KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 859 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PROFIL DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Garut, Februari 2015 Kepala Badan Ketahan Pangan Kabupaten Garut. Ir. Eddy Muharam, M.Si. NIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI MALUKU TENGGARA

SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN pada RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA.

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

Oleh : Drs. H. Apris, MM Wakil Ketua Komisi II/ Bidang Ekonomi DPRD Prov Sumbar Padang, 29 September 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6.A TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Standar Pelayanan Minimal

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

BAB II BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN KONDISI UMUM

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 36

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

KATA PENGANTAR. RENJA KKPD TAHUN 2016 i

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

Jtulwtat.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 180 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA AKSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MERANGIN TAHUN ANGGARAN 2017

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Revisi ke 01 Tanggal : 29 Februari 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI JAWA TIMUR

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BKP LAHAT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN TAHUN

Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember 2014 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si NIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan SPM Bidang Ketahanan ini dapat kami selesaikan. Laporan ini merupakan salah satu pertanggungjawaban Kepala Badan Ketahanan dan Penyuluhan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah, khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan. Akhinya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Laporan ini masih belum menggambarkan kondisi sebenar-benarnya, namun kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai apa yang kita harapkan bersama. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip. 19600715 198908 1 001

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan... 1 Bab II Penerapan dan Pencapaian SPM... 4 Bab III Program dan Kegiatan... 13 Bab IV Penutup... 14

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, dimana negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan di sisi lain memiliki sumber daya alam dan sumber yang beragam, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan nya secara berdaulat dan mandiri. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan, bahan baku, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Kondisi pangan di Kalimantan Timur sampai kini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya merupakan salah satu kriteria dalam penerapan SPM Bidang Ketahanan, juga dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang belum beragam, bergizi dan seimbang. B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) juncto Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Negara nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara 4254); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585); 1

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4819); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang petunjuk teknis penyusunan dan pen etapan standar pelayanan minimal; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Provinsi dan Kabupaten/Kota. C. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum pembangunan Provinsi Kalimantan Timur periode 2009-2013 dijadikan dasar untuk mengarahkan dan memperkuat visi dan misi pembangunan yang akan dijbarkan ke dalam RKPD dan Renstra SKPD. Pemerintah Provinsi dalam Kebijakan umum RPJMD Tahun 2009 2013 mengarahkan urusan wajib ketahanan pangan pada Bidang Ekonomi, yaitu membangunn sektor pertanian yang tangguh yang meliputi tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan dengan mengembangkan keunggulan komparatif (comparative advantanges) dan keunggulan koptetitif (competitif advantanges) yang berbasis agroindustri. Penjabaran urusan wajib ketahanan pangan dalam Agenda II Mewujudkan Ekonomi daerah yang Berdaya Saing dan Pro Rakyat yang program dan kegiatannya bersama-sama dengan urusan pilihan pertanian, meliputi program peningkatan ketahanan pangan, dengan sasaran : 1. Penanganan daerah rawan pangan 2. Cadangan Daerah 2

3. Lumbung desa 4. Desa Mandiri 5. Pola harapan 6. Penurunan daerah rawan gizi buruk 7. Koordinasi Dewan Ketahanan. 3

1. Jenis Pelayanan Dasar BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal, yang kualitas pencapaiannya merupakan tolok ukur kinerja pelayanan ketahanan pangan yang diselenggarakan oleh daerah provinsi dan kabupaten/kota. Pelayanan dasar merupakan jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan, sedangkan pelayanan dasar bidang ketahanan pangan adalah pelayanan dasar untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam serta tersebar merata di sleuruh wilayah dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. dari : Berdasarkan Permentan 65 Tahun 2010, SPM Bidang Ketahanan terdiri a. Ketersediaan dan cadangan b. Distribusi dan Akses ; c. Penganekaragaman dan keamanan pangan; dan d. Penanganan Kerawanan. 2. Indikator dan Nilai SPM serta Batas Waktu Pencapaian SPM Secara Nasional Penjabaran indikator kinerja Pemerintah Provinsi dalam target capaian ditetapkan tahun 2015, yaitu : a. Ketersediaan dan cadangan pangan Penguatan cadangan pangan 60% pada tahun 2015 b. Distribusi dan akses pangan Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan didaerah 100% pada tahun 2015 c. Penganekaragaman dan keamanan pangan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 80% pada tahun 2015. d. Penanganan kerawanan pangan mencapai Penanganan daerah rawan pangan 60% pada tahun 2015. Sedangkan penjabaran indikator kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota target capaian ditetapkan tahun 2015, meliputi : a. Ketersediaan dan cadangan pangan 4

