LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2004 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG DAN/ATAU TEMPAT PENYIMPANAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan semakin banyaknya perusahaan pergudangan dan/atau tempat penyimpanan barang, perlu adanya pengendalian, penataan, pembinaan dan pengawasan; b. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Tangerang tentang Tanda Daftar Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 2 Prp Tahun 1960 tentang Pergudangan (Lembaran Negara tahun 1962 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2759); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3518);
2 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1957 tentang Penyaluran Perusahaan-Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1144); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1977 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing Dalam Bidang Perdagangan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3313); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1986 tentang Pengawasan Berikat / Bonde Zone (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3334); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119); 13. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 14. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah; 15. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Ijin Usaha Industri (IUI), Tanda Daftar Industri (TDI) dan Ijin Perluasan (IP); 16. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANGERANG 3 M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG DAN/ATAU TEMPAT PENYIMPANAN BARANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang. 3. Walikota adalah Walikota Tangerang. 4. Instansi / Dinas adalah Instansi/Dinas yang mempunyai tugas pokok menangani kewenangan di bidang perdagangan. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok menangani kewenangan di bidang perdagangan. 6. Perdagangan adalah Kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi. 7. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang-barang perniagaan. 8. Barang Perniagaan atau barang dagangan terdiri dari bahan pokok/penting, bahan baku, bahan bangunan, bahan hasil industri dan barang-barang lainnya yang diperdagangkan sehari-hari. 9. Barang perniagaan atau barang dagangan disebut sebagai bahan pokok/penting seperti beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, daging sapi dan daging ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak tanah, garam beryodium baik menurut sifatnya maupun karena dikonsumsi sebagian besar masyarakat sesuai kebutuhan seharihari dan karena alasan program kesehatan dan berdasarkan pertimbangan tertentu oleh Pemerintah dinyatakan sebagai bahan baku dagangan dalam kategori penting/pokok. 10. Usaha Pergudangan adalah kegiatan jasa pergudangan yang dilakukan oleh suatu Badan atau perorangan melalui pemanfaatan gudang miliknya sendiri dan/atau pihak lain untuk mendukung / memperlancar kegiatan perdagangan barang. 11. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disebut TDG adalah Dokumen yang menunjukan gudang tersebut telah didaftarkan. 12. Penyimpanan Barang adalah suatu ruangan yang diperlukan untuk tempat penyimpanan barang dalam rangka melakukan suatu kegiatan perdagangan. 13. Retribusi Daerah adalah Pungutan Daerah sebagai kompensasi atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah.
14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menentukan besarnya retribusi terutang. 15. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. 16. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Tangerang. 4 BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama retribusi Tanda Daftar Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang dipungut retribusi atas pelayanan Tanda Daftar Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang. (2) Obyek retribusi adalah pemberian Tanda Daftar Gudang dan/atau Surat Keterangan Tempat Penyimpanan Barang. (3) Subyek Retribusi adalah setiap Perusahaan baik perseorangan maupun badan yang memiliki dan/atau mengelola pergudangan dan/ atau tempat penyimpanan barang. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3 Retribusi Tanda Daftar Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang digolongkan sebagai retribusi perijinan tertentu. BAB IV PENDAFTARAN GUDANG Pasal 4 Setiap orang atau Badan yang memiliki dan/atau melakukan kegiatan usaha pergudangan dan/atau tempat penyimpanan barang wajib mendaftarkannya kepada Walikota. Pasal 5 (1) Pemilik/Pengelola Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini, wajib memiliki Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) atau Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). (2) Perusahaan industri yang memiliki gudang untuk keperluan industri wajib memiliki Ijin Usaha Industri (IUI).
