RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh antara penerapan metode Community Led Total Sanitation

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1,1 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Hal ini kemudian berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PERILAKU STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS): STUDI PADA PROGRAM STBM DI DESA SUMBERSARI METRO SELATAN 2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis melakukan penelitian PT. PLN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BANK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK TABUNGAN (STUDI PADA BANK DKI SYARIAH CABANG BANDUNG)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bongohulawa Kecamatan Bongomeme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali

BAB 4 PEMBAHASAN. Umur

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III. Metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode survey. Metode survey yaitu cara mengambil sampel dari

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Pilolodaa Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membuat instrumen untuk mengukurnya. 49 Karena data diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IX MTs NU Al-Munawwarah Lau Dawe Kudus

Transkripsi:

RINGKASAN PENGARUH PENERAPAN METODE COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) PASCA PEMICUAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) PRASTATI THALIB NIM : 811 409051 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) dilatarbelakangi oleh praktik buang air besar sembarangan masyarakat yang masih terus berlanjut meski telah mendapat bantuan proyek sanitasi dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) serta untuk menganalisis perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross sectional study, yang mengambil lokasi di desa Teratai kecamatan Tabongo kabupaten Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah semua KK yang mengikuti penerapan metode CLTS sebanyak 235 KK, dengan jumlah sampel sebanyak 36 KK. Tehnik penarikan sampel menggunakan Cluster Random Sampling. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dengan hasil uji statistik t hitung 3,915 dan nilai signifikan 0,000. Perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) 31% dengan nilai R Square sebesar 0,290 memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,311. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh bermakna antara penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS), dengan perubahan perilakunya sebesar 31%. Disarankan agar masyarakat perlu menjaga kelangsungan status open defection free serta merubah pola pikir yang masih belum meninggalkan ketergantungan pada subsidi, demi terciptanya sanitasi total. Kata Kunci : Metode CLTS, Perilaku, Buang Air Besar Sembarangan

1. Pendahuluan Penyakit berbasis lingkungan yang diakibatkan kondisi sanitasi yang buruk masih mendominasi prevalensi penyakit di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat masih belum optimal dilaksanakan oleh masyarakat. Masyarakat masih berperilaku tidak sehat seperti buang air besar di tempat tempat terbuka (Open Defection). Disamping itu, akses pemenuhan sarana sanitasi yang layak di daerah perdesaan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan daerah perkotaan. Laporan MDGs tahun 2007 mencatat ada beberapa kendala yang menyebabkan masih tingginya jumlah penduduk yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar diantaranya adalah cakupan pembangunan sarana yang sangat besar, keterbatasan sumber pendanaan, dan yang paling besar kendalanya adalah sebaran penduduk yang tidak merata. Sebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan tekanan penduduk. Alhasil, masalah sosial pun muncul dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun faktor yang paling berpengaruh adalah kemiskinan. Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010 menunjukkan bahwa angka cakupan penduduk yang mempunyai akses terhadap sarana jamban sehat hanya 38% di perdesaan. Masih sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang BABS, dengan jumlah terbesar berada di perdesaan. Kondisi tersebut di atas, membawa kita semua pada kesadaran bahwa upaya untuk mengurangi perilaku BABS masih belum sepenuhnya berhasil. Penanganan perilaku BABS lebih difokuskan pada pembangunan fasilitas dan pemberian subsidi pembangunan jamban yang ternyata tidak sepenuhnya dapat merubah perilaku masyarakat, bahkan hanya menambah jumlah monumen jamban / toilet yang ada. Analisis kritis kemudian membawa kita pada kesimpulan bahwa pendekatan selama ini kurang tepat. Kesadaran ini mendorong kita mulai menggunakan pendekatan baru seperti pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS). Pendekatan CLTS atau sanitasi total yang dipimpin oleh masyarakat pertama kali diperkenalkan oleh Kamar Kar di sebuah komunitas kecil di district Rajshahi Bangladesh melalui lembaga yang bernama (VERC), dan mulai berkembang pada tahun 2001.Upaya pemecahan masalah ini dalam bentuk kegiatan bersama yang teratur dan sistematis, sehingga menjadi gerakan yang dikendalikan oleh masyarakat sendiri untuk mengatasi permasalahan sanitasi yang dihadapi secara menyeluruh. Prinsip yang dianut dalam CLTS adalah tanpa subsidi, tidak menggurui, tidak memaksa, dan tidak mempromosikan jamban. Salah satu indikator keberhasilan pendekatan CLTS adalah tercapainya kondisi open defecation free (ODF) / stop buang air besar sembarangan, yang ditandai dengan keseluruhan masyarakat telah buang air besar hanya di jamban dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban, tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar, upaya peningkatan kualitas jamban yang

