1 PENINGKATAN KOMPETENSI WIDYAISWARA MELALUI KOLABORASI PENYELENGGARAAN DIKLAT DENGAN LEMBAGA LAIN Oleh : Diah Zuhriana Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Bogor I. PENDAHULUAN Peran widyaiswara sangat strategis dalam proses transformasi kualitas sumber daya aparatur. Harsono (2009) menyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan diklat ditentukan oleh kualitas widyaiswara. Hasil penelitian Masfifah (2007) menunjukkan bahwa 42,2% kepuasan peserta diklat Prajabatan Golongan III, dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran widyaiswara. Oleh karena itu kualitas widyaiswara harus senantiasa ditingkatkan agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kualitas widyaiswara harus senantiasa dilakukan karena beberapa hal: (1) Widyaiswara dituntut mampu melaksanakan tugasnya secara profesional, (2) Widyaiswara harus mampu mengikuti perkembangan lmu pengetahuan dan teknologi, (3) Widyaiswara harus mengikuti perkembangan kebijakan substansi diklat, (4) Widyaiswara harus dapat mempersepsi dan mengantisipasi perkembangan masyarakat dan permasalahan sosial, serta (5) Widyaiswara harus mampu beradaptasi dengan perubahan karakteristik peserta diklat. Salah satu unsur dari kualitas Widyaiswara adalah kompetensi Widyaiswara. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan lembaga pemerintah dalam peningkatan kompetensi widyaiswara terutama dari sisi anggaran, fasilitas dan teknologi. Kerjasama/ kolaborasi dalam penyelenggaraan diklat dengan lembaga-lembaga diklat/lembaga lain diperlukan untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Kolaborasi yang merupakan varian dari partnership merupakan suatu hubungan yang melibatkan pembagian power, kerja, dukungan dan atau informasi dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama dan atau saling memberikan manfaat satu dengan yang lain (Kernaghan 1993 dalam Suporahardjo 2005), karena menurut Wondolleck dan Yaffee (2000) salah satu kegunaan utama dari kolaborasi adalah pengembangan kapasitas lembaga pemerintah, organisasi dan komunitas untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan (Suporaharjdo 2005). Oleh karena itu kolaborasi diklat diselenggarakan dengan cara pembagian kekuatan antara lembaga diklat satu dengan lainnya dan saling memberikan
2 manfaat. Berbagai contoh kolaborasi diklat diistilahkan dengan magang, kemitraan, tandem, dan lain-lain. II. PENDEKATAN DAN HASIL Untuk mendapatkan data dan informasi bagaimana kolaborasi dalam penyelenggaraan diklat yang telah diselenggarakan pada lembaga diklat lain/lembaga lain, maka dilakukan studi banding pada dua lembaga diklat yang cukup berkualitas, yaitu Pusat Pengembangan Tenaga Pendidik dan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) pada Kementrian Pendidikan Nasional dan Lembaga Diklat Kementrian Pekerjaan Umum. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara baik dengan pejabat struktural maupun widyaiswara pada instansi tersebut, serta penelusuran dokumen pendukung. Manfaat yang diperoleh widyaiswara dinyatakan melalui peningkatan kompetensi Widyaiswara sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara no 5 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara. Standar kompetensi widyaiswara terdiri dari kompetensi pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi substantif. Kompetensi pengelolaan pembelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki Widyaiswara dalam merencanakan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang harus dimiliki Widyaiswara mengenai tingkah laku dalam melaksanakan tugas jabatannya yang dapat diamati dan dijadikan teladan bagi peserta diklat, kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki Widyaiswara dalam melakukan hubungan dengan lingkungan kerjanya, sedangkan kompetensi substantif adalah kemampuan yang harus dimiliki Widyaiswara dibidang keilmuan dan ketrampilan dalam mata diklat yang diajarkan. Hasil studi banding terhadap pelaksanaan kolaborasi dalam