5 Pasal 6 Tanda Daftar Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan (domisili) gudang atau tempat penyimpanan barang. Pasal 7 Tata cara dan persyaratan Tanda Daftar gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 8 (1) Setiap usaha pergudangan dan/atau tempat penyimpanan barang wajib menyelenggarakan administrasi mengenai barang-barang yang masuk dan keluar gudang atau tempat penyimpanan barang sehingga dapat diikuti lalu-lintas barang dari dan ke gudang atau tempat penyimpanan barang. (2) Penanggungjawab / Pengelola pergudangan dan/atau tempat penyimpanan barang wajib menyampaikan laporan mutasi barang yang berada digudangnya kepada Walikota setiap 6 (enam) bulan sekali. (3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap kelancaran distribusi, penanggungjawab / pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, wajib memberikan keterangan yang diminta Walikota. Pasal 9 (1) Tanda Daftar Gudang dan/atau Tempat Penyimpanan Barang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan/dikeluarkan. (2) Penanggungjawab/pengelola gudang dan/atau tempat penyimpanan barang wajib mendaftarkannya kembali paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berakhir. BAB V PENYIMPANAN Pasal 10 Penyimpanan barang yang dilakukan oleh Perusahaan (produsen, eksportir, importir, distribusi, wholisaler, pedagang besar, grosir, agen, pengecer dan toko) atau perorangan digudang sesuai ijin yang diberikan, dapat dibenarkan sepanjang jumlahnya masih dalam batas kewajaran sebagai stok (persediaan) untuk memenuhi permintaan pasar maksimal untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dalam kondisi normal berdasarkan data atau pencatatan dari perusahaan yang bersangkutan.
Pasal 11 6 Gudang yang dibebaskan dari kewajiban untuk didaftarkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini adalah : a. gudang yang berada dikawasan Berikat; b. gudang yang melekat dengan usaha industrinya. BAB VI CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 12 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis barang yang disimpan, luas ruangan dan lokasi bangunan. BAB VII PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF Pasal 13 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan/ penerbitan TDG dan/atau SKTPB, penelitian, pengawasan dan pengendalian. BAB VIII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 14 (1) Besarnya tarif retribusi TDG dan/atau SKTPB dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut : Indeks Lokasi x Luas Ruangan Gudang / Tempat Penyimpanan Barang x Tarif / M 2 (2) Indeks lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditetapkan : - kawasan pergudangan 2 (dua); - di luar kawasan pergudangan 3 (tiga). (3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditetapkan Rp.500,-/M 2. Pasal 15 Perhitungan dan besarnya indeks lokasi serta tarif sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 Peraturan Daerah ini, berlaku juga untuk pendaftaran berikutnya sebagaimana ditentukan pada Pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah ini.
7 BAB IX WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 16 Retribusi dipungut di Daerah. BAB X TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN Pasal 17 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan. Pasal 18 (1) Pembayaran retribusi dilaksanakan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk. (2) Dalam hal pembayaran retribusi dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil pembayarannya harus disetor ke Kas Daerah paling lambat 1 x 24 jam. BAB XI PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 19 (1) Walikota dapat memberikan pengurangan atau pembebasan retribusi. (2) Pengurangan atau pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, diberikan kepada wajib retribusi yang terbukti tertimpa bencana alam dan/atau mengalami kerusakan akibat kerusuhan sosial. BAB XII KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 20 (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4, Pasal 5, Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
8 Pasal 21 Penyidikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 ayat (2) Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Penyidik Umum dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 22 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud Pasal 21 Peraturan Daerah ini, mempunyai wewenang dan kewajiban melaksanakan penyidikan sebagai berikut : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang terhadap adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. menghentikan penyidikan setelah mendapatkan petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 24 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ijin yang diterbitkan berdasarkan ketentuan yang berlaku sebelum Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai dengan batas waktu daftar ulang atau perpanjangan.
9 Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tangerang. Ditetapkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 4 Me i 2004 WALIKOTA TANGERANG Cap / Ttd WAHIDIN HALIM Diundangkan di T a n g e r a n g Pada Tanggal 14 M e i 2004 SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG Cap/Ttd M. HARRY MULYA ZEIN LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2004 NOMOR 1 SERI C C :/Lembaran Daerah Perda /LD.Besar.2004/Com.B/LD.Gudang Barang/ 04