ada supaya semua menuju jamban aman, kuat, sehat, dan nyaman, penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat, dan terakhir adalah pemantauan mandiri oleh komunitas. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei Analitik dengan rancangan Cross Sectional (Cross Sectional Study) dimana variabel independen dan variabel dependen diteliti dalam waktu yang bersamaan (point time approach). Dalam penelitian ini, populasi sasaran adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang mengikuti metode CLTS di desa Teratai Kecamatan Tabongo yang berjumlah 235 kepala keluarga (KK). Jumlah sampel sebesar 117 KK dengan menggunakan teknik sampling acak berkluster (Cluster random sampling). Adapun jumlah KK yang menjadi sampel penelitian tersebut terbagi pada 3 dusun dan setiap dusun diwakili oleh 39 KK. Dusun 1 = 39 / 117 x 100 % = 33 / 100 x 39 = 12 Dusun 2 = 39 / 117 x 100 % = 33 / 100 x 39 = 12 Dusun 3 = 39 / 117 x 100 % = 33 / 100 x 39 = 12 Sehingga total sampel keseluruhan adalah 36 KK. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket dengan jumlah item sebanyak 30 nomor, yang terdiri dari angket variabel independen (X) berupa data pasca pemicuan sebanyak 10 nomor, dan angket variabel dependen (Y) berupa data perilaku sebanyak 20 nomor. Kedua variabel menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4 item pilihan jawaban, dengan skor untuk setiap item jawaban yaitu skor (4) untuk jawaban (a), skor (3) untuk jawaban (b), skor (2) untuk jawaban (c), dan skor (1) untuk jawaban (d). Sebelum instrumen digunakan, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data terbagi atas dua yaitu analisis statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang diteliti serta distribusi item dari tiap-tiap variabel dengan ukuran deskriptifnya adalah pemberian angka, baik dalam jumlah responden maupun dalam angka prosentase. dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan Analisis Regresi Sederhana, yaitu untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus sebagai berikut: Ŷ = a + bx Analisis data menggunakan program SPSS v.17. Untuk menguji hipotesis, maka data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Analisis korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel dimaksud adalah dengan menggunakan Product Moment. Kuat lemah atau tinggi rendahnya hubungan antara dua variabel tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 0.00 0.199 = Tingkat hubungan sangat rendah

0.20 0.399 = Tingkat hubungan rendah 0.40 0.599 = Tingkat hubungan sedang 0.60 0.799 = Tingkat hubungan kuat 0.80 1.000 = Tingkat hubungan sangat kuat ( Sugiyono, 2011 : 231) 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Tabel 3.1 Analisis Koefisien Model B t hitung Sig. 1 Constant (a) 0,222 0,619 0,540 Penerapan Metode Community Led Total Sanitation (CLTS) Pasca Pemicuan (b) 0,889 3,915 0,000 Sumber : Data primer Dari tabel coefficients diatas, kolom B pada constant (a) adalah 0,222 sedangkan nilai penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan (b) adalah 0,889. Sehingga persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut : Ŷ = a + bx Ŷ = 0,222 + 0,889x Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Dari hasil perhitungan diperoleh b = 0,889 bertanda positif, ini berarti : a. Setiap kali variabel x (metode CLTS) bertambah satu, maka rata-rata variabel Y (perubahan perilaku) bertambah 0,889. b. Bila variabel X (metode CLTS) diketahui, maka perubahan perilaku dapat diperkirakan dengan cara memasukan nilai tersebut kedalam persamaan. Misalkan metode CLTS (X) = 80, maka perubahan perilakunya adalah : Ŷ = 0,222 + 0,889 X = 0,222 + 0,889 (80) = 0,222 + 71,12 = 71,342 Jadi perubahan perilakunya diperkirakan sebesar 71,342 Besarnya nilai t dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui apakah variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Dari tabel diatas dapat diketahui besarnya nilai t hitung = 3,915 sedangkan besar signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,005. Dengan demikian t hitung berada diluar dari daerah penerimaan H 0, sehingga H0 ditolak. Artinya, ada pengaruh penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS).

