BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
|
|
- Deddy Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaanmodern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,etnik atau golongan (Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan,2004). Mahardika (2001:82)menjelaskan: proses pendidikan harus memungkinkan rakyat untuk melihat kembali secara kritis tata social dan politik yang ada. Dengan demikian pendidikan menjaditidak terhindar masuk dalam dataran kritik, bahkan pendidikan itu sendiri menjadi wahana kritik yang sekaligus memberi ruang pada rakyat untuk mengembangkan kritik berdasarkan pengalaman hidup mereka dan berdasarkan cita cita ke depan, pertama kita harus memikirkan metode yang baru, dan yang kedua, harus memuat materi atau bahan yang membuka wawasan rakyat atas tata sosial politik yang ada. Itu artinya secara umum pendidikan harus membentuk karakter individu agar lebih aktif dan terjun berpartisipasi langsung dalam tata sosial dan politik 1
2 hal tersebut adalah proses alamiah yang harus dilalui dalam setiap individu dalam kehidupan karena dengan itu lah pendidikan itu sendiri akan membawa manfaat dan dampak positif bagi keberlangsungan social dan pembangunan di dalam sebuah bangsa.mahasiswamerupakankelompok kecil dari generasimuda yang berkesempatanmengenyampendidikan formal di perguruan tinggi. ia memiliki peran dan tanggung jawab ideologis sebagai pewaris utama perjuangan bangsa maupun tanggung jawab profesional yang dipersiapkan untuk menjadi ahli dalam bidang-bidang tertentu agar dapat berperan aktif dalam proses pembangunan. Peranan Mahasiswa akan sangat menentukan kondisi bangsa ke depannya dalam meneruskan cita-cita bangsa, sehingga partisipasi mahasiswa dalam politik bangsa sangatlah penting untuk masa depan bangsa. Politik merupakan proses mempengaruhi individu agar ia mendapat informasi, wawasan, dan ketrampilan politik sehingga sanggup bersikap kritis, dan lebih intensional terarah hidupnya. Selain itu, bisa menjadi warga negara yang lebih mantap, tidak sekedar menjadi pengikut dalam kondisi politik bangsa dan tanpa pengarahan di tengah kancah politik. Selanjutnya pendidikan politik sanggup mengadakan orientasi terhadap keadaan sendiri dan kondisi lingkungannya, sehingga pendidikan politik secara otomatis akan bermanfaat terhadap lingkungan dalam membentuk lingkungan. Dengan demikian, pendidikan mendorong orang untuk melihat diri sendiri dan lingkungannya dengan cara yang lain, lalu berbuat lain, menuju eskalasi diri, dan peningkatan taraf hidup masyarakatnya. 2
3 Menurut Alfian (1981:235): Sosialisai politik atau pendidikan politik dalam arti kata yang longgar, adalah bagian langsung dari kehidupan masyarakat sehari-hari.disenangi atau tidak,diketahui atau tidak, disadari atau tidak, hal itu dialami oleh anggota-anggotamasyarakat, baik penguasa atau pun orang awam.suasanannya menjadi berbeda kalau ada usaha untuk mengubah sosialisasi itu, umpamanya dengan memasukan nilai-nilai politik baru yang dianggap ideal.usahasadarsepertiitujelasbertujuan mengarahkan proses sosialisasi politik masyarakat ke jurusan politik tertentu, misalnya ke arah perkembangan dan tingkah laku yang demokratis, jadi bisa disimpulkan pengertian pendidikan politik dalam arti kata yang lebih ketat, pendidikan politik : dapat diartikan sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betuk nilai nilai yang terkandung dalam system politik yang ideal yang hendak di bangun. Hal serupa juga dinyatakan oleh Kartono (1996:64) bahwa : pendidikan politik merupakan upaya pendidikan yang disengaja dan sistematis untuk membentuk individu agar mampu menjadi partisipan yang bertanggung jawab secara etis/moral dalam mencapai tujuan tujuan politik Pengetahuan wawasan dan pendidikan politik tersebut tidak hanya terbatas yang diperoleh dari bahan dan sumber yang sifatnya formal yang dinilai dapat memberikan informasi dan pengetahuan, misalnya dari hasil belajar di sekolah dan kuliah umumnya. Akan tetapi sumber wawasan dan pengetahuan mengenai masalah masalahpolitik juga dapat diperoleh dari organisasi. Dalam hal inilah dibutuhkan pendidikan politik yang mampu menempa mahasiswa 3
4 dalam berkarya. Dimana dengan berorganisasi mahasiswa memperoleh pengetahuan,wawasan dan pendidikan politik mengenai masalah-masalah politik baik dengan kegiatan yang dilaksanakan melalui organisasi-organisasi itu sendiri ataupun mengamati fenomena politik, hal itu juga merupakan proses pembelajaran dan pendidikan politik yang baik bagi mahasiswa. Kesadaran politik mutlakdiperlukan dan ditanamkan pada setiap warga negara dalam pembangunan karena dengan memiliki kesadaran politik, seorang warga negara dapat berpartisipasi dalam politik atau pembangunan secara keseluruhan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sastroatmodjo, (1995:90-91)bahwa : dua faktor penting yang mempengaruhi tingggi rendahnya partisipasi politik seseorang terhadap pemerintah yaitu kesadaran politik seseorang dan kepercayaan politik seseorang terhadap pemerintah.dari pengertian tersebut, dapat diungkapkan apabila individu memiliki kesadaran politik maka tanpa adanya anjuran, paksaan dari pemerintah atau penguasa, seseorang akan dapat berpartisipasi dalam politik atau dalam pembangunan secara keseluruhan. Dilihat sebagai bagian dari generasi muda maka mahasiswa diharapkan menjadi penerus harapan bangsa dalam mewujudkan cita cita bangsa Indonesia. Atas keberadaanya sebagian dari generasi muda atau usia remaja, Alfian (1981:235) mengatakan bahwa usia remaja dan muda mungkin dianggap sebagai masa-masa yang menentukan dalam proses sosialisasi politik seseorang karena pada waktu itu corak sikap dan tingkah lakunya sudah mulai mengeras. Berdasarkan pendapat tersebut, keberadaan mahasiswa dinilai sangat penting 4
5 sebagai suatu masa yang terdiri oleh individu dalam mengembangkan dirinya, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor sehingga dapat terbentuk kesadaran politik yang akan direalisasikan dalam partisipasi politik ataupun perilaku politiknya setelah ia dewasa. Dalam lingkup kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto terdapat organisasi besar bernama KM UMP (Keluarga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto), anggota KM UMP tersebut dalam Konstitusi KM UMP Bab V tentang Keorganisasian, Bagian Pertama Keanggotaan : Anggota KM UMP adalah seluruh mahasiswa UMP, dan Bagian Kedua tentang Komponen Organisasi, Pasal 11 yang berisi: Komponen KM UMP terdiri atas: 1. MPM adalah lembaga tinggi permusyawaratan mahasiswa. 2. DPM U adalah lembaga tinggi legislatif tingkat Universitas. 3. BEM U adalah lembaga tinggi eksekutif tingkat Universitas. 4. BPK M adalah lembaga tinggi keuangan. 5. UKM adalah lembaga yang menghimpun mahasiswa dalam suatu kegiatan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat, minat, kreasi, dan hobi. 6. DPM F adalah lembaga legislatif tingkat fakultas. 7. BEM F adalah lembaga eksekutif tingkat fakultas. 8. HMPS adalah lembaga eksekutif tingkat program studi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas adalah lembaga tinggi eksekutif kemahasiswaan tingkat universitas, presiden mahasiswa sebagai kepala pemerintahansekaligus kepala keluarga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang memegang kekuasaan tertinggi eksekutif KM UMP begitu juga dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas maka kepala pemerintahan dipimpin oleh Gubernur. Proses pendidikan politik berlangsung secara sistematis melalui berbagai tugas yang dipegang para anggota Badan Eksekutif Mahasiswa. Sesuai fungsinya yang tertera dalam Draf Amandemen 5
6 AD/AT dan UU Kepartaian KM UMP dalam muqadimah: lembaga kemahasiswaan KM UMP dirasa perlu konstitusi yang mampu mewadahi bakat, minat, dan pembelajaran politik untuk mahasiswa sebagai media yang mampu menampung aspirasi mahasiswa.. Menurut pemaparan diatas jelas bahwa pendidikan politik di lembaga lembaga KM UMP sangat ditekankan melalui konstitusi, wewenang dan tugas lainnya guna memberikan pembelajaran pendidikan politik kepada Mahasiswanya. Badan Eksekutif Mahasiswa mempunyai peranan penting disamping sebagai lembaga ekesekutif juga presiden dilembaga tersebut bisa dikatakan pemegang kekuasaan. Pada tahun peneliti melakukan survey dan menemukan dari 16 anggota kabinet, 8 diantaranya tidak aktif danakhirnya mengundurkan diri dari jabatan kabinet. Berikuthasil wawancara dengan beberapa anggota BEM dan lainnya : Tari (Bendahara BEM Pusat 2012/2013) : sebagian besar anggota yang lain tidak aktif karena sedang sibukdalam perkuliahan dan lain-lain yang kebetulan jadwal hari itu sedang padat.. Catur Ari Jatmiko (DewanPengawas Kopma tahun 2012) : beberapa anggota kabinet menyampaikan surat pengunduran diri dari jabatan kabinet, istilah lainpamit.amir, Mendagri-BEM 2013/2014 Kabinet Garda Revolusi yang sebelumnya menjabat sebagai pengurus HMPS Matematika tahun 2012/2013 mengatakan bahwa : partisipasi politik mahasiswa pada waktu itu memang sedikit lemah karena kurang komunikasi baik itu dari pusat ke lembaga dibawahnya ataupun antar lembaga organisasi, kurang sosialisasi oleh BEM pada waktu itu sehingga pada saat 6
7 reorganisasi pada proses pemilihan tidak sampai mendapatkan 1500 suara karena memang pada saat itu mahasiswa tidak sedang aktif, dan satu hal mengenai anggota kabinet, kurang terjadi komunikasi yang baik maka ada sedikit kekecawaan dari beberapa anggota yang menyebabkan kemungkinan mengundurkan diri. Dengan bergantinya masa jabatan / reorganisasi, adalah kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap anggota BEM tahun 2013/2014 Kabinet Garda Revolusi. Melihat berbagai bentuk permasalahan diatas jika ditinjau secara umum semua mengarah pada pendidikan politik dan partisipasi politik. Badan Eksekutif Mahasiswa pada hakekatnya memberikan pendidikan politik kepada mahasiswa dan anggotanya sesuai Draf Amandemen KM UMP, sukses atau tidaknya tergantung pengaruh pendidikan politik yang diberikan Badan Eksekutif Mahasiswa tersebut, apakah Badan Eksekutif Mahasiswa memiliki pengaruh pendidikan politik yang kuat terhadap partisipasi politik mahasiswa atau sebaliknya seperti yang terjadi terhadap beberapa anggota sebelum reorganisasi. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti seberapa besarpengaruh pendidikan politikterhadap tingkat partisipasi politik mahasiswa dibadan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. B. Perumusan Masalah Penelitian ini ditinjau dari permasalahan secara umum berdasarkan latar belakang diatas adalah seberapa besar pengaruhpendidikan politik terhadap tingkat partisipasi politik mahasiswa di Badan Eksekutif Mahasiswa.Pertanyaan yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut: 7
