8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme,

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP;

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

LAMPIRAN 1A KARYA UTAMA Tampilan Opening dan Home Media Interaktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara :

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMPLB AUTIS

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK KATA PENGANTAR

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNARUNGU

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Dr. Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

LOGO DISCUSSION (FGD) MODEL PEMBELAJARAN TEFA BASED LIFE SKILL. SMK TEXMACO Karawang, 16 Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

Struktur Kurikulum..

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

ANALISIS KONTEKS STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNARUNGU

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

KURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

: Sehat Itu Penting : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

Telaah Kurikulum Pendidikan Jasmani di Indonesia. Oleh: Sukendro, PORKES FKIP UNJA

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNAGRAHITA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

Transkripsi:

Paradigma Pendidikan Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme, dan determinasi Paradigma ini mereduksi makna pendidikan menjadi sekolah. Pendidikan merupakan unit-unit kausalitas yang bersifat linier. Paradigma pendidikan organik Pendidikan sebagai proses kultural Pendidikan terjadi di keluarga, masyarakat, sekolah (Ki Hajar Dewantara) Sekolah sebagai bagian dari pendidikan. Paradigma Pendidikan Keluarga Sekolah Masyarakat 1

DUNIA NASIONAL Propinsi Orientasi pendidikan organik adalah learning: Belajar Mengetahui (Learning to Know) Belajar Bekerja (Learning to Do) Belajar menjadi Diri Sendiri (Learning to Be). Belajar hidup Bersama (Learning to live together) Payung Know/Do/Be Insan Produktif BE KNOW DO NORMATIF ADAPTIF PRODUKTIF 2

Contoh KD KNOW DO BE Mengidentifi kasi pengaruh Positif dan Negatif dari Teknologi Telephon Genggam (HP) Pengaruh Positif dan Negatif dari Teknologi Telephon Genggam Mengidentifikasi Siswa mampu membuat keputusan penilaian nilai POSITIF apa dan nilai NEGATIF apa dari teknologi HP sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi HP dengan baik dan benar Pendidikan sebagai Proses Pemberdayaan Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melepaskan kekuatan dan potensi yang mereka miliki yang memberikan dampak bagi kebaikan ekstra/lebih besar. (Blanchard) Pemberdayaan adalah proses melepaskan kekuatan yang ada di dalam diri setiap orang (pengetahuan, pengalaman, motivasi) dan mengarahkan kekuatan tersebut untuk mencapai hasil-hasil positif bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan. Pendidikan sebagai Proses Pemberdayaan Pemberdayaan membutuhkan pergeseran sikap yang ekstrem. Tempat terpenting dimana pergeseran ini harus terjadi adalah di HATI setiap peserta didik Pemberdayaan adalah hasil dari Budaya Belajar yang membebaskan Pengetahuan, Pengalaman, dan Motivasi yang ada di setiap orang 3

KEKUATAN Pemberdayaan LAMA BARU SEKOLAH Guru : saya harus menyampaikan apa agar siswa saya mendapatkan nilai bagus? Siswa: Apa yang ingin saya pelajari dari kelas ini? Bagaimana saya tahu kalau saya sudah mempelajari sesuatu yang berguna? PERUSAHAAN Apa yang bos saya ingin saya lakukan? Apa yang harus saya lakukan untuk membantu perusahaan saya mencapai kesuksesan? TIGA Pemberdayaan Berbagi Informasi Menetapkan batasan-batasan Mengganti Birokrasi lama dengan Individu dan Tim yang mandiri. KARAKTERISKTIK PENDIDIKAN KEJURUAN 1. Mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja 2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja Demand- Market-Driven 3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja 4. Kesuksesan siswa pada Hands-On atau performa dunia kerja 5. Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan 6. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi 4

KARAKTERISKTIK PENDIDIKAN KEJURUAN 7. Learning By Doing dan Hands On Experience 8. Membutuhkan pasilitas Mutakhir untuk praktek 9. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN (Charles Prosser) 1. Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti bekerja 2. Efektif jika tugas-tugas diklat dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu. 3. Efektif jika melatih kebiasaan berpikir dan bekerja seperti di DuDi 4. Efektif jika setiap individu memodali minatnya, pengetahuan dan ketrampilannya pada tingkat yang paling tinggi 5. Efektif untuk setiap profesi, jabatan, pekerjaan untuk setipa orang yang menginginkan dan memerlukan dan dapat untung PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN (Charles Prosser) 6. Efektif jika diklat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar diulang sehingga sesuai/cocok dengan pekerjaan 7. Efektif jika GURUnya mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan kompetensi pada operasi dan proses kerja yang telah dilakukan. 8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia dapat bekerja pada jabatan tersebut 9. Pendidikan Kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar / tanda-tanda pasar 10. Pembiasaan efektif pada siswa tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan nyata sarat nilai 5

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN (Charles Prosser) 11. Isi diklat merupakan okupasi pengalaman para ahli 12. Setiap okupasi mempunyai ciri-ciri isi (Body of content) yang berbeda-beda satu dengan lainnya 13. Sebagai layanan sosial efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memerlukan 14. Pendidikan Kejuruan efisien jika metoda pengajarannya mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik 15. Pembiasaan efektif pada siswa tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan nyata sarat nilai PERMASALAHAN PENDIDIKAN KEJURUAN SUPPLY Driven Totalitas pendidikan kejuruan (penyusun kurikulum, pelaksana pembelajaran, penilaian dilakukan secara sepihak hanya oleh para pelaku pendidikan, kurang memiliki wawasan dunia kerja karena tidak memiliki pengalaman kerja di DuDi PERMASALAHAN PENDIDIKAN KEJURUAN SCHOLL Based Program Seluruh kegiatan pendidikan dilakukan di sekolah, 38 jam pelajaran per minggu, setiap hari rata-rata belajar mulai pukul 07.00 s/d 13.30. Sekolah berusaha melengkapi dan memodernisasi perlatan praktek kejuruan dengan maksud menghasilkan tamatan yang berkualitas profesional dan siap pakai, Secara teoritis tidak mungkin, pemborosan. Selengkap dan semodern apapun fasilitas kejuruan yang ada di sekolah, kegiatan PBM tetap bersifat simulasi (tiruan) tidak mencapai kualitas profesional. 6

PERMASALAHAN PENDIDIKAN KEJURUAN Dunia Sekolah jauh berbeda dengan dunia Industri Siswa SMK terbiasa santai dengan jam belajar dan bekerja sedikit, padahal di industri harus bekerja keras dengan jam rata-rata 40 jam per minggu Tamatan SMK kurang memiliki kepedulian dan keterkaitan dengan mutu, karena sekolah kurang mengajarkan resiko kerugian atas kegagalan, sedangkan industri kegagalan adalah kerugian yang harus ditanggung oleh pekerja Di SMK pertanian misalnya kegiatan kehlian dilaksanakan pagi, sore, atau malam (mengawinkan ikan, memerah susu, dsb.) PERMASALAHAN PEMBELAJARAN di SMK Kebiasaan Belajar-Mengajar di Sekolah terkonsepsi sebagai DUNIA- SEKOLAH jauh dari kebiasaan Dunia Industri Cendrung melaksanakan Pendidikan demi Pendidikan Kurang memahami Pasar, Wawasan Mutu, Wawasan Keunggulan, Persaingan KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK 1. Diklat dasar kompetensi kejuruan tidak diajarkan secara mendasar. 2. Kesalahan diterima dan dimaafkan sebagai suatu kewajaran 3. Mutu hasil kerja dibiarkan apa adanya tanpa standar mutu 4. Guru yang lemah mutunya ditugaskan mengajar di tingkat X 5. Alat yang sudah tua, tidak standar dipakai oleh siswa tingkat X 7

KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK 6. Kebiasaan salah Tingkat awal mutu tidak penting. Padahal untuk mendapat hasil pendidikan yang bermutu harus diawali dengan dasar yang kuat dan benar 7. Dalam praktek siswa dibiarkan bekerja dengan cara yang salah 8. Tidak mengikuti langkah, posisi tubuh dan gerak yang benar. Padahal kualitas teknis dan produktivitas kerja sangat ditentukan oleh cara kerja yang benar 9. Membiarkan siswa bekerja di lantai bukan di tempat kerja 10. Membiarkan siswa menggunakan peralatan tidak sesuai dengan fungsi dan tempatnya KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK 11. Membiarkan siswa dengan mutu hasil kerja asal jadi. Hanya formalitas telah mengerjakan tanpa standar mutu. Guru memberi angka : Angka Guru tidak ada hubungannya dengan standar mutu dunia kerja. 12. Siswa tidak peduli dengan Sense of Quality dan Sense of added Value 13. Kegiatan Prektaek tidak mengikuti prinsip belajar Tuntas Mastery Learning 14. Siswa bekerja tanpa bimbingan dan pengawasan guru 15. Siswa bekerja tanpa persyaratan Keselamatan Kerja, tidak bertanggung jawab KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK 16.Siswa bekerja tanpa lembar kerja. 17.Guru berada di sekolah hanya pada jamjam mengajar saja. 18.Menjadi Guru Provinsi atau Kabupaten 19.Menggunakan waktu belajar hanya untuk catat mencatat 20.SMK kurang memiliki wawasan Ekonomi. Mesin rendah waktu pemakaiannya. 21.Kurang etos kerja 8

Lulusan Satuan Pendidikan SMK PerMen 23 tahun 2006 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturanaturan sosial Lulusan Satuan Pendidikan SMK PerMen 23 tahun 2006 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global 6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri Lulusan Satuan Pendidikan SMK PerMen 23 tahun 2006 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik 10.Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 11.Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12.Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 13.Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 9

Lulusan Satuan Pendidikan SMK PerMen 23 tahun 2006 14.Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16.Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17.Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18.Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun Lulusan Satuan Pendidikan SMK PerMen 23 tahun 2006 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya 1. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. 10

SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak 2. Menunjukkan sikap jujur dan adil 3. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya 4. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 5. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya 6. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan SMP/MTs/SMPLB*/Paket B 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja 2. Menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan 3. Memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi 4. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 5. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab 7. Menghargai perbedaan pendapat dalam menjalankan ajaran agama SMK/MAK 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global 3. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan 7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama 8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab 11

2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada satuan pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan 4. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 12

5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan: membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. KOMPETENSI KUNCI SMK 1. Memiliki ketrampilan dasar yang kuat dan luas, memungkinkan pengembangan dan penyesuaian diri sesuai perkembangan IPTEKS 2. Mampu mengumpulkan, menganalisa, dan menggunakan data atau informasi 3. Mampu mengkomunikasikan Ide dan Informasi 4. Mampu merencanakan dan mengorganisasikan Kegiatan 5. Mampu bekerjasama dalam kerja kelompok 6. Mampu memecahkan masalah 7. Berfikir Logis dan mampu menggunakan Teknik Matematika 8. Menguasai bahasa Sebagai alat Komunikasi 13