Tabel 3.2 Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Penerapan Metode CLTS Pasca Pemicuan Dengan Perubahan Perilaku BABS Model Perhitung an koefisien korelasi Koefisien Determinasi (R Square) Sumber : Data primer Adjusted R Square 0.311 0.290 Tabel tersebut menganalisis besarnya porsentase pengaruh variabel bebas atau variabel prediktor terhadap variabel terikat. Perhatikan nilai R Square adalah 0,290. Ini berarti besar koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,311 atau 31%. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengaruh penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) adalah 31 %. Sedangkan 69 % dipengaruhi oleh variabel lain selain metode CLTS. 3.2 Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh bermakna antara penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) masyarakat desa Teratai kecamatan Tabongo kabupaten Gorontalo. Hasil analisis perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) pada masyarakat desa Teratai kecamatan Tabongo kabupaten Gorontalo adalah sebesar 31 %. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) memberikan pengaruh yang secara nyata dalam merubah perilaku buang air besar sembarangan masyarakat dibandingkan dengan metode sebelumnya, dimana fokus dan tolok ukur sukses selalu pada pendekatan fisik dan bukan pada perubahan perilaku. Alhasil, bangunan fisik bertambah banyak jumlahnya dan sebaliknya, praktik buang air besar sembarangan masih terus berlanjut. Banyaknya sarana sanitasi terbangun yang tidak digunakan atau bahkan rusak karena ketidakmampuan masyarakat memeliharanya, patut menjadi perhatian pemerintah sehingga pemerintah mulai memikirkan pentingnya keberlanjutan suatu program dengan pendekatan yang benar benar tepat sasaran dan memberikan perubahan secara berarti khususnya dalam merubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Dan pendekatan yang diperlukan bukanlah pendekatan yang bersifat top down melainkan bersifat bottom up seperti yang ditunjukkan oleh metode Community Led Total Sanitation (CLTS) ini. Sejalan dengan penelitian Sudarmansyah (2012) tentang perbedaan efektivitas metode Community Led Total Sanitation dan penyuluhan terhadap Open Defecation Free di dusun Penggung desa Penggung kecamatan Nawangan kabupaten Pacitan, didapat bahwa metode Community Led Total Sanitation (CLTS) lebih efektif dari pada penyuluhan dalam merubah perilaku Open Defecation

Free (Stop BABS). Artinya penerapan metode ini sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku bebas buang air besar sembarangan (BABS) dibandingkan dengan metode lain. Merubah perilaku tidaklah mudah, apalagi perubahan perilaku yang diyakini saat ini sudah tertanam sejak lama pada orang tersebut. Untuk mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang diharapkan dan tidak membutuhkan waktu yang lama, diperlukan strategi strategi yang tepat sasaran (Setiawati, 2008). Perubahan perilaku buang air besar sembarangan pada masyarakat desa Teratai kecamatan Tabongo kabupaten Gorontalo berkisar antara 0,20 0,399. Artinya antara penerapan metode Community Led total Sanitation (CLTS) dengan perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) memiliki hubungan yang rendah atau lemah. Lemahnya hubungan dipengaruhi oleh masyarakat yang menganggap bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum menjadi kebutuhan meskipun secara umum masyarakat memiliki pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta kondisi sanitasi sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Meskipun demikian, kebutuhan masyarakat akan sanitasi masih belum menjadi prioritas mendasar. Hal ini sesuai dengan fakta yang diperoleh dilapangan dimana setelah dilakukan pemicuan, perubahan perilaku belum mampu mendorong masyarakat membangun sarana sanitasi sendiri dan lebih memilih menggunakan MCK. Hanya beberapa masyarakat saja yang terpicu berkomitmen merubah perilaku buang air besar dengan membangun jamban pribadi yang sederhana. Alasan mendasar mengapa masyarakat belum terdorong memiliki jamban pribadi adalah masalah ekonomi yang lemah serta pola pikir masyarakat yang belum meninggalkan ketergantungan pada subsidi. Meskipun pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa leher angsa bagi masyarakat, masyarakat belum juga terpicu untuk memiliki sarana sanitasi sendiri seperti beberapa masyarakat lainnya. Disamping belum adanya dorongan masyarakat memiliki sarana sanitasi sendiri, perilaku hygiene masyarakat desa Teratai kecamatan Tabongo kabupaten Gorontalo yaitu mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar belum sepenuhnya total. Namun kembali kepada tujuan utama dari metode community Led Total Sanitation (CLTS) itu sendiri yaitu merubah perilaku buang air besar sembarangan dan hasilnya metode ini memang memberikan pengaruh dalam merubah perilaku buang air besar masyarakat desa Teratai kecamatan Tabongo kabupaten Gorontalo. Kemajuan yang perlihatkan oleh metode community Led Total Sanitation (CLTS) dalam merubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) masyarakat memang tidak ditandai dengan pembangunan dan kepemilikan jamban disetiap rumah, akan tetapi masyarakat sudah mampu menjangkau sarana sanitasi yang layak digunakan untuk buang air besar sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk buang air besar sembarangan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah desa dalam

