ikut terlibat; c. Menggambarkan struktur organisasi dan mencantumkan nama-nama staf dalam masing-masing bidang; d. Mendiskusikan peran dan tanggung jawab masing-masing staf dan bidang beserta kontribusinya dalam organisasi; 2. IDENTIFIKASI MASALAH ORGANISASI a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi; b. Mengelompokan masalah ke dalam kelompok masalah internal (manajemen kerja, sarana pendukung, masalah etika kerja), eksternal (perubahan kebijakan pemerintahan, kebijakan donor, situasi politik ekonomi dan sosial, bencana alam) ataupun zona abu-abu /grey zone (sumber daya keuangan);

3. ANALISIS SEBAB AKIBAT DALAM ORGANISASI a. Menyusun masalah dan penyesaiannya dalam skala prioritas; b. Menuliskan rencana jangka pendek yang relevan dengan tujuan organisasi; c. Mengkaji ulang setiap permasalahan yang timbul dengan menyertakan perencanaan tambahan misalnya kebutuhan dan pengalokasian sumber daya (sumber daya keuangan); d. Menganalisis dan membahas masalah-masalah bersama pemangku kepentingan; 4. PENYUSUNAN MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM (MPP) a. Menyusun MPP mengenai pembenahan manajemen; b. Menyusun MPP mengenai pengembangan sarana pendukung; Contoh format : NAMA PROGRAM Pembenahan Sistem Organisasi MATRIK PERENCANAAN PROGRAM JANGKA WAKTU ( Tahun - ) Tujuan Program Indikator Asumsi Risiko Hasil (output) 5. PENYUSUNAN RENCANA KERJA a. Mengkategorikan penyusunan rencana kerja yang mengacu pada isu-isu strategis dan rencana kerja (MPP) pada tahun pertama hingga seterusnya; b. Melakukan perencanaan sesuai dengann kesepakan pendapat yang relevan dengan visi dan misi organisasi; 6. MONITORING DAN EVALUASI a. Mengetahui kemajuan atau kegagalan program Penyusunan perencanaan strategis diharapkan dapat memberikan gambaran kepada seluruh pelaksana program dan pemangku kepentingan dalam organisasi. Dengan melibatkan seluruh pelaksana program, maka peluang keberhasilan perencanaan strategis menjadi lebih besar. Selanjutnya untuk memonitor dan mengevaluasi hasil

kerja, perlu dilakukan pertemuan rutin untuk membahas berbagai permasalahan di lapangan dan memberikan alternatif untuk mencapai tujuan organisasi. Referensi : 1. Miftahuddin, M (2000). Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Jakarta. Pustaka Pelajar 2. Arora S. (2016). How to Undertake Strategic Planning for your NGO. Tersedia https://www2.fundsforngos.org/featured/undertake-strategic-planning-ngo/ [19 Juni 2016] 3. Sukma D. (2012). Rencana Strategis dalam Cetak Biru Kegiatan dan Rencana Kerja Organisasi. Tersedia http://keuanganlsm.com/rencana-strategis/ [19 Juni 2016]