Analisis Kerusakan Wobbler Bar pada Proses Pengumpanan Batu Kapur PT Semen Gresik Unit 1 Tuban

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

RISK ASSESSMENT OF SUBSEA GAS PIPELINE PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

Analisa Kegagalan Baut Pengunci Tipe Pada Kompartmen-I Rawmill IIIB Indarung IV PT. Semen Padang

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

TUGAS AKHIR MANUFAKTUR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-180

ANALISA KEGAGALAN BAUT PISTON VVCP GAS KOMPRESOR GEMINI DS-504 EMP MALACCA STRAIT SA

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Analisa Pengaruh Desain Gritcone terhadap Pola Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill dengan simulasi Explicit Dynamic (LS-DYNA)

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

Analisis Kegagalan Komponen Spring Rod dalam Spring Suspension Assembly pada Coal Mill Tuban I PT. Semen Indonesia Tbk.

Analisa Kegagalan Top Hinge Guide Arm Pada Pintu Depan Pesawat Terbang BOEING

Analisa Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill Dengan Simulasi Explicit Dynamic (Ls-Dyna)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

SUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Analisa Perambatan Retak Pada Bagian Poros KM. Surya Tulus Akibat Torsi Dengan Metode Elemen Hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

STUDI PENGARUH KURVA GRADING IDEAL AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN VARIASI BLENDING MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Dimas Hardjo Subowo NRP

Analisis Kegagalan Komponen Driver Plate dalam Cooler Clinker Pada Unit Tuban I PT. Semen Indonesia Tbk.

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Desain Struktur Integritas Single Point Mooring (SPM) DWT PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tuban Dengan Metode Elemen Hingga

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

Menentukan Keandalan Komponen Mesin Produksi Pada Model Stress Strength yang Berdistribusi Gamma

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang

UJI KEKERASAN MATERIAL DENGAN METODE ROCKWELL

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

TUGAS AKHIR. Oleh: Muhammad Husen Bahasa Dosen Pembimbing: Ir. Nur Husodo, M. Sc.

Perancangan dan Proses Pembuatan Inner Door Panel Mobil Pick Up Multiguna

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Final Project Draft by Asep Asikin 1 TUGAS SARJANA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

KARAKTERISTIK MEKANIK STATIS BAJA UNS G10450 YANG MENGALAMI PROSES SHOT PEENING. Dini Cahyandari * ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

Analisis Tegangan Plat Penghubung Bucket Elevator Menggunakan Metode Elemen Hingga. Ully Muzakir 1 ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Bab I. Pendahuluan. satu pompa air laut milik PT. Petrokimia Nusantara Interindo. Keretakan ini

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISA PELAT DAN BALOK MULTILAYER MENGGUNAKAN TEORI LAMINASI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN DENGAN KEKUATAN TARIK PADA LOGAM ULET DAN GETAS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus

Analisa Kegagalan Poros Pompa Centrifugal Multistage (GA101A) Sub Unit Sintesa Urea PT. Petrokimia Gresik

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

DISTRIBUSI TEMPERATUR AREA PEMOTONGAN PADA PROSES DRAY MACHINING BAJA AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISIS KEGAGALAN SAFETY JOINT PADA PURIFIER KAPAL TUGAS AKHIR ABDUL HAMID L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

