RANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KONSEP KADERISASI MAHASISWA TEKNIK METALURGI 2009

Usulan Grand Design Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Mesin Institut Teknologi Bandung

Garis Garis Besar Haluan Program Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Periode

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 10/TAP/BPM FMIPA UI/IV/13.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Gedung Pusgiwa FMIPA UI Depok

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

ANGGARAN DASAR KEMA TEL-U. BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEWAN MAHASISWA

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01/TAP/BPM FMIPA UI/II/2016.

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 05/TAP/BPM FMIPA UI/II/13.

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Latar Belakang

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA NOMOR : 03/BPM FIK UI/III/2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUATU PANDANGAN TENTANG KURIKULUM dan PENYUSUNAN KURIKULUM MATEMATIKA

ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP)

ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 09/TAP/BPM FMIPA UI/I/2017.

E. PENETAPAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI 1. GBHK HMTI UGM ditetapkan dalam Kongres HMTI UGM. 2. GBHK HMTI UGM dilaksanakan oleh seluruh anggota HMTI UG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINSTRASI BANTEN (BEM STIA BANTEN)

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN. A. Identitas Program Studi

TENTANG PENGESAHAN GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITB PERIODE

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TENTANG PENGESAHAN STRUKTUR KABINET KM-ITERA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

ETIKA PROFESI GURU TIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NUR ENDAH APRILIYANI,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

A. Identitas Program Studi

DRAFT GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 04/ BPM FIK UI/III/ 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PASANGAN BALON BUPATI/WAKIL BUPATI KAB.HUMBANG HASUNDUTAN PALBET SIBORO,SE-HENRI SIHOMBING,A.Md VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM

II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI. A. Identitas Program Studi

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

Transkripsi:

RANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB

KATA PENGANTAR RUK KM ITB ini disusun sebagai perangkat tambahan kelengkapan kemahasiswaan di ITB, sebagai pegangan bersama organisasi kemahasiswaan berdasarkan program studi, jurusan, dan studio spesifik yang ada di ITB. RUK ini lahir dari kesadaran nilai dan perlunya perhatian penuh pencapaian kaderisasinya. Nilai kemahasiswaan secara umum yang akhirnya dilangsungkan himpunan mahasiswa jurusan merupakan solusi kebersamaan kita dalam wadah kemahasiswaan kampus: KM ITB. Bagaimana pun organisasi kemahasiswaan merupakan usaha kultural yang kepengurusan dan perkembangannya dilakukan langsung oleh partisipannya: Mahasiswa ITB. Aktifitas kemahasiswaan berkaitan erat dengan kesadaran berorganisasi. AD ART dan Konsepsi KM ITB, lebih dulu berproses yang mengiringi kemahasiswaan KM ITB hingga saat ini. Terlepas aktifitas akademis (formal), mahasiswa menyadari kegiatan pendidikan tinggi yang ada tentu harus dipastikan merupakan proses terbaik yang mungkin didapat seorang alumni pendidikan. Kegiatan pendidikan bukanlah beban. Dan proses pendidikan seharusnya memperkaya pemahaman, inspiratif, dan membangun karakter. Pendidikan dapat berarti sebuah usaha untuk menghadirkan perkembangan yang terus lebih baik. Nilai-nilai diharapkan menuntun mahasiswa sebagai bagian perkembangan dalam mewujudkan perubahan yang mungkin dihadirkan. Dan aktifitas pendidikan menjadi benar-benar eksis, kehadirannya, melalui transformasi kehidupan ke arah yang lebih baik. Dalam AD ART KM ITB, Konsepsi, dan berbagai referensi kita mengetahui sifat-sifat yang biasa mengikuti mahasiswa. Berbagai sifat dalam keutuhan sebuah kerakter. Dalam kerangka tersebut, penting untuk ditekankan, bahwa tak ada bagian atau satu mahasiswa pun dengan peran tak penting. Optimalisasi sekumpulan mahasiswa yang ada dilingkungan kampus harus diusahakan dengan pertimbangan sebijak-bijaknya. Tentunya demi potensi yang mungkin terhasilkan: penyelenggaraan proses pendidikan, kontribusi, dan alumni pendidikannya. Himpunan dengan disiplin ilmu spesifik yang berbeda-beda sama penting mengingat perbedaan kecakapan akan saling mengisi demi solusi yang bermanfaat. Dalam lingkungan kampus, dengan nilai yang sama, dalam sebuah wadah KM ITB. Bandung, 06-Februari- 2010 Kongres KM ITB Halaman 1 dari 9