penyelenggaraan diklat di dua lembaga diklat tersebut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Model Kolaborasi dengan Lembaga Diklat/Lembaga Lain Jenis Kolaborasi Teknik Pelaksanaan Manfaat 1. Magang Widyaiswara diikutkan magang di Peningkatan kompetensi substantif perusahaan/lembaga lain dengan berupa : sumber dana berasal dari lembaga widyaiswara tersebut, namun dapat diberikan insentif oleh Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan standar kompetensi dunia kerja vendor/lembaga tempat magang Peningkatan pengalaman dalam tersebut melaksanakan pekerjaanpekerjaan Proses kegiatannya yaitu Widyaiswara membuat proposal sesuai dengan dunia kerja
3 2. Workshop dan Seminar Nasional dan Internasional magang ditujukan kepada lembaga lain, atau dapat juga diusulkan oleh lembaga widyaiswara sesuai keperluan kompetensi bidang Lama Magang 3-6 bulan Widyaiswara diikutsertakan/mencari kegiatan-kegiatan workshop sesuai dengan bidang kompetensinya, yang diselenggarakan oleh instansi/perusahaan yang bertaraf regional, nasional dan internasional Anggaran dapat berasal dari instansi sendiri maupun pihak donatur 3. In House Training Widyaiswara menyelenggarakan kegiatan training didalam instansi sendiri dengan trainer dari pihak luar yang pakar dan profesional Anggaran berasal dari lembaga penyelenggara 4. Tandem Widyaiswara ikut serta mentraining kegiatan diklat diluar lembaga, baik yang diselenggarakan oleh instansi negeri, maupun swasta yang bertaraf nasional/internasional Lembaga mempromosikan Widyaiswara dan fasilitas yang ada Lembaga mampu memberikan penawaran melalui proposal ke pihak luar (lembaga lain) tentang isu-isu terbaru pengetahuan dan teknologi Peningkatan kompetensi kepribadian, sosial dan substantif berupa : Peningkatan ilmu terkait isu yang berkembang serta lebih banyak membuka jaringan/networking Peningkatan pengalaman/ pengetahuan karena adanya sharing dengan para pakar yang kompeten Peningkatan kompetensi kepribadian, sosial dan substantif berupa : Membuka jaringan antara lembaga/widyaiswara dengan pihak luar dalam penyelenggaraan diklat Pemenuhan kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan sesuai kompetensi yang dibutuhkan Peningkatan kompetensi sosial dan substantif : Menambah wawasan dan pengalaman Widyaiswara tentang pengalaman mengajar dengan pihak lain Membuka jaringan dengan instansi/perusahaan baik nasional maupun internasional sehingga diharapkan membuka peluang kerja sama 5. Work Station Widyaiswara sebagai tenaga kerja dalam bengkel kerja di instansi sendiri dimana dana penyelenggaraannya dari pihak lembaga sendiri, sedangkan pakar dapat didatangkan dari luar 6. Kemitraan Lembaga melakukan promosi mengenai program diklat dengan lembaga lain (pihak lain) melalui penyelenggaraan rapat koordinasi dengan mengundang beberapa lembaga diklat dan instansi lain pada Peningkatan kompetensi Substantif, Pembelajaran dan Kepribadian : Wdyaiswara dapat bekerja secara fokus dan dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan melalui berbagai uji coba Widyaiswara bisa meningkatkan kompetensi melalui sharing dengan pakar dari luar Peningkatan kompetensi Substantif, Pembelajaran, Kepribadian dan Sosial : Membuka jaringan bagi instansi diklat dengan pihak luar Membuka jaringan bagi lembaga
4 7. Musyawarah Alumni Peserta Diklat 8. Keanggotaan pada Asosiasi 9. Asistensi Manajemen Pembelajaran beberapa kabupaten. Lembaga yang hadir pada acara rakor kemudian ditindaklanjuti dengan surat tertulis yang memuat program-program diklat yang dapat dikolaborasikan. Pembuatan MOU dengan lembaga diklat/pihak lain yang menanggapi surat tertulis tersebut untuk periode waktu tertentu. Kerjasama dapat meningkatkan kinerja lembaga yaitu meningkatkan jumlah peserta diklat yang dapat di latih diluar target yang harus dicapai. Membuat ikatan alumni peserta diklat Widyaiswara melakukan kunjungan ke ikatan alumni peserta diklat untuk berdiskusi tentang materi, metode pembelajaran dan hasil diklat