2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Implementation of Edu-tourism Program in Museum Asia Afrika Library. Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kegiatan manusia untuk memperoleh hiburan setelah lelah

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat ahli yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pariwisata di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semarang Central Library. Shafira Eka Hariananda /

BAB I PENDAHULUAN. menganggap hanya sebagai tempat penyimpanan buku. Pada dasarnya menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan negeri (biasa disingkat KEJARI) adalah lembaga kejaksaan

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FUNGSI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DAN KOLEKSINYA UNTUK KEPUASAN PEMUSTAKA. Oleh Aries Hamidah

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

BAB II TINJAUAN LITERATUR

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk menyimpan buku atau bahan pustaka lainnya yang disusun. menurut sistem tertentu (Sulistyo Basuki, 1991 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan perguruan tinggi di era informasi saat ini perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Alasan pemilihan lokasi magang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

Manjemen Perpustakaan Khusus

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui perpustakaan masyarakat dapat belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

2015 PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan merupakan pusat informasi, kehadiran sebuah perpustakaan mempunyai fungsi penting ditengah masyarakat sebagai sumber informasi. Keberadaan perpustakaan saat ini mampu mengubah paradigma lama orang orang terhadap perpustakaan. Paradigma lama mengenai perpustakaan sebagai tempat penyimpanan buku saja. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan saat ini bukan hanya sekedar tempat penyimpanan buku akan tetapi sebagai sumber informasi, tempat penelitian, pendidikan, bahkan sebagai sarana rekreasi. Dalam studi yang di lakukan oleh Nurtakyidah (2013, hlm. 34) mengenai inovasi-inovasi perpustakaan abad 21 yang menyatakan bahwa... perpustakaan kini mengarah pelayanan non-tradisional seperti layanan pendidikan, budaya, komersil, rekreasi, dan lain-lain. Dari studi tersebut perpustakaan saat ini mengalami perkembangan yang positif. Perpustakaan saat ini sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah yakni dengan adanya Undang-undang mengenai perpustakaan. Di dalam Undangundang Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan, pada pasal 1 disebutkan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Selanjutnya Sulistyo-Basuki (1991, hlm. 3) menjelaskan Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Selain dari para ahli yang berpendapat mengenai definisi perpustakaan International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) (dalam Sulistyo-Basuki, 1991, hlm. 4) mendefinisikan perpustakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai. Dengan demikian 1

2 perpustakaan merupakan suatu tempat yang menyimpan koleksi-koleksi karya tulis dan karya rekam yang berisikan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi individu. Perpustakaan memiliki fungsi edukatif, informatif, penelitian dan rekreasi. Dalam studi mengenai fungsi perpustakaan oleh Santi (2014, hlm. 170), menyatakan fungsi perpustakaan saat ini telah bertransformasi menuju layanan yang berkualitas, dimana perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Selajan dengan hal tersebut mengenai fungsi perpustakaan dalam studi oleh Riani (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa fungsifungsi perpustakaan telah di terapkan dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan pemustaka baik secara edukatif, informatif, publikasi, penelitian, dan rekreasi. Perpustakaan menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 3 yang menyatakan bahwa Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdaskan dan keberdayaan bangsa. Begitupun Sulistyo-Basuki (1991, hlm. 27) menyatakan bahwa Fungsi rekreasi yaitu fungsi perpustakaan sebagai tempat yang menjadi rekreasi bagi pemustakanya dengan memberikan fasilitas yang baik dan bacaan yang sifatnya menghibur. Dalam penelitian sebelumnya mengenai fungsi rekreasi di perpustakaan oleh Sari dan Murtigningsih (2013, hlm. 7) menyatakan fungsi rekreasi di perpustakaan mampu menumbuhkan minat baca, meningkatkan pengetahuan, dan pengembangan sosial pemustaka. Dengan demikian perpustakaan mempunyai fungsi rekreasi selain fungsi pendidikan, penelitian, dan lain-lain. Perpustakaan diharapakan dapat menyajikan informasi-informasi yang menyenangkan. Perpustakaan juga sebagai tempat menghasilkan kreasi atau karya dari orang lain yang telah di publikasikan. Penerapan fungsi rekreasi di perpustakaan telah dikembangkan dengan adanya program edu-tourism. Program edu-tourism merupakan salah satu dari pengembang fungsi rekreasi perpustakaan. Edu-tourism merupakan penggabungan antara konsep wisata dengan pendidikan. Dalam penelitian mengenai educational tourism empowerment: impllication for flexible learning and digital equity oleh Pitman (2012, hlm. 2) hasil penelitan ini adalah wisata