BAB I P E N J E L A S A N LATAR BELAKANG Kita seringkali menemukan masalah. Dalam praktiknya, terkadang sistem yang telah terbangun tidak disikapi sebagaimana semestinya. Kita memimpikan kesepahaman, terjadi diskusi yang cerdas dan produktif, antara sesama mahasiswa di tingkat himpunan maupun antar elemen lingkungan kampus ITB. Dengan memposisikan HMJ sebagai prasyarat tiap mahasiswa untuk berpartisipasi dalam beraktifitas di lingkungan kampus, poin-poin RUK ini menawarkan perubahan paradigma dalam memandang sistem kemahasiswaan bukan sebagai aturan-aturan kemahasiswaan, tapi kebebasan bersama yang diiringi kedewasaan anggota KM ITB. Berfungsi membenahi dan meningkatkan supporting system setiap organisasi kemahasiswaan yang ada di ITB. Sebagai perangkat tambahan, RUK ini merupakan sebuah kebebasan dalam pengaturan dan pembagian beban proses pendidikan, kaderisasi, ke tiap himpunan. Dalam kekeluargaan, yang mengalir dan tetap ideologis, dan kritis dalam memahami kenyataan yang sedang terjadi. RUK KM ITB ini, lahir dari kesadaran bahwa nilai yang tak akan pernah berubah. Dalam semua perkembangan dan perubahan yang semakin cepat, kampus ITB akan selalu menjadi tempat diusahakannya potensi terbaik seorang manusia dalam menempa diri dan mengolah kebersamaan. Kesadaran berorganisasi dalam wujud kemahasiswaan diperlukan mahasiswa dalam mengiringi kegiatan belajar formal dan kurikulum akademis. Secara konseptual, kaderisasi organisasi kemahasiswaan terpahami sebagai proses pendidikan. Merupakan kegiatan berpikir, bepengalaman, sebagai kesatuan proses yang akhirnya membentuk karakter. Mahasiswa adalah sebuah subjek dengan sifat terpelajar dan usaha untuk terus lebih terpelajar. Seorang insan pendidikan yang berkeyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menghasilkan pemikiran terukur dan berkelanjutan. Sebuah nilai yang diwujudkan dalam sikap yang konsisten, taat asas, dan loyalitas, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebuah proses dalam organisasi kemahasiswaan yang akhirnya menghasilkan generasi berkarakter sebagai alumninya. Himpunan-himpunan mahasiswa jurusan merupakan organisasi kemahasiswaan lahir berdasarkan disiplin keilmuan spesifik yang mewadahi inisiatif mahasiswa dalam mendapatkan proses utuh pendidikan. Dalam sebuah lingkungan kampus yang diwadahi Kabinet KM, sebagai representasi kemahasiswaan kampus dan eksekutif yang menangani kebutuhan bersama dalam kelangsungan kemahasiswaan. RUKalah kemasan berisi rancangan dan susunan-susunan bagi tiap mahasiswa dalam usaha pencapaian cita-cita pendidikan. Sebagai bentukan formal tertulis yang memaparkan nilainilai, hal-hal yang sedang kita jalani, dan usaha yang ingin kita capai. Sebagai rasionalisasi pedoman bersama yang akhirnya menjadi koridor bersama dalam menciptakan lingkungan kampus yang memiliki semangat pendidikan. Dengan adanya Kabinet KM yang memastikan penyelenggaraan kemahasiswaan tiap himpunan, memfasilitasinya, dan melakukan optimalisasi penyelenggaraan dan keberlangsungan kemahasiswaan kampus. Sebuah badan hukum mahasiswa ITB. Halaman 2 dari 9

DEFINISI Rancangan penjenjangan anggota KM ITB, untuk mencapai karakter alumni KM ITB yang berpegang pada nilai-nilai pendidikan. Melalui: kaderisasi terpusat, sekolah/fakultas, dan jurusan. Dengan porsi besar melalui HMJ. LANDASAN Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Konsepsi dan AD ART KM ITB ITB sebagai institusi pendidikan dan peran mahasiswa dalam mengemban cita-cita pendidikan Filosofi pendidikan berupa pencapaian kesadaran manusia dan memajukan budaya hidup Sejarah pendidikan dalam budaya manusia sebagai pembaharuan ke arah yang lebih baik TUJUAN Meuwujudkan Alumni KM ITB sebagai generasi yang memiliki karakter, mampu berpikir radikal sekaligus bertindak dan menyampaikan secara pragmatis, memiliki visi dan menjunjung tinggi kode etik keprofesian masing-masing Memastikan regenerasi dan keberlangsungan nilai kemahasiswaan dan tercapainya tujuan pendidikan Perlunya capaian partisipan KM ITB dalam mengiringi demokratisasi kehidupan kampus Mewujudkan dinamisasi kehidupan kampus yang terintegrasi dan partisipatif. Mewujudkan potensi tertinggi yang mungkin dicapai mahasiswa dan KM ITB secara keseluruhan Halaman 3 dari 9

BAB II P E N J E N J A N G A N TINGKAT 1 Pada tahap ini mahasiswa baru memasuki gerbang perkuliahan sehingga dibutuhkan pembangunan kesadaran akan identitas sebagai mahasiswa. Mahasiswa tingkat satu dibimbing untuk mulai merumuskan visi hidupnya berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Proses kaderisasi dimulai secara terpusat dan kemudian dilanjutkan pada tingkat fakultas atau sekolah. Penyampaian nilai dapat dilakukan satu arah mengingat cukup banyak nilai yang perlu ditanamkan, namun bukan berarti kebebasan mahasiswa baru dapat dinafikan. Harus selalu diingat bahwa bentuk kebebasan yang dikembangkan dalam lingkungan akademik adalah kebebasan substansial. Kaderisasi terpusat merupakan momen penyambutan sekaligus pengenalan seluruh mahasiswa baru yang dipersiapkan menjadi calon kader HMJ. Hal ini menuntut keterlibatan penuh seluruh mahasiswa ITB. Mahasiswa baru akan mengalami suatu proses yang dapat membuat mereka memahami status barunya sebagai mahasiswa, budaya kampus, keberagaman potensi yang ada di kampus, kesadaran berorganisasi, dan arti pendidikan. Penting bagi mereka untuk memperoleh pemahaman sejak dini bahwa pendidikan adalah pembangunan atau investasi masa depan yang dilakukan oleh negara dalam rangka pembentukan SDM bangsa yang berkualitas. Materi yang sudah diberikan dalam kaderisasi terpusat ditindaklanjuti melalui kaderisasi fakultas / sekolah. Pendalaman pada tahap ini difokuskan pada kesatuan angkatan dan pengenalan potensi mahasiswa baru, terutama dalam lingkup satu fakultas / sekolah. Materi lain yang perlu ditambahkan adalah pengenalan kultur fakultas / sekolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Melalui tahap ini, mereka akan dipersiapkan untuk menjadi kader HMJ yang mampu bekerja sama dan mempunyai rasa kepemilikan pada HMJ di kemudian hari. Namun tidak hanya pada HMJ, proses ini diharapkan juga dapat menumbuhkan sense of belonging terhadap kemahasiswaan dan kampus pada umumnya. Kaderisasi fakultas / sekolah menumbuhkan keberanian berpikir dan berbicara merdeka, kemampuan berpikir kreatif dalam menghasilkan solusi dan mengambil keputusan, serta pengalaman yang dapat menumbuhkan optimisme dan ketahanan kerja pada setiap mahasiswa tingkat satu. Profil Mahasiswa Tingkat 1: Mampu mendefinisikan identitas mahasiswanya berdasarkan tujuan pendidikan Mampu memulai perumusan visi hidup berdasarkan ke-tuhan-an Yang Maha Esa Mampu memaknai kebebasan substansial, yaitu kebebasan yang mampu dipertanggungjawabkan secara akademis, sebagai mahasiswa dan anggota lingkungan kampusnya Mampu mengenal budaya kampus dan memaknainya Memenuhi kompetensi sebagai calon kader HMJ: memiliki kesadaran berorganisasi, kreatif (terjadinya eksplorasi pemikiran) sehingga memiliki pendapat solutif, berkemampuan dan berketahanan kerja sehingga mampu mengembangkan sikap optimis, mengenali kultur fakultas / sekolah dan program studi yang diambilnya Memahami arti pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa Halaman 4 dari 9