serta penerapannya. Widyaiswara ikut serta menjadi anggota dalam asosiasi profesi maupun organisasi dalam kaitannya dengan kompetensi bidang masingmasing Widyaiswara melakukan kegiatan pembelajaran tim teaching/menjadi asisten widyaiswara dari instansi lain dalam hal manajemen pembelajaran. diklat dengan pihak luar Memotivasi Widyaiswara untuk bekerja lebih profesional karena adanya tuntutan kualitas dari pihak lain. Periode waktu kerjasama yang jelas, akan membantu Widyaiswara dalam membuat rencana kerja ke depan. Menambah pengetahuan dalam upaya memberikan penawaran diklat yang lebih diminati pihak lain Pihak luar akan lebih mengenal profil secara keseluruhan lembaga sendiri, sehingga dapat memperluas networking Widyaiswara dan lembaga yang bersangkutan Peningkatan kompetensi Substantif dan Sosial Menerima umpan balik dari alumni peserta diklat mengenai substansi dan segala hal yang berkaitan dengan kediklatan, sebagai acuan dalam perbaikan sistem diklat. Peningkatan kompetensi Substantif, Kepribadian dan Sosial Menambah wawasan, pengetahuan dan teknologi dari kegiatan yang dilakukan penyelenggara asosiasi Memperoleh setifikasi dari Asosiasi, sehingga ada pengakuan kompetensi Bisa update isu-isu dan teknologi yang menjadi tugas pokok Asosiasi Peningkatan Kompetensi Kepribadian dan Sosial Wdyaiswara bisa mendapatkan pengalaman tim teaching dengan widyaiswara dari lembaga lain III. IMPLIKASI DAN REKOMENDASI : Manfaat dari adanya kolaborasi penyelenggaraan diklat dengan lembaga diklat lain/lembaga lain adalah peningkatan kompetensi Widyaiswara dalam berbagai aspek, peningkatan pengetahuan dan wawasan sesuai kebutuhan dunia kerja, memperluas
5 networking untuk peningkatan wawasan, serta pemilihan model kolaborasi yang lebih efektif dan efisien disesuaikan dengan kondisi instansi. Strategi yang dapat diterapkan dalam peningkatan kolaborasi dengan lembaga/pihak lain dalam upaya peningkatan kompetensi widyaiswara yaitu : 1. Memperbanyak promosi lembaga dan Widyaiswaranya melalui berbagai media (leaflet, booklet, website, dan lain-lain) kepada lembaga diklat dan lembaga lain. 2. Mengundang lembaga diklat lain dan atau pihak lain dalam rapat-rapat koordinasi sebagai ajang promosi, karena dapat melihat secara langsung kondisi potensi lembaga (SDM, sarana prasarana, fasilitas, dan lain-lain). 3. Menjadikan ikatan alumni peserta diklat sebagai mitra dalam memperoleh umpan balik perbaikan sistem diklat dan informasi berbagai kolaborasi diklat. 4. Menghimpun informasi tentang berbagai Asosiasi Profesi serta kemungkinan Widyaiswara untuk menjadi anggota. 5. Mendorong dan mengoptimalkan keterlibatan widyaiswara dalam kegiatan promosi dan kolaborasi diklat ( dalam bentuk diklat klasikal tatap muka, diklat di tempat kerja dan diklat jarak jauh), serta membangun networking dengan beberapa lembaga diklat dan lembaga lain yang didukung dengan adanya MOU bersama. IV. PENUTUP Dari hasil kunjungan pada dua lembaga diklat tersebut, dapat diambil suatu pembelajaran bahwa kolaborasi dengan lembaga diklat lain/pihak lain telah terbukti mampu meningkatkan kompetensi Widyaiswara. Namun perlu diperhatikan dalam hal pemilihan model kolaborasi yang efisien (dari sisi anggaran lembaga) dan efektif (pencapaian kinerja lembaga), serta dapat memberikan manfaat optimal bagi lembaga dan peningkatan kualitas Widyaiswara. REFERENSI : 1. Harsono. 2009. Widyaiswara. bakpiajogja.blogspot.com/2009/02/widyaiswara.html 2. Masfifah. 2007. Pengaruh Pelayanan dan Pembelajaran Widyaiswara terhadap Kepuasan Peserta Prajabatan Golongan III Departemen Agama di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Semarang. Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang. Tidak dipublikasikan.
6 3. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 5 tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Widyaiswara, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 4. Suporahardjo. 2005. Manajemen Kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor.