BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih banyak dari pada sekedar melaksanakan rencana-rencana dalam. perilaku organisasi, seperti adaptasi kepada orang lain.

BAB IV ANALISIS DATA. kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh. 1. Proses Komunikasi Dalam Kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan tugas dan fungsinya di kantor. Setiap orang yang ada di

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISIS DATA. data dalam penelitian kualitatif, yang diperoleh dari beberapa informan yang

BAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

COVER MAGANG. Judul. Logo UMS. Nama Mahasiswa NIM. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Komunikasi dan Informatika

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. 1 Setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB IV ANALISA DATA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.selain itu, juga

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

PELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, yang dibentuk dan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB I PENDAHULUAN. franchise/waralaba. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan franchising. penyediaan atau penjualan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB IV ANALISIS DATA. dengan para informan, maka diperolehlah data-data penelitian. Data-data. tersebut dapat diklasifikan sebagai berikut:

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

Pengertian dan Karakteristik Kebudayaan dalam Komunikasi Antar Budaya. Sesi - 2 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang signifikan dalam segala aspek kehidupan, diantaranya kemajuan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. kuliner skala UKM. Setelah dilakukan analisis pada bab empat, dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pemasaran BBM menuju SPBU (Retail Fuel Marketing). a. Lingkungan Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB IV ANALISIS DATA. sebuah penelitian, khususnya dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA AREA WISATA PASIR PUTIH DALEGAN

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

RAPAT KERJA CABANG MUSLIMAT NU KABUPATEN KULONPROGO

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

E : Bagaimana menurut anda atas hasil yang dicapai para karyawan di. P : kami tidak hanya mengukur keberhasilan berdasarkan hasil yang dicapai,

KULIAH PERKENALAN. DosenPengempuKuliah WAHYUDI PRAMONO. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

Transkripsi:

95 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PC IPPNU, penjelasan tentang analisis data penelitian ini lebih diutamakan pada persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi Organisasi di PC IPPNU. Dalam penelitian ini proses komunikasi yang dimaksudkan adalah Komunikasi internal antara ketua dengan pengurus dan Komunikasi eksternal pengurus PC IPPNU kepada kader mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pengkaderan di PC IPPNU Kota Surabaya. Berlangsungnya proses komunikasi organisasi tersebut akan diperoleh beberapa temuan penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut : Proses Komunikasi Organisasi yang Terjadi di PC IPPNU Kota Surabaya dalam Menumbuhkan Solidaritas Kader NU 1. Kedekatan dari Internal Organisasi Proses komunikasi Ketua kepada Pengurus paling sering terjadi dalam media sosial BBM dan WA, adanya komunikasi dimedia sosial tersebut dirasa lebih mudah dilakukan untuk meminimalisir waktu dan tidak perlu sering melakukan rapat secara tatap muka. Ketika ketua mempunyai informasi yang baru didapat, dia menyampaikannya di BBM, yang informasi tersebut dapat dilihat oleh semua pengurus, tetapi jika memang dirasa informasi tersebut tidak perlu semua tahu, maka WA menjadi penyebaran informasi yang hanya diketahui oleh pengurus harian. 95

96 Untuk dapat menjalankan kegiatan organisasi, komunikasi antar internal organisasi harus selalu dilakukan, disamping untuk membahas kegiatan, juga digunakan untuk membahas permasalahan atau hambatan yang perlu dibenahi dalam proses keberlangsungan organisasi yang sedang diemban. Adanya komunikasi internal organisasi PC IPPNU dari ketua kepada pengurus atau pengurus dengan ketua digunakan untuk partisipasi dari internal organisasi agar dapat mengeluarkan ide atau saran dalam menjalankan organisasi. Cara ketua menghidupkan komunikasi dengan pengurus yaitu dengan mendekatinya, melakukan komunikasi melalui telepon untuk meminimalisir waktu atau dengan mendatangi kerumahnya jika dirasa perlu dan jika memang seseorang anggota tersebut memang tidak pernah memberikan kabar apapun. Antar sesama pengurus juga terjadi kedekatan komunikasi, pembicaraan terjadi dalam grup BBM, didalam grup BBM tersebut semua pengurus berkomunikasi satu sama lain. Selain pembahasan organisasi, BBM tersebut juga digunakan untuk membahas kehidupan pribadi atau hanya sekedar bercanda satu sama lain yang membuat antar sesama pengurus tersebut saling memiliki kedekatan satu sama lain. Selain komunikasi didalam grup BBM, diperlukan adanya pertemuan rapat secara tatap muka, terjadinya rapat ketika ada kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengurus yang memang benar-benar mencintai organisasi IPPNU, sampai rela tidur dikantor PC IPPNU demi untuk menyelesaikan tugas organisasi, sama halnya dengan pengurus lain yang rela memakai

