BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Dari hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti yang mencoba

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Objektivitas Media Online Republika.Co.Id Dalam Pemberitaan Kasus Penolakan Ahok Sebagai Gubernur Dki Jakarta

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari pemberitaan pertandingan Persib Bandung

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

MENGAPA MENGELUH? Oleh Yoseph Andreas Gual

Objektivitas Pemberitaan Media Cetak. (Studi Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kandidat Calon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xx. DAFTAR LAMPIRAN...

Priska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tim Analisis Isi Media. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan. Kementerian Komunikasi dan Informatika

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terus meng-update diri dengan informasi-informasi mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal

oleh Stephani Arum Sari Drs. Mario Antonius Birowo, M.A., Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Konflik di sini dipahami sebagai kasus-kasus persengketaan dan perbedaan. dalam memberikan ruang pada sebuah pemberitaan.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

Yohanes Karol Hakim/ Lukas Ispandriarno PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 14FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Obyektivitas pemberitaan adalah suatu penyajian berita yang benar dan

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

1. Kinerja Media: Pengaruh Stakeholder Terhadap

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OBJEKTIVITAS BERITA BIAS GENDER DALAM MEDIA ONLINE

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB IV P E N U T U P. pelaksanaan Penggantian Antar Waktu Wakil Bupati Kabupaten Parigi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan dan menerapkan kualitas isi berita dengan baik. Hal tersebut

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian analisis isi deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat informasi menjadi aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. dapat langsung tersampaikan kepada khalayak dalam waktu singkat.

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 13FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Jurnalisme Online (Studi Deskriptif pada Detikcom) Wulan Widyasari, S.Sos, MA

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB IV PENUTUP. tuntutan kemerdekaan rakyat Papua di Harian Cenderawasih Pos edisi Januari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

Objektivitas Pemberitaan Posting Path Florence Sihombing pada Portal Online Harianjogja.com dan Tribunjogja.com

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

Media dan Revolusi Mental. Nezar Patria Anggota Dewan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tim Analisis Isi Media. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan Kementerian Komunikasi dan Informatika

Bab III. Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan oleh mayoritas media mainstream (arus utama) memberitakannya

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan stasiun televisi masing-masing. Isi program tersebut meliputi News

RPS Mata Kuliah Jurnalisme Online Program Studi Ilmu Komunikasi 1 dari 9

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 112 Kasus Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Haji Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/05/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Aniken Putri Hasibuan ini berusaha untuk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti yang mencoba mengkaji unsur objektivitas media republika.co.id dalam pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta telah memenuhi syarat keobjektivitasan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil tersebut menyatakan bahwa media republika.co.id yang merupakan representasi media islam dan sebagai media umat tetap menyajikan berita yang ada sesuai kaidah jurnalistik dan objektivitas media. Hal tersebut didasarkan pada temuan penelitian dari kategori-kategori syarat objektivitas seperti berikut ini : 1. Unsur objektivitas berita mengenai kasus penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta dalam media online Republika.co.id ditinjau dari aspek kebenaran memiliki tingkat objektivitas yang tinggi, dimana unsur atau syarat objektivitas yaitu berita yang didominasi oleh fakta sebesar 46,51%, berita republika.co.id didominasi dengan berita yang memuat keterangan saksi yang jati dirinya diungkapkan secara lengkap dengan presentase 90% dan didominasi oleh kelengkapan rumus penulisan 5W+1H yang lengkap dalam beritannya dengan presentase 80%. Sehingga pada kategori kebenaran ini republika.co.id sebagai media berita online yang bernapaskan islam dan sebagai media umat memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai media yang objektif dalam pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta. 121

122 2. Unsur objektivitas berita mengenai kasus penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta dalam media Republika.co.id yang ditinjau dari aspek relevansi memiliki hasil objektivitas yang tinggi, karena memenuhi unsur syarat objektivitas yaitu berita yang didominasi oleh berita yang relevan untuk disampaikan kepada masyarakat dengan presentase 80%, serta berita yang juga penting untuk disampaikan dengan unsur-unsur seperti letak berita penekanan judul dan ukurannya serta ukuran gambarnya yang disepakati sebagai berita-berita yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat dengan presentase 80% merupakan berita penting. Sehingga secara keseluruhan objektivitas media republika.co.id dalam pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta dari segi relevansi yang mencakup unsur relative salience serta relative priority berdasarkan temuan penelitian telah memenuhi syarat keobjektivitasan. 3. Unsur objektivitas berita mengenai kasus penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta dalam media Republika.co.id ditinjau dari aspek keseimbangan memiliki hasil unsur keobjektivan yang kurang. Dimana aspek proposional valid dengan nilai tinggi untuk dijadikan indikator, tetapi nilai yang ditemukan berdasarkan hasil tabulasi frequensi didominasi dengan aspek yang tidak proposional yaitu 70% dan hanya 30% saja berita yang proposional. Kemudian temuan dari aspek cover both side memperoleh nilai tinggi dengan presentase 90% namun, indikator yang dominan adalah hanya satu sudut pandang saja. Sehingga dari temuan diatas dari aspek cover both side Republika.co.id masih

