INDIKATOR PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

INDIKATOR PENDIDIKAN KABUPATEN WAROPEN 2016

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH


BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6


Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH   

PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH


PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM

/ KEPUTUSAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis


BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

PECAPP. Pembelanjaan Publik Sektor Pendidikan. Nazamuddin FE Unsyiah

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

STATISTIK PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2014 Hasil Susenas 2014

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DALAM PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDGs). MDGs berisi delapan tujuan

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:

PECAPP. Now or Never. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan Aceh yang Lebih Baik Analisa Belanja Publik Aceh 2012

BAB IV ANALISA DATA SEKUNDER DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PROPINSI SUMATERA BARAT

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016


PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Katalog BPS : 4302002.11 INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Katalog BPS : 4302002.11 INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2013 No.Publikasi : 11522.1403 Katalog BPS : 4302002.11 UkuranBuku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : 56 halaman Naskah : Bidang Statistik Sosial Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 i

TIM PENULIS PenanggungJawab : Hermanto, S.Si, MM Editor : Hermanto, S.Si, MM Muhammad Taufiq, Dp, Sc,M.Si Penulis : Triono, S.ST Asisten Penulis : Maulidya Pengolah Data : Triono, S.ST ii Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Hal iii v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Ruang Lingkup 2 1.4. Sistematika Penulisan 3 BAB II METODOLOGI 7 2.1. Sumber Data 7 2.2. Metode Pengumpulan Data 7 2.3. Metode Analisis 8 2.4. Konsep Definisi 8 BAB III KEADAAN PENDIDIKAN DI ACEH... 19 3.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)... 20 3.2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 22 3.3. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) 27 3.4. Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Berkelanjutan... 28 3.5. Pendidikan Berkeadilan Gender... 34 3.6. Peningkatan Mutu Pendidikan... 34 3.7. Kualitas Manusia di Provinsi Aceh... 38 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 v

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 43 4.1. Kesimpulan... 43 4.2. Saran 44 LAMPIRAN 47 vi Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Angka Partisipasi Anak pada Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013.. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Provinsi Aceh, Tahun 2013. Halaman 21 26 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Aceh, Tahun 2012-2013... 32 Jumlah Sekolah, Murid serta Jumlah Guru Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 35 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Rasio Sekolah-Murid, Guru-Murid dan Rasio Sekolah-Guru Pada Jenjang SD, SLTP dan SLTA di Provinsi Aceh,Tahun 2012-2013.... Kategori Capaian IPM per Kabupaten se-provinsi Aceh, Tahun 2013.. 36 40 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 vii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Persentase Penduduk Umur 3 6 Tahun Menurut Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah di Provinsi Aceh, Tahun 2013 20 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013... 24 Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013... 25 Perbandingan Angka Melek Huruf dan Buta Huruf Provinsi Aceh dan Indonesia, Tahun 2012-2013... 28 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Persentase Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013. 29 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Aceh, Tahun 2008-2013... 31 Penduduk 10 Tahun Keatas yang Tamat SLTP Keatas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013 33 Persentase Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Bahan Bukan Makanan di Provinsi Aceh, Tahun 2013.. 37 Gambar 3.9 Perkembangan IPM Provinsi Aceh, Tahun 2008 2013.. 39 viii Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Angka Partisipasi Anak Usia 3-6 Tahun pada Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Aceh, Tahun 2013.. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Dirinci menurut Tingkat Pendidikan dan Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013.. Angka Partisipasi Kasar (APK) Dirinci menurut Tingkat Pendidikan dan Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013. Angka Partisipasi Murni (APM) Dirinci menurut Tingkat Pendidikan dan Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013. APS Dirinci menurut Jenis Kelamin Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 APK Dirinci menurut Jenis Kelamin Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 APM Dirinci menurut Jenis Kelamin Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 Persentase Penduduk 10 tahun Ke Atas Dirinci menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki per Kabupaten/Kota Provinsi Aceh,Tahun 2013 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Dirinci menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin Provinsi Aceh, Tahun 2013.. Angka IPM dan Komponennya Dirinci Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013. 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 ix

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk mengembangkan kepribadian dan meningkatkan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Usaha ini bukan merupakan usaha perorangan atau hanya merupakan usaha pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan secara Nasional berdasarkan Pancasila dengan tujuan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cita-cita leluhur agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun diri sendiri maupun pembangunan bangsa, terutama pembangunan pendidikan di Provinsi Aceh. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah maupun Jangka Panjang bahwa pendidikan harus merupakan prioritas utama yang perlu ditingkatkan kualitasnya karena pendidikan merupakan modal dasar untuk mencapai cita-cita pembangunan nasional. Dengan tingkat pendidikan yang baik diharapkan tingkat kesejahteraan akan tercapai. Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Panjang (RPJM/RPJP), pembangunan sektor pendidikan diarahkan dan dititikberatkan pada mutu dan perluasan kesempatan belajar. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimaksudkan untuk peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan usaha perluasan kesempatan belajar dimaksudkan supaya penduduk usia sekolah dapat memperoleh kesempatan pendidikan. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 1

