Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

GAMBARAN KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SERTA KONDISI FISIK SUMUR GALI DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia BudiALIAN SAMPAH DAN ABSTRAK

Rahayu Sri Pujiati *, Dwi Ochta Pebriyanti** ABSTRACT. Keywords: dug well, septic tank, distance, the coliform bacteria

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

GAMBARAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DI LINGKUNGAN III KELURAHAN MANEMBO-NEMBO TENGAH KECAMATAN MATUARI KOTA BITUNG TAHUN 2015

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : :

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

ANALISIS LETAK SUMBER AIR RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN, SEMARANG TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Abstrak

*Fakulatas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Daerah Pesisir, Sumber Air Bersih, Total Koliform, Most Probable Number

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

Keywords : Physical Condition, Behavior of Residents User, The Dug Well

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS SUMBER AIR BERSIH DI DESA KAYUWATU KECAMATAN KAKAS Gabriela J. Mantik*, Jootje M. L. Umbo*, Woodford B. S.

Jika Tidak darimana Bapak/Ibu memperoleh air bersih? Sebutkan

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

Kata Kunci : Kualitas Air, Pamsimas.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SUMUR GALI DIKELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Universitas Negeri Gorontalo 2 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

RISIKO KONTAMINASI BAKTERIOLOGIS PADA SARANA AIR BERSIH DI DESA BARUH TABING KECAMATAN BANJANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

TINGKAT KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI DESA SOSIAL KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

GAMBARAN KONDISI FISIK, KUALITAS AIR DAN PERILAKU PENGGUNA SUMUR GALI DI DESA BUO KECAMATAN LOLODA 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: PENDAHULUAN

SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI KELURAHAN MABAR HILIR KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

Medical Laboratory Technology Journal

Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia Coli

Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Berdasarkan Indeks Most Probable Number (MPN)

Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

Repository.unimus.ac.id

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DITINJAU DARI KONSENTRASI TDS, NITRAT, KLORIDA, COD DAN TOTAL COLIFORM

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Bakteri Escherichia coli pada Sumur Gali Penderita Diare di Kelurahan Sidomulyo Barat Kota Pekanbaru

Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU, Medan, 20155, Indonesia

UJI BAKTERIOLOGIS PADA AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN BATUANG TABA NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Oleh :

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

Analisis Bakteriologis Kualitas Air Sumur di Kota Pekanbaru

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

KUALITAS AIR SUMUR GALI MASYARAKAT DESA TIFU KECAMATAN WAEAPO KABUPATEN BURU PROPINSI MALUKU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui kandungan bakteriologis (Escherechia coli dan Salmonella sp.) air

Hubungan Antara Jarak Sumber Pencemar Dengan Kandungan Bakteri Coliform

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K

KUESIONER PENELITIAN

Jurnal Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

Winni R.E. Tumanggor 1, Surya Dharma 2, Irnawati Marsaulina 3. Departemen Kesehatan Lingkungan

Analisa Kualitas Air Sumur Pemukiman Kumuh Gampong Beurawe Kota Banda Aceh

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

PERBEDAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DAN SUMUR BOR PERUMAHAN GRIYA CAHAYA 2 GUNUNG SARIAK KOTA PADANG

DAMPAK PENCEMARAN TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR SUMUR GALIDI DAERAH PANTAI DAN MUARA DI PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN ABSTRAK.

