BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB V PENUTUP. digunakan untuk memprediksi keputusan manajer, tetapi penelitian ini tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang penting bagi

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen selalu menghadapi ketidakpastian manakala mereka

JURNAL ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

1. Pengertian Agency Theory

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam periode beberapa tahun belakangan banyak terjadi masalah-masalah

SEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. ingin memakmurkan pemilik perusahaan. Ketiga tujuan perusahaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

A. Proses Pengambilan Keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. imbalan atau kompensasi dari pihak perusahaan yang dapat memuaskan segala

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama periode tertentu yang memuat informasi-informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah entitas yang dibentuk berdasarkan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang berkembang saat ini dapat memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena berkaitan erat dengan corporate governance, sehingga sering

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang melakukan go public. tahun 1985 hingga sejumlah 506 emiten terdaftar di tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dukung oleh informasi akuntansi dan nonakuntansi, (Nasirwan, 2012). Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

MAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu mengeskalasikan komitmen untuk tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan sebelumnya sampai satu titik yang melewati model pengambilan keputusan yang rasional. Staw (1997) menjelaskan bahwa eskalasi komitmen terjadi ketika individu maupun organisasi memilih serangkaian tindakan untuk tetap bertahan meskipun tengah ada kerugian yang didapat dimana kesempatan untuk tetap bertahan atau meninggalkan komitmen tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Fenomena eskalasi sebagai keputusan untuk tetap melanjutkan proyek meskipun prospek ekonominya mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan (Ruchala, 1999). Menurut Santoso (2012), eskalasi komitmen diartikan sebagai fenomena yang menjelaskan bahwa seseorang memutuskan untuk meningkatkan atau menambah investasinya, walaupun bukti baru menjelaskan bahwa keputusan yang telah dilakukan adalah salah. Eskalasi komitmen merupakan tindakan meningkatkan atau memperluas suatu komitmen awal terhadap suatu proyek atau investasi tertentu meskipun proyek atau investasi 1

2 tersebut telah memberikan umpan balik negatif atau tidak menguntungkan (Tanjung, 2012). Koroy (2008) mengemukakan eskalasi komitmen adalah keputusan untuk melanjutkan proyek bahkan ketika suatu prospek dalam kondisi ekonomi yang diharapkan mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses penetapan pilihan berbagai alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Individu seringkali dihadapkan dengan berbagai alternatif pilihan dalam hidupnya yang menuntutnya untuk mengambil suatu keputusan. Hal ini juga dihadapi oleh manajer dalam suatu perusahaan sebab pengambilan keputusan berada ditangannya. Pengambilan keputusan yang rasional, berdasarkan teori ekonomi berasumsi manajer perusahaan berusaha memaksimalkan keuntungan perusahaan. Manajer harus bisa membuat keputusan yang strategis, dimana keputusan itu sangat penting dan menjadi faktor penentu kesuksesan organisasi di masa yang akan datang. Pengambilan keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberhasilan maupun kegagalan seorang manajer dalam mengelola perusahaan. Membuat suatu keputusan berarti mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu. Seorang manajer harus melakukan investasi pada proyek-proyek yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan secara periodik menilai kinerja ekonomis dari proyek-proyek tersebut. Mereka harus meneruskan proyek-proyek yang menguntungkan dan untuk menghindari kerugian, manajer harus menghentikan proyek-proyek yang

3 tidak menguntungkan. Dalam melakukan pertimbangan ini, manajer harus mengabaikan sunk cost yang telah terjadi. Stoner et al. (1995) menyatakan bahwa pembuatan keputusan berarti mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu. Menurut Soenhadji (2010) seorang pengambil keputusan harus memperhatikan hal-hal seperti logika, realita, rasional, dan pragmatis. Dengan demikian, maka banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan diantaranya seperti yang diungkapkan Miller (1987) yang menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perilaku pengambilan keputusan diantaranya, jenis kelamin, peranan pengambil keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pengambilan keputusan tersebut memungkinkan keragaman keputusan yang dibuat oleh individu dalam menghadapi suatu masalah yang sama. Bazerman (1994) menyebutkan bahwa manajer seringkali mempunyai kesulitan dalam memisahkan keputusan yang diambil sebelumnya dengan keputusan yang berhubungan ke masa depan. Dalam hal ini manajer merasa memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap keputusan yang telah diambil sebelumnya sehingga manajer merasa perlu bertanggung jawab atas masa depan komitmen yang telah dibuatnya. Sebagai konsekuensi atas ikatan emosional tersebut manajer akan cenderung membiaskan keputusannya karena tindakan di masa lalu dan mempunyai kecenderungan untuk semakin meningkatkan komitmennya terutama bila kemudian menerima umpan balik negatif. Perilaku eskalasi komitmen dapat dilihat pada kondisi ketika manajer memilih untuk tetap