Latar belakang dari penulisan publikasi ini adalah dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang data pendidikan yang berupa angka-angka statistik yang dapat digunakan untuk. Analisis diskriptif yang dapat digunakan untuk membuat angka-angka tersebut menjadi lebih menarik dan mudah dibaca oleh para pengguna data dan pada akhirnya dipahami khususnya oleh para pengambil keputusan serta oleh masyarakat luas. 1.2. Tujuan Secara umum penulisan publikasi Indikator Pendidikan Provinsi Aceh Tahun 2013 ini untuk memberikan gambaran keadaan serta kondisi pendidikan yang telah dan sedang dicapai oleh masyarakat di Provinsi Aceh. Untuk selanjutnya agar lebih dipahami oleh para pemakai data serta ditindaklanjuti sebagai salah satu data yang dapat digunakan perencanaan dalam rangka menyongsong program pemerintah di bidang pendidikan menuju Gerakan Pendidikan Untuk Semua (PUS) dan Program Wajib Belajar (Wajar). 1.3. Ruang Lingkup Indikator pendidikan diklasifikasikan menurut bentuk pendidikan yaitu pendidikan umum, pendidikan masyarakat dan pendidikan kedinasan. Pendidikan umum maknanya kurang lebih sama dengan pendidikan formal, maka indikator ini berlaku untuk semua jenjang pendidikan, meliputi: 1. Pendidikan dasar dimulai dari pendidikan prasekolah (TK) penduduk usia 3 6 tahun dan pendidikan sekolah dasar umur 7 12 tahun serta Paket A. 2. Pendidikan menengah yang meliputi pendidikan menengah pertama usia 13 15 tahun baik umum maupun Paket B dan menengah lanjutan 16 18 tahun baik umum atau kejuruan maupun Paket C. 3. Pendidikan tinggi yang meliputi universitas, institut, sekolah tinggi maupun akademi dengan usia 19 24 tahun. 2 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Data indikator pendidikan yang disajikan pada publikasi ini bersifat umum, sesuai dengan yang tercakup pada tabel hasil pengolahan yang bersumber dari Susenas, terutama data KOR. Data yang disajikan meliputi partisipasi sekolah, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan serta fasilitas sekolah. Data yang digunakan untuk semua kelompok usia sekolah dan kelompok umum untuk mendapatkan keadaan pendidikan baik pada usia sekolah maupun kelompok umur yang sudah tidak pada usia sekolah. Selain bersumber dari data primer, indikator ini juga membahas indikator pendidikan yang bersumber dari data sekunder dari instansi lain seperti jumlah sekolah, jumlah guru serta jumlah fasilitas pendidikan. 1.4. Sistematika Penulisan Sesuai dengan jenis data dan ruang lingkup data pendidikan yang tersedia, maka analisis sederhana dikelompokkan menurut urutan proses dan dampak program pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Bab I menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya analisis ini dan tujuan yang diharapkan. Sedangkan Bab II memberikan penjelasan tentang metodologi dari pengumpulan data serta konsep yang dipergunakan. Setelah secara umum diketahui maksud dan tujuan publikasi ini, maka besaran angkanya dianalisis secara sederhana yang tertuang di dalam Bab III. Bab ini membahas tentang situasi pendidikan masyarakat di Provinsi Aceh yang berkaitan dengan Program Pendidikan Untuk Semua (PUS). Akhirnya Bab IV menyajikan kesimpulan dari pembahasan dan saran yang diharapkan. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 3

BAB II METODOLOGI

BAB II METODOLOGI 2.1. Sumber Data Sumber data utama dari penulisan Indikator Pendidikan Provinsi Aceh ini, adalah hasil pengolahan data KOR Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013. Dari beberapa kegiatan pengumpulan data yang dilaksanakan BPS, Susenas merupakan wahana yang memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan. Pertama, bila dibandingkan dengan kegiatan lain, Susenas memiliki cakupan data sosial paling luas dimana salah satu diantaranya adalah data pendidikan. Kedua, Susenas dapat memenuhi sebagian kesenjangan kebutuhan data yang paling mendesak. Hal ini dimungkinkan karena variabel-variabel yang dicakup dalam modul Susenas yang dikumpulkan setiap tiga tahun sekali, secara bertahap dapat ditarik kedalam data KOR Susenas yang dikumpulkan setiap tahun. 2.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data Susenas dilakukan dengan mendatangi langsung rumah tangga terpilih dan melakukan wawancara secara langsung antara petugas pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang ditunjukan kepada individu, maka yang menjadi responden untuk mendapatkan keterangan ini adalah individu yang bersangkutan. Berbeda dengan keterangan individu, maka data tentang rumah tangga dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik rumah tangga yang ditanyakan. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 7

2.3. Metode Analisis Data yang dibahas dalam publikasi Indikator Pendidikan Provinsi Aceh ini meliputi data pendidikan yang bersifat umum dan berkaitan langsung dengan perkembangan pendidikan masyarakat. Analisis yang dilakukan mencoba memberikan gambaran umum tentang keadaan pendidikan penduduk di Provinsi Aceh pada tahun 2013. Analisis bersifat sederhana dan deskriptif terhadap tabeltabel yang tersedia dan disajikan dalam publikasi ini. 2.4. Konsep Definisi Dalam berbagai pembahasan, seringkali kita memandang sesuatu dengan cara yang berbeda, untuk itu di dalam publikasi ini guna menghindari persepsi dan anggapan yang berbeda telah disepakati konsep dan definisi yang digunakan antara lain : 2.4.1. Keterangan Pendidikan Keterangan pendidikan yang dimaksud meliputi angka partisipasi sekolah, jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki, ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki, dan persentase penduduk yang buta huruf. Seseorang dikatakan bersekolah apabila ia terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar di suatu jenjang pendidikan formal, maupun non formal (Paket A/B/C) baik yang di bawah pengawasan Depdiknas maupun departemen/instansi lain. Jenjang pendidikan formal terdiri dari: 1. Jenjang pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) termasuk SD kecil/pamong (pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua, dan guru), Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) umum/kejuruan (termasuk SMP terbuka, SMEP, ST, SKKP) Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta Paket A dan Paket B. 8 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

2. Jenjang pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (a.l. SMEA, STM, SMIP, SPG, SGA, termasuk sekolah kejuruan yang dikelola oleh departemen selain Depdiknas), serta Paket C. 3. Jenjang pendidikan tinggi meliputi: a. Program gelar adalah program yang memberikan tekanan pada pembentukan keahlian akademik, yaitu keahlian yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan, peningkatan/penerapan konsep, dan metode operasional dalam suatu bidang ilmu, teknologi, atau seni yang dikelola oleh suatu perguruan tinggi, mencakup pendidikan sarjana muda, pendidikan sarjana/strata I (S1), pendidikan pasca sarjana/strata II (S2), dan pendidikan doktor/strata III (S3). b. Program non-gelar adalah program yang memberikan tekanan pada pembentukan keahlian profesional, seperti keahlian yang menekankan pada keterampilan dan penerapan suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni dalam pekerjaan. Program ini mencakup pendidikan diploma I (D.I), pendidikan diploma II (D.II), pendidikan diploma III (D.III), pendidikan diploma IV (D.IV), pendidikan spesialis 1 (Sp 1), pendidikan spesialis 2 (Sp 2). Partisipasi sekolah Partisipasi sekolah yaitu menunjukkan keadaan status pendidikan seseorang saat ini. Partisipasi sekolah terbagi menjadi tiga yaitu : Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal, maupun non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar; Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, maupun non formal (Paket A/B/C) yang berada di bawah pengawasan Kemendiknas, Kementerian Agama (Kemenag), Instansi Negeri Lain maupun Instansi Swasta; Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 9

Catatan: 1. Bagi mahasiswa yang sedang cuti dinyatakan masih bersekolah. 2. Bagi yang sudah diterima namun belum mulai sekolah dinyatakan masih bersekolah. Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, maupun non formal (Paket A/B/C) tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak aktif. Catatan: Program Diploma I hanya program diploma pada pendidikan formal yang dikelola oleh suatu perguruan tinggi. Jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki: Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah. Sekolah Dasar(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (sekolah luar biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong); Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)/ sederajat/kejuruan adalah Sekolah Menengah Pertama baik umum maupun kejuruan, Madrasah Tsanawiyah atau yang sederajat {MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Pertama, Sekolah Kepandaian Putri (SKP), Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Sekolah Teknik (ST), Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP), Sekolah Keterampilan Kejuruan, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu (SGB), Pendidikan Guru Agama (PGA), Kursus Pegawai Administrasi (KPA), Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama}; 10 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/sederajat adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah atau yang sederajat (HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA)); Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) adalah sekolah kejuruan setingkat SMA misalnya Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olahraga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen; Program D.I/II adalah program D.I/D.II pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal; Program D.III adalah program D.III atau mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda; Contoh: a. Akademi Seni Musik Indonesia b. Akademi Seni Tari Indonesia c. Akademi Bahasa Asing d. Akademi Pimpinan Perusahaan e. Akademi Kimia Analis f. Akademi Meteorologi dan Geofisika Program D.IV/S1 adalah program pendidikan diploma IV, sarjana pada suatu perguruan tinggi; Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 11

S2/S3 adalah program pendidikan pasca sarjana (master atau doktor), spesialis 1 atau 2 pada suatu perguruan tinggi. Catatan: 1. Bagi mereka yang bersekolah di dua sekolah (atau lebih) dicatat pada salah satu saja. Contoh: Anak yang bersekolah di SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah akan dicatat di SD atau Madrasah Ibtidaiyah, tergantung jawaban responden. 2. Pendidikan spesialis 1 disetarakan dengan S2 dan spesialis 2 disetarakan dengan S3. Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki Tidak punya ijazah SD dan sederajat adalah mereka yang tidak memiliki ijazah SD/MI/sederajat. Mereka pernah bersekolah di Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain Sekolah Luar Biasa tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong, Sekolah Dasar Kecil, paket A1-A100, Paket A Setara) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga mereka yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat; SD adalah tamat Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (Sekolah Luar Biasa tingkat dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, atau paket A1- A100); Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tamat Madrasah Ibtidaiyah yang sederajat dengan Sekolah Dasar; Paket A adalah tamat mengikuti ujian Paket A yang diselenggarakan oleh Kemendiknas; SMP Umum/Kejuruan adalah tamat Sekolah Menengah Pertama baik umum maupun kejuruan, atau yang sederajat, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Pertama, Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Teknik, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah 12 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Keterampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama; Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah tamat Madrasah Tsanawiyah yang sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama; Paket B adalah tamat mengikuti ujian Paket B yang diselenggarakan oleh Kemendiknas; SMA/sederajat adalah tamat Sekolah Menengah Atas, atau yang sederajat (HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas); Madrasah Aliyah (MA) adalah tamat Madrasah Aliyah yang sederajat dengan Sekolah Menengah Atas; SMK adalah tamat sekolah kejuruan setingkat SMA misalnya Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olahraga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, HBS 5 tahun; Paket C adalah tamat mengikuti ujian Paket C yang diselenggarakan oleh Kemendiknas; Diploma I/II adalah tamat program DI/DII pada suatu lembaga pendidikan formal yang khusus diberikan untuk program diploma; Diploma III/Sarjana Muda, adalah yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu perguruan tinggi; Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 13

Diploma IV/S1 adalah tamat program pendidikan diploma IV, sarjana pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi; S2/S3 adalah tamat program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis 1 dan 2 pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi. Dapat membaca dan menulis Huruf latin, bila responden dapat membaca dan menulis huruf latin, misalnya kalimat Anda harus berlaku adil ; Huruf lainnya, bila responden hanya dapat membaca dan menulis selain huruf latin, misalnya huruf arab, cina dan sebagainya; Huruf latin dan huruf lainnya, bila responden dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya; Tidak dapat, bila responden tidak dapat membaca dan menulis, baik huruf latin maupun huruf lainnya. Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis katakata/kalimat sederhana dalam aksara tertentu. Catatan: 1. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille digolongkan dapat membaca dan menulis huruf latin. 2. Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan menulis. 3. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau sebaliknya, dianggap tidak dapat membaca dan menulis. Angka Melek Huruf, proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. 14 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Angka Partisipasi Sekolah, proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12, 13-15, 16-18 dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah) Rata-rata Lama Sekolah (RLS), menggambarkan lamanya pendidikan yang ditempuh, dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Sekolah (APS), adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk usia sekolah (PUS) yang bersekolah dibandingkan dengan penduduk usia sekolah pada jenjang tertentu. Angka Partisipasi Murni (APM), adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk usia sekolah (PUS) yang bersekolah tepat waktu. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 15

BAB III KEADAAN PENDIDIKAN ACEH

BAB III KEADAAN PENDIDIKAN DI ACEH Sumber daya manusia berperan penting terhadap kemajuan suatu bangsa, oleh karena itu perlu diupayakan peningkatan sumber daya manusia demi tercapainya keberhasilan pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah peningkatan kualitas pendidikan, baik formal maupun non formal. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan pendidikan non formal dimaksudkan untuk memberikan keterampilan hidup (life skill) kepada masyarakat. Pendidikan non formal juga dapat membekali sikap kemandirian yang mendorong tercapainya kesempatan untuk berwirausaha, yang pada akhirnya diharapkan mampu membawa peningkatan taraf kehidupan bagi individu maupun masyarakat dalam berbagai aspek. Untuk mencapai sasaran tersebut, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah misalnya pada tahun 1994 pemerintah telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun. Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini diharapkan tingkat pendidikan anak semakin membaik dan tentunya akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk. Selain itu, pada tahun 2000 pemerintah Indonesia juga mencanangkan program Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau Education For All (EFA), sebagai upaya lain dalam meningkatkan pendidikan. Dalam program PUS ini, pelayanan pendidikan harus dapat dirasakan semua lapisan masyarakat. Dimana terdapat 6 (enam) target PUS yang akan dicapai hingga tahun 2015 yang meliputi pendidikan anak usia dini, wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keaksaraan Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 19

dan berkelanjutan, pendidikan berkeadilan gender dan peningkatan mutu pendidikan. 3.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini bertujuan agar semua anak usia dini, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh kembang secara optimal guna melejitkan kecerdasan yang dimilikinya. PAUD juga merupakan modal pendidikan dalam rangka persiapan untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Secara lebih spesifik program ini bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan melalui : (1) PAUD non formal seperti kelompok bermain, Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, dan (2) PAUD formal seperti Taman Kanak- Kanak (TK), Raudhotul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Melalui PAUD diberikan pendidikan, perawatan dan pengembangan anak secara terpadu, sehingga diharapkan masa keemasan (the golden age) tersebut dapat secara optimal dikembangkan. Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah anak usia dini (usia 3 6 tahun) di Provinsi Aceh tercatat 379.693 anak. Menurut data Susenas, baru 31,98 Gambar 3.1 Persentase Penduduk Umur 3-6 Tahun Menurut Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah Di Provinsi Aceh, Tahun 2013 Pernah Sedang Tidak 13,86 0 20 40 60 80 Sumber : Susenas 2013 18,12 68,02 20 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

persen anak di Provinsi Aceh yang memperoleh akses terhadap PAUD, dengan rincian 13,86 persen telah mengikuti program PAUD dan 18,12 persen sedang mengikuti program PAUD. Angka PAUD pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 2,48 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, anak yang memperoleh akses PAUD di Aceh sebesar 29,50 persen. Tabel 3.1. Angka Partisipasi Anak pada Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 Tahun Partisipasi Sekolah Pernah dan Sedang Sedang (1) (2) (3) 2012 2013 29,50 16,68 31,98 18,12 Sumber : Susenas Kor 2012-2013 Sementara itu, angka partisipasi PAUD Indonesia berdasarkan laporan UNESCO tahun 2005 menduduki peringkat terendah di dunia, yaitu hanya sekitar 20 persen dari 20 juta anak yang dapat menikmati PAUD. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan partisipasi pendidikan PAUD di Provinsi Aceh ke depan dengan membangun fasilitas pendidikan TK/RA atau lainnya. Sehingga diharapkan masa keemasan anak (the golden age)dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan menjadi kader-kader penerus pembangunan di Provinsi Aceh yang berkualitas dimasa mendatang. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 21