TPA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di

Unnes Journal of Public Health

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KONSTRUKSI SUMUR GALI DAN JARAK TERHADAP SUMBER PENCEMAR DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI DI DESA MOYONGKOTA KECAMATAN MODAYAG BARAT Frisky Brain Mangarey* Ricky C. Sondakh*, Paul. A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Sumur gali merupakan salah satu sarana penyediaan air bersih yang perlu mendapat perhatian, karena mudah sekali mendapatkan pencemaran dan pengotoran yang berasal dari luar terutama jika konstruksi dan jarak sumber pencemar sumur gali tersebut tidak memenuhi syarat, akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air secara fisik dan mikrobiologi. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari sumur yang ada di Desa Moyongkota sebanyak 39 sumur gali dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Analisis statistik menggunakan uji spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 31 sumur gali yang diobservasi diperoleh jarak sumur gali dengan jamban yang memenuhi syarat 93,5%, dan yang tidak memenuhi syarat 6,5%, jarak sumur gali dengan sumber pencemar lain (tempat sampah, kandang ternak, genangan air) yang memenuhi syarat 19,4%, dan yang tidak memenuhi syarat 80,6%. Terhadap parameter konstruksi yaitu dinding sumur yang memenuhi syarat 45,2%, dan yang tidak memenuhi syarat 54,8%, Lantai sumur yang memenuhi syarat 12,9%, dan yang tidak memenuhi syarat 87,1%, bibir sumur yang memenuhi syarat 29%, dan yang tidak memenuhi syarat 71%, drainase yang memenuhi syarat 12.9%, dan yang tidak memenuhi syarat 87.1%, penutup sumur yang memenihi syarat 83,9%, dan yang tidak memenuhi syarat 16,1%. Hasil uji mikrobiologi (angka coliform) 31 sumur gali tidak memenuhi syarat sebagai sumber air bersih. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara konstruksi sumur gali dengan kualitas mikrobiologis air sumur gali dengan nilai r = 0,513 dan nilai p = 0,003,dan tidak terdapat hubungan antara jarak sumber pencemar dengan kualitas bakteriologis air sumur gali dengan nilai r = 0,220 dan nilai p = 0,234. Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air. ABSTRACT A well is one of the clean water facilities that needs to consider. The reason is, it is so easy for a well to be infected by the bacteria if the construction of the well itself is not unqualified. The construction of a proper well have to be build quite far from the household waste. This research is an analytical research with a cross sectional approach. While the samples are about 39 wells that taken from Moyongkota village, with purposive sampling method. The statistic analysis itself is using spearman test. The research result for the 31 wells sample, shows about 93,5% wells are qualified for the distance between a toilet the well category, while the 6,5% unqualified. About 19,4% of the wells are qualified for the distance with the well and other household waste (such as rubbish bin, farm, or a puddle), while the 80,6% are unqualified, about 45,2% of the wells are qualified for the well s wall construction category, while 54,% are unqualified; about 12,9% of the wells are qualified foer the well s floor construction category, while the 87,1% are unqualified, about 29% of the wells are qualified for the upper ground well s construction category, while the 71% are unqualified, about 12,9% of the wells are qualified for the well s drainage category, while the 87,1% are unqualified, and about 83,9% of the wells are qualified for the well s cover category, while the 16,1% are unqualified. However, all the wells are not qualified from the microbiology test (coliform variable). Based on the study result, there was a correlation between wells construction with microbiological quality of wells water with r value = 0,513 and p = 0,003, and there was no correlation between the distance of the sources of contaminant to the bacteriological quality of wells water with r value = 0,220 and p = 0,234. Keywords :The well s construction, sources of contaminant, microbiologic quality of water.

PENDAHULUAN Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan penghidupan rakyat Indonesia, karena fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok sehari-hari. Keberadaan air tanah di Indonesia cukup melimpah, tetapi tidak di setiap tempat terdapat air tanah sesuai dengan kondisi geologi serta curah hujan. Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air ( hardness of water). Kesadahan air tanah ini menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat berupa Fe dan Mn. (Chandra 2007) Desa Moyongkota Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah satu daerah dengan jumlah penduduk 2.974 jiwa, dan jumlah kepala keluarga sebanyak 692 Kepala Keluarga (KK). Pada observasi awal yang dilakukan, terdapat 63 sumur gali yang digunakan untuk sumber air bersih. Kondisi sumur gali bervariasi ada yang tidak memenuhi syarat lokasinya seperti jarak terhadap sumber pencemar (septik-tank, kandang ternak, genangan air) yang kurang dari 10 meter di tambah lagi kondisi tanah yang berpasir maka proses terjadinya pencemaran air sumur gali lebih rentan. Dari konstruksinya juga belum memenuhi syarat dilihat dari pengambilan air sumur yang menggunakan timba sehingga sumur tersebut di biarkan terbuka (tidak di buat penutup sumur) yang mengakibatkan kotoran mudah masuk ke dalam sumur, lantai sumur yang tidak kedap air (lebih dari 1 meter dari bibir sumur), dinding sumur yang non beton hanya di buat dari susunan batu-batu, sehingga mudah terkontaminasi dari bakteri yang terdapat di dalam tanah yang berasal dari sumber pencemar (sepit-tank, kandang ternak, tempat pembuangan sampah, tempat genangan air) karena mempunyai kerapatan partikel yang longgar, bibir sumur yang tidak memenuhi syarat konstruksi yang dapat membahayakan keselamatan terutama bagi anak-anak. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Tempat Penelitian di Desa Moyongkota Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah sumur gali yang ada di Desa Moyongkota Kecamatan Modayag barat dengan jumlah 63 sumur gali. Sampel diambil dengan menggunakan rumus slovin yang berjumlah 39 dan pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa sumur gali dengan dinding sumur yang disemen (diplester) >3 m sebanyak 14 sumur (45,2%), dan dinding sumur yang Tidak disemen (diplester) <3 m sebanyak 17 (54,8%), Lantai sumur yang 1 m dari bibir sumur atau lebih kedap air sebanyak 4 sumur (12,9%), dan lantai sumur yang <1 m dari bibir sumur atau tidak kedap air sebanyak 27 (87,1%), Ada/sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai sekeliling sumur sebanyak 14 sumur (45,2%), dan yang tidak ada genangan air di atas lantai sekeliling sumur sebanyak 17 sumur (54,8%), bibir sumur 80 cm bahan kedap air sebanyak 9 sumur (29%), dan bibir sumur < 80 cm bahan tidak kedap air sebanyak 22 sumur (71%), sumur gali yang Letak ember dan tali timba memungkinkan terjadi pencemaran sebanyak 12 sumur (38,7%), dan sumur gali yang letak ember dan tali timba tidak memungkinkan terjadi pencemaran sebanyak 19 sumur (61.3%), sumur gali yang terdapat drainase yang menyambung dengan parit sebanyak 4 sumur gali (12.9%), dan sumur gali yang tidak terdapat drainase yang menyambung dengan parit sebanyak 27 sumur gali (87.1%), sumur gali yang memiliki penutup sumur sebanyak 26 sumur gali (83,9%), dan sumur gali yang tidak memiliki penutup sumur sebanyak 5 sumur gali (16,1%). Untuk skor penilaian pada konstruksi sumur gali yaitu 0-7, berdasarkan dari 7 kategori konstruksi (dinding sumur, dinding parapet, lantai sumur, genangan air pada lantai sumur, drainase, penutup sumur, letak timba) dari tiap kategori yang memenuhi syarat di berikan skor 1, dan dari ke 7 kategori tersebut tidak ada yang memenuhi syarat di berikan skor 0. Hasil yang diperoleh dari konstruksi sumur gali dengan skor 0 terdapat 3 sumur gali (9,7%), konstruksi sumur gali dengan skor 1 terdapat 3 sumur gali (9,7%), konstruksi sumur gali dengan skor 2 terdapat 6 sumur gali (19,4%), konstruksi sumur gali dengan skor 3 terdapat 6 sumur gali (19,4%), konstruksi sumur gali dengan skor 4 terdapat 6 sumur gali (19,4%), konstruksi sumur gali dengan skor 5 terdapat 6 sumur gali (19,4%), konstruksi sumur gali dengan skor 6 terdapat 1 sumur gali, dan konstruksi sumur gali dengan skor 7 tidak terdapat sumur gali. Tabel 1. Gambaran Jarak Sumur Gali Dengan Sumber Pencemar di Desa Moyongkota Tahun 2014 No Jarak Sumber Pencemar n % Jarak Jamban 1. < 10 m (TMS) 2 6.5 2. 10 m (MS) 29 93.5 Jumlah 31 100 Jarak sumur dengan sumber pencemar lain (tempat sampah, kandang ternak, genangan air) 1. < 10 m (TMS) 25 80.6 2. 10 m (MS) 6 19.4 Jumlah 31 100 Terdapat Genangan air pada jarak 2 m di sekitar sumur 1. Ya (TMS) 18 58.1 2. Tidak (MS) 13 41.9 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel di atas, jarak sumur gali dengan jamban 10 m sebanyak 29 sumur gali (93,5%), dan jarak sumur gali dengan jamban < 10 m sebanyak 2 sumur gali