4 mempertahankan proyeknya meskipun prospek ekonominya mengindikasikan kegagalan. Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan. Ross dan Staw (1993) menyebutkan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti psikologis dan sosial, faktor organisasi, serta faktor proyek. Faktor psikologis dan sosial menunjukkan adanya sikap ego dan keinginan untuk menjaga reputasi diri yang membuat seseorang enggan mengakui kesalahan dan kegagalan. Faktor organisasi menunjukkan adanya permainan politik yang membawa pada minat terselubung yang ditunjukkan oleh beberapa orang berpengaruh dalam organisasi. Sementara itu, faktor proyek lebih menunjukkan pada tingkat return kegiatan bisnis yang tidak segera dicapai. Kecenderungan seseorang untuk melakukan eskalasi komitmen ini dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Teori ini menegaskan bahwa manajer dalam pengambilan keputusan termotivasi oleh kepentingannya sendiri akibat adanya informasi yang asimetri antara manajer dengan pemilik. Manajer yang memiliki informasi privat akan bertindak sesuai kepentingan diri sendiri dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pemilik perusahaan, yakni dengan tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan atau kerugian dalam proyek tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa manajer merasa memiliki ikatan emosional dan takut kredibilitasnya menurun jika proyek tersebut dihentikan di tengah jalan (Harrison dan Harrel, 1993). Hasil penelitian Rutledge dan Karim (1999) bahwa manajer yang mengalami adverse selection akan

5 melakukan eskalasi komitmen. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa adverse selection adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan informasi yang disampaikan agen (manajer) kepada principal (pemilik perusahaan). Manajer dianggap mengetahui informasi lebih lengkap, mengenai kondisi internal perusahaan dibanding prinsipal, akibatnya prinsipal tidak mampu mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang sesungguhnya atau telah terjadi kelalaian tugas. Teori kedua yang menjelaskan fenomena eskalasi komitmen adalah teori prospek (prospect theory). Pertimbangan lain seorang manajer dalam mengambil keputusan melanjutkan pembiayaan proyek adalah framing (pembingkaian informasi). Framing erat kaitannya dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam melakukan perbandingan. Titik referensi inilah yang menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan berbagai kondisi (Grasiaswaty, 2009). Seorang manajer saat memutuskan sesuatu hal cenderung didasari oleh bagaimana cara informasi tersebut disajikan. Pembingkaian informasi (baik secara positif atau negatif) ini dapat mempengaruhi manajer dalam mengambil keputusan. Ketika informasi disajikan dalam positive framing (dalam kondisi pasti untung), manajer akan bersifat risk averse (menghindari risiko), artinya manajer akan cenderung menghindari risiko dengan tidak melanjutkan proyek. Ketika informasi disajikan dalam negative framing (dalam kondisi pasti rugi), pengambil keputusan cenderung untuk mencari risiko dengan tetap melanjutkan proyek (Bateman dan Zeithaml, 1989). Salter dan Sharp (2004) melakukan eksperimen dengan menggunakan manajer di AS dan Kanada dan

6 menemukan hasil bahwa negative framing meningkatkan kemungkinan eskalasi komitmen. Penelitian ini mengacu pada penelitian Koroy (2008) dan Dewanti (2010) mengenai negative framing, adverse selection, dan eskalasi komitmen. Motivasi penelitian ini adalah penelitian ini ingin menguji kembali (confirmatory research) pengaruh negative framing dan adverse selection pada kecenderungan eskalasi komitmen. Selain itu, pengambilan keputusan merupakan salah satu aspek penting dalam fungsi kepemimpinan manajemen. Manajer diharapkan dapat membuat keputusan yang strategis yang dijadikan faktor penentu keberhasilan organisasi di masa depan, sehingga menghasilkan keputusan yang optimal. