ANALISIS NILAI SALVAGE VALUE PADA PRODUK SEPATU PT. SINAR PERSADA KARYA DENGAN METODE EXCESS STOCK DETERMINATION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA *

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Persediaan, Metode Probabilistik, Demand Variabel dan Lead Time Konstan. Universitas Kristen Maranatha.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANDASAN TEORI

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Prosiding Manajemen ISSN:

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan.

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

PERBANDINGAN NILAI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PD. ANEKA CIPTA FIBER GLASS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

3 BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERSEDIAAN

ORDER QUAANTITY (EOQ).

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

Manajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Jumlah Produksi Kerudung Pada RAR Azkia Bandung Dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Persediaan, Biaya Persediaan, Model Probabilistik, Backorder. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena

BAB II LANDASAN TEORI

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

Manajemen Operasi. Manajemen Persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Evaluasi Pengendalian Persediaan di PT XYZ

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

Transkripsi:

ANALISIS NILAI SALVAGE VALUE PADA PRODUK SEPATU PT. SINAR PERSADA KARYA DENGAN METODE EXCESS STOCK DETERMINATION Gifarani Azkia, Sinta Maryam, dan Nunung Nurhasanah Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta Email: gifarani.raraa@gmail.com ABSTRAK Permintaan barang yang tidak stabil menyebabkan adanya inventory (stok barang) yang berlebih ataupun stok barang yang kurang. Saat ini banyak industri kecil yang mengalami permasalahan pada inventory. Penumpukan barang pada gudang menyebabkan barang menjadi usang dikarenakan produksi pada PT. Sinar Persada Karya selalu mengalami pergantian model untuk setiap bulannya. Produk sisa pada gudang yang diproduksi pada bulan sebelumnya akan menjadi usang sehingga harus dilakukan penjualan produk tersebut dengan harga yang lebih murah sehingga produk tersebut menjadi laku terjual. Pada penelitian ini dibutuhkan data permintaan dengan data produksi pada tahun 2014. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa economic time supply dari proses supply sepatu tersebut adalah selama 0.94 tahun untuk tahun 2014. Kemudian harga jual dari barang-barang excess tersebut adalah Rp 428.361. Kata Kunci: Inventory, Penumpukan Barang, Produk Usang ABSTRACT Unstable demand for goods caused inventory (inventory) of excess inventory or less. Currently, many small industries that experienced problems in inventory. Accumulation of goods at a warehouse causing goods become obsolete due to the production of PT. Sinar Karya Persada always experiencing change models for each month. Excess stock at the warehouse that was produced in the previous month will become obsolete and should be done with the sale of such products cheaper prices so that the product be sold. In the present study takes the data request to the data production in 2014. Based on the results of these calculations can be seen that economic time supply of the supply of these shoes is for 0.94 years to 2014. Then the selling price of goods such excess is $ 428 361. Keywords: Inventory, Accumulation of goods, Obsolete PENDAHULUAN Inventory (stock barang) merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh industri kecil. Permintaan pasar yang tidak stabil menyebabkan adanya inventory baik stok barang yang berlebih maupun stok barang yang kurang. Saat ini industri kecil khususnya industri sepatu pantofel banyak yang mengalami permasalahan kelebihan produksi sehingga menyebabkan menumpuknya barang pada gudang inventory. Penumpukan barang pada gudang menyebabkan barang yang sudah lama tersimpan pada gudang menjadi tidak laku oleh konsumen. Hal ini disebabkan model sepatu yang sudah tidak trendy lagi. Untuk mengatasi kelebihan persediaan barang pada gudang adanya 2 alternatif yaitu menjual barang yang ada pada gudang dengan harga yang minimum ataupun menyimpan stok barang sampai ada yang meminta. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan excess stock pada PT. Sinar Persada Karya untuk produksi pada tahun 2014. 269

TINJAUAN PUSTAKA Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir, dll) yang secara sengaja disimpan sebagai cadangan (safety atau buffer-stock) untuk manghadapi kelangkaan pada saat proses produksi sedang berlangsung. Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Menurut Baroto (2002) mengatakan bahwa penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut: Mekanisme pemenuhan atas permintaan Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelummya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan. Keinginan untuk meredam ketidakpastian Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga di masa mendatang. Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan, atau dengan kata lain, pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat berjalan lancar. Masalah penentuan besarnya persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan. Karena persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah beban bunga, biaya penyimpanan dan pemeliharaan dalam gudang, serta kemungkinan penyusutan dan kualitas yang tidak bisa dipertahankan, sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya persediaan bahan yang terlalu kecil akan mengakibatkan kemacetan dalam produksi, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian juga. Apabila persediaan bahan terlalu besar atau penentuan tingkat persediaan yang salah dapat berakibat buruk dan menimbulkan perusahaan antara lain disebabkan oleh: penimbunan persediaan mengakibatkan modal tertanam terlalu besar, keputusan memesan atau membeli barang berulang-ulang dalam jumlah kecil mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar, kekurangan persediaan yang mengakibatkan terhambatnya kegiatan produksi. Divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda. Menurut Ginting (2007) menjelaskan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah: pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak, produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan 270