97 sepeda kayuh untuk dapat mengkuti kegiatan PC IPPNU, meski berkalikali sepedanya bocor ditengah jalan. 2. Komunikasi Intensif antar Tingkatan Organisasi Proses komunikasi juga terjadi antara semua pengurus PC IPPNU dengan kader yang berada dikota Surabaya, mulai dari PAC yang berada dikecamatan dan PKPT yang berada diperguruan tinggi atau PK ditingkatan sekolah. Proses komunikasi tersebut dilakukan pada saat terjadi PC IPPNU atau masing-masing kader tersebut melakukan kegiatan, pemberitahuan kegiatan tersebut disampaikan melalui surat menyurat, Kegiatan tersebut harus saling disalurkan karena memang antara PC IPPNU dengan kader yang berada di Surabaya harus mempunyai kesinambungan. Pun tidak menutup kemungkinan selain dari kegiatan yang dilaksanakan oleh PC IPPNU maupun kader, dari PC IPPNU juga harus menanyakan kabar kepada para kader, agar didapatkan informasi mengenai kondisi dan suasana yang terjadi didaerah kader tersebut meski tidak berhubungan dengan informasi kegiatan. Selain itu cara lain yang dilakukan ketua dalam mempertahankan kader yang berada diwilayah Surabaya, yaitu dengan mengikutsertakan kader dalam kegiatan PC IPPNU, seperti rapat kerja yang diharapkan dari masing-masing kader mengetahui kegiatan yang dilaksanakan PC IPPNU 2 tahun kedepan atau sebagai masukan untuk kader dalam membuat program kerja untuk IPPNU diwilayahnya. Selain itu, kader juga diikutsertakan dalam kegiatan undangan dari organisasi lain di Surabaya atau Pemerintah Surabaya untuk mengikuti kegiatan seminar atau

98 outbound. Mengikutsertakan kader dalam kegiatan PC IPPNU merupakan upaya untuk mempertahankan eksistensinya dan agar mereka merasa dihargai keberadaanya dan juga adanya hal tersebut kader dapat terbuka dengan Cabang IPPNU dalam berbagai perihal persoalan IPPNU. Peran seorang kader diharapkan dapat menjaga eksistensi organisasi dan juga diharapkan dapat membawa perjuangan organisasinya. Kader juga harus dijaga dan dipertahankan eksistensinya, dikarenakan kader adalah penerus gerakan organisasi dikemudian hari, oleh karena itu potensi yang ada dalam diri masing kader harus dapat diaktualisasikan untuk kepentingan organisasi dan lingkungan sekitarnya. Hambatan dalam Proses Pengkaderan Menumbuhkan Solidaritas Kader 1. Hambatan Internal Dalam proses Pengkaderan untuk menumbuhkan solidaritas kader di PC IPPNU pastilah terdapat hambatan dalam proses Pengkaderannya, hambatan yang dirasakan berupa kurang meratanya informasi. Tidak jarang dalam proses komunikasi ketua dan pengurus terdapat kendala, dikarenakan biasanya informasi yang disampaikan oleh ketua kurang diminati oleh pengurus yang mengakibatkan informasi tersebut tidak direspon dan hanya menjadi informasi yang hanya berlalu. Misalnya jika ketua menyampaikan informasi mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh kader yang berada di Surabaya, yang menjadi penyebab yaitu para pengurus tidak dapat menghadiri kegiatan tersebut, lalu diantara mereka juga tidak memberikan informasi mengenai kehadirannya.

99 Disamping itu, terjadi kesenjangan dalam hubungan ketua dengan sekretaris dimana seharusnya antara ketua dengan sekretaris harus selalu saling berhubungan mengenai kondisi atau informasi mengenai organisasi tetapi disini kurang terlihat. Penyebabnya bisa dikarenakan ketua yang enggan untuk berkomunikasi dengan sekretaris dan sekretaris pun jarang untuk menanyakan informasi yang belum diketahuinya, maka antara ketua dengan sekretaris tidak saling bekerjasama membangun organisasi. Tidak semua informasi dapat sampai kepada seluruh pengurus. Bahkan pengurus harianpun juga belum tentu selalu dapat informasi yang update di PC IPPNU, malah sebaliknya pengurus anggota yang selalu mengetahui informasi yang sedang update. Dikarenakan memang tidak selalu pengurus harian dapat mengikuti acara demi acara PC IPPNU, yang mengakibatkan mereka tertinggal informasi selanjutnya, ketua pun juga tidak menyampaikan informasi kepada pengurus harian terlebih dahulu. Selain itu hambatan lain selain kurang meratanya penyebaran informasi, dalam organisasi PC IPPNU kekompakan dan semangat dalam berorganisasi juga berkurang. Dikarenakan memang organisasi PC IPPNU bukanlah sebuah institusi yang menghasilkan uang, maka sebagian pengurus memilih meninggalkan organisasi dan memilih pekerjaannya. Pun begitu, sebagian pengurus masih berstatus pelajar ditingkat SMA dan kuliah, jadi untuk mengikuti kegiatan harus menyamakan jadwal mereka dan akhirnya sebuah rapat hanya terjadi pada hari minggu atau hari libur.