(6,5%), jarak sumur gali dengan sumber pencemar lain (tempat sampah, kandang ternak, genangan air) 10 m sebanyak 6 sumur gali (19,4%), dan jarak sumur gali dengan sumber pencemar lain (tempat sampah, kandang ternak, genangan air) < 10 m sebanyak 25 sumur gali (80,6%), sumur gali yang terdapat genangan air pada jarak 2 m disekitar sumur sebanyak 18 sumur gali (58,1%), dan sumur gali yang tidak terdapat genangan air pada jarak 2 m disekitar sumur sebanyak 13 sumur gali (41,9%). Untuk skor penilaian pada jarak sumber pencemar sumur gali yaitu 0-3, berdasarkan dari 3 kategori jarak sumber pencemar (yaitu jarak jamban, jarak dengan tempat pembuangan sampah, kandang ternak dan gengan air) dari tiap kategori yang memenuhi syarat di berikan skor 1, dan dari ke 3 kategori tersebut tidak ada yang memenuhi syarat di berikan skor 0. Hasil yang diperoleh dari jarak sumber pencemar dengan skor 0 terdapat 2 sumur gali (6.5%), jarak sumber pencemar dengan skor 1 terdapat 14 sumur gali (45.2%), jarak sumber pencemar dengan skor 2 terdapat 11 sumur gali (35.5%), dan jarak sumber pencemar dengan skor 3 terdapat 4 sumur gali (12.9%), Distribusi Kualitas air sumur gali berdasarkan angka kuman (Total Coliform) yaitu Baik bila Air yang memiliki angka total coliform 50 per 100 ml air dan tidak Baik bila Air yang memiliki angka total coliform >50 per 100 ml air Berdasarkan Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa kualitas air sumur gali keseluruhan adalah tidak baik yaitu sebanyak 31 sampel air sumur gali atau melebihi baku mutu. Tabel 2. Hubungan Antara Konstruksi Sumur Gali dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Moyongkota Kecamatan Modayag Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Jumlah skor Total coliform konstruksi % R P sumur gali 79 120 170 240 280 350 540 920 >1600 0 3 9.7 0.513 0.003 1 3 9.7 2 6 19.4 3 1 1 4 19.4 4 1 1 1 3 19.4 5 1 1 1 3 19.4 6 1 3.2 7 0 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tabel silang antara konstruksi sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali yaitu total coliform maka dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi jumlah skor dari konstruksi sumur gali maka semakin menurunnya total coliform pada air sumur gali. Ini dapat di lihat dari nilai korelasi sebesar 0.513 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis

umum sebesar 0.003 pada tingkat taraf kepercayaan 0.05 atau 95%. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.003 <a (0.05) maka hipotesi kerja h1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. Hubungan ini ditujukan dengan nilai korelasi sebesar 0.513 yang termasuk dalam kategori sedang (0.40-0.599). Tabel 3. Hubungan Antara Jarak Sumur Gali dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Moyongkota Kecamatan Modayag Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Jumlah skor Total coliform jarak sumber % r P pencemar 79 120 170 240 280 350 540 920 >1600 0 1 1 6.5 0.220 0.234 1 1 13 45.2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 35.5 3 4 12.9 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tabel silang antara jarak sumber pencemar dengan kualitas bakteriologis air sumur gali yaitu total coliform maka dapat di simpulkan bahwa jarak sumber pencemar tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali di Desa Moyongkota kecamatan Modayag Barat. Ini dapat di lihat dari nilai korelasi sebesar 0.220 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0.232 pada tingkat taraf kepercayaan 0.05 atau 95%. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.232 >a (0.05) maka hipotesi kerja h1 di tolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jarak sumber pencemar terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. KESIMPULAN 1. Gambaran konstruksi sumur gali yaitu dinding sumur yang memenuhi syarat 45,2%, dan yang tidak memenuhi syarat 54,8%, Lantai sumur yang memenuhi syarat 12,9%, dan yang tidak memenuhi syarat 87,1%, Ada/sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai sekeliling sumur yang memenuhi syarat 54,8%,dan yang tidak memenuhi syarat 45,2%, bibir sumur yang memenuhi syarat 29%, dan yang tidak memenuhi syarat 71%, Letak ember dan tali timba yang memenuhi syarat 61.3%, dan yang tidak memenuhi syarat 38,7%, drainase yang memenuhi syarat 12.9%, dan yang tidak memenuhi syarat 87.1%, penutup sumur yang memenihi syarat 83,9%,. 2. jarak sumur gali dengan jamban yang memenuhi syarat 93,5%, dan yang tidak memenuhi syarat 6,5%, jarak sumur gali dengan sumber pencemar lain (tempat sampah, kandang ternak, genangan air) yang memenuhi syarat 19,4%, dan yang tidak memenuhi syarat 80,6%, genangan air pada jarak 2 m disekitar sumur yang

memenuhi syarat 41,9%, dan yang tidak memenuhi syarat 58,1% 3. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada 31 sampel air sumur gali yang berada di Desa Moyongkota Kecamatan Modayag Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur berdasarkan standar baku mutu air pada Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 maka dapat disimpulkan bahwa kualitas bakteriologis (total coliform) air sumur gali di Desa Moyongkota Kecamatan Modayag Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 100 % tidak memenuhi syarat 4. Terdapat hubungan antara konstruksi sumur gali terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. 5. Tidak terdapat hubungan antara jarak sumber pencemar terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. SARAN 1. Dinas Kesehatan khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur melalui petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang sarana penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan tinja/jamban keluarga dan pengelolaan sampah bagi masyarkat sehingga masyarakat tau dan mampu mengkondisikan sarana sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan yang baik. 2. Perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam hal ini pemberdayaan sumber daya di masyarakat setempat agar kiranya dapat berdaya guna bagi pendukung kebutuhan masyarakat akan sanitasi dasar terutama penyediaan sarana air bersih yang sangat diperlukan oleh masyarakat. 3. Perlu adanya dukungan dari masyarakat itu sendiri untuk berperan aktif dalam memenuhi kebutuhannya akan sanitasi dasar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah sesuai dengan baik dan benar terutama dalam pengadaan sarana penyediaan air bersih yang ada. DAFTAR PUSTAKA Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: ECG Heriyani H. 2012. Pengaruh Konstruksi Sumur Terhadap Kandungan Bakteri Eschercia Coli Pada Air Sumur Gali Di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol. (jurnal). Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmuilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Juli S, 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : GMUPress Mulia R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Mulia. Nugroho Y. A. 2011. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta : Skripta Media Nurmala F. 2013. Pengaruh Jarak Septic tank dan Kondisi Fisik Sumur terhadap Keberadaan Bakteri Eschercia coli pada Sumur Gali di desa Molohu Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. (jurnal). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Notoatmodjo S. 2011. Kesehatan Masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prajawati R. 2008. Hubungan Konstruksi Dengan Kualitas Mikrobiologi Air Sumur