3.2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan kemampuan belajar minimal (minimum learning capacity) melalui pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, baik melalui jalur formal maupun non formal, yaitu : SD, SMP dan SMA serta Kejar Paket A, B, dan C. Sehingga diharapkan seluruh anak usia 7-15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh pendidikan setidaknya sampai sekolah menengah pertama atau sederajat. Untuk mencapai sasaran tersebut, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah misalnya dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan kurikulum, bahkan sejak tahun 1994 pemerintah juga telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun. Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini diharapkan tingkat pendidikan anak semakin membaik dan tentunya akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program wajib belajar dasar 9 tahun adalah indikator Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). 3.2.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka partisipasi sekolah dapat menggambarkan berapa banyak penduduk usia pendidikan yang sedang bersekolah, sehingga terkait dengan pengentasan program wajib belajar. Indikator inilah yang digunakan sebagai petunjuk berhasil tidaknya program tersebut. Sebagai standar program wajib belajar dikatakan berhasil jika nilai APS umur 7-12 sudah di atas 95 persen dan APS umur 13-15 tahun sudah di atas 70 persen. Berdasarkan data Susenas Tahun 2013, APS penduduk 7 12 tahun mencapai 99,66 persen, ini berarti masih terdapat 0,34 persen penduduk 7-12 tahun yang belum sekolah atau tidak sekolah lagi. Dari 99,66 persen penduduk umur 7-12 tahun yang bersekolah ada yang masih sekolah di SD, adapula yang 22 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

sudah duduk di bangku SMP. Sedangkan APS penduduk umur 13-15 tahun sebesar 95,20 persen artinya 4,8 persennya masih belum sekolah atau tidak sekolah lagi. 95,20 persen penduduk berumur 13-15 tahun tersebut masih aktif bersekolah pada tingkat SD, SLTP atau sudah di bangku SLTA. Dari uraian diatas terlihat bahwa capaian APS untuk usia 7-12 tahun (99,66 persen) sudah memenuhi target wajib belajar yang mencapai 95 persen, sedangkan target APS usia 13-15 tahun sudah terlampaui. Sehingga dikatakan penerapan program wajib belajar 9 tahun di Provinsi Aceh sudah berhasil, terutama pada jenjang pendidikan SD atau sederajat. Upaya pemerintah untuk memacu APS usia 7-12 tahun dalam mencapai program wajib belajar pada tahun ini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Jika dilihat dari sudut gender tidak terdapat perbedaan partisipasi sekolah antara laki-laki dengan perempuan. Dimana biasanya penduduk laki-laki mempunyai kesempatan lebih besar untuk bersekolah dibanding penduduk perempuan. Hasil Susenas mengindikasikan bahwa APS perempuan lebih tinggi dari APS laki-laki di semua jenjang pendidikan (lihat Tabel 5 pada lampiran). Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 23

Gambar 3.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi Aceh Tahun 2012-2013 16-18 13-15 2013 2012 7-12 0 20 40 60 80 100 3.2.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka partisipasi kasar (APK), indikator ini mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak yang sedang/telah menerima pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan data Susenas tahun 2013, nilai APK pada jenjang sekolah dasar sebesar 110,44 persen. Hal ini menunjukkan jumlah murid yang sedang sekolah di jenjang SD/sederajat lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk berumur 7-12 tahun. 24 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Gambar 3.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 120 100 80 60 40 2012 2013 20 0 SD SMP SMU Berbeda halnya dengan APK SD, APK untuk jenjang sekolah SMP dan SMA nilainya dibawah seratus. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua dari anak berusia 13-15 dan 16-18 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tersebut, kemungkinan sisanya sedang sekolah pada jenjang pendidikan di bawah/diatasnya. Oleh karena itu, untuk memperjelas lagi arti APK diperlukan indikator APM.. 3.2.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Angka partisipasi murni (APM) dapat menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah tepat pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Menurut definisi, besarnya APM akan selalu lebih kecil daripada APK. Nilai APM yang lebih kecil daripada nilai APKnya dapat menunjukkan komposisi umur penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan. APK pada jenjang SD/sederajat pada tahun 2013 sebesar 110,44 persen sedang APM SD/sederajat hanya sebesar 96,99 persen berarti bahwa murid SD/sederajat yang berumur 7-12 tahun sebanyak 96,99 persen sedang selisih Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 25

antara APK dan APM sebesar 13,45 persen memiliki arti bahwa diantara murid SD/sederajat 13,45 persennya berumur kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun. Pada jenjang SMP/sederajat, APK nya sebesar 94,42 persen sedang APM nya sebesar 82,58 persen yang berarti bahwa hanya 82,58 persen penduduk usia 13-15 tahun yang terserap sebagai murid SMP/sederajat dan sisanya bisa terserap dijenjang pendidikan SD, SMU/sederajat. Selisih antara APK dan APM SMP/sederajat sebesar 11,84 persen, hal ini menunjukkan bahwa diantara murid SMP/sederajat 11,84 persennya berumur kurang dari 13 tahun atau lebih dari 15 tahun. Begitupula untuk jenjang SMU/sederajat, nilai APKnya juga lebih besar daripada APMnya. Tabel 3.2. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Provinsi Aceh, Tahun 2013 No Kota / Desa Angka Partipasi Murni (APM) Jenis Kelamin SD SMP SMA (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Perkotaan Lk 95,68 83,67 69,49 Pr 95,80 79,64 67,84 Total 95,74 81,66 68,64 2 Pedesaan Lk 97,71 81,45 59,96 Pr 97,13 84,29 62,66 Total 97,44 82,92 61,27 3 Perkotaan + Pedesaan Lk 97,17 82,07 62,49 Pr 96,78 83,07 64,15 Total 96,99 82,58 63,31 Sumber : Susenas Kor 2013 Ditinjau dari sudut gender, terdapat perbedaan APM antara laki-laki dan perempuan. Pada jenjang SD nilai APM laki-laki (97,17 persen) sedikit lebih besar 26 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