123 memberitakan berita yang didalamnya hanya terdapat satu sudut pandang atau salah satu pihak saja, sehingga tidak memberikan kesempatan yang sama pada dua pihak yang berbeda. Secara keseluruhan dari aspek keseimbangan, media republika.co.id tetap mementingkan kualitas berita yang baik meskipun dari segi keseimbangan dinyatakan tidak lolos namun, telah memenuhi syarat objektivitas karena telah menggunakan aspek cover both side dalam pemberitaannya. Menjadi media yang objektif sangat sulit sehingga, republika.co.id harus terus berusaha seobjektif mungkin memberitakan informasi dengan memberikan kesempatan yang sama pada kedua pihak agar lebih baik lagi dan tidak condong pada satu pihak saja. Terbukti meskipun republika.co.id adalah media islam atau umat dan mempunyai kredibilitas baik namun, tetap haarus memperhatikan aspek keseimbangan dalam berita agar dapat menjadi media yang objektif. Dilihat dari hasil kategori ini hanya aspek cover both side saja yang memenuhi syarat objektivitas sedangkan aspek proporsioanal tidak terpenuhi. Dengan demikian media republika.co.id harus terus meningkatkan aspek proporsional pada berita-berita yang disajikan kepada masyarakat dengan menyamakan kesempatan yang sama pada pihak yang berseteru sehingga berita seimbang. 4. Aspek netralitas yang dijadikan syarat dalam unsur objektivitas pada kasus penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta dalam media Republika.co.id ini didominasi dengan berita-berita yang tidak dievaluasi oleh wartawannya dengan presentase 90%. Meskipun demikian

124 republika.co.id masih harus menekan berita-berita yang berisikan aspek sensasional, dimana presentase aspek non-sensasional hanya 60%, sehingga harus dijadikan pedoman untuk wartawan dan media dalam memberitakan sebuah berita agar meningkatkan kualitas berita yang nonsensasional. Aspek netralitas sangat penting bagi media, dimana apakah berita yang disampaikan merupakan berita yang sarat dengan kepentingan penguasa serta para pengusaha atau berita yang berguna bagi masyarakat yang dibuat secara objektif, berimbang, berdasarkan fakta tanpa opini. Secara keseluruhan objektivitas media online republika.co.id dalam memberitakan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta berdasarkan temuan penelitian ini dinyatakan memenuhi syarat objektivitas dilihat dari segi netralitas. berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan dengan cara menguji sampel berita dengan menganalisis isi teks, disimpulkan bahwa media berita online Republika.co.id sebagai media umat yang bernapaskan islam dalam menyikapi permasalahan keyakinan seseorang dalam penolakan Ahok sebagai gubernur ini dinyatakan telah memenuhi syarat objektivitas. Syarat objketivitas yang diujikan adalah sebanyak empat kategori dan sembilan sub kategori, dari kesembilan sub kategori tersebut hampir semuanya bernilai tinggi dan lolos uji untuk di masukan kedalam indikator syarat objektivitas. Kategori yang dinyatakkan memenuhi syarat objektivitas adalah kategori kebenaran meliputi (faktualitas, akurasi dan kelengkapan), relevansi (meliputi relative salience dan relative priority), keberimbangan (cover both side) dan netralitas

125 (meliputi non-evaluatif dan non-sensasional). Dari sembilan kategori hanya satu sub saja yang tidak memenuhi syarat yaitu proporsional dimana hal ini berdasarkan hasil temuan penelitian, jumlah angka sub kategori proporsional hanya 30% berita yang proporsional dan 70% dinyatakan tidak proporsional, dalam sebuah berita yang objektif diharuskan agar berita besifat proporsional dalam menyajikan pandangan sehingga baik dari kubu salah satunya yang bertikai diberikan kesempatan dan proporsi yang sama dan seimbang. Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian yang mendapatkan temuantemuan dari hasil uji menyimpulkan bahwa republika.co.id dalam pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta edisi september sampai desember 2014 dianggap objektif dalam memberitakannya, karena berdasar pada temuan penelitian yang menunjukkan syarat-syarat kategori objektivitas telah terpenuhi berdasarkan hasil perhitungan koding serta tabel frequensi. Kemudian republika.co.id juga telah melakukan apa yang sudah diatur dalam UUD1945 dan UU penyiaran mengenai hak warga mendapatkan informasu yang jujur, jelas dan benar. 5.2 Saran Atau Rekomendasi 5.2.1 Saran Teoritis 1. Republika.co.id masih mecampurkanadukkan fakta dan opini dalam penyajian beritannya, dengan presentase 44,19% dengan jumlah yang hampir mendekati jumlah Fakta yang juga 46,51%. Alangkah baiknya dalam pemberitaan atau penyajian informasi disajikan keseluruhan