persediaan yang besar (untuk mengurangi setup mesin). Di samping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan, personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan. Excess Stock Determination Banyak industri berada pada situasi dimana tingkat persediaan berlebihan. Hal ini mengakibatkan buruknya kesehatan keuangan industri. Pengurangan persediaan pada industri tersebut dapat dilakukan dengan cara: Menaikkan out flow (demand) dari item Peningkatan out flow dapat dilakukan melalui usaha agresif makerting seperti adanya penetrasi pasar, pemasangan iklan atau diadakannya promosi harga diskon. Membatasi in flow (supply) dari item Pembatasan In flow dapat di batasi dengan cara menjaga penjadwalan produksi, memperbaiki kualitas in flow dan mempersingkat lead time Mengurangi tingkat kelebihan item Tingkat persediaan dalam proses dapat di kurangi dengan cara mengurangi lead time dan meningkatkan efisiensi, mengendalikan kualitas dan memperbaiki penjadwalan. Kelebihan persediaan pada gudang merupakan asset yang negative atau bobot mati bagi perusahaan. Hal ini disebabkan inventory yang berlebih menggunakan area penyimpanan yang berharga yang dapat digunakan oleh penyimpanan barang yang baru dan juga kelebihan inventory menyebabkan modal kerja yang dimiliki perusahaan menjadi berkurang dikarenakan flow keuangan dari produk tersebut tidak berjalan. Produk yang sudah lama berada di gudang akan menjadi usang. Alasan item tersebut menjadi usang adalah: adanya desain ulang produk, perubahan metode produksi, mengurangi demand suatu produk, inovasi teknologi, kesalahan forecast dan kesalahan pendataan. Ada dua alternative untuk mengatasi kelebihan persediaan pada perusahaan yaitu dengan menjual stok dengan harga yang murah atau menyimpan stok sampai produk tersebut laku terjual. METODE PENELITIAN Mulai Perumusan Masalah Studi Literatur Data Produksi & Data Pendukung Time Economic Supply Excess Stock MESV (Ps*) Analisis Kesimpulan Selesai Gambar 1 Flowchart Penelitian 271

Mulai Jumlah Inventory tahun 2013 Annual Demmand Tahun 2013 Unit Cost Lot Size Cost Order Fraction Salvage Value Economic Time Supply Excess Stock Nilai Minimum Salvage Value Selesai HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Gambar 2 Flowchart Metode Excess Stock Tabel 1 Data Produks Tahun 2014 Pada PT. Sinar Persada Karya No Bulan Inventory 1 Januari 1800 2 Februari 2000 3 Maret 2100 4 April 1800 5 Mei 1800 6 Juni 2000 7 Juli 2100 8 Agustus 2350 9 September 2450 10 Oktober 2600 11 November 2900 12 Desember 1800 Jumlah 25700 272

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu pencatatan data yaitu inventory sepatu pada PT. Sinar Persada Karya dan permintaan konsumen pada Januari-April 2014 pada PT. Sinar Persada Karya. Pada tahun 2014, permintaan terhadap sepatu Pantofel yang diperoleh lebih kecil dari hasil produksi PT. Sinar Persada Karya. Hal ini menyebablan adanya salvage value yaitu produk yang baru diproduksi namun tidak laku dipasaran. Tabel 2 Data Sisa Produk dalam Gudang No Tahun Inventory Annual Demand n m R 1 2013 25700 25350 Kemudian selain menggunakan data inventory dan permintaan tersebut, digunakan pula data-data pendukung lain yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Data Biaya-Biaya yang Digunakan Unit Cost P Rp 450.000 Lot Size Q 12 Biaya Telepon (15 menit) C Rp 14.000 Biaya Surat Menyurat Rp 13.000 Biaya Pemeriksaan Rp 3.000 Total Order Cost C Rp 30.000 Fraction F 0,05 Salvage Value Ps Rp 430.000 Pengolahan Data Berdasarkan data-data di atas kemudian dapat dilakukan perhitungan excess stock determination. Langkah awal perhitungan tersebut adalah dengan menghitung economic time supply dari supply yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan rumus : t* = +. (1) Kemudian setelah itu dapat dihitung jumlah barang yang dapat dijual secara excess dengan menggunakan rumus excess=( t*). R (2) Setelah itu dapat dilakukan perhitungan harga jual untuk barang excess stock dengan rumus: MESV (Ps*) = P + - ( ). (3) Berikut adalah hasil dari perhitungan-perhitungan tersebut: 273

Tabel 4. Hasil Perhiungan Excess Stock dan Harga Jualnya Annual T* Excess Demand No Tahun Inventory Mesv(Ps*) (Rp/unit) n m R 1 2013 25700 25350 0,941 1846 428,361 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa economic time supply dari proses supply sepatu tersebut adalah selama 0.94 tahun. Kemudian harga jual dari barang-barang excess tersebut adalah sebesar Rp. 428.361. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa economic time supply dari proses supply sepatu tersebut adalah selama 0.94 tahun. Kemudian salvage value yang ditetapkan oleh perusahaan memiliki nilai yang lebih besar dari nilai salvage value berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode excess stock determination. Hal ini berarti bahwa kelebihan stock yang dimiliki perusahaan akan tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Baroto T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta. Ginting Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: GRAHA ILMU. http://digilib.unimed.ac.id/public/unimed-undergraduate-22182-11.%20%20bab%20ii.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20448/3/chapter%20ii.pdf 274