FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA KEMURANG WETAN KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Mitha Destyowati ABSTRAK

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

PERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEJADIAN EKSPULSI KB IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR KB IUD DIPUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

Abstrak

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA KEMURANG WETAN KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES TAHUN 2013 Isma Ghinta Awalia 1, Iroma Maulida 2, Mutiarawati 3 Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09 Pesurungan Lor Kota Tegal ABSTRAK Alat Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah terjadinya kehamilan yang sifatnya sementara atau permanen. Alat kontrasepsi hormonal seperti Pil/tablet, Suntik, Implan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi hormonal di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes Tahun 2013 Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik. Jumlah populasi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu aseptor KB hormonal yang berdomisili di Desa Kabupaten Brebes yang berjumlah 157 responden yang terdiri dari 95 ibu asepstor KB suntik, 43 KB implan dan 19 KB pil. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value = 0,000, 0,020, 0,002, 0,000, 0,001 (P-Value < 0,05), hal ini hubungan yang signifikan antara pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, umur, sumber informasi dengan perilaku pemilihan jenis Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes tahun 2013. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value = 0,231, 0,079 (P- Value < 0,05), hal ini menunjukan bahwa Ho diterima, berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan, pendapatan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Kabupaten Brebes tahun 2013. Kata Kunci: Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan suami, Umur,Sumber Informasi Pendahuluan Upaya pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB yang ditujukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan mengajak seluruh masyarakat pasangan usia subur untuk menjadi akseptor KB. Semakin banyak penduduk yang turut berpartisipasi dalam program KB, maka angka kenaikan laju pertumbuhan penduduk yang berlebihan akan bisa di tekan. Pelayanan Kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri dari berbagai macam metode kontrsepsi yang tersedia. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena banyaknya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metodemetode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak (Maryani, 2008) Saat ini banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi mulai dari alat kontrasepsi hormonal mapaun non hormonal. Alat kontrasepsi hormonal seperti Pil / tablet, suntika, implan, IUD dan alat kontrasepsi non hormonal seperti kondom. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan dapat diterima oleh pasangan suami istri (Hartanto, 2010). Pemilihan alat kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik akseptor KB seperti perilaku, jarak pelayanan kesehatan, biaya kontrasepsi dan dukungan suami (Ardiyani, 2011). Hartanto (2010) menyatakan bahwa pemilihan alat kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu KB suntik yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya, yaitu : pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jarak pelayanan kontrasepsi, biaya kontrasepsi, dukungan suami dan pengetahuan. Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap 1

pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang manfaat, kelebihan dan kelemahan dalam penentuan alat kontrasepsi KB suntik. Peneliti mengamati tempat penelitian di Desa Kemurang Wetan karena Desa tersebut menduduki urutan ke 2 di Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes dengan aseptor pengguna KB hormonal, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai fenomena tersebut melalui sebuah penelitian. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Kabupaten Brebes, bahwasanya di Desa Tersebut terdapat 157 orang ibu, selanjutnya berdasarkan hasil kajian melalui teknik wawancara kepada 10 orang ibu, 6 diantaranya lebih memilih KB suntik 3 bulan karena menghemat biaya, sedangkan 4 orang ibu lainya cenderung menggunakan IUD. 1. Landasan Teori Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen. Yang bersifat permanen pada wanita dinamakan tubektomi dan pada pria vasektomi, sedang yang bersifat sementara dapat menggunakan obat peroral, suntikan, intravaginal, atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid (Baziad, 2012). Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat diantaranya yaitu metode kalender, metode suhu basal, senggama terputus. Model menggunakan alat diantanya yaitu kondom, diafragma, kap serviks, spons. Model modern: Kontrasepsi non hormonal yaitu IUD, Kontrasepsi mantap (Vasektomi, tubektomi), Kontrasepsi hormonal (Pill, suntik, dan implan). Perilaku manusia merupakan aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya rangsang (stimulus) baik dari dalam dirinya sendiri (internal) maupun dari luar diri individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampak (overt behaviour) dan perilaku yang tidak tampak (inert behavior atau covert behaviour). Perilaku yang tampak adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu, misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut (Dewi, 2010). Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham Harold Maslow, manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis/biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Sunaryo, 2007). Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah: Tingkat pendidikan, Sumber informasi, umur, pengetahuan, dukungan suami atau keluarga, pendapatan, biaya kontrasepsi, pekerjaan, dan jarak pelayanan, (Notoatmodjo, 2007). 2. Metode Penelitian Peneliti ini dilaksanakan di Desa Kabupaten Brebes pada bulan April tahun 2013. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana fenomena kesehatan itu terjadi (Sugiyono, 2010). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran pemilihan jenis kontrasepsi hormonal dan faktor yang mempengaruhinya pada aseptor KB. Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu aseptor KB hormonal yang berdomisili di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes yang berjumlah 157 responden yang terdiri dari 95 ibu asepstor KB suntik, 43 KB implan dan 19 KB pil. Dengan pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling, dengan tekhnik Lottery Techarque atau tekhnik undian (Notoatmodjo, 2005). Apabila populasi lebih dari 100, maka sampel penelitian dapat diambil 10-15% atau 20-30% (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel 30% dari jumlah populasi yang seluruhnya berjumlah 157 responden. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden. Variabel Independent atau variabel bebas, dalam penelitian ini adalah adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, dukungan 2

