BAB I PENDAHULUAN. lain. Seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Subprime Mortage yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. global, saat ini krisis keuangan yang terjadi pada kawasan Eropa. Krisis Eropa mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

VOLATILITAS RETURN PASAR DI MATURE MARKET DAN DI EMERGING MARKET

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

I. PENDAHULUAN. fakta-fakta bahwa setiap pasar modal di dunia ini telah tersambung jaringan online

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari bangkrutnya sebuah negara hingga kemajuan negara Cina

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah memasuki era globalisasi yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal jangka panjang dengan tujuan mendapatkan hasil di

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. investor. Hal ini dapat dilihat pada potensi keuntungan investasi di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan investasi di negara tersebut.kondisi perekonomian suatu. negara yangbertumbuh positif, akan meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sektor keuangan. Interaksi kegiatan ekonomi sektor rill bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ginna, 2011). Wira (2009)

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Indeks Harga Saham

ANALISIS INTERAKSI ANTARA RETURN INDEKS SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN INDEKS SAHAM, DAN VOLATILITAS INDEKS SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi. Investor dapat dengan mudah memperoleh informasi pasar modal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Variabel independen DJIA, FTSE, N225, STI, dan HANGSENG tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan adalah sebagai berikut: Autoregression (VAR) dan Geweke s Causality Model.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa resiko berinvestasi dalam obligasi relatif kecil. Apabila investor

BAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

PENGARUH INDEK BURSA DUNIA TERHADAP INDEK SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Chairil Akhyar 1 Nurhadi 2 Ghazali.Syamni 3 Anwar Puteh 4

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal menjadi lebih penting setelah terjadinya krisis

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kini lebih cenderung untuk menginvestasikan dana yang dimiliki

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa saham suatu negara dapat dianggap menjadi cerminan keadaan ekonomi dari negara tersebut. Semua faktor yang mempengaruhi perekonomian suatu negara seperti inflasi, pendapatan, daya beli dan pertumbuhan penjualan tercermin dalam laba dari perusahaan besar, menengah dan kecil di negara-negara yang tercatat di bursa sahamnya (Singhania dan Anchalia, 2013) Kondisi perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perekonomian negara lain. Apa yang terjadi pada suatu negara akan berdampak pada negara lain. Seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Subprime Mortage yang terjadi pada tahun 2007. Krisis yang berawal dari negara Amerika Serikat yang kemudian berdampak pada keuangan global. Peristiwa tersebut telah mempengaruhi investasi dan perdagangan secara global di pasar modal dunia dan telah berdampak terhadap investor di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Asia (Crouhy dan Turnbull, 2008). Saat dampak dari krisis 2007 perlahan hilang, dunia diguncang dengan krisis yang terjadi di Eropa. Krisis ini mulai terjadi pada akhir 2009 yang diawali dengan krisis hutang yang dialami oleh Yunani. Berdasarkan kriteria konvergensi bagian dari kesatuan ekonomi dan moneter, utang pemerintah tidak boleh melebihi 60% dari Product Domestic Bruto (PDB) pada akhir tahun fiskal. Demikian pula, defisit tahunan pemerintah tidak boleh melebihi 3% dari PDB. Yunani mengambil banyak

16 utang untuk membiayai subsidi, dana pensiun, gaji PNS dan lain-lain. Utang tersebut terus menumpuk hingga pada tahun 1993. Tahun 2000-an, tidak ada pihak mana pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani sudah terlalu besar. Bahkan pada tahun tahun 2000 hingga 2007, Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 4.2% per tahun, yang merupakan angka tertinggi di zona Eropa namun terdapat keganjilan, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata dan perkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%. Saat semuanya terkuak Yunani adalah pelanggar terburuk, dengan utang sebesar 115,1% dari PDB dan defisit sebesar 13,6% dari PDB. Kemudian krisis ini berdampak kepada negara Eropa lainnya seperti Irlandia, Portugal, Italia Spanyol, Inggris dan terakhir melanda Perancis. Salah satu penyebab utama krisis Eropa ini adalah kegagalan pemerintah Yunani dalam mengatur tingkat hutang dan tingkat kredibilitas yang rendah sehingga negara ini tidak dipercaya lagi. Selain itu kegagalan otoritas Eropa dalam mengatasi krisis yang dialami Yunani membuat krisis tersebut semakin membesar. Krisis ini membuat beberapa indeks seperti Straits Times Index (STI), dan Nikkei225 yang merupakan pasar modal yang kuat (mature market) dan Kuala Lumpur Composite Index (KLCI), Bombay Stock Exchange SENSEX (BSE SENSEX), Stock Exchange Thailand 50 (SET50), Philippines Stock Exchange PSEi Index (PSEI) dan indeks LQ45 yang masuk dalam kategori pasar modal dari negara yang sedang berkembang (emerging market) sempat mengalami penurunan. Krisis Eropa ini telah membuat ketujuh indeks saham tersebut mengalami volatilitas.

17 Volatilitas dapat menggambarkan tingkat risiko yang dihadapi oleh investor, volatilitas ini mencerminkan fluktuasi pergerakan harga saham. Indeks saham yang mempunyai tingkat volatilitas yang tinggi dianggap mempunyai risiko yang tinggi pula, sedangkan indeks saham yang memiliki tingkat volatilitas yang rendah dianggap mempunyai tingkat risiko yang rendah. Tingkat volatilitas yang tinggi mungkin bagi seorang trader merupakan sesuatu yang dianggap menguntungkan, karena seorang trader dapat memanfaatkan fluktuasi dari harga saham yang terjadi, high risk, high return, tetapi bagi seorang investor yang cenderung pada investasi jangka panjang maka akan lebih memilih indeks saham yang tingkat volatilitasnya lebih rendah atau kecil. Ketika krisis Eropa terjadi, para investor mengalami kepanikan dan para investor tersebut mulai meanarik modalnya dari pasar modal yang mengalami dampak dari krisis tersebut dan kemudian di investasikan ke dalam pasar modal lain yang dianggap lebih menguntungkan. Hal ini dilakukan oleh para investor untuk meminimalisasi risiko yang mungkin dihadapi oleh investor, apabila mereka masih menanamkan investasinya kedalam bursa yang mengalami penurunan maka para investor tersebut akan mengalami kerugian. Ketika para investor besar mulai menarik modalnya maka investor lain akan cenderung mengikuti perilaku tersebut. Perilaku investor yang cenderung mengikuti tren yang berlaku (herding behavior) juga turut berdampak pada meningkatnya volatilitas (Pritsker, 1999).

18 Dampak dari krisis Eropa mulai dirasakan pada tahun 2010. STI pada tanggal 17 Mei 2010 mengalami penurunan pada level 2701,2. Nikkei225 pada bulan Mei sampai Agustus juga mengalami penurunan. Pada laporan studi yang berjudul Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia Volatilitas pasar saham di pasar negara-negara berkembang (emerging market) umumnya jauh lebih tinggi daripada pasar negara negara maju (mature market). Di negara-negara berkembang tersebut, umumnya tingkat volatilitas yang tinggi lebih dilatarbelakangi oleh instabilitas ekonomi (Kaminsky dan Reinhart, 2001). Pada gambar 1, gambar 2 dan gambar 3 diperlihatkan pergerakkam PSEI, STI, Nikkei225, KLCI, BSE SENSEX, SET50 dan indeks LQ45 selama periode Januari 2010 sampai Januari 2014.

19. Gambar 1. Pergerakaan PSEI, STI dan Nikkei 225 pada januari 2010 sampai januari 2014 Sumber : Finance.yahoo.com dan bloomberg.com

20 Gambar 2. Pergerakkan indeks KLSE, BSE SENSEX dan SET50 pada januari 2010 sampai januari 2014 Sumber : Finance.yahoo.com dan bloomberg.com

21 Gambar 3. Pergerakkan indks LQ45 pada januari 2010 sampi januri 2014 Sumber : bloomberg.com Besarnya pengaruh dari negara-negara yang memiliki perekonomian yang kuat terhadap negara-negara yang sedang berkembang turut serta dalam mempengaruhi pergerakkan indeks secara global. Ketika negara kuat melakukan sebuah kebijakan tertentu, maka dampak dari kebijakan tidak hanya akan berdampak pada negara itu sendiri tetapi juga akan berdampak pada negara lain. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eun dan Shim (1989) yang menghasilkan subtansial interaksi multilateral antara sembilan pasar modal terbesar seperti Australia, Canada, France, Germany, Hongkong, Japan, UK dan USA. Secara khusus, bahwa informasi atau berita yang berasal dari AS membawa tanggapan yang paling berpengaruh di pasar modal negara-negara tersebut. Penting bagi investor untuk mengetahui dan memahami tingkat volatilitas dari pasar saham negara berkembang sebagai langkah diversifikasi dari investasi portfolio mereka serta untuk menghindari risiko atas investasi mereka. Volatilitas merupakan variabel yang memiliki suatu kepentingan dalam investasi, penilaian keamanan, manajemen risiko dan pembuatan

22 kebijakan moneter (Ninanussomkul et al, 2009). Oleh karena itu, dalam berinvestasi di dalam pasar modal investor perlu memperhatikan volatilitas dari indeks pasar modal untuk memperoleh return yang diharapkan serta meminimumkan risiko yang ada. Indeks pasar modal yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi mempunyai resiko yang tinggi pula, pergerakkan naik turun indeks tersebut sangat fluktuatif. Penelitian bertujuan untuk melihat volatilitas indeks yang berasal dari mature market dengan indeks yang berasal dari emerging market dan untuk mengetahui pengaruh indeks mature market terhadap indek dari emerging market dengan periode penelitian dari januari 2010 sampai januari 2014. 1.2 Rumusan masalah. Volatilitas return pasar menjadi informasi yang penting bagi seorang investor untuk menentukan keputusan investasi dan portfolio mereka. Indeks saham yang mempunyai volatilitas yang tinggi dianggap mempunyai tingkat risiko yang tinggi pula. Besarnya pengaruh indeks dari negara-negara yang perekonomiannya kuat juga menjadi hal yang harus diperhatikan oleh investor. Kondisi indeks pasar emerging market tidak terlepas dari pengaruh yang diberikan oleh indeks pasar mature market. ketika indeks dari mature market mengalami suatu shock maka pengaruh dari shock tersebut akan berdampak pula pada indeks lain. Ketika sebuah negara mature market akan mengambil sebuah kebijakan penting, seperti penetapan suku bunga maka hal tersebut akan menjadi sebuah informasi

23 yang akan mempengaruhi pergerkkan indeks dari negara lain. Dengan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah pergerakkan return indeks pasar mature market dan return indeks emerging market mengalami volatilitas? 2. Apakah return indeks pasar mature market mempengaruhi return indeks pasar emerging market? 1.3 Batasan masalah. Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam tesis ini, akan dibuat beberapa batasan masalah, sebagai berikut : Objek penelitian dalam tesis ini terdiri return pasar yang berasal dari mature market dan return pasar dari emerging market (yang masuk dalam kategori emerging market versi Bloomberg). Indeks dari mature market terdiri dari Straits Times Index (STI) yang mewakili negara Singapura, dan Nikkei225 yang mewakili negara Jepang. Sedangkan indeks dari emerging market terdiri dari Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) yang mewakili negara Malaysia, Bombay Stock Exchange SENSEX (BSE SENSEX) yang mewakili negara India, Stock Exchange Thailand 50 (SET50) yang mewakili negara Thailand, Philippines Stock Exchange PSEi Index (PSEI) yang mewakili negala Filipina dan indeks LQ45 yang mewakili negara Indonesia. Periode Penelitian ini pada januari 2010 sampai januari 2014, pengolahan data dilakukan secara langsung dalam jangka panjang, selama periode 2010 banyak negara yang terpengaruh oleh krisis yang terjadi di

24 Eropa. Penelitian menggunakan model GARCH untuk mengetahui tingkat volatilitas dari masing-masing indeks didalam penelitian ini, dan untuk mengetahui hubungan antara indeks mature market dengan indeks emerging market menggunakan VAR. Harga saham yang dipergunakan adalah harga saham penutupan (closing price) karena harga saham penutupan mencerminkan akumulasi informasi harga saham pada waktu tersebut untuk memperoleh return dan risiko atau standar deviasi. 1.4 Keaslian Penelitian. Penelitian ini akan menunjukkan volatilitas return pasar dari indeks yang berasal dari negara mature market dan return pasar dari indeks yang berasal dari negara emerging market dengan menggunakan alat analisis GARCH. indeks yang dipilih dalam penelitian ini adalah indeks-indeks yang berasal dari negara Asia. STI dan Nikkei225 mewakili indeks dari mature market dan indeks BSE SENSEX, SET50, PSEI dan LQ45 mewakili indeks dari emerging market. Selain itu juga akan diteliti pengaruh dari indeks mature market terhadap indeks dari emerging market dengan menggunakan VAR. Periode penelitian selama 4 tahun, mulai januari 2010 sampai januari 2014. 1.5 Manfaat Penelitian. 1. Bagi Akademis a. Menjadi salah satu referensi untuk akademis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

25 b. Menjadi motivasi dan inspirasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan sampel data yang berbeda. 2. Bagi Praktisi. a. Memberikan masukan informasi bagi investor maupun analisis untuk mencegah risiko yang kemungkinan diperoleh. b. Menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal. 1.6 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris adanya volatilitas yang terjadi diantara indeks yang berasal dari negara mature market dengan indeks yang berasal dari negara emerging market. Indeks yang digunakan dalam penelitian ini yaitu STI dan Nikkei225 yang mewakili mature market dan indeks KLCI, BSE SENSEX, SET50, PSEI dan LQ45 yang mewakili emerging market, dan membuktikan adanya pengaruh return indeks dari negara mature market terhadap pergerakkan return indeks dari negara emerging market. 1.7 Sistematik Penulisan. BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian yang akan diteliti serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA

26 Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang mendasari tentang teori-teori yang menjadi dasar penelitian yang digunakan untuk membahas permasalahan yang ada pada objek penelitian dan penelitian terdahulu. BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang akan digunakan, spesifikasi data dan metode pengujian data. BAB IV ANALISIS dan PEMBAHASAN Bab ini berisikan hasil analisis data yang telah dikumpulkan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang menggunakan alat analisis yang telah ditentukan. BAB V PENUTUP Menjelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis yang telah dilakukan dan mengajukan saran saran yang mungkin dapat dilaksanakan untuk penelitian berikutnya.