menjaga kelangsungan status ODF mereka adalah dengan menerapkan sanksi untuk mencegah kejadian buang air besar sembarangan yaitu denda sebesar Rp. 50.000 bagi setiap orang yang ditemukan melakukan praktik buang air besar sembarangan. Peneliti berasumsi bahwa kemajuan masyarakat dalam merubah perilaku buang air besar sembarangan (31%) dipicu karena meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan apabila praktik buang air besar sembarangan (BABS) masih terus berlanjut. Sementara faktor lain (69%) diluar jangkauan peneliti dipengaruhi oleh kemauan dan tingkat ekonomi yang masih rendah sehingga keberhasilan metode tidak disertai dengan kepemilikan sarana sanitasi sendiri. Ada sebagian masyarakat yang mampu membangun jamban sederhana akan tetapi tidak mau karena alasan-alasan tertentu, sebaliknya ada masyarakat yang mau membangun jamban tapi tertunda karena masalah ekonomi. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh antara penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dengan hasil uji statistik t hitung adalah 3,915 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. 2. Perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) 4.2 Saran adalah 31% dengan perhitungan koefisien korelasi, nilai dari R Square sebesar 0,290 memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,311. Perubahan perilaku buang air besar berkisar antara 0,20 0,399 artinya antara penerapan metode Community Led total Sanitation (CLTS) dengan perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) memiliki hubungan yang rendah atau lemah. 1. Penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan menunjukkan adanya kemajuan dan pengaruhnya terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS), oleh sebab itu pemerintah dan instansi terkait dapat melanjutkan program ini secara berkesinambungan sehingga diharapkan adanya peningkatan hasil yang signifikan secara bertahap. 2. Bagi masyarakat yang desanya telah menerapkan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) dan telah menyandang status open defection free (Stop BABS), perlu kiranya menjaga dan meningkatkan kelangsungan status ODF serta merubah pola pikir yang masih belum meninggalkan ketergantungan pada subsidi,

demi terciptanya sanitasi total. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengambil penelitian serupa diharapkan dapat melakukan wawancara mendalam kepada masyarakat agar bisa mengetahui lebih jelas mengenai hasil-hasil program ini di masyarakat dan dapat memberikan kontribusi guna perbaikan Program STBM dalam perubahan perilaku di masyarakat 5. Daftar Pustaka Apriatman, Nur. 2011. Stop Buang Air Besar Sembarangan/ Community - Led Total Sanitation Pembelajaran Dari Para Penggiat CLTS. Jakarta : Pokja AMPL dan Sekretariat STBM. Kar, Kamal and Chambers, Robert. 2008. Buku Pegangan sanitasi Total yang Dipimpin oleh Masyarakat. Brighton : Plan UK and Institute of Development Studies at the University of Sussex. Pemerintah Desa Kecamatan Tabongo, 2010. Rencana Pembangunan Desa. Gorontalo : Desa Teratai Kecamatan Tabongo Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. 2010. Field Book Strategi Dan Langkah Pemicuan Masyarakat Dalam Program Pamsimas. Jakarta Pusat : Sekretariat CPMU Pamsimas. Penyusun, Tim. 2013. Panduan Penulisan Skripsi. Gorontalo : Jurusan Kesehatan Masyarakat FIKK UNG. Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Romaji. 2010. Efektivitas Metode Community Lead Total Sanitation Dalam Merubah Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Buang Air Besar (Studi Di Desa Adan-Adan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri). Setiawati, S dan Dermawan. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta Timur : Trans Info Media. Sudarmansyah, Widya Pratama. (2012). Perbedaan Efektivitas Metode Community Led Total Sanitation dan Penyuluhan Terhadap Open Defection Free Di Dusun Penggung Desa Penggung Kecamatan Nawanga Kabupaten Pacitan. [Online].

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Wahyono, Teguh. 2009. 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Water and Sanitation Program, Tim. 2012. Materi Advokasi STBM. Jakarta : Sekretariat STBM Nasional