suami, umur, sumber informasi, pekerjaan, pendapatan. Variabel terikat adalah perilaku pemilihan alat kontrasepsi hormonal. Instrumen penelitian adalah penggunaan kuesioner tertutup tentang umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, sumber informasi, dukungan suami dan pemilihan jenis alat kontrasepsi hormonal. Uji validitas Bila r hitung > dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner dikatakan valid dan dapat dipakai untuk meneliti. Namun sebaliknya, jika r hitung kuesioner < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan (didrop) dari kuesioner (Sugiyono, 2010). Uji validitas item pertanyaan, dilakukan melalui kegiatan pilot study sebagai suatu uji coba desain penelitian kepada 10 orang yang homogen dengan sampel (Sugiyono, 2010). Kegiatan pilot study yang akan dilakukan di Desa Kemurang Kulon Kecamatan Tanjung Brebes. Alasan pilot study di Desa Kemurang Kulon dengan pertimbangan bahwa antara Desa Kemurang Wetan dan Desa Kemurang Kulon mempunyai karakteristik yang hampir sama di Kecamatan Tanjung, masih dalam ruang lingkup Kabupaten Brebes dengan responden sebanyak 20 ibu aseptor KB hormonal. Hasil uji coba instrumen dengan r tabel (0.444) didapatkan 2 pertanyaan yang tidak valid yaitu no 5 dan 20. Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach (Sugiyono, 2010). Instrumen dinyatakan reliabel jika reliabilitas internal seluruh instrumen sama dengan atau lebih dari 0,6 (Notoatmodjo, 2010). Jadi dalam pilot study ini sudah reliabel dengan hasil r hitung (0,944) > r tabel (0,444). Analisis univariat Menurut Arikunto (2010) analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Analisis Bivariat merupakan analisis terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau korelesi (Notoatmodjo, 2005). Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square 3. Hasil Dan Analisa Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 47 responden mengenai Hubungan Antara Pendidikan Dengan Perilaku Pemilihan Jenis Kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan N % SMP 19 40.4 SMA 20 42.6 PT 8 17 bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 20 responden (42,6%) dan sebagian kecil responden berpendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 8 responden (17%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pendidikan N % Cukup 29 61,7 Baik 18 38,3 bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 29 responden (61,7%) dan sebagian kecil responden yang mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak 18 responden (38,3%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan suami Dukungan N % suami Mendukung 26 55,3 Tdk mendukung 21 44,7 bahwa sebagian besar responden mempunyai dukungan suami sebanyak 26 responden (55,3%) dan sebagian kecil responden yang tidak ada dukungan suami sebanyak 21 responden (44,7%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur N % < 20 tahun 5 10.6 20-35 tahun 34 72.3 > 35 tahun 8 17. bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 34 responden (72,2%) dan 3

sebagian kecil responden berumur < 20 tahun sebanyak 5 responen (10,6%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sumber informasi Sumber informasi N % Keluarga/kerabat 15 31.9 Petugas Kesehatan 32 68.1 Total 47 100 bahwa sebagian besar responden mempunyai sumber informasi dari petugas kesehatan sebanyak 32 responden (68,1%) dan sebagian kecil responden mendapatkan sumber informasi dari keluarga atau kerabat sebanyak 15 responden (31.9%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan N % Bekerja 20 42.6 Tidak Bekerja 27 57.4 bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 27 responden (57,4%) dan sebagian kecil responden yang bekerja sebanyak 20 responden (42,6%). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan N % < 2 Juta 32 68.1 > 2 Juta 15 31.9 bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan < 2 Juta sebanyak 32 responden (68,1%) dan sebagian kecil responden yang mempunyai pendapatan sebanyak 15 responden (31,9%). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemilihan jenis kontrasepsi Pemilihan Jenis N % kontrasepsi Suntik 28 59.6 Pil 12 25.5 Implan 7 14.9 bahwa sebagian besar responden memilih jenis kontrasepsi suntik sebanyak 28 responden (59,6%), sedangkan yang memilih jenis kontrasepsi pil sebanyak 12 responden (25,5%) dan sebagian kecil responden yang memilih jenis alat kontrasepsi implan sebanyak 7 responden (14,9%). nilai P-Value = 0,020 (P-Value < 0,05), hal ini hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Kabupaten Brebes. nilai P-Value = 0,002 (P-Value < 0,05), hal ini hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Kabupaten Brebes. nilai P-Value = 0,000 (P-Value < 0,05), hal ini hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan perilaku pemilihan jenis nilai P-Value = 0,000 (P-Value < 0,05), hal ini hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Kabupaten Brebes. nilai P-Value = 0,001 (P-Value < 0,05), hal ini hubungan yang signifikan antara sumber informasi dengan perilaku pemilihan jenis nilai P-Value = 0,231 (P-Value < 0,05), hal ini menunjukan bahwa Ho diterima, berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku pemilihan jenis nilai P-Value = 0,079 (P-Value < 0,05), hal ini menunjukan bahwa Ho diterima, berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan perilaku pemilihan jenis Konsep pendidikan adalah proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yag lebih dewasa, lebih baik dan matang pada individu, kelompok atau masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat 4