Ketersediaan energi dan protein per kapita 90% pada tahun 2015; Penguatan cadangan pangan 60% pada tahun 2015. b. Distribusi dan akses pangan Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah 90% pada tahun 2015; Stabilitas harga dan pasokan pangan 90% pada tahun 2015. c. Penganekaragaman dan keamanan pangan Pencapaian skor Pola Harapan (PPH) 90% pada tahun 2015; Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 80% pada tahun 2015. d. Penanganan kerawanan pangan Penanganan daerah rawan pangan 60% pada tahun 2015. Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Jenis Pelayanan Dasar Bidang Ketahanan Provinsi A Ketersediaan dan Cadangan B Distribusi dan Akses C Pengankeragaman dan Keamanan D Penanganan Kerawanan Kabupaten/Kota A Ketersediaan dan Cadangan B Distribusi dan Akses C Pengankeragaman dan Keamanan D Penanganan Kerawanan Indikator SPM Penguatan Cadangan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses di daerah Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Penanganan Daerah Rawan Ketersediaan Energi dam protein per kapita Penguatan Cadangan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses di daerah Stabilitas Harga dan pasokan pangan Skor Pola Harapan (PPH) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Penanganan Daerah Rawan Nilai (%) Thn. SKPD Penanggung Jawab 60 2015 BKPD 100 2015 BKPD 80 2015 BKPD 60 2015 BKPD 90 2015 BKPD 60 2015 BKPD 90 2015 BKPD 90 2015 BKPD 90 2015 BKPD 80 2015 BKPD 60 2015 BKPD 5

3. Target Pencapaian SPM oleh Daerah Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Ketahanan baru diterbitkan diakhir tahun 2010, sehingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan SKPD Badan Ketahanan Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan tahun dasar penerapan di Kalimantan Timur adalah Tahun 2011. Penetapan tersebut meliputi empat pelayanan dasar dan empat indikator yaitu : a. Ketersediaan dan cadangan pangan dengan indikator penguatan cadangan pangan, yaitu presentase jumlah cadangan pangan provinsi dibagi standar cadangan pangan pemerintah provinsi (200 ton). Nilai Bidang = Jumlah Cadangan Provinsi x 100% 200 ton b. Distribusi dan akses pangan dengan indikator ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah. Ki = 3 j=2 Realisasi (j) ( Target (j) x 100% 3 c. Penganekaragaman dan keamanan pangan dengan indikator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan, yaitu presentase jumlah sampel pangan yang aman dikonsumsi dibandingkan jumlah total sampel pangan yang diperdagangkan. Aman = Jumlah sampel pangan yang aman dikonsumsi x 100% Jumlah total sampel pangan yang diperdagangkan d. Penanganan kerawanan pangan dengan indikator penanganan daerah rawan pangan, yaitu presentase jumlah kecamatan SKPG dengan dibandingkan jumlah kecamatan rentan pangan. Penanganan Daerah Rawan = Lokasi Penanganan Rawan x 100% Lokasi Rawan 6

No. Jenis Pelayanan Indikator 1. 2. 3. 4. Ketersediaan dan Cadangan Distribusi dan Akses Pengankeragaman dan Keamanan Penanganan Kerawanan Penguatan Cadangan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses di daerah Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Penanganan Daerah Rawan Target Nasional (%) target Target Target Nasional dan Daerah (%) target Target Daerah 2011 2012 2013 2014 2015 Biaya Biaya Biaya Biaya (Rp.jt) (Rp.jt) (Rp.000) (Rp.000) (%) target (%) target (%) target (%) target Biaya (Rp.000) 60 2015 10 300 15 1.151 30 1.383.650 45 8.041.350 60 2.730.472 100 2015 30 165 60 557 70 341.680 85 472.700 100 526.250 80 2015 30 823 60 980 65 1.655.755 70 1.398.100 80 2.848.842 60 2015 15 200 15 397 30 684.450 45 639.500 60 556.225 Jumlah 1.488 3.085 4.065.535 11.102.650 6.661.790 7