dari APM perempuan (96,78 persen), yang berarti pada jenjang ini laki-laki cenderung memiliki kesempatan sekolah yang sedikit lebih besar dibanding perempuan. Sedangkan pada jenjang SMP, nilai APM laki-laki lebih kecil dari APM perempuan. Banyaknya penduduk perempuan usia 13-15 yang bersekolah pada jenjang SMP menyebabkan APM perempuan menjadi lebih besar dari APM lakilaki. Pada jenjang SMA, APM untuk laki-laki lebih kecil 1,66 persen jika dibandingkan dengan APM perempuan. 3.3. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Istilah Kecakapan Hidup (life skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Dirjen PLSP, Direktorat Tenaga Teknis, 2003). Penyelenggaraan pendidikan selama ini lebih berorientasi kognitif (akademik) dan telah melahirkan lulusan lembaga pendidikan yang memiliki pengetahuan tetapi kurang atau tidak memiliki keterampilan vokasional yang justru lebih diperlukan, baik untuk bekerja maupun berusaha mandiri. Dengan adanya Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) diharapkan mampu memberikan pendidikan yang lebih memberikan keterampilan (vocational skill) kepada penduduk usia 15 tahun ke atas, khususnya siswa putus sekolah atau yang tidak melanjutkan. Lulusan perguruan tinggi yang tidak bekerja dan penduduk usia produktif baik laki-laki maupun perempuan yang masih belum memiliki pekerjaan. Dengan demikian program PKH ini dapat juga dijadikan sebagai salah satu strategi bagi pemerintah Provinsi Aceh untuk mengurangi kemiskinan dan penanggulangan pengangguran. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 27

3.4. Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan keaksaraan merupakan program pendidikan dalam rangka memberantas penduduk buta aksara supaya menjadi melek aksara (huruf). Seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Pendidikan keaksaraan ini diperuntukkan bagi orang dewasa (adult education) untuk penduduk usia dewasa (15 tahun ke atas). Indikator-indikator yang biasa dijadikan ukuran keberhasilan program pendidikan keaksaraan diantaranya angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pendidikan yang ditamatkan penduduk. 3.4.1 Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis penduduk berumur 15 tahun ke atas. Kemampuan ini dipandang sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu, agar paling tidak memiliki peluang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Tinggi rendahnya angka buta huruf suatu masyarakat mencerminkan kualitas masyarakat tersebut. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gambar 3.4 Perbandingan Angka Melek Huruf dan Buta Huruf Provinsi Aceh dan Indonesia, Tahun 2012-2013 6.90 3.89 5.86 3.25 93.10 96.11 94.14 96.75 Indonesia Aceh Indonesia Aceh 2012 2013 Buta Huruf Melek Huruf Berdasarkan Susenas 2013, sekitar 96,75 persen penduduk 15 tahun ke atas di Provinsi Aceh telah bebas buta huruf, dengan kata lain terdapat 3,25 28 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

persen penduduk yang masih belum dapat membaca dan menulis huruf latin atau buta huruf. Dibanding dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa baca tulis. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas dari tahun 2012 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen. Dibanding dengan AMH Indonesia, AMH Aceh di atas nilai AMH Indonesia. Dengan demikian upaya pemerintah untuk terus meningkatkan pembangunan disektor pendidikan sudah bisa dikatakan berhasil sehingga kedepan penduduk Aceh bisa lebih maju lagi dan tidak tertinggal bila dibandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia. Gambar 3.5 Persentase Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013 Gayo Lues Subulussalam Pidie Jaya Nagan Raya Pidie Aceh Barat Daya Aceh Singkil Aceh Timur Aceh Jaya Aceh Barat Aceh Besar Aceh Tamiang Aceh Utara Aceh Timur AcehTenggara Bireuen Sabang Bener Meriah Aceh Tengah Langsa Banda Aceh Lhokseumawe Simeulue 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 100,00 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 29