perkembangan sikap seseorang dalam menerima informasi yang baru (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau knowledge merupakan hasil dari manusia yang terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain (Dewi, 2010). Kesenjangan gender merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan hubungan antara pria dan wanita dalam pelaksanaan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, sehingga salah satu pihak merasa dirugikan karena tidak dapat berpartisipasi dan memperoleh menfaat dari pelayanan tersebut. Ada tidaknya kesenjangan dalam KB dan kesehatan reproduksi dapat dilakukan melalui proses analisis gender, antara lain dapat dilihat dari faktor akses (jangkauan), manfaat, partisipasi (keikutsertaan) serta pengambilan keputusan (kontrol) (Dewi, 2010). Usia mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi yang ditentukan fase-fase. Usia kurang 20 tahun; fase menunda kehamilan, usia antara 20-35 tahun; fase menjarangkan kehamilan. Usia antara 35 tahun lebih; fase mengakhiri kehamilan (Hartanto, 2004). Sumber informasi adalah pusat media untuk memperoleh wacana. Sumber informasi seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman bermacam-macam misalnya media massa, media elektronik, petugas kesehata, keluarga atau teman dan lain-lain, sedangkan sumber informasi yang paling baik adalah tenaga kesehatan karena lebih fokus pada pokok permasalahan. Beberapa sumber informasi dipandang lebih baik karena dapat memberikan keterangan berarti bagi seseorang, misalnya keluarga atau teman yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan. (Dewi, 2010). Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup akan mempengaruhi pengetahuan individu tersebut. Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarganya (Dewi, 2010) Pendapatan Keluarga mencakup data sosial seperti keadaan penduduk suatu masyarakat, keadaan keluarga, pendidikan,keadaan perumahan. Data ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan, kekayaan, pengetahuan dan harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musim (Supariasa, 2009). Perilaku yang tampak adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu, misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut (Dewi, 2010) Alat kontrasepsi seperti suntik merupakan suatu alat kontrasepsi yang banyak diminati bagi kalangan masyarakat, hal ini karena memiliki keuntungan yang lebih besar seperti efektifitas yang tinggi dan tidak memiliki pengaruh terhadap ASI (Maryani, 2008). 4. Kesimpulan a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui bahwa Sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 20 responden (42,6%). b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Desa bahwa Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 29 responden (61,7%) c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami di Desa bahwa Sebagian besar responden mempunyai dukungan suami sebanyak 26 responden (55,3%) d. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 34 responden (72,2%). e. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber informasi Ibu di Desa bahwa sebagian besar responden mempunyai sumber informasi dari petugas kesehatan sebanyak 32 responden (68,1%). 5

f. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 27 responden (57,4%). g. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan Ibu di Desa bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan < 2 Juta sebanyak 32 responden (68,1%) h. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Pemilihan Jenis Kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui bahwa sebagian besar responden memilih jenis kontrasepsi suntik sebanyak 28 responden (59,6%). i. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value = 0,000 (P-Value < 0,05), hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi 5. Daftar Pustaka [1] Ardiyani. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan menggunakan kontrasepsi suntik di wilayah kerja Puskesmas Banjarnegara. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/11/jhpt ump-a-ardygunart-548-1-babi.pdf. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. [2] Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta [3] Badriah, dewi laelatul. 2009. Metodologi penelitian ilmu-ilmu kesehatan. bandung: multazam [4] BKKBN 2012. Tahun Ini Penduduk Indonesia Capai 250 Juta Jiwa. http://health.liputan6.com/read/521 272/bkkbn-tahun-ini-pendudukindonesia-capai-250-juta-jiwa. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014-03-04. [5] Baziad A, 2012 Kontrasepsi Hormonal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. [6] Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika. [7] Depkes. 2012.. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Depkes RI. [8] Everett, Suzanne 2008 Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. [9] Hartanto H, 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. Hal 46-50. [10] Maryani Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. TIM. Jakarta [11] Manuaba, I.B.G 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC. [12] Mayasari Ovita. 2008. Hubungan Beberapa Faktor Internal Eksternal Akseptor KB Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Keluarga Ngesrep Kecamatan Banyumanik. Semarang: UNDIP. [13] Masyoor, Arif. Dkk. 2010. Kapita selekta kedokteran. Edisi 3 jilid 2 Ausqulopies. Jakarta: FKUI. [14] Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: rineka cipta. [15] ------------------------2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. [16] Purwanto. 2006. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Puspasari M. 2007. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dengan Perilaku Imunisasi Dasar Ibu Dengan Perilaku Imunisasi Dasar Ibu Balita Di Puskesmas Tegowanu Kabupaten Grobogan, Semarang. 6