BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Corporate Social

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

28 Universitas Indonesia

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri Rokok Kelas Mild

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan sejenis. Salah satu cara perusahaan dalam mengangkat brand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini, mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi setelah tahun lalu tumbuh sebesar 9 % (

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

I. PENDAHULUAN. dan praktis semakin meningkat. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 muncul tantangan baru bagi disiplin pemasaran yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia usaha semakin hari semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan J.CO Donut & Coffee Sejarah Perusahaan J. CO Donuts & Coffee

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari sisi perusahaan maupun sisi customer, dengan kata lain brand

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri rokok di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa jenis kategori produk, antara lain Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM) & Sigaret Kretek Mesin lights/mild (SKM mild), juga Sigaret Putih Mesin (SPM). Hasil riset Nielsen menyebutkan pertumbuhan industri rokok dalam kategori SKM mild saat ini sedang mengalami kenaikan, pertumbuhan untuk jenis rokok ini di tahun 2008 mencapai 8,4%, tetapi secara keseluruhan pertumbuhan industri rokok di tahun yang sama mengalami penurunan sebanyak -4,9% (Nielsen, 2008) yang artinya adanya penurunan pertumbahan pada jenis rokok lain seperti SKT dan SPM. Hal ini disebabkan karena masyarakat saat ini lebih peduli akan kesehatan dan cenderung memilih jenis rokok yang tidak terlalu merugikan kesehatan. SKM mild adalah produk rokok kretek yang memiliki kandungan tar dan nikotinnya paling rendah Low Tar Low Nicotine (LTLN) yang 1 dekade terakhir ini menjadi rokok pilihan favorit kaum muda. Saat ini banyak produk rokok kategori SKM mild yang bermunculan dan bersaing memperebutkan momentum ini. Produsen rokok besar seperti PT. H.M. Sampoerna, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Djarum, PT. Bentoel Tbk dan PT. Nojorono memiliki produk rokok dengan jenis SKM mild dengan merek mereka masing-masing, bahkan beberapa diantaranya memiliki beberapa merek untuk jenis rokok SKM mild. Hal tersebut belum terhitung dengan masih banyak lagi produsen-produsen lain yang skala produksinya masih belum terlalu besar dan hanya bermain pada skala regional yang juga memproduksi jenis rokok ini. Produk rokok SKM mild pertama kali diluncurkan oleh produsen rokok PT. Sampoerna Tbk, melalui produknya dengan merek Sampoerna A Mild. Pada awal kemunculan-nya jenis rokok ini banyak orang yang memandang dengan sebelah mata dan pesisimis, karena rasanya yang ringan mengurangi sensasi kenikmatan dalam merokok. Akan tetapi hal tersebut hanya sementara, seiring dengan waktu kelemahan akibat rasa hisapan yang ringan berubah menjadi kekuatan differentiation yang menjadikan senjata ampuh, hal ini di dasari karena 1

2 pada masa tersebut masyarakat mulai menyadari efek samping akibat merokok, karena rokok dianggap dapat mengganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu rokok dengan tar dan nikotin rendah menjadi alternatif pilihan bagi perokok karena dapat mengurangi dampak yang diakibatkan oleh rokok, tetapi masih tetap dapat menikmati sensasi yang ditimbulkan oleh rokok. Selain karena kategori yang unik sejak pertama kali kemunculannya, merek Sampoerna A Mild juga melakukan berbagai macam promosi secara sistemik melalui Integrated Marketing Communication (IMC) yang membawa slogan Bukan Basa-Basi. Sejak saat itu banyak produsen rokok yang juga mengeluarkan produk rokok sejenis SKM mild. Melihat keberhasilan PT. H.M. SampoernaTbk melalui produk SKM mild melalui merek Sampoerna A Mild. Salah satu produsen rokok nasional, yaitu PT. Djarum pada tahun 1996 meluncurkan merek LA Lights sebagai salah satu produk rokok yang termasuk dalam jenis kategori SKM mild. LA Lights menjadi pesaing utama bagi Sampoerna A Mild sebelum produsen rokok lain mengeluarkan jenis rokok yang sejenis. LA Lights dalam komunikasinya membawa slogan Enjoy Aja! dan memposisikan mereknya lebih muda jika dibandingkan dengan Sampoerna A Mild. Slogan Enjoy Aja! merekflesikan bahwa merek ini merupakan merek yang santai untuk menemani aktivitas sehari-hari bagi kaum muda. Berdasarkan riset Prompt, Enjoy Aja! sudah melekat dan diasosiasikan bahwa itu merupakan attribut LA Lights. Hal tersebut di karenakan oleh program IMC yang dilakukan secara berkelanjutan yang dilakukan LA Lights dengan terus membawa attribut tersebut dari awal kelahirannya. Dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak bermunculan merekmerek baru dalam kategori rokok SKM mild, akibatnya rokok jenis ini memasuki pasar yang crowded, semakin banyak pula konsep dan eksekusi IMC untuk mendukung aktivitas marketing dari merek-merek tersebut yang selalu terlihat pada seluruh media di tanah air. Karena jenis produk rokok SKM mild yang memiliki produk karakteristik yang tidak terlalu berbeda secara signifikan, dan juga target yang di tujukan juga kurang lebih sama yaitu kaum muda, menjadikan produsen-produsen rokok tersebut berlomba-lomba mempromosikan produk mereka, bahkan saat ini suatu pabrikan rokok bisa mempunyai beberapa brand

3 rokok untuk kategori jenis ini. Hal tersebut mengakibatkan komunikasi yang dilakukan oleh merek-merek rokok SKM mild/lights menjadi blur dan gamang. Selain tantangan yang datang dari pihak kompetitor, Industri rokok juga mendapat rintangan dari segi regulasi, Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuat peraturan yang melarang untuk memperlihatkan produk rokok maupun bungkus rokok pada setiap promosi yang dilakukan oleh produsen rokok. Promosi media cetak maupun televisi juga mewajibkan untuk mencantumkan akibat yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Hal ini menggiring produsen rokok untuk menggunakan media branding untuk berpromosi dan berkomunikasi dengan konsumennya. Oleh karena itu brand equity dari sebuah produk rokok dalam hal ini kategori SKM mild sangat penting peranannya. Peranan sebuah logo dengan brand personality-nya yang dilakukan dalam Integrated marketing communication (IMC) menjadi alat dan ciri untuk berkomunikasi dengan konsumen dan membentuk suatu brand equity yang ditangkap oleh audience-nya. Sehingga peranan suatu program IMC sangat krusial untuk industri rokok SKM mild yang saat ini sangat banyak pemainnya, brand equity memegang peranan penting untuk membedakan suatu merek dengan merek yang lain. Brand equity bisa menciptakan nilai bagi perusahaan dan juga pelanggan, ekuitas merek berbasis pelanggan (Customer-based Brand Equity/CBBE) yang positif bisa meningkatkan pendapatan, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan harga premium, menaikan nilai selama penggabungan dan pengambilalihan dan memberikan tanggapan pasar modal yang lebih baik (Aaker, 1991). Produk rokok di sebagian penjuru dunia terutama negara-negara maju dan beberapa negara berkembang saat ini sudah dilarang untuk beriklan atau melakukan sponsorship suatu event, ataupun aktivitas pemasaran lainnya yang bersifat mempromosikan produk rokok. hal ini untuk menekan bertambahnya perokok di seluruh dunia karena alasan kesehatan. Saat ini Republik Indonesia juga sudah mendapat desakan untuk melakukan hal serupa yaitu larangan berpromosi untuk produk rokok oleh WHO. LA Lights sebagai salah satu produk merek rokok nasional harus bersiap mengantisipasi jika peraturan yang melarang sebuah produk rokok untuk beriklan

4 dan berpromosi mulai diterapkan di Indonesia. Hal ini menjadikan atribut-atribut sebuah merek LA Lights menjadi sangat berperan penting untuk menghadapi ancaman yang datang dari kompetitor maupun regulasi peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah untuk dapat tetap menjaga agar LA Lights tidak mengalami penurunan dalam benak konsumen baik dari segi image dan persepsi. Perlu adanya upaya melakukan pengelolaan dan pengembangan brand equity yang tepat agar tidak terjebak didalam kumpulan brand yang generik dan seiring dengan waktu menjadi merek yang terlupakan. 1.2 Perumusan Masalah Larangan beriklan dan berkomunikasi bagi sebuah merek rokok di Indonesia cepat atau lambat akan diberlakukan menyusul negara-negara lain yang sudah memberlakukan regulasi tersebut. Menjadi hal yang sangat mendesak untuk setiap merek rokok memiliki ekuitas merek yang menempel dalam benak dan persepsi konsumen jika waktu larangan berpromosi untuk rokok itu tiba. Untuk menanamkan sebuah ekuitas merek yang baik, sesuai dan tepat dalam benak konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk sebuah kategori produk yang sudah penuh (crowded) seperti rokok SKM mild. Hal tersebut juga semakin disulitkan karena saat ini produk rokok tidak boleh memperlihatkan produk dan juga kemasannya, identitas produk yang masih di perkenankan untuk ditampilkan adalah logo dari sebuah merek, akan tetapi harus juga mencantumkan peringatan pemerintah tentang dampak akibat dari mengkonsumsi rokok. PT. Djarum sebagai pemegang merek dari LA Lights saat ini telah melakukan bauran komunikasi pemasaran secara terintegrasi melalui iklan-iklan thematic, brand activation, dan juga sponshorship event yang memakan waktu, tenaga dan biaya yang sangat besar. Namun demikian perlu ditelaah lagi apakah komunikasi dan aktivitas pemasaran yang dilakukan dalam membangun ekuitas merek (brand equity) yang terlihat dari brand awareness, brand image, perceived quality dan brand loyalty LA Lights sudah cukup baik untuk dapat bersaing dengan produk sejenis yang saat ini pasarnya sedang mengalami perkembangan yang pesat, dan sudah memasuki pasar yang crowded. Hal lain yang perlu juga untuk di telaah adalah apakah ekuitas merek dari LA Lights melalui atribut-atribut

5 brand elements yang ada saat ini mampu untuk memasuki era produk rokok dilarang untuk beriklan dan berpromosi. Adapun pengidentifikasian masalah adalah sebagai berikut: a. Mengetahui pengaruh IMC terhadap variabel brand equity dan brand positioning LA Lights. b. Mempersiapkan brand elements yang tepat dari brand equity LA Lights yang telah terbangun dari program IMC. 1.3 Pembatasan Masalah Di dalam penulisan karya akhir ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: a. Penelitian brand equity LA Lights berdasarkan konsep Customer-based Brand Equity yang melihat elemen-elemen dari brand equity (brand awareness, brand image, perceived quality, brand loyalty) dan juga brand positioning dari merek LA Lights. b. Penelitian elemen atribut-atribut pemasaran LA Lights dari aktivitas marketing yang telah dilakukan, yang membedakan dengan produk SKM mild lainnya. c. Penelitian hanya akan difokuskan pada konsumen rokok yang didalamnya juga termasuk merek LA Lights. d. Penelitian menggunakan convenience sampling kepada perokok yang sudah merokok lebih dari 1 tahun. e. Penelitian ini hanya membatasi pengaruh tunggal yaitu IMC atau salah satu media komunikasi pemasaran terhadap brand equity. f. Penelitian ini mengukur variabel IMC dengan pilihan berbagai media ataupun salah satu media yang ada dalam komunikasi pemasaran. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengukur brand positioning melalui rangkaian aktivitas program komunikasi pemasaran yang sudah dilakukan oleh PT. Djarum dalam membangun brand equity LA Lights dan apakah sudah sesuai dengan rencana dari strategi marketing LA Lights.

6 b. Mengetahui variabel customer based brand equity (CBBE) apa yang berpengaruh secara signifikan, dan besarnya pengaruh terhadap merek LA Lights dari dampak aktivitas komunikasi pemasaran yang telah dilakukan. c. Mencari brand elements yang telah terbentuk dari aktivitas marketing maupun IMC LA Lights untuk dapat mewakili LA Lights sebagai sarana marketing baru jika diberlakukannya larangan beriklan dan berpromosi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan keadaan tentang suatu merek rokok kategori SKM mild dan juga mengambil kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang diperoleh. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pembaca karya akhir ini, dan bisa menjadi rekomendasi bagi PT. Djarum dalam menyusun strategi komunikasi merek LA Lights untuk mempersiapkan dalam menghadapi rencana aturan pemerintah yang akan melarang produk rokok beriklan. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian terhadap analisis Customer Based Brand Equity dalam membangun brand equity LA Lights diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain: a. Secara Praktis: Sebagai masukan kepada PT. Djarum sebagai pemegang merek agar dapat meningkatkan brand equity LA Lights secara efektif dan efisien dalam mensinergikan dan meningkatkan variabel brand equity yang secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja merek LA Lights dari program IMC yang dijalankan. Sebagai masukan kepada PT. Djarum dalam mempersiapkan merek LA Lights jika dilaksanakan ketentuan larangan merek rokok untuk beriklan dan berpromosi. b. Secara Akademis: Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai hubungan antara IMC dalam membangun brand equity suatu produk rokok.

7 Dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian lebih lnjut terhadap analisis IMC sekaligus Customer based brand equity (CBBE) pada subyek yang berbeda. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisana penelitian ini terdiri aras enam Bab, yang masingmasing terbagi menjadi beberapa sub Bab. Secara garis besar sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan pada BAB I akan dijabarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB 2 Tinjauan Pustaka Bab ini akan mengurai berbagai teori yang berkaitan erat dengan penelitian ini. BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan, Industry, dan Produk Komunikasi Pemasaran LA Lights Bab ini akan berisikan gambaran singkat tentang perusahaan, gambaran umum mengenai industri rokok, produk LA Lights dan rangkaian program komunikasi pemasarannya dan sekilas mengenai gambaran dan profil-profil dari beberapa kompetitor LA Lights. BAB 4 Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan metode-metode riset yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 5 Analisis dan Pembahasan Bab ini menjelaskan hasil-hasil yang didapat penulis dari riset penelitian yang dilakukan berdasarkan pada konsep teori dan hasil pengolahan data yang dilakukan beserta pembahasannya. BAB 6 Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan yang telah dilakukaan selama proses penelitian dan saran yang diberikan

8 untuk proses penyempurnaan hasil penelitian tersebut dan sebagai masukan bagi pihak manajemen.