TINGKAT 2 Setelah melewati tahap pertama, mahasiswa baru mendapat status seutuhnya sebagai mahasiswa yang telah mendapatkan prodi dan akan memulai kegiatan kaderisasi HMJ. Syarat yang harus dijalani mahasiswa tingkat 2 adalah menjadi kader himpunan, bergabung, dan membangunnya. Mahasiswa tingkat dua, setelah memaknai proses tahun pertamanya, mulai berusaha menjadi role model mahasiswa yang baik bagi mahasiswa baru. Dalam kaderisasinya, mahasiswa tingkat dua mulai melatih diri untuk peka terhadap masalah dan memiliki pengetahuan sejarah, baik yang berkaitan dengan lingkup jurusan ataupun yang berada di luarnya. Hal ini mencakup wawasan kebangsaan dan humanisme yang dapat mengembangkan semangat belajar dan sense of crisis. Mahasiswa tingkat 2 mengembangkan diri melalui diskusi dan pengalaman kerja yang mendukung visi misi HMJ. Mereka memiliki kedudukan yang egaliter dalam mengajukan pandangan yang dapat turut menyumbangkan pendapat positif meskipun bukan sebagai pemegang keputusan. Suasana diskusi dan kajian adalah hal yang sangat penting dalam tahap ini. Profil Mahasiswa Tingkat 2: Menjadi kader HMJ yang memahami esensi berhimpunan dan mendukung visi-misi HMJ Mampu menjadi role model Memiliki sense of crisis, melalui ragam kegiatan analisa: disiplin ilmu, organisasi dan kampus, kajian-kajian kebangsaan, humanism, dan fenomena aktual. Mampu mengembangkan sikap yg dialogis dengan pengurus HMJ dan memahami sekaligus turut mewujudkan program HMJ Belajar dan mampu menilai serta mengapresiasi dengan baik segala sesuatu yang terjadi di kampus (ragam organisasi & elemennya) TINGKAT 3 Memasuki tahun ketiga, mahasiswa diharapkan memiliki kematangan berpikir dan selalu berusaha bijak dalam membawa HMJ mengaktualisasikan potensi tertinggi yang mungkin diwujudkan dan mengamalkan nilai-nilai yang telah ditanamkan. Aktifitas kritis seperti diskusi dapat membantu pencapaian esensi pembelajaran di mana terdapat ruang untuk membenturkan apa yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan. Hasil diskusi/pencapaian pemikiran dapat diuji melalui kegiatan-kegiatan berupa kontribusi dan kegiatan intelektual yang solutif. Selain itu, mahasiswa tingkat tiga juga perlu memastikan keutuhan anggota organisasi, jalannya seluruh kegiatan kaderisasi, dan kegiatan lain dalam pembangunan karakter. Untuk menopang segala bentuk pembelajaran tersebut, perlu dibangun kondisi saling menghormati antar elemen kampus juga inisiasi dan respon atas interaksi yang produktif. Maka pada akhirnya mahasiswa harus memiliki pemahaman tentang potensi kampus sebagai lingkungan pendidikan dengan segala keberagamannya: HMJ lain, kabinet KM, dan unit. Profil Mahasiswa Tingkat 3: Mampu berpikir matang, terbuka, dan mengaktualisasi nilai-nilai sebagai penggerak HMJ (eksekutif) dengan pertimbangan: kebangsaan, etika, fenomena aktual, kajian/wawasan akademis (ilmu-ilmu) Mampu mewujudkan kultur lingkungan yang membangun karakter dengan mengolah kebersamaan, aktifitas kritis, dan kegiatan-kegiatan yang menguji hasil pemikiran sekaligus kultur apresiasi kampus terhadap hal ini. Halaman 5 dari 9