OPTIMASI DESAIN TANGKI TRUCK BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT APPLICATION

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-16 Analisis Kerusakan Wobbler Bar pada Proses Pengumpanan Batu Kapur PT Semen Gresik Unit 1 Tuban Nugraha Udiana Putra dan Witantyo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: Witantyo@yahoo.co.id Abstrak Wobbler bar merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam sistem wobbler feeder. Wobbler bar berfungsi untuk memisahkan batu kapur sesuai ukurannya. Batu kapur yang berukuran kecil (2,5 inch) akan jatuh ke dalam belt conveyor, sedangkan batu kapur yang berukuran besar (> 2,5 inch) akan jatuh ke dalam crusher. Wobbler bar pada wobbler feeder PT. Semen Gresik Unit 1 Tuban sering mengalami kerusakan atau patah. Kerusakan atau patah pada wobbler bar tersebut menyebabkan suplai batu kapur untuk bahan baku proses produksi semen terhambat. Berdasarkan data yang ada maka dibuat solusi permasalahan dengan menggunakan Root Cause Failure Analysis (RCFA). Langkah-langkah yang dilakukan dalam Root Cause Failure Analysis (RCFA) pada wobbler bar PT. Semen Gresik Unit 1 Tuban adalah pengujian secara visual pada material yang mengalami kerusakan, pengujian aspek metalurgis dengan metode pengujian komposisi kimia dan struktur mikro, pengujian kekerasan menggunakan pengujian Rockwell, Analisis tegangan dengan menggunakan fatigue curve dan analisa beban dan tegangan menggunakan software finite element modeling (FEM). Hasil yang didapatkan adalah kerusakan yang terjadi pada wobbler bar terjadi dikarenakan patah fatigue yang ditunjukkan adanya beach mark pada pola patahan. Berdasarkan uji komposisi kimia dan struktur mikro maka diketahui bahwa material yang digunakan adalah ASTM A311. Hasil yang didapatkan dengan analisis tegangan menggunakan fatigue curve menunjukkan bahwa material yang belum dimodifikasi mengalami tegangan yang lebih tinggi daripada wobbler bar yang sebelum dimodifikasi. Hasil dari analisis fatigue curve akan divalidasi dengan Finite Element Method (FEM) untuk mengetahui apakah wobbler bar bekerja pada batas yang aman. Kata kunci Root Cause Failure Analysis (RCFA), ASTM A311, Wobbler Feeder, Wobbler Bar, Fatigue. I. PENDAHULUAN ebutuhan permintaan semen semakin lama semakin Kmeningkat, maka dari itu PT.Semen Gresik meningkatkan kapasitas produksinya yang sebelumnya pada tahun 2000 sebesar 3,5 juta ton/tahun meningkat drastis menjadi 25 juta ton /tahun hingga saat ini berdasarkan data di website www.semen gresik.com. Hal ini membuat kebutuhan akan bahan baku semen yang berupa batu kapur akan meningkat serta akan memaksimalkan kerja peralatanperalatan produksi untuk menunjang permintaan pasar akan kebutuhan semen. Wobbler feeder merupakan peralatan utama di pabrik Semen Gresik pada sistem pengolahan bahan baku semen yaitu batu kapur. Wobbler feeder berfungsi sebagai alat pengumpan batu kapur sekaligus sebagai alat pemisah batu kapur. Pada saat melewati wobbler feeder, material yang berukuran dibawah 2,5 inch akan masuk ke celah wobbler bar dan menuju hopper dibawahnya lalu menuju belt conveyor sedangkan batu kapur yang berupa bongkahan akan menuju hammer mill untuk dilakukan peremukan. Wobbler feeder terdiri atas beberapa deretan wobbler bar yang berjumlah 19. Dari data yang ada diketahui bahwa wobbler bar nomor 19 sering mengalami kerusakan daripada wobbler bar yang lain, kerusakan wobbler bar mulai terjadi diatas tahun 2000 ketika terjadi peningkatan produksi semen diantaranya penambahan shift kerja pada wobbler bar yang semula 2 shift menjadi 3 shift dan frekuensi batu kapur yang diumpankan semakin meningkat drastis yang sebelumnya pada awal tahun 2000 sebesar 250 ton/jam menjadi 980 ton/jam hingga tahun ini. Langkah-langkah preventive yang telah dilakukan oleh manajemen teknik semen gresik adalah memipihkan bagian wobbler bar yang memanjang.. Langkah preventive tersebut baru dilakukan 2 tahun belakangan ini, langkah tersebut membuat umur kerusakan wobbler bar menjadi lebih panjang yaitu sekitar 1 tahun sekali yang sebelumnya mengalami kerusakan setiap 3-6 bulan sekali. Langkah preventive ini juga menyebabkan patah yang terjadi pada wobbler bar yang semula patahnya pada bagian tengah wobbler bar menjadi patah pada bagian ujung wobbler bar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis material yang digunakan oleh wobbler bar serta meningkatkan lifetime dari wobbler bar tersebut agar tidak mengganggu proses produksi dikarenakan wobbler bar merupakan alat penunjang produksi semen di PT Semen Gresik. II. DASAR TEORI Failure analysis adalah langkah-langkah pemeriksaan kegagalan atau kerusakan pada suatu komponen yang mencakup situasi dan kondisi kegagalan atau kerusakan tersebut sehingga dapat ditentukan penyebab dari kegagalan atau kerusakan yang terjadi pada komponen tersebut. Analisis kegagalan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menemukan penyebab utama kegagalan material 2. Menghindari kegagalan/kerusakan yang sama dimasa yang akan datang dengan melakukan langkah-langkah penanggulangan 3. Sebagai bahan pengaduan teknis terhadap pembuat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-17 atau produsen komponen tersebut 4. Sebagai langkah awal untuk perbaikan kualitas komponen tersebut 5. Sebagai penentuan waktu kapan maintenance dilakukan. Kegiatan analisis kegagalan terdiri atas beberapa tahapan atau langkah utama yang terdiri atas : 1. Melakukan investigasi lapangan yang meliputi : - Melakukan observasi lapangan - Mengukur dimensi obyek yang diselidiki - Melakukan wawancara/interview terhadap pihak terkait - Mendokumentasikan temuan lapangan (fotografi) - Menentukan panjang retak actual 2. Melakukan uji aspek metalurgis di laboraturium - Pengukuran dimensi dari obyek yang diteliti - Dokumentasi fraktografi (makro-optik dan mikro-sem) - Analisis komposisi kimia dari produk - Inspeksi metalografi - Uji sifat mekanik 3. Melakukan analisis beban dan tegangan - Perhitungan beban dan tegangan kritis - Perhitungan mekanika retak 4. Mempelajari aspek desain, operasi dan inspeksi terkini 5. Melakukan analisis mendalam dan komprehensif terhadap informasi/data yang telah diperoleh Mempersiapkan saran untuk perbaikan III. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah sebagai metodologi penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan penyelesaian kasus kerusakan pada wobbler bar. Langkahlangkah tersebut dibagi dalam sepuluh tahap yaitu tahap melakukan investigasi lapangan, tahap mencari historical data wobbler bar, tahap melakukan pemotongan spesimen, tahap melakukan pengamatan visual, tahap melakukan uji metalografi dan komposisi kimia, melakukan uji kekerasan, mengetahui jenis material yang digunakan wobbler bar, tahap melakukan analisis pembebanan pada wobbler bar dengan software ansys, mengetahui penyebab kerusakan pada wobbler bar, memberikan solusi permasalahan. 1. Tahap Investigasi Lapangan Tahap investigasi merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada tahap ini dilakukan investigasi pada wobbler bar yang mengalami kerusakan dengan melakukan pengamatan di pabrik dan mencari informasi tentang operasional dan permasalahan yang sering terjadi pada wobbler bar tersebut. 2. Tahap Mencari Historical Data Wobbler Bar Tahap mencari historical data dilakukan untuk mengetahui frekuensi kerusakan wobbler bar ketika wobbler bar tersebut dipasang hingga wobbler bar mengalami kerusakan atau patah. Historical data didapatkan di data operasional dan maintenance di divisi mesin PT Semen Gresik. 3. Tahap Pemotongan Spesimen Tahap ini dilakukan pemotongan spesimen dengan tujuan untuk mengambil sample spesimen untuk selanjutnya sample spesimen wobbler bar tersebut akan dilakukan pengujian metalografi, komposisi kimia serta melakukan uji kekerasan. Sample yang diambil berdekatan dengan daerah kerusakan pada wobbler bar. 4. Melakukan Pengamatan Visual Tahap ini merupakan tahap awal identifikasi yang dilakukan pada wobbler bar yaitu dengan cara mengamati pola patahan yang terjadi pada wobbler bar. Dengan mengamati pola patahan maka dapat menyimpulkan awal penyebab kerusakan pada wobbler bar tersebut 5. Melakukan uji Metalografi dan komposisi kimia Tahap metalografi bertujuan untuk mengetahui mikrostruktur material wobbler bar serta hubungannya dengan sifat-sifat material tersebut. Tahap pengujian komposisi kimia bertujuan untuk mengetahui jenis logam atau material yang digunakan dikarenakan tidak diketahuinya jenis material yang digunakan pada wobbler bar tersebut. 6. Melakukan Uji Kekerasan Tahap uji kekerasan ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan material terhadap deformasi plastis yang diakibatkan tekanan atau goresan dari benda lain. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menekan sebuah indentor ke permukaan benda uji. Uji kekerasan yang dilakukan adalah dengan metode Rockwell dimana indentor yang digunakan adalah bola baja yang dikeraskan. Metode ini digunakan dengan memberikan pembebanan 1500 kgf pada benda uji dan pengujian ini sering digunakan untuk menguji benda uji yang sangat keras. 7. Mengetahui jenis material yang digunakan Tahap mengetahui jenis material adalah dengan mendapatkan hasil pengujian metalografi, komposisi kimia dan uji kekerasan lalu mencari hasil data yang didapatkan tersebut pada buku metalurgi, standarisasi bahan AISI, JIS, DIN, SNI ataupun dari internet, dengan diketahui jenis material wobbler bar tersebut maka kita dapat mengetahui sifat-sifat material tersebut yang berguna untuk parameter yang akan digunakan pada Ansys 8. Mencari Kurva Fatigue Tahap ini dilakukan dengan mencari kurva fatigue material untuk mencari besarnya stress yang menyebabkan fatigue. Analisis ini dilakukan dengan mengetahui data kerusakan wobbler bar ketika mulai dipasang hingga terjadinya kerusakan untuk mendapatkan besarnya stress yang terjadi. 9. Analisis Pembebanan dengan Software Ansys Tahap ini dilakukan untuk mengetahui posisi terjadinya kerusakan serta besarnya tegangan yang terjadi pada wobbler bar tersebut dengan memasukkan gaya-gaya pada wobbler bar untuk mengetahui besarnya stress yang terjadi pada wobbler bar. Data penting yang lain harus dimasukkan adalah mekanikal properties dari material. 10. Memberikan Solusi Permasalahan Tahap ini dilakukan untuk memperpanjang lifetime wobbler bar dengan memberikan solusi perbaikan atau perawatan berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dan hasil analisis perhitungan beban-tegangan menggunakan ansys.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-18 Gambar 1. Pola patahan yang terjadi pada wobbler bar Gambar 4. Hasil uji kekerasan 1. ASTM A331 Gambar 2. Hasil uji komposisi kimia wobbler bar 2. ASTM A274 Gambar 3. Hasil uji metalografi wobbler bar IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Patahan Secara Visual Berikut Pola patahan pada wobbler bar yang telah dibersihkan dengan ultrasonic cleaner untuk memperjelas pola patahan yang terjadi pada wobbler bar. Pada gambar diatas dapat diamati pola patahan wobbler bar yang terjadi dimana pola patahan setelah dibersihkan dengan ultrasonic cleaner menunjukkan adanya beach mark. Pola patahan ini menunjukkan bahwa wobbler bar mengalami kegagalan dikarenakan fatigue. B. Analisis Komposisi Kimia dan Metalografi Analisis ini dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui jenis material yang digunakan oleh wobbler bar serta mengamati apakah material penyusun wobbler bar tersebut mengalami perlakuan panas ataupun pengerasan pada saat fabrikasinya. Pada gambar 2 didapatkan hasil komposisi kimia wobbler bar, pengujian komposisi kimia ini menggunakan metode X- Ray Flourescence (XRF). pengujian selanjutnya adalah pengujian metalografi yang berfungsi untuk mengetahui struktur mikro pada material serta mengetahui fase-fase penyusun pada material tersebut. Pada gambar 3 dapat diamati hasil metalografi pada wobbler bar, dari pengamatan hasil metalografi ini dapat diketahui penyebaran fase-fase penyusun pada wobbler bar serta dapat mengamati ada tidaknya unsur-unsur penyusun tambahan pada material tersebut. 3. ASTM A915 C. Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan yang dilakukan menggunakan metode Rockwell dengan indentor bola baja dengan pembebanan 150kgf dengan 6 titik indentasi. Dari gambar 4 dapat diamati bahwa nilai kekerasan material dengan 6 titik indentasi yang diuji kekerasan dengan metode Rockwell adalah rata-rata sebesar 92 HR D. Pemilihan material Pemilihan material yang digunakan pada wobbler bar menggunakan metode membandingkan hasil pengujian komposisi kimia pada wobbler bar dengan komposisi kimia material standart. Berikut merupakan komposisi kimia material standart yang memiliki komposisi kimia mendekati dengan komposisi kimia material wobbler bar