3 pendidikan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih tinggi bagi peserta didik ke tempat yang mereka kunjungi sebagai tempat wisata baik itu museum, alam, dan lain-lain. Penelitian sebelumnya mengenai wisata pendidikan di perpustakaan oleh Cristin dkk (2006, hlm. 1) hasil penelitian menyatakan bahwa Perpustakaan Persada Bung Karno sebagai wisata sejarah berpotensi menjadi wisata pendidikan. Selain melihat wisata sejarah, pengunjung diajak untuk menikmati koleksi buku yang tersedia. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengemas model pengembangan wisata pendidikan berdasarkan potensi sejarah perpustakaan Bung Karno. Dari beberapa penelitian diatas mengenai wisata di perpustakaan merupakan salah satu pengembangan dari fungsi rekreasi. Wisata yang di selenggarakan di perpustakaan adalah wisata yang bersifat edukatif dan mampu memberikan dampak yang posistif baik bagi pemustaka, pustakawan, dan perpustakaan. Pengembangan dari fungsi rekreasi perpustakaan yaitu kegiatan edu-tourism (wisata pendidikan). Edu-tourism adalah suatu program di mana peserta melakukan perjalanan ke suatu tempat/lokasi secara individual atau kelompok dengan tujuan agar dapat terlibat langsung dalam pengalaman belajar di tempat tersebut Rodger, 1998 (dalam Nashihuddin. 2011, hlm. 1). Merujuk dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa edu-tourism merupakan program yang dilakukan oleh perpustakaan yang memadukan konsep pendidikan dengan hiburan, nyaman dan senang ketika berkunjung ke perpustakaan. Dengan adanya edu-torism diharapkan dapat terpenuhnya kebutuhan pemustaka baik secara psikologis maupun intelektual. Program edu-tourism ini diterapkan oleh Perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika (KAA). Perpustakaan Museum KAA adalah perpustakaan khusus dan merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga khusus (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia) dan berfungsi sebagai pusat informasi terutama berhubungan dengan sejarah konferensi Asia Afrika serta diplomasi Indonesia. Pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan Museum KAA akan dipandu oleh pustakawan selayaknya tourguide di tempat pariwisata. Pemanduan ini bertujuan untuk membantu pemustaka dalam

4 mencari informasi yang dibutuhkan. Miranda dan Tarapanoff (2008, hlm. 1) menjelaskan Kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam penelitian sebelumnya oleh Pasya (2009, hlm. 59) membahas kebutuhan informasi dosen ketika mempersiapkan bahan pengajaran di Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen sangat membutuhkan informasi ketika mempersiapkan bahan pengajaran. Perpustakaan tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi dosen. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kebutuhan informasi dosen dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Hasil penelitian menyarankan bahwa perpustakaan perlu melakukan pengembangan koleksi yang lebih baik yang mampu memenuhi kebutuhan informasi dosen ketika mempersiapakan bahan ajar di APP. Penelitian yang dilakukan Aji (2014, hlm. 137) penelitian ini membahas kebutuhan informasi pemustaka di kantor perpustakaan dan arsip daerah Kabupaten Banjarnegara. Hasil dari penelitian ini menunjukan tingkat kebutuhan informasi pemustaka sangat tinggi. Dengan demikian berdasarkan penelitian terdahulu kebutuhan informasi merupakan sebuah kebutuhan individu yang bertujuan untuk terpenuhinya aktualisasi individu tersebut. Kebutuhan individu tersebut mempunyai berbagai jenis kebutuhan informasi baik secara kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, dan kebutuhan berkhayal (imajinasi). Terpenuhinya kebutuhan informasi individu tidak lepas oleh beberapa kontribusi dari berbagai aspek salah satunya perpustakaan sebagai sumber informasi. Perpustakaan memiliki beragam informasi yang mampu memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Di dalam penelitian oleh Orwandani (2012, hlm. 70) mengenai peran perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna menyatakan bahwa perpustakaan dapat menjalankan perannya serta mampu memenuhi kebutuhan informasi pemustaka dengan berbagai kegiatan yang menunjang pemustaka kebutuhan informasinya. Dari penelitian di atas dapat

5 dikatakan perpustakaan memiliki peranan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka yang dimana di dukung oleh kegiatan-kegiatan atau program mampu menunjang tercapainya tujuan dari perpustakaan yaitu memberikan kepuasan kepada pemustaka dengan terpenuhinya kebutuhan informasinya. Studi sebelumnya oleh Nasihuddin (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa kegiatan wisata intelektual ini seperti halnya yang pernah diselenggarakan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada tanggal 11-15 April 2011. Konsep kegiatannya dikemas dalam acara pameran dan bedah buku. Selain bisa berwisata, pengunjung juga bisa menambah wawasan dengan koleksi buku-buku yang menarik. Sehingga, selain dapat menambah minat baca mahasiswa, juga bisa mencerdaskan masyarakat disekitarnya. Dengan demikian wisata pendidikan di perputakaan mampu memberikan dampak positif bagi pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi yang di butuhkannya. Fenomena yang saat ini menjadi sebuah masalah yaitu program edutourism di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika sudah di lakukan secara maksimal oleh pustakawan, akan tetapi pelaksanaanya masih ada pemustaka yang belum terpenuhi akan kebutuhan informasinya. Fenomena tersebut berdasarkan hasil wawancara secara tidak formal peneliti dengan pemustaka yang berkunjung di perpustakaan saat peneliti melaksanakan praktik kerja lapangan di perpustakaan tersebut pada tanggal 1 April- 29 Mei 2015. Maka dengan permasalahan yang ada tersebut penulis berkeinginan untuk melihat bagaimana program edu-tourism di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti memilih judul yaitu B. Identifikasi Masalah Penelitian Perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika merupakan perpustakaan yang berlatar belakang sejarah yang sebagian besar berkaitan dengan Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung pada 20 April 1955. Salah satu

6 program yang ada di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika, yaitu program edu-tourism. Edu-tourism merupakan program yang memadukan wisata dengan pendidikan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pemustaka dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi yang dibutuhkannya. Akan tetapi pada kenyataannya ditemukan beberapa fenomena yang berbeda, yaitu : a. Adanya pemustaka yang belum terpenuhi akan kebutuhan informasinya dikarenakan kurangnya pemanfaatan dengan baik oleh pemustaka terhadap program edu-tourism dikarenakan pemahaman pemustaka yang kurang menngenai program edu-tourism sebagai salah satu cara dalam pemenuhan kebutuhan informasi. b. Masih adanya pemustaka yang ragu-ragu menggunakan program edu-,,,,,,,tourism ini dikarenakan pemustaka ingin mencari informasi untuk,,,,,,,pemenuhan kebuutuhan informasinya secara individual. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar berlakang penelitian maka rumusan masalah umum pada penelitian yaitu Bagaimana implementasi program edu-tourism di perpustakaan Museum konperensi Asia Afrika Rumusan masalah khusus pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaiamana implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek kognitif pemustaka? 2. Bagaiamana implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek afektif pemustaka? 3. Bagaiamana implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek integrasi personal pemustaka? 4. Bagaiamana implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek integrasi sosial pemustaka? 5. Bagaiamana implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek imajinasi pemustaka?

7 D. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi edu-tourism di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui implemenntasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek kognitif pemustaka. 2. Untuk mengetahui implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek afektif pemustaka. 3. Untuk mengetahui implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek integrasi personal pemustaka. 4. Untuk mengetahui implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek integrasi sosial pemustaka. 5. Untuk mengetahui implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek imajinasi pemustaka. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu perpustakaan dan informasi, khususnya mengenai program edu-tourism di perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman tentang edu-tourism dan kebutuhan informasi pemustaka di perpustakaan. b. Bagi pengelola perpustakaan, sebagai masukan dalam mengembangkan layanan informasi kepada pemustaka. c. Bagi kepala Museum Konperensi Asia Afrika, sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam melakukan pengambangan dan pengelolaan perpustakaan, khususnya program edu-tourism dan

8 dapat dijadikan bahan evaluasi dalam mengembangkan program edutourism di masa yang akan datang d. Bagi pemustaka dapat dijadikan referensi dalam menelusur informasi menggunakan program edu-tourism e. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan gambaran dalam melakukan penelitian yang serupa dan penelitian mengenai bidang ini dapat dikembangkan lagi. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur penulisan pada skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu terdiri dari; Bab satu Pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang mengapa penulis mengambil judul penelitian tersebut. Bab dua Kajian Pustaka, yang terdiri dari kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Pada bab II ini memaparkan tentang teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu edu-tourism dan kebutuhan informasi pemustaka. Bab tiga Metode Penelitian yang meliputi, desain penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. Pada Bab tiga merupakan pemaparan tentang rancangan alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian, instrument yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan dan menjelaskan metode penelitian yang digunakan hingga langkah analisis data. Bab empat Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini penulis menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dengan menyampaikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada bab satu.

9 Bab lima Simpulan dan Rekomendasi. pada bab ini penulis menyimpulkan hasil analisis temuan penelitian dan memberikan rekomendasi kepada pengelola perpustakaan, kepala perpustakaan, dan kepala Museum Konperensi Asia Afrika yang memiliki kebijakan.