100 2. Hambatan Eksternal Selain hambatan dalam komunikasi ketua dengan pengurus, hambatan komunikasi juga terjadi kepada para kader diantaranya adalah kurangnya waktu PC IPPNU untuk memperhatikan kondisi para kader, dalam hal ini PC IPPNU kurang mengadakan kegiatan untuk bersilatuhami kepada IPPNU yang ada dikecamatan atau perguruan tinggi, yang mengakibatkan hubungan komunikasi PC IPPNU dengan para kader yang ada diwilayah Surabaya berkurang. Dan berlaku juga kepada para kader, para kader juga enggan untuk berkomunikasi dengan PC IPPNU dan ada yang merasa mereka para kader dikesampingkan dan tidak diperhatikan. Hubungan PC IPPNU dengan para kader hanya sebatas pada kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan, diantara para kader juga ada yang tidak berkomunikasi baik dengan ketuanya misalnya, karena biasa terdapat kegiatan IPPNU di kecamatan menyampaikan informasi tersebut melalui pengurus lain. Selain itu kurangnya pengurus PC IPPNU yang aktif juga dijadikan alasan terhambatnya proses pengkaderan, akibatnya pembagian tugas kurang maksimal dan hanya dibagikan kepada para pengurus yang dapat dihitung keaktifannya, hanya pengurus PC IPPNU yang aktif yang dapat diandalkan untuk mendatangi acara yang dilaksanakan. B. Konfirmasi Temuan dengan Teori 1. Teori Budaya Organisasi Didalam teori budaya organisasi, semua yang termasuk peristiwa, ide atau gagasan, kebiasaan atau tindakan, cerita-cerita bahkan ritual seperti

101 upacara adalah merupakan pertunjukan komunikasi. Pertunjukan yang terjadi pada organisasi diumpamakan sebagai panggung sandiwara, dimana pimpinan atau karyawan memilih berbagai peran atau bagian yang ada dalam organisasi. Dengan kata lain, kata pertunjukan menyatakan bahwa kehidupan organisasi ada seperti pertunjukan panggung sandiwara. Menurut Pacanowsky dan Trujillo, anggota organisasi melakukan pertunjukkan komunikasi tertentu yang menghasilkan budaya organisasi yang bersifat unik bagi organisasi yang bersangkutan. Pertunjukkan adalah sejumlah tindakan anggota organisasi untuk membentuk dan menunjukkan budaya mereka kepada diri mereka sendiri dan kepada orang lain. 1 Pacanowsky dan Trujillo, menyebutkan karakteristik pertunjukan komunikasi yang berhubungan dengan temuan penelitian yang akan dijelaskan selanjutnya, yaitu 1. Pertunjukan bersifat Interaksional, yaitu lebih merupakan dialog dari pada berbicara kepada diri sendiri, dengan kata lain pertunjukan komunikasi merupakan tindakan sosial dan bukan tindakan perorangan. Dimana pertunjukan komunikasi merupakan perkumpulan sejumlah orang yang berpartisipasi didalamnya. 2. Pertunjukkan terdiri atas babak atau bagian, pertunjukan merupakan peristiwa yang memiliki awal dan akhir, para pemain dapat mengenali setiap episode dan dapat membedakan peristiwa satu dengan lainnya. Suatu makna dalam budaya organisasi dapat dicapai dengan melalui interaksi antara pimpinan dengan karyawan, dalam hal ini seperti interaksi 1 Michel E. Pacanowsky dan Nick O Donnell-Trujillo, Organizaton Communication Cultural Performance, dalam Littlejohn dan Foss, Theories of Human Communication, hlm. 269