8 a. Adakahpengaruh yang signifikan pengetahuan politik terhadap partisipasi politik mahasiswa. b. Adakahpengaruh yang signifikan kecakapan intelektual terhadap partisipasi politik mahasiswa. c. Adakahpengaruh yang signifikan pemahaman politik terhadap partisipasi politik mahasiswa. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan politik terhadap tingkat partisipasi politik Mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah : a. Menganalisis pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi politik mahasiswa. b. Menganalisis pengaruh kecakapan intelektual terhadap partisipasi politik mahasiswa. c. Menganalisis pengaruh pemahaman politikterhadap partisipasi politik mahasiswa. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut: a. Manfaat penelitian secara teoritis 8
9 Hasilpenelitian inidiharapkan dapatbermanfaat memberikan sumbanganbagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan politik. b. Manfaat penelitian secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas atau organisasi internal yang adadidalamnya dalam memberikan pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi politik pada para mahasiswa. 9
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan butuh berinteraksi dengan yang lainnya, interaksi dapat dilakukan dengan aktif atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan
Lebih terperinciPENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56
Generasi muda merupakan asset terpenting bagi masa depan suatu bangsa. Disadari atau tidak bahwa peran pemuda sangat berpengaruh dalamp roses pembangunan bangsa serta proses kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh manusia dalam kehidupan pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN POLITIKTERHADAP TINGKATPARTISIPASIPOLITIK MAHASISWA(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Anggota BEM UMP)
PENGARUH PENDIDIKAN POLITIKTERHADAP TINGKATPARTISIPASIPOLITIK MAHASISWA(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Anggota BEM UMP) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
1 PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi tidaklah semata-mata ditujukan pada upaya menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang berilmu
Lebih terperinci2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan insan intelektual yang akan menjadi generasi penerus bangsa di masa depan. Dalam mengembangkan dirinya, mahasiswa tidak hanya bisa memanfaatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa harus mempunyai intelektual dan sebagai calon pimpinan maka perlu mengembangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam peningkatan wawasan mengenai pendidikan demokrasi. Organisasi kemahasiswaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan ciri utama sistem pemerintahan yang demokratis. Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah
Lebih terperinciAMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 PEMBUKAAN Mahasiswa memiliki potensi yang merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus diarahkan
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi yang diatur dalam surat
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi yang diatur dalam surat keputusan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Faktanya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan di bidang pendidikan yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi pembentukan watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciUNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2
UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia mengantarkan rakyat Indonesia ke era perjuangan, menegakkan kebenaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebesaran bangsa diantaranya ditentukan oleh kiprah generasi muda menuju arah pembangunan manusia seutuhnya. Arah pembangunan ini jika terlaksana maka akan terbentuk
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. organisasi, baik itu organisasi resmi maupun organisasi sosial, berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Tentunya manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk memenuhi tujuan itu, manusia melakukan berbagai
Lebih terperinci: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak
Lebih terperinciPEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 4/14/2014 UNIVERSITAS NAROTAMA KEMAHASISWAAN SK KEMAHASISWAAN (Nomor 78/KMH/03/V/2010) TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN MENIMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menggambarkan tentang Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Adapun kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesadaran berkonstitusi setiap warga negara merupakan sesuatu yang diidam-idamkan oleh negara manapun, namun hal itu tidak mudah, karena sadar atau taat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam budaya, ras, etnik, agama dan keragaman lainnya. Guna
Lebih terperinciC. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:
C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Definisi dan pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah suatu upaya sadar dan terencana mencerdaskan warga negara (khususnya generasi muda).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1
AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma
Lebih terperinciPANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.
PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda senantiasa selalu menempati peran yang strategis dalam setiap peristiwa penting yang terjadi dan dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciKewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.
Modul ke: Kewarganegaraan Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan Fakultas Teknik Uly Amrina ST, MM Program Studi Teknik Industri Kode : 90003 Semester 1 2 SKS Deskripsi Mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai pelaksanaan kedaulatan rakyat. Pemilu merupakan suatu proses memilih orangorang untuk mengisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar baik di sekolah maupun di kampus. Hasil survey Litbang Media Group
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perilaku plagiat sering kita jumpain pada setiap aktivitas belajar baik di sekolah maupun di kampus. Hasil survey Litbang Media Group pada tahun 2012 mayoritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan
Lebih terperinciRANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB
RANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB KATA PENGANTAR RUK KM ITB ini disusun sebagai perangkat tambahan kelengkapan kemahasiswaan di ITB, sebagai pegangan bersama organisasi kemahasiswaan berdasarkan program
Lebih terperinciDaftar Isi. Ketetapan SK Rektor. 2. Konstitusi Penjalas... 13
Daftar Isi Ketetapan... 1 SK Rektor. 2 Konstitusi... 3 Penjalas... 13 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, KONSTITUSI KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG Sesungguhnya mahasiswa Universitas Lampung
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia diwajibkan untuk mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Universitas Sebelas Maret (UNS) menyadari bahwa sesungguhnya mahasiswa merupakan bagian
Lebih terperincib. bahwa perlunya sebuah aturan perundang-undangan yang jelas yang mengatur susunan dan kedudukan kelembagaan legislatif di masa jabatannya;
UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN SIDANG UMUM, DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA, BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA, UNIT KEGIATAN MAHASISWA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 06TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang
259 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperincisiswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan
Lebih terperinciK O N S T I T U S I KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
K O N S T I T U S I KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG K O N S T I T U S I KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Sesungguhnya
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH MINAT BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEPEDULIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA N 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk mengungkapkannya membutuhkan adanya upaya perbaikan di semua sektor yang mendukung dunia pendidikan
Lebih terperinciMATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAJEMENT MODUL 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan yang berlangsung terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan
Lebih terperinciPROGRAM PENGENALAN AKADEMIK
DI disampaikan pada: PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK dan KEMAHASISWAAN (PPAK) 2016 1 ORGANISASI KEMAHASISWAAN ORMAWA merupakan organisasi intra perguruan tinggi Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI
DAFTAR ISI 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI 2015... 5 3 Perubahan Pertama UUD REMA UPI 2015 47 4 Penjelasan Tentang UUD REMA UPI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara materil
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Latar Belakang
GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Latar Belakang 1. Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Universitas Sanata Dharma adalah
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA
PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO
Lebih terperinciPEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Berhubungan dengan hal itu, pendidikan memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang
31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang begitu pesat seperti sekarang ini dikenal dengan sebutan era globalisasi. Berbagai perubahan tatanan kehidupan seharihari terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemuda atau generasi muda adalah konsep konsep yang sering diberati oleh nilai nilai. Hal ini terutama disebabkan karena keduanya bukanlah semata mata istilah
Lebih terperinci2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maju dan mundurnya suatu bangsa tergantung pada masyarakat itu sendiri.masyarakat merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi tersendiri dalam perubahan
Lebih terperinci2013 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TARI DI SANGGAR FAMILY SUKAJADI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam makna yang umum mengandung pengertian sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan, yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
Lebih terperinciDRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEWAN MAHASISWA Sekretariat : Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 DRAFT PERATURAN
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2
PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Lebih terperinci