Hasil Susenas 2013 juga mengindikasikan adanya disparitas angka melek huruf antar-kabupaten/kota. Kabupaten Simeulue merupakan daerah yang penduduknya bisa baca tulis terbanyak atau angka melek hurufnya tertinggi yaitu sebesar 99,79 persen atau hampir semua penduduknya bisa baca tulis. Selain Kabupaten Simeulue, penduduk Kota Banda Aceh, Kota Langsa dan Kota Lhokseumawe merupakan kabupaten/kota yang angka melek hurufnya tinggi atau di atas 99 persen. Sementara itu, Kabupaten Gayo Lues, merupakan wilayah dengan tingkat angka melek huruf terendah yaitu sebesar 90,37 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 10. 3.4.2 Rata-Rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah digunakan untuk mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah. Rata-rata lama sekolah merupakan lamanya pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang. Sebagai gambaran, seseorang yang telah menamatkan pendidikan sampai tingkat SD maka ia telah memiliki lama sekolah sebanyak 6 tahun. Rata-rata lama sekolah dapat juga digunakan untuk monitoring pelaksanaan Program Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun yang dicanangkan. Artinya untuk melewati target program tersebut maka rata-rata lama sekolah harus sudah mencapai 9 tahun. Angka Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Aceh pada tahun 2013 sebesar 8,85 tahun. Dengan kata lain penduduk di Provinsi Aceh baru bisa menikmati pendidikan rata-rata sampai kelas 2 SMP. Angka ini masih sedikit dibawah target program Wajar yang dicanangkan pemerintah. Rata-rata lama sekolah gabungan seluruh provinsi di Indonesia juga masih di bawah wajib belajar, yaitu 7,5 tahun. Namun secara angka penduduk Indonesia sudah dapat menikmati pendidikan sampai tingkat 1 SLTP yaitu setahun lebih rendah dari rata-rata lama sekolah penduduk Aceh. 30 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Rata-rata lama sekolah di Provinsi Aceh cukup lambat peningkatannya. Selama kurun waktu 4 tahun terakhir, secara keseluruhan dalam 3 tahun berturut-turut mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,81, 8,90 dan 8,93 persen di tahun 2010-2012. Hal ini bisa disebabkan karena faktor ekonomi atau faktor fasilitas pendidikan yang ada. Pada tahun 2013, rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,09 persen. Ditinjau secara spasial, rata-rata lama sekolah tertinggi berada di Kota Banda Aceh (12,27 tahun) dan terendah di Kota Subulussalam (7,66 tahun). Berkaitan dengan wajib belajar 9 tahun, Kota Banda Aceh, Sabang, Langsa dan Kota Lhokseumawe, begitu pula dengan Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Aceh Besar, Bireuen, dan Aceh Utara merupakan Kabupaten/Kota yang sudah memenuhi target tersebut. 9.1 8.9 8.8 8.7 8.6 8.5 8.4 8.3 8.2 8.50 8.63 Gambar 3.6 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Aceh, Tahun 2008-2013 9 8.81 8.90 8.93 9.02 2008 2009 2010 2011 2012 2013 3.4.3 Pendidikan yang Ditamatkan Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan memberikan gambaran terhadap kualitas sumber daya manusia. Semakin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi menunjukkan keadaan kualitas penduduk yang semakin baik Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 31

Tabel 3.3. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Aceh, Tahun 2012-2013 Pendidikan Tertinggi Tahun Yang Ditamatkan 2012 2013 (1) (2) (3) Tdk Tamat SD SD SMP SMA / SMK D-/D-2/D-3 D-4/S-1 + SMP + Total Sumber : Susenas 2012 dan 2013 19,88 27,46 20,98 24,36 32 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 2,83 4,48 52,66 100,00 19,55 27,73 20,10 25,34 2,90 4,38 52,73 100,00 Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari semakin tingginya persentase penduduk 10 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan tinggi. Tabel 3.3 menyajikan persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan. Dari tabel tersebut terlihat persentase penduduk yang berpendidikan SLTP ke atas mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 penduduk yang telah menamatkan pendidikannya minimal SLTP sebesar 52,66 persen dan pada tahun 2013 naik menjadi 52,73 persen. Ini menunjukkan keberhasilan dari program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah pada tahun ini mengalami kenaikan. Secara keseluruhan proporsi penduduk yang belum memiliki pendidikan dasar masih rendah. Proporsi penduduk yang tidak tamat SD nilainya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 19,88 persen menjadi 19,55 persen.

Gambar 3.7 Penduduk 10 Tahun Ke atas yang tamat SLTP Ke atas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, Tahun 2013 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Banda Aceh Sabang Lhokseumawe Langsa Aceh Besar Aceh Tengah Bener Meriah Aceh Tenggara Pidie Jaya Bireuen Simeulue Pidie Aceh Barat Nagan Raya Aceh Jaya Aceh Utara Aceh Tamiang Aceh Selatan Aceh Singkil Gayo Lues Aceh Barat Daya Subulussalam Aceh Timur Gambar 3.7 memperlihatkan perbandingan antar-kabupaten/kota tentang penduduk yang telah menyelesaikan pendidikannya sampai tamat SLTP atau telah menyelesaikan program wajar. Dari 23 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh, hanya Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Tamiang, Nagan Raya, Aceh Jaya dan Kota Subulussalam yang penduduknya belum menamatkan pendidikannya sampai SLTP di bawah 50 persen. Sedangkan kabupaten lainnya sudah di atas 50 persen. Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 33

3.5. Pendidikan Berkeadilan Gender Dalam rangka mensejajarkan peranan kaum perempuan dan laki-laki pemerintah telah menetapkan kebijakan pendidikan berwawasan gender (Program Pendidikan Berwawasan Gender). Program-program pendidikan yang diselenggarakan diharapkan mampu mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Dimana diperlukan adanya kesetaraan peran, partisipasi dan layanan pendidikan yang adil bagi perempuan dan laki-laki. Seperti yang telah dibahas di atas, partisipasi perempuan di Provinsi Aceh pada sektor pendidikan baik dilihat dari angka melek huruf, ijazah tertinggi yang dimiliki serta angka partisipasi sekolah secara keseluruhan persentasenya sudah hampir seimbang bila dibandingkan dengan persentase laki-laki. Ini berarti hampir tidak ada lagi terjadi gap antara laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu peranan pemerintah terutama dinas terkait perlu secara berkesinambungan mengadakan sosialisasi, desiminasi serta terus mengadakan pendidikan yang berwawasan gender. Sehingga diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak laki-laki dan perempuan terus meningkat. 3.6. Peningkatan Mutu Pendidikan Kebijakan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang semakin meningkat yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu pendidikan mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan sarana prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. 34 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