Memastikan keberlangsungan rumah tangga organisasi: praktek nilai, keutuhan anggota, wadah untuk produktifitas anggotanya, & kaderisasi. Memahami potensi kampus, khususnya organisasi kemahasiswaan didalamnya, sebagai lingkungan pendidikan sehingga mampu terus mewujudkan kondisi yang lebih ideal dalam lingkungan kemahasiswaan ITB TINGKAT 4 Sesuai dengan kurikulum ITB saat ini, tahun ke 4 mahasiswa merupakan tingkat akhir untuk menyelesaikan studi, sehingga tahap ini juga merupakan jenjang terakhir dalam RUK KM ITB. Mahasiswa tingkat akhir memiliki kewajiban untuk memastikan keberjalanan proses kaderisasi sesuai RUK dan sehatnya keberjalanan seluruh organisasi kemahasiswaan di kampus. Mahasiswa tingkat akhir adalah garda penjaga nilai-nilai kemahasiswaan, baik dalam lingkup prodi maupun di luarnya. Nilai-nilai inilah yang akan terus mereka pegang hingga terjun ke masyarakat dalam cita-cita pembangunan generasi muda untuk memperjuangkan nilai-nilai dan moral masyarakat. Pertimbangan intelektualitas, kebangsaan, dan humanisme dapat menjadi dasar bagi peran mahasiswa, baik ketika masih berstatus mahasiswa maupun setelahnya, dalam masyarakat. Mahasiswa tingkat akhir harus dapat memposisikan dirinya sebagai seorang yang kritis secara utuh, multi-dimensi, mampu membongkar realitas yang ada, dan bersiap untuk mampu menghadirkan hasil kerja yang signifikan. Profil Mahasiswa Tingkat 4: Telah memaknai segala proses yang telah dialaminya di kampus Mampu memastikan keberjalanan RUK Mampu menjaga, mengapresiasi, dan memberikan pertimbangan yang pada akhirnya meningkatkan pencapaian organisasi kemahasiswaan (prodi dan kampus pada umumnya) Mampu memposisikan diri sebagai calon anggota masyarakat dengan semua karakter alumni pendidikan tinggi yang utuh sehingga memiliki sebuah visi tentang kehidupannya sebagai alumni pendidikan. Halaman 6 dari 9

BAB III U N I T K E G I A T A N M A H A S I S W A Perlu dipahami, UKM adalah sebuah organisasi yang merupakan bagian dalam rumah tangga KM ITB. Berbeda dengan kebutuhan HMJ sebagai media utama kaderisasi Mahasiswa ITB, UKM cenderung menjadi wadah kegiatan tambahan atau ekstra kurikuler. UKM memiliki posisi dan karakteristik yang berbeda dalam kemahasiswaan. Hal ini berdasarkan inisiatif yang datang dari mahasiswa untuk menggeluti suatu hal atau bidang diluar keprofesian dan keilmuan formal yang ada di ITB. Keberadaannya sangat membantu HMJ dalam pemenuhan kebutuhan anggotanya dalam fokus aktifitas berdasarkan minat, bakat, kreasi, dan hobi. Dengan demikian, perkembangan mahasiswa pada kebutuhan aktifitas tersebut dapat terwujudkan sebagai sebuah kelebihan. Karena sifatnya yang lebih cair, maka selalu ada kemungkinan untuk kelahiran dan bubarnya sebuah UKM. Dengan begitu, UKM memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda-beda sehingga akan sulit membentuk sebuah kebakuan penjenjangan mengingat perbedaan bentuk kegiatan dan potensi yang dimiliki. Dengan segala aktifitas dan manifestasi kegiatannya, UKM tetap merupakan organisasi kemahasiswaan kampus yang berpegang pada AD ART dan Konsepsi KM ITB. Kaderisasi UKM diatur secara otonom sesuai kebutuhan dengan tetap berorientasi pada output RUK. Sebagai aktifitas kemahasiswaan, UKM menghadirkan potensi sebagai sarana munculnya sebuah pengetahuan dan warna baru bagi mahasiswa dan lingkungan kampus. Berkumpulnya mahasiswa dalam sebuah UKM berpotensi menghadirkan capaian-capaian dinamis dalam hal atau bidang spesifik yang berkaitan dengan minat, bakat, kreasi, dan hobi masing-masing. Potensi ini tidak hanya berguna bagi UKM itu sendiri, melainkan juga untuk HMJ atas perspektif baru yang diberikan mahasiswa yang tergabung dalam suatu UKM. Hasil kaderisasi dan kegiatan UKM merupakan potensi tersendiri dalam lingkungan kemahasiswaan ITB. Keberlangsungan, produktifitas, dan kemudahan aktivitas unit dijamin oleh seluruh anggota KM ITB yaitu HMJ. Ini adalah salah satu kebutuhan bersama yang juga harus dijamin kabinet KM ITB. Halaman 7 dari 9

BAB IV A L U M N I K M I T B Sebagai lulusan sebuah institusi pendidikan tinggi yang berke-tuhan-an Yang Maha Esa, seorang alumni mahasiswa ITB diharapkan mencapai kondisi: Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi. Bermoral, memiliki wawasan kebangsaan, humanis, demokratis, dan mampu berpegang pada kebenaran ilmiah. Sebagai seorang yang harus mampu memahami esensi hidupnya, alumni Pendidikan Tinggi dituntut untuk memiliki moral yang baik sehingga benar-benar akan memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk kemajuan kehidupan berbangsa. Kematangan emosi dan empati yang dimiliki akan menuntun pencarian kebenaran ilmiah yang objektif dan tidak egois. Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program studi tertentu. Cakap dan utuh dalam program studi yang telah diambil, sehingga kritis dan mampu memberikan koreksi atau mengajukan praktek/aktivitas yang sesuai dengan nilai pendidikan. Sebagai seorang yang telah melalu proses pendidikan Program Studi tertentu, kecakapan keilmuan merupakan modal yang harus mampu dimanfaatkan dengan bijak. Seorang Sarjana harus menguasai keilmuan tertentu sebagai konsekuensi pilihan yang telah diambil. Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa Menjadi terpelajar, insan pendidikan, intelektual, dan cendikiawan dalam sebuah masyarakat. Kritis, objektif, dan multi-disiplin. Mampu menerjemahkan realitas berdasarkan paradigma yang benar. Tanggungjawab yang dimiliki seorang sarjana menuntut kemampuan untuk menerjemahkan realitas dengan kritis dan objektif. Memahami potensi kehidupan dalam tatanan hidup bernegara. Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan ditengah realitas bangsa. Dewasa, mandiri, dan mampu menempatkan diri. Mampu hidup, memberikan sumbangsih, dan bijak dalam menentukan pilihan-pilihan. Penerjemahan realitas bangsa yang objektif dan kesadaran sebagai alumni Pendidikan Tinggi menuntut kemampuan penempatan diri untuk kontribusi yang optimal. Sadar akan peran pendidikan Indonesia Insan pendidikan yang peduli dan memahami tentang berbagai kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung. Kesadaran bahwa Pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak boleh berhenti, mengharuskan seorang alumni Pendidikan Tinggi menaruh perhatian terhadap esensi dan praktek pendidikan yang terjadi di lingkungannya maupun yang sedang dialaminya. Halaman 8 dari 9

BAB V P E N U T U P Rancangan Umum ini disusun dengan harapan terciptanya orientasi kaderisasi bersama yang benar dan selaras di dalam tubuh KM ITB. Penjenjangan yang ada bersifat fleksibel sehingga dapat memudahkan KM ITB berkaderisasi dengan tetap berorientasi pada output sebagaimana tercantum pada BAB IV rancangan ini. Pemahaman akan isi rancangan ini menjadi sebuah syarat utama bagi semua pelaku kaderisasi KM ITB. Dengan kesadaran bahwa potensi multi-interpretasi dapat tercipta, maka dalam pelaksanaan kaderisasi yang didasari rancangan ini diperlukan sebuah konsistensi pemahaman akan substansi dan cita-cita yang ingin dicapai oleh rancangan umum kaderisasai KM ITB ini. Sesungguhnya cita-cita pendidikan tidak akan terwujud saat para pelakunya malas dan lemah. RUK ini dirancang dengan harapan tercapainya cita-cita pendidikan untuk menghadirkan kondisi bangsa Indonesia yang lebih baik. Semoga RUK ini memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan lingkungan kampus yang lebih mendukung kehidupan mahasiswa dan memahasiswakan mahasiswa. Demi Tuhan, untuk Bangsa dan Almamater, Merdeka! Disahkan oleh Kongres KM ITB Bandung Tanggal 06 Februari 2010 Jam 21.46 WIB Halaman 9 dari 9