126 dengan fakta-fakta yang ada tanpa mencampuradukkan dengan paragraf opini dari wartawan. Kemudian pada aspek kelengkapan harus lebih dilengkapi lagi dalam menyajikan sebuah berita, karena penting dalam sebuah berita terdapat informasi 5W+1H-nya sehingga masyarakat tidak meragukan berita yang ada. 2. Aspek relevansi dalam pemberitaan penolakan Ahok di media Republika.co.id sedikitnya ada berita yang masih tidak relevan untuk dijadikan sebuah berita karena hanya berbau opini dan provokatif. Seharusnya media lebih teliti dalam menentukan berita mana yang akan terbit dan memang penting sertea relevan untuk disajikan kepada masyarakat ketimbang berita yang hanya sarat kepentingan tertentu. 3. Dalam aspek keberimbangan, media online Republika.co.id masih harus lebih menekankan kembali berita-berita yang didalamnya menyajikan dua sudut pandang sehingga kedua pihak di berikan kesempatan yang sama dalam isu tertentu sehingga berita menjadi seimbang. Kemudian penyajian narasumber yang hanya satu pihak akan membuat berita tidak proposional dan lebih berat sebelah, jika dilihat dari hasil temuan penelitian hanya beberapa yang menyajikan berita proposional dengan beberapa pihak didalamnya. Sehingga secara keseluruhan media republika.co.id harus menerapkan serta meningkatkan aspek proporsional dan cover both side, agar berita yang disajikan memenuhi syarat objektifnya sebuah media.

127 4. Dalam kasus mengenai penolakan Ahok di media Republika.co.id dari aspek netralitas dengan indikator non-evaluatif sudah sangat tinggi sehingga harus tetap dipertahankan agar penyajian berita dan informasi dari wartawan yang ada tidak diedit apalagi di lebihlebihkan faktanya. Pada aspek sensaional media republika.co.id sebagi media umat seharusnya lebih memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik serta lebih ditingkatkan lagi. Meskipun telah memenuhi syarat objektivitas namun presentase non-sensasionalnya juga besar yaitu sebesar 40%. Sehingga sebaiknya republika.co.id lebih meningkatkan serta memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik, sehingga upaya untuk membuat berita yang bersifat sensasi tidak ada, dan alami hanya untuk memberikan informasi, mendidik dan mempengaruhi khalayak pada hal yang positif. 5.2.2 Saran Praktis Idealisme sebuah media berita ditentukan sejalan dengan visi dan misi perusahaan media tersebut, media konvergensi saat ini sudah sangat banyak sampai hanya beberapa saja yang masih independen. Hal ini memacu pada perubahan idealisme yang tadinya bertujuan untuk menjadi media informasi bagi masyarakat yang independen, netral dan objektif berubah menjadi media corong politik atau sarat dengan kepentingan-kepentingan kelompok tertentu saja. Sehingga fungsi yang seharusnya to educate, to inform dan to influence tergeser oleh kepentingan-kepentingan penguasa dan pengusaha

128 Republika.co.id sebagai media umat harus bisa mempertahankan idealisme sesuai visi dan misi menjadi media umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional. Kemudian republika diharapkan mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam dan warga indonesia yang berdasarkan pemahaman Rahmatan Lil Alamin yaitu Rahmat bagi semua makhluk didunia. Dengan demikian peneliti juga berharap agar pembaca berita, baik yang membaca berita melalui media online ataupun media cetak serta elektronik dapat lebih melek dan cerdas akan berita-berita yang benar-benar bermanfaat dengan berita-berita yang hanya sarat kepentingan pihak-pihak tertentu. Kemudian lebih kritis dengan berita-berita yang terlalu mengumbar sensasi dan provokatif demi memperebutkan rating yang bernilai komersial hanya bagi para penguasa atau pengusaha saja apalagi sampai memecah persatuan demokrasi.