BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

CURICULUM VITAE. Lahir di Bojonegoro pada tanggal 18 Desember 1966 Menikah pada tanggal 24 Mei 2002, dikaruniai 1 Putri dan 2 Putra

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) PADA DIREKTORAT JENDERAL

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SOSIALISASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM)

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

SOSIALISASI PEDOMAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 20 TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 20 TAHUN 2012

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

2012, No1294.

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I P E N D A H U L U A N

LAPORAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM PENUNTASAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS, WBK, DAN WBBM

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

LAPORAN ZONA INTEGRITAS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DI BIDANG PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

Sasaran Reformasi Birokrasi

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Kebutuhan Pelayanan Publik

Tujuan Jangka Panjang Reformasi Birokrasi

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/193/2015 TENTANG TIM PENILAI INTERNAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM ACARA PENANDATANGANAN DOKUMEN PAKTA INTEGRITAS di

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. public goods and services disebut governance (pemerintahan atau

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian ini akan mengkaji strategi pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta hingga mampu mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi untuk dua unit kerjanya, yaitu Dinas Perizinan dan Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, relevansi penelitian, dan cakupan penelitian. Berikut ini merupakan penjabaran dari BAB 1 penelitian: 1.1 Latar Belakang Membangun pemerintahan negara yang mampu berjalan dengan baik adalah permasalahan utama yang tengah dihadapi oleh pemerintah. Prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, seperti akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, serta berbagai prinsip yang lain masih belum dipenuhi secara optimal. Padahal mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik adalah jawaban dari tantangan pembangunan nasional dalam era persaingan global menuntut adanya birokrasi yang efisien, berkualitas, transparan, dan akuntabel. Indonesia masih perlu banyak berbenah untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi menyatakan bahwa Indonesia masih menghadapi hambatan dalam rendahnya kinerja pelayanan publik, lambatnya birokrasi dan masih tingginya angka korupsi. 1

Berdasarkan Laporan Bank Dunia tahun 2015, kualitas pelayanan publik Indonesia masih rendah, yaitu berada pada urutan 109 dari 188 negara di dunia dengan dengan skor 0,01. Sementara itu, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) sejak Januari - Desember 2015 telah menerima laporan/pengaduan masyarakat atas dugaan maladministrasi dalam pelayanan publik sebanyak 6.859 laporan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 41,59% laporan mengeluhkan pelayanan publik di instansi pemerintah daerah. Fakta ini semakin menegaskan bahwa kualitas pelayanan publik di Indonesia masih perlu banyak diperbaiki. Hal ini diperparah dengan praktik korupsi di lingkungan pemerintah masih berlangsung secara masiv. Menurut Indonesia Corruption Watch, terdapat 550 kasus yang menyebabkan kerugian sebesar 3,1 Triliun pada tahun 2015. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi Lembaga Transparansi Internasional pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke-88 dengan skor 36. Peringkat ini meningkat 2 poin dari peringkat 107 di tahun 2014. Meskipun terjadi peningkatan, tetapi peringkat Indonesia masih kalah dengan negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang berada di peringkat yang lebih baik. Sebenarnya, pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki kinerja pemerintahannya dan mewujudkan tujuan akhir tata kelola pemerintahan yang baik, pelayanan yang baik dan bebas dari penyimpangan. Kualitas pencapaian tata kelola pemerintahan yang baik Indonesia juga masih belum optimal ditunjukkan dengan Laporan Bank Dunia tahun 2014 yang menunjukkan indeks governance Indonesia masih pada posisi rendah di level 37 dari level maksimal 100. Guna 2

memperbaiki tata kelola pemerintah dan mencapai tata kelola pemerintahan yang baik, maka pemerintah melaksanakan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Reformasi birokrasi berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih antarfungsifungsi pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Selain itu, reformasi birokrasi pun perlu menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa. Oleh karena itu, reformasi birokrasi nasional perlu merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru. Untuk mengakomodasi hal tersebut, maka diterbitkanlah Perpres No. 81 tahun 2010 yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi secara visioner, taktis, menyeluruh, dan terukur untuk kurun waktu 2010-2025. Tiga sasaran utamanya, yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), serta peningkatan pelayanan publik. Sejalan dengan hal tersebut, maka instansi pemerintah perlu untuk membangun unit percontohan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi 3

percontohan penerapan pada unit-unit kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan Zona Integritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 52 Tahun 2014, Zona Integritas adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Bagi sebagian instansi pemerintah, pembangunan Zona Integritas masih menjadi wacana bagi sebagian pimpinan karena diperlukannya komitmen yang kuat dan upaya keras dalam proses pembangunannya. Berdasarkan laporan Menpan-RB Yuddy Chrisnandi, sampai tahun 2015, jumlah kabupaten dan kota yang sudah mencanangkan Zona Integritas sebanyak 250, kementerian dan lembaga pemerintahan baru 55, sedangkan di provinsi sudah seluruhnya. Dengan demikian, ada 50% kabupaten/kota dan kementerian/lembaga yang belum membangun Zona Integritas. Meskipun jumlah instansi pemerintah yang mencanangkan Zona Integritas sudah cukup banyak. Namun, Dari jumlah itu baru 26 yang telah menindaklanjuti dengan membangun unit percontohan, sebanyak 89 unit kerja dan yang telah dinyatakan lulus oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Sementara itu, pada tahun 2014. yang meraih predikat WBBM sebanyak 9 unit kerja dan berpredikat WBK sebanyak 12 4