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-19 G. Analisis wobbler bar menggunakan Finite Element Method pada wobbler bar sebelum dimodifikasi Gambar 5. Hasil fatigue curve. Gambar 7. Gaya yang diberikan pada wobbler bar Gambar 6. Hasil fatigue curve Dari ketiga material standart tersebut, standart material ASTM A311 mendekati hasil uji komposisi kimia E. Analisis tegangan dengan fatigue curve Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan yang terjadi pada saat wobbler bar sebelum dimodifikasi mengalami kerusakan dan sebagai data awal untuk melakukan analisis dengam Finite Element method (FEM) Dari gambar 5 dapat diketahui besarnya tegangan yang terjadi pada saat wobbler bar mengalami kegagalan pada saat sebelum dimodifikasi yaitu sebesar 360 MPa. Hasil ini didapatkan dengan mengetahui umur kerusakan serta putaran wobbler bar untuk mendapatkan angka cycles to failure. F. Analisis tegangan dengan fatigue curve Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan yang terjadi pada saat wobbler bar setelah dimodifikasimengalami kerusakan dan sebagai data awal untuk melakukan analisis dengam Finite Element method (FEM) Dari gambar 6 dapat diketahui besarnya tegangan yang terjadi pada saat wobbler bar mengalami kegagalan pada saat setelah dimodifikasi yaitu sebesar 300 MPa. Hasil ini didapatkan dengan mengetahui umur kerusakan serta putaran wobbler bar untuk mendapatkan angka cycles to failure. Pada gambar 7 menunjukkan distribusi gaya yang diberikan pada wobbler bar dengan memasukkan gaya batu kapur dan gaya pada rantai yang diterima oleh wobbler bar untuk memperoleh besarnya tegangan yang terjadi pada wobbler bar serta posisi kerusakannya. Gambar 8. Besar tegangan dan posisi tegangan H. Analisis wobbler bar menggunakan Finite Element Method pada wobbler bar setelah dimodifikasi Gambar 9. Gaya yang diberikan pada wobbler bar Gambar 10. Besar tegangan dan posisi tegangan Pada gambar 9 menunjukkan distribusi gaya batu kapur dan gaya rantai yang diterima oleh wobbler bar untuk memperoleh

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-20 besarnya tegangan yang terjadi pada wobbler bar serta posisi kerusakannya. V. KESIMPULAN 1. Modus kegagalan yang terjadi adalah modus kegagalan kelelahan (fatigue) ditunjukkan dengan adanya beachmark pada sisi permukaan patahan pada wobbler bar. 2. Berdasarkan pengujian komposisi kimia dan metalografi didapatkan jenis material wobbler bar tersebut yaitu ASTM A311. 3. Berdasar analisis dengan fatigue curve diperoleh besarnya tegangan yang terjadi pada saat wobbler bar sebelum dimodifikasi sebesar 360 MPa sedangkan untuk wobbler bar yang telah dimodifikasi yaitu sebesar 300 MPa. 4. Berdasarkan metode elemen hingga, langkah preventive yang dilakukan PT Semen Gresik untuk memodifikasi wobbler bar dengan mengurangi bagian elips cukup tepat dikarenakan dapat memperpanjang lifetime serta memindahkan titik kritis yang terjadi pada wobbler bar UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Witantyo M.Eng.Sc, Ir Sudiyono Kromodihardjo M.sc Ph.D, M. Khoirul Effendi ST M.Sc.Eng dan Arif Wahyudi ST, MT, Ph.D. yang telah memberikan bimbingan dalam penelitian dan penulisan artikel karya ilmiah. DAFTAR PUSTAKA. [1] Manual book of Design: Operation and Maintenance. Bethlehem: Universal Engineering. [2] William, T.B., and Roch, J.S. 2002. ASM Handbook Volume 11: Failure Analysis and Prevention. Ohio. [3] Callister, William D. 2010. Materials Science and Engineering, 8 th Edition. New York: John Wiley & Sons. [4] Deutchman, Aaron D. 1975. Machine Design : Theory and Practice. New York : Macmillan [5] http://asm.matweb.com