4. Realisasi Pelaksanaan Tahun 2015 a. Realisasi Pencapaian SPM Pelayanan Dasar Ketersediaan dan Cadangan : Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari tiga sumber yaitu (1) produksi dalam negeri/daerah; (2) pemasokan pangan; dan (3) pengelolaan cadangan pangan. Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002, cadangan pangan pemerintah harus dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pemerintahan desa/kelurahan dan masyarakat. Untuk cadangan pangan pemerintah telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 30 tahun 2008. Pencapaian SPM ketersediaan pangan dan cadangan pangan, dioperasionalkan melalui indikator ketersediaan energi dan protein per kapitan dan indikator penguatan cadangan pangan. Cadangan pangan ditingkat Pemerintah Provinsi minimal 200 ton ekuivalen beras, dengan realisasi sampai akhir Desember 2015 adalah sebagai berikut. Jenis Pelayanan Indikator Satuan Target Realisasi % Ketersediaan dan Penguatan Persentase 60 110,5 184,17 Cadangan cadangan pangan (%) Ekuivalen beras (Ton) 120 221 184,17 Pada tahun 2014 telah dilakukan pembelian beras sebagai cadangan pangan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 119 ton dan 4 ton telah disalurkan untuk menangani bencana alam di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu sehingga tersisa 115 ton. Pada tahun 2015 kembali dilakukan pembelian beras sebanyak 106 ton dan tidak terdapat penyaluran beras untuk menangani bencana alam. Sehingga jumlah cadangan pangan pada akhir tahun 2015 adalah 221 ton. b. Realisasi Pencapaian SPM Pelayanan Dasar Distribusi dan Akses : Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Pencapaian SPM distribusi pangan dan akses pangan, dioperasionalkan melalui indikator ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan, dan indikator stabilitasi harga dan pasokan pangan. 8

Informasi harga, pasokan dan akses pangan merupakan kumpulan data harga pangan, pasokan pangan dan akses pangan yang dipantau dan dikumpulkan secara rutin atau periodik oleh provinsi maupun kabupaten/kota untuk dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi pangan. Ketersediaan informasi mencakup komoditas 9 (sembilan) item yaitu : Permentan 65 Daerah Komoditas Gabah/beras, Gabah/beras, Kedelai Bawang merah Jagung Lombok keriting Daging sapi Tepung Daging ayam Minyak goreng Telur Gula lokal Minyak goreng Daging ayam Gula pasir Daging sapi Cabe merah Telur 9 Komoditas 9 Komoditas i j 1 = harga 2 = pasokan 3 = akses T R Rj/Tjx100% T R Rj/Tjx100% T R Rj/Tjx100% 1. Komoditas 9 9 100 9 9 100 9 9 100 2. Lokasi 10 10 100 10 10 100 10 10 100 (Kab/Kota) 3. Waktu 12 12 100 12 12 100 12 12 100 (minggu/bulan) Ki 100 100 100 Nilai Ketersediaan Informasi (K) 100 Berdasarkan perhitungan tersebut, dari yang ditargetkan 100% telah mencapai 100%. Ini menunjukan bahwa pencapaian pelayanan minimal untuk ketersediaan informasi pasokan, harga dan askes pangan ditingkat provinsi telah berjalan dengan baik. 9

Jenis Pelayanan Distribusi dan Akses Indikator Satuan Target Realisasi % Ketersediaan Persent 100 100 100 Informasi ase (%) Pasokan, Harga dan Akses di daerah c. Realisasi Pencapaian SPM Pelayanan Dasar Penganekaragaman dan Keamanan Pola konsumsi pangan berfungsi untuk mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan secara nasional memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan, disamping juga efisiensi untuk mencegah pemborosan. Pola konsumsi pangan juga untuk mengarahkan agar pemanfaatan pangan dalam tubuh (food utility) dapat dioptimalkan, dengan peningkatan kesadaran atas pentingnya pola konsumsi beragam dengan gizi seimbang mencakup energi, protein, vitamin dan mineral serta aman. Sesuai dengan PP 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi, pemerintah menetapkan persyaratan mutu dan keamanan pangan produk pertanian, sehingga di daerah dibentuk Otoritas Kompeten Keamanan Daerah (OKKPD). Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Jumlah sampel pangan yang direncanakan untuk diuji keamanan pangannya mencapai 150 sampel dengan target aman 80% yang diambil dari 10 kabupaten/kota. Jenis Pelayanan Penganekarag aman dan keamanan pangan Indikator Satuan Target Realisasi % Persenta 80 89,51 111,89 se (%) Jumlah 150 256 170,67 sampel Aman Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Total Sampel pangan yang diperdag angkan 150 286 190,67 d. Pencapaian SPM Pelayanan Dasar Penanganan Kerawanan : 10

Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga padawaktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat, yang terdiri dari rawan pangan kronis dan rawan pangan transien. Penanganan kerawanan pangan dilakukan pertama melalui pencegahan kerawanan pangan untuk menghindari terjadinya rawan pangan disuatu wilayah sedini mungkin dan melakukan penanggulangan kerawanan pangan padadaerah yang rawan kronis melalui program-program sehingga rawan pangan diwilayah tersebut dapat tertangani, dan penanggulangan daerah rawan transien melalui bantuan sosial. Pencegahan rawan pangan dilakukan melalui pendekatan : Sistem Kewaspadaan dan Gizi (SKPG), yaitu suatu sistem pendeteksian dan pengelolaan informasi tentang situasi pangan dan gizi yang berjalan terus menerus. indikator pelayanan dasar penanganan kerawanan pangan baru 7,97% dari target 30%. Jenis Pelayanan Penanganan kerawanan pangan Indikator Satuan Target Realisasi % Persentase 60 100 166,67 (%) Lokasi 5 5 100 Penanganan Penanganan daerah Rawan rawan pangan Lokasi 5 5 100 Rawan 5. Alokasi Anggaran Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak langsung yang ditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM oleh pemenrintahan daerah tahun 2015, yang bersumber dari : a. APBD Rp. 6.661.790.100,- Jenis Pelayanan Dasar Sumber Pembiayaan APBD APBN Jumlah Ketersediaan dan Cadangan 2.730.472.500 74.968.000 2.805.440.500 Distribusi dan Akses 526.250.000 220.960.000 747.210.000 Penganekaragaman dan 2.848.842.600 1.541.375.000 4.390.217.600 Keamanan Penanganan Kerawanan 556.225.000 1.458.002.000 2.014.227.000 6.661.790.100 3.295.305.000 9.957.095.100 11

b. APBN Pembiayaan melalui APBN dialokasi di propinsi melaui dana dekonsentrasi sedangkan di Kabupaten/Kota melalui Dana Dekonsentrasi. 6. Dukungan Personil Dukungan personil menggambarkan jumlah personil atau pegawai yang terlibat dalam proses penerapan dan pencapaian SPM: a. PNS b. Non PNS 7. Permasalahan dan Solusi Permasalahan utama dalam penerapan SPM ini adalah : - Untuk pembiayaan SPM, aplikasi SIMDA sangat menyulitkan terutama untuk penggolongan kegiatan dan sub kegiatan, hal ini sangat berbeda dengan aplikasi RKAKL yang dikembangkan oleh Kemenkeu. - Ketersediaan SDM pengelola SPM baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota. - Perhitungan-perhitungan data yang belum bersifat realtime. - Sedangkan solusi adalah melakukan sosialisasi, pelatihan dan perbaikan sistem yang ada. 12

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN Berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2006, program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan dan pencapaian SPM, hanya terdiri dari satu program yaitu Program Peningkatan Ketahanan, sedangkan untuk pembiayaan melalui APBN adalah Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahananan Masyarakat. Sedangkan kegiatan dapat dirinci berdasarkan program sebagai berikut : Permendagri 13 Tahun 2006 / APBD Dana Dekonsentrasi / APBN Program Peningkatan Ketahanan Penanganan daerah rawan pangan Penyusunan database potensi produksi pangan Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Daerah Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kebijkan Perberasan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pemantauan dan Analisis Harga Pokok Pengembangan Desa Mandiri Pengembangan Diversifikasi Pengembangan Lumbung Desa Pengembangan Model Distribusi Yang efisien Pengembangan Sistem Informasi Pasar Peningkatan Mutu dan Keamanan Penyuluhan Sumber Alternatif Program Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Masyarakat Kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Peningkatan Keamanan Segar 13

BAB IV P E N U T U P Berdasarkan uraian tersebut diatas, terdapat 4 (empat) pelayanan dasar bidang ketahanan pangan ditingkat provinsi, dan 7 (tujuh) pelayanan dasar bidang ketahanan pangan di Kabupaten/kota, dengan capaian sampai dengan Bulan Desember 2015 (Semester II) adalah sebagai berikut : 1. SPM Pelayanan Dasar yang telah tercapai adalah pelayanan dasar Distribusi dan Akses dengan dari target tahunan 100% telah tercapai 100 %. 2. Sedangkan SPM Pelayanan Dasar yang capaiannya melebihi target adalah pelayanan dasar Ketersediaan dan Cadangan 60 % atau 120 ton, telah tercapai sebanyak 221 ton atau sebesar 110,5%, Penganekaragaman dan Keamanan dengan target 80% telah tercapai sebesar 89,51%, dan Penanganan Kerawanan dengan target 60% telah tercapai sebesar 100%. 3. Sedangkan permasalahan utama dalam pelaksanaan SPM Bidang Ketahanan Tahun 2015 adalah Ketersediaan Sumber Daya Manusia ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, perhitungan angka-angka dalam indikator, dan pembiayaan 4. Solusi yang direkomendasikan adalah peningkatan kapasitas Sumber Daya yang dimiliki dan sinkronisasi antar dokumen perencanaan RPJMD, Renstra, RKPD, Renja dan RKA/DPA, serta pembiayaan. 14