unit kerja. Kemudian pada tahun 2014, hanya terdapat 1 unit kerja yang meraih predikat WBBM dan terdapat 12 unit kerja yang meraih predikat WBK. Rendahnya jumlah unit kerja yang mampu meraih WBK dan WBBM dikarenakan standar kualitas yang ditetapkan cukup tinggi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi bersifat kompleks. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Pada tahun 2014, unit kerja yang berada di bawah Pemkot Yogyakarta, yaitu Dinas Perizinan dan Kantor Pengelolaan Taman Pintar Kota Yogyakarta mendapat predikat WBK. Pemkot Yogyakarta juga menjadi salah satu pionir Zona Integritas di Indonesia karena merupakan kota kelima di Indonesia yang menerapkan Zona Integritas dengan penandatanganan Pakta Integritas pada 7 Maret 2012. Menurut Permenpan No. 52 tahun 2014, dengan predikat WBK artinya berdasarkan penilaian oleh tim penilai nasional yang terdiri dari Kemenpan-RB, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan ORI mendapat nilai > 75. Hal ini menunjukkan bahwa Pemkot Yogyakarta berhasil secara baik menginterpretasikan komponen pengungkit dan komponen hasil. Kompnen pengungkit terdiri dari: manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Sementara, komponen hasil meliputi: peningkatan pelayanan publik dan pemerintah yang bersih dan melayani. Komponen-komponen tersebut menjadi jantung pembangunan Zona Integritas. Mencermati keberhasilan Pemkot Yogyakarta dalam membangun Zona Integritas dan pentingnya pembangunan Zona Integritas dalam rangka 5

mewujudkan meningkatkan akuntabilitas, pelayanan publik, dan memberantas korupsi tersebut, maka melalui penelitian ini peneliti berusaha untuk menganalisis lebih lanjut strategi Pemkot Yogyakarta dalam membangun Zona Integritas dengan perspektif analisis berdasarkan akuntansi sektor publik. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, peneliti menarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah strategi pembangunan Zona Integritas di pemerintah Kota Yogyakarta? 2. Apasajakah faktor yang berperan dalam upaya pembangunan Zona Integritas Kota Yogyakarta? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari disusunnya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui strategi pembangunan Zona Integritas di pemerintah Kota Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui faktor yang berperan dalam upaya pembangunan Zona Integritas Kota Yogyakarta. 1.4 Kontribusi Penelitian I.4.1. Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi dunia akademis mengenai konsep mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi yang berlandaskan pada perbaikan akuntabilitas 6

publik, pelayanan publik, dan efektivitas dan efisiensi. Hadirnya penelitian ini akan menambah strategi dan memperkuat konsep tata kelola pemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi secara komprehensif. I.4.2. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk membangun Zona Integritas dengan tujuan meningkatkan akuntabilitas, pelayanan publik, dan pemberantasan korupsi melalui pembangunan Zona Integritas. Dengan adanya penelitian ini, maka mampu memberi gambaran nyata bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)/unit kerja yang belum membangun Zona Integritas dalam merencanakan pembangunan Zona Integritas. Dengan demikian, tujuan sektor publik yang memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada masyarakat dan bebas dari penyalahgunaan wewenang dapat tercapai. Pada akhirnya, diharapkan mampu mendorong Indonesia untuk menjadi semakin sejahtera. 1.5 Relevansi Penelitian Pada dasarnya, konsep Zona Integritas merupakan konsep yang baru dalam dunia akademis. Zona Integritas bersinggunan dengan berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah relevan dengan perspektif akuntansi sektor publik. Pedoman dari pembangunan Zona Integritas yang mutakhir baru diterbitkan pada tahun 2014. Oleh karena itu, masih belum banyak ditemukan penelitian tentang pembangunan Zona Integritas ini. 7

Penelitian ini mempunyai kekhasan karena penelitian ini mendeskripsikan strategi pembangunan Zona Integritas yang pada dasarnya setiap memiliki interpretasi terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 52 Tahun 2014 tentang pedoman pembangunan Zona Integritas menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani sebagai pedoman utama Zona Integritas yang berbeda-beda. Selain itu, konsep akuntabilitas dan sistem pengendalian intern pemerintah yang menjadi konsep fundamental dalam proses pembangunan Zona Integritas masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak SKPD. Dengan demikian, Kota Yogyakarta yang berhasil menembus predikat WBK untuk SKPD Kantor Pengelolaan Taman Pintar dan Dinas Perizinan mampu menjadi potret yang baik untuk dapat menjadi acuan bagi SKPD-SKPD lainnya yang akan membangun Zona Integritas dan berusaha meraih predikat WBK/WBBM. 1.6 Cakupan Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada Pemkot Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta memiliki berbagai torehan prestasi dalam hal pengelolaan pemerintahannya. Secara khusus, Pemkot Kota Yogyakarta pada tahun 2014 memperoleh predikat WBK untuk SKPD Kantor Pengelolaan Taman Pintar dan Dinas Perizinan Integritasnan. Data yang digunakan merupakan data primer dari tanggal 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2015. Dalam penelitian peneliti melakukan wawancara ke berbagai institusi yang terlibat dalam pembangunan Zona Integritas di Kota Yogyakarta, seperti Inspektorat Kota Yogyakarta, Dinas Perizinan, dan Kecamatan Kotagede. 8