3.6.1 Fasilitas Pendidikan Salah satu standar yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah standar pendidik dan sarana prasarana. Standar ini dapat dipantau dengan melihat jumlah sarana pendidikan yang tersedia beserta rasio tenaga pendidik dengan murid. Jumlah sarana pendidikan di Provinsi Aceh pada tahun 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 3.4. Jumlah sekolah SD sebanyak 3.993 sekolah, SLTP sebanyak 1.391 sekolah dan jumlah sekolah SLTA sebanyak 852 sekolah. Sedangkan jumlah murid yang tercacat di sekolah SD sampai dengan SLTA berturut-turut sebesar 618.903, 286.880 dan 223.705 orang, dengan tenaga pengajar masing-masing seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini. SEKOLAH Tabel 3.4. Jumlah Sekolah, Murid serta Jumlah Guru di Provinsi Aceh Tahun 2012-2013 Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru 2012 2013 2012 2013 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SD 3.918 3.993 617.105 618.903 58.838 58.836 SLTP 1.408 1.391 272.111 286.880 28.563 30.733 SLTA 789 852 215.919 223.705 28.451 24.901 Sumber : Aceh Dalam Angka Indikator jumlah sekolah, jumlah guru maupun jumlah murid tentu saja tidak cukup mempunyai arti jika hanya berupa penjumlahan. Pada tabel berikut akan ditampilkan rasio sekolah-murid maupun rasio murid guru keadaan tahun 2012/2013. Dari tabel 3.5 terlihat bahwa setiap sekolah terdapat 7 guru pada jenjang sekolah SD dan sebanyak 5 guru pada jenjang sekolah SLTP serta sebanyak 3 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 35

guru pada jenjang SLTA. Jumlah rasio sekolah-murid ini mengalami penurunan pada jenjang SD dan SLTA sedangkan pada jenjang SLTP mengalami peningkatan, dimana pada jenjang SD setiap sekolah dapat menampung sebanyak 155 murid, jenjang SLTP setiap sekolah dapat menampung sebanyak 206 murid. Sementara itu rasio sekolah-murid pada jenjang SLTA sebesar 1 : 263. Tabel 3.5. Rasio Sekolah-Murid, Guru-Murid dan Rasio Sekolah-Guru pada Jenjang SD, SLTP dan SLTA di Provinsi Aceh, Tahun 2012-2013 SEKOLAH Rasio Sekolah - Guru Rasio Sekolah - Murid Rasio Guru - Murid 2012 2013 2012 2013 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SD 1 : 7 1 : 7 1 : 158 1 : 155 1 : 10 1 : 11 SLTP 1 : 5 1 : 5 1 : 193 1 : 206 1 : 10 1 : 9 SLTA 1 : 3 1 : 3 1 : 274 1 : 263 1 : 8 1 : 9 Sumber : Aceh Dalam Angka Penurunan angka rasio sekolah-murid pada jenjang pendidikan SD dan SLTA terjadi karena adanya peningkatan jumlah sarana pada ke-dua jenjang pendidikan tersebut. Sementara itu rasio guru-murid menggambarkan beban guru mengawasi murid dalam kegiatan belajar mengajar. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa setiap guru pada jenjang SD mempunyai beban terhadap 11 murid, begitupun pada jenjang SLTP, 1 guru berbanding 9 murid. Sementara pada jenjang SLTA 1 guru mengajar sebanyak 9 murid. 3.6.2 Pembiayaan Sektor Pendidikan Pembiayaan sektor pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan mutu pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dan bermutu di 36 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013

Provinsi Aceh dapat tercapai jika ditunjang dengan anggaran yang cukup. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus lebih memprioritaskan kepada sektor pendidikan, yang secara nasional dialokasikan sebesar 20 persen. Selain anggaran pendidikan dari pemerintah, anggaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk keperluan pendidikan anaknya juga dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Tersedianya alat tulis, buku-buku pelajar serta peralatan sekolah lainnya dapat memotivasi siswa untuk terus belajar. Berdasarkan data Susenas Tahun 2013, rata-rata pengeluaran per kapita penduduk di Provinsi Aceh kebanyakan digunakan untuk bahan makanan (59,84 persen), sedangkan pengeluaran untuk bahan bukan makanan hanya sebesar 40,16 persen. Dimana pengeluaran bahan bukan makanan terbesar digunakan untuk keperluan perumahan (40,67 persen), sedangkan pengeluaran sektor pendidikan persentasenya relatif kecil, hanya 7,13 persen. Gambar 3.8 Persentase Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Bahan Bukan Makanan di Provinsi Aceh, Tahun 2013 Perumahan 5,62 9,96 7,13 10,68 40,67 Aneka Barang & Jasa Biaya Pendidikan Biaya Kesehatan Pakaian dan Alas Kaki 25,94 Barang Tahan Lama dan lainnya Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013 37

3.7 Kualitas Manusia di Provinsi Aceh Rancangan pembangunan manusia yang sesungguhnya adalah menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Hal ini berbeda dengan konsep pembangunan yang memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua tahapan pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Untuk mengukur kualitas manusia dapat dilihat dari capaian angka Indek Pembangunan Manusia (IPM). Angka IPM terdiri dari 3 komponen yaitu Kesehatan, Pendidikan, dan Kualitas Hidup Layak. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mengembangkan konsep pembangunan manusia menurut 4 (empat) kategori yang tercermin dari peringkat kinerja pembangunan manusia pada skala 0,0 100,0. Adapun kategori tersebut sebagai berikut : Tinggi : IPM lebih dari 80,0 Menengah Atas : IPM antara 66,0 79,9 Menengah Bawah : IPM antara 50,0 65,9 Rendah : IPM kurang dari 50,0 IPM merupakan gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah, sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah tersebut. Perkembangan angka IPM, memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia pada suatu daerah. 38 Indikator Pendidikan Provinsi Aceh 2013