102 antara ketua dengan para pengurus PC IPPNU dalam membangun solidaritas kader. Adanya interaksi yang terjadi antara ketua dengan para pengurus dilakukan supaya dalam proses interaksi yang terjadi terdapat solidaritas untuk membangun organisasi dengan menumbuhkan kader yang ada diwilayah Surabaya. Dalam membangun organisasi, tidak menutup kemungkinan hambatan dapat terjadi dalam proses interaksi antara ketua dengan pengurus PC IPPNU. Seperti yang dijelaskan oleh Edgar H. Schein, bahwa didalam budaya organisasi, anggota-anggota organisasi diajarkan mengkaji, berpikir dan memecahkan masalah. Peristiwa tersebut dimaksudkan agar anggota organisasi dapat mampu beradaptasi dengan lingkungan dan dapat menyatukan tujuan antar anggota organisasi lainnya. 2 Selain yang dijelaskan menurut Edgar H. Schein pengertian mengenai budaya, Tika juga menjelaskan fungsi teori budaya organisasi yang dijelaskan berikut 3 : 1. Budaya organisasi berfungsi sebagai perekat antara anggota dengan organisasi, agar didapat komitmen untuk anggota dalam berpartisipasi, mempunyai rasa memiliki dan bertanggung jawab untuk memajukan organisasinya. 2. Sebagai saran untuk menyelesaikan masalah pokok organisasi, budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada dilingkungan internal dan eksternal organisasi 2 Schein, Edgar H. Organization Culture and Leadership. 2nd ed. (San Fransisco, CA : Jossey- Bass Publishers, 1992) hlm 12 3 Tika, P. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. hlm. 14

103 3. Membentuk perilaku bagi anggota organisasi, maksudnya agar anggota organisasi dapat memahami bagaimana mencapai suatu tujuan dalam organisasi Adanya budaya organisasi dapat membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan jati diri dalam setiap anggota, menciptakan keterkaitan emosional antara organisasi dengan pengurus PC IPPNU yang terlibat didalamnya. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki organisasi, tetapi organisasi itu sendiri adalah budaya. Organisasi sebagai suatu unit individu adalah lebih penting daripada melakukan generalisasi terhadap perilaku atau nilai-nilai organisasi secara keseluruhan. Setiap organisasi memiliki perbedaan dalam hal jangkauan dan ukuran yang dimilikinya dan organisasi juga memiliki sejumlah tindakan atau kebiasaan yang unik atau khas bagi organisasi, seperti organisasi IPPNU dalam setiap aktifitas yang dijalankan selalu memiliki kegiatan yang berhubungan dengan masalah kaderisasi untuk menumbuhkan solidaritas kader IPPNU yang militan. Menurut Geertz Manusia adalah hewan yang bergantung pada jaringan kepentingan, manusia membuat sendiri jaringannya sebagaimana laba-laba yang membangun sendiri sarangnya dengan desain atau bentuk yang rumit dan setiap jaring yang dibuat tidak sama satu dengan lainnya. 4 Pacanowsky dan Trujilo mengatakan jaring-jaring budaya organisasi tidak muncul begitu saja, tetapi dibangun melalui berbagai kegiatan komunikasi. Manusia sebagai anggota organisasi adalah seperti laba-laba 4 Cliffors Geertz, The Interpretation of Cultures, dalam Morissan, Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta : Ghalia Indonesia 2009, hlm. 101

104 yang tergantung pada jaring yang mereka ciptakan melalui pekerjaan mereka. Budaya organisasi terdiri atas simbol-simbol bersama yang masingmasing simbol memiliki makna yang unik. Pengalaman atau cerita-cerita yang disampaikan, berbagai kegiatan atau acara yang diselenggarakan itu merupakan bagian dari budaya organisasi. Jadi budaya organisasi merupakan sesuatu yang dibuat melalui interaksi setiap hari didalam organisasi, tidak saja interaksi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan yang dilakukan anggota organisasi tetapi juga terkait dengan seluruh jenis komunikasi, baik yang dilakukan didalam maupun diluar organisasi yang bersifat formal dan nonformal. Pacanowsky dan Trujillo memberikan daftar sejumlah pertunjukkan komunikasi organisasi yang terdiri atas : a. Ritual, adalah sesuatu yang diulang-ulang secara teratur atau rutin sehingga dapat dikenali dengan baik. Terdapat beberapa jenis pertunjukan sosial, diantaranya : - Ritual Personal, mencakup hal-hal yang dilakukan seseorang secara rutin setiap hari ditempat kerja, seperti anggota yang secara teratur memeriksa surat-surat atau email yang masuk diperusahaan. - Ritual Sosial, yaitu ritual yang tidak berhubungan dengan pekerjaan tetapi merupakan ritual yang perlu dilakukan dalam interaksi dengan seperti komunikasi secara verbal atau non verbal b. Passion, adalah kegemaran atau kesukaan, karyawan berupaya menjadikan pekerjaan rutin yang membosankan dibuat menjadi menarik

105 dan menyenangkan dengan menceritakan sesuatu yang sering kali disampaikan satu anggota organisasi kepada anggota lainnya. c. Sosial, adalah berbagai bentuk kesopanan, basa-basi, penghormatan yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong dan meningkatkan kerja sama diantara anggota organisasi. Pertunjukan sosial menimbulkan rasa identifikasi diantara para anggota organisasi melalui kegiatan komunikasi informal seperti, saling bercanda, saling menggoda atau melakukan diskusi tanpa harus mengambil keputusan diantara kelompok.