BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri

BAHAN AJAR VERTIGO. Nama Mata Kuliah/Bobot SKS : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan seringkali dikeluhkan ke dokter. Nyeri kepala. patologis (suatu penyakit) (M.I Widiastuti, 2005).

Pengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS)

BAB 1 PENDAHULUAN. setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Tension-Type Headache (TTH) merupakan satu penyakit dengan. gejala yang sangat beragam, yang diagnosisnya terutama ditegakkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

asuhan keperawatan Tinnitus

Pengobatan Gangguan Ansietas di Klinik

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Bab 1. Pendahuluan. A. Definisi Nyeri Orofasial Kronis

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

MANAJEMEN NYERI. No. Dokumen: Halaman: 1 dari 3. No. Revisi: 00 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Disahkan oleh DIREKTUR UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa sering terabaikan karena dianggap tidak menyebabkan kematian secara langsung. DALY (disability-adjusted adjusted li

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT SAKIT KEPALA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB

DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

Pendahuluan. Bab Pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

GAMBARAN NYERI KEPALA PERI IKTAL PADA PENDERITA EPILEPSI YANG. BEROBAT DI POLIKLINIK SARAF RS. DR. M. DJAMIL PADANG Meiti Frida

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB 2 NYERI KEPALA. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping. Anxiety (kecemasan)

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 996/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

NYERI DAN EFEK PLASEBO

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014

CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

Transkripsi:

1 BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan ilmiah kedokteran : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri :menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan awal sebelum dirujuk sebagai kasus emergensi : 4A : 1 x 50 menit 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Mampu melakukan diagnosis dan tatalaksana pada tension headache 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : a. Mampu menyebutkan patogenesis terjadinya tension headache b. Mampu melakukan penapisan / penegakan diagnosis tension headache c. Mampu melakukan managemen / terapi awal d. Mampu melakukan promosi kesehatan dan pencegahan tension headache Isi materi ;

2 BAB I PENDAHULUAN Nama lainnya: tension headache, muscle contraction headache, phychomyogenic headache, stress headache, ordinary headache, essential headache, idiopathic headache, psycogenic headache, merupakan bentuk nyeri kepala yang banyak ditemukan dan paling peka terhadap analgesik. Walaupun demikian menurut pengalaman, penderita dengan gejala nyeri kepala ini tidak jarang ke dokter spesialis saraf. Hal ini biasanya disebabkan oleh nyeri kepala tadi telah berubah, dari episodik menjadi kronis dimana nyeri kepala tidak lagi jelas hubungannya dengan stres.

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tension Headache 2.1.1. Tension Type Headache episodik yang infrequent a. Tension Type Headache episodik yang infrequent b. Tension Type Headache episodik yang infrequent tidak 2.1.2. Tension Type Headache episodik yang frequent a. Tension Type Headache episodik yang frequent b. Tension Type Headache episodik yang frequent tidak 2.1.3. Tension Type Headache kronik a. Tension Type Headache kronik berhubungan dengan nyeri tekan perikranial b. Tension Type Headache kronik tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. 2.1.4. Probable Tension Type Headache a. Probable Tension Type Headache episodik yang infrequent b. Probable Tension Type Headache episodik yang frequent c. Probable Tension Type Headache kronik 2.2. Patogenesis Dahulu diyakini bahwa nyeri kepala tegang otot disebabkan oleh kontraksi otot-otot perikranial yang berkepanjangan. Keyakinan tersebut didukung oleh bukti-bukti

4 penelitian yang menemukan adanya hubungan antara nyeri kepala dengan ketegangan otot-otot perikranial. Disamping itu banyak cara terapi yang ditunjukan ke arah ketegangan otot-otot perikranial, misalnya latihan relaksasi dan frontal atau neck electromyogram feed back cukup berhasil untuk menyembuhkan nyeri kepala tegang otot. Akhir-akhir ini, ketegangan otot sebagai faktor penyebab tunggal munculnya nyeri kepala tipe tegang otot mulai disangsikan. 2.3. Gambaran Klinik Nyeri kepala tegang otot dirasakan bilateral. Intensitasnya dari ringan sampai sedang. Rasa nyeri yang dirasakan antara lain seperti diikat, seperti ditindih barang berat, atau kadangkadang berwujud perasaan tidak enak dikepala. Nyeri kepala ini dapat berlangsung hanya 30 menit akan tetapi dapat pula terus menerus sampai 7 hari dengan intensitas bervariasi yang biasanya ringan pada waktu bangun tidur, makin lama makin berat dan membaik lagi sewaktu mau tidur. Pemeriksaan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan. 2.4. Diagnosis Sesuai dengan kriteria The Internasional Headache Society, maka diagnosis nyeri kepala tegang otot episodik dapat ditegakkan apabila: 1. Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala 2. Tidak ada nausea dan vomitus 3. Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia, dan kalaupun ada hanya salah satu.

5 4. Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG. Sementara itu apabila tidak berhubungan dengan gangguan otot perikranial, yang dahulu dikenal sebagai idiopathic headache, psychogenic headache. 5. Apabila bentuk di atas ditemukan akan tetapi serangan nyeri kepala terjadi paling sedikit 15 hari tiap bulannya dan telah berlangsung lebih dari 6 bulan, serta mungkin pula diiringi dengan salah satu dari gejala berikut : nausea, fotofobia, akan tetapi tidak disertai vomitus maka diagnosisnya adalah nyeri kepala tegang otot kronik. Bentuk seperti tadi, apabila ditemukan adanya ketegangan otot maka disebut sebagai nyeri kepala tegang kronik yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perikranial. 6. Tipe yang lain yaitu semua bentuk nyeri kepala yang mirip dengan gejala sebagaimana diuraikan diatas, tetapi tidak memenuhi syarat untuk diagnosis salah satu nyeri kepala tegang otot dan juga tidak memenuhi kriteria untuk nyeri kepala migrein tanpa aura. 2.5. Tatalaksana a. Karena bersifat jangka panjang, hindari sedapat mungkin zat-zat yang adiktif misalnya golongan benzodiazepin dan analgetik opiat.

6 b. Anti depresan. Meskipun analgetik non narkotik (paracetamol dll). Dan anti inflamasi non steroid bermanfaat mengurangi nyeri kepala namun sebagian nyeri kepala tipe tegang memerlukan tambahan obat antidepressan atau anti cemas. Obat anti depresan efektif juga disebabkan oleh efek analgetiknya. Antidepressan trisiklik seperti amitriptilin dan doksepin dapat diberikan bila nyeri kepala disertai gangguan pola tidur karena efek sedatifnya. Golongan trisiklik yang non sedatif antara lain nortriptilin. c. Anti cemas. Dapat diberikan diazepam 5-30 mg/hari. Alprazolam 0,25-0,50 mg. alprazolam memiliki anti cemas dan anti depresi. d. Relaksasi, hipnosis, biofeedback, meditasi dan teknik relaksasi lain dapat mengurangi berat ringan dan frekuensi serangan. e. Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas atau depresi berat. f. Fisioterapi masase dan kompressi hangat. g. Tindakan lain seperti injeksi trigger point dengan 0,25-0,50 ml lidokain 1% dicampur deksametason dalam volume yang dapat membantu mempercepat penyembuhan nyeri kepala tipe tegang pada kasuskasus tertentu.

7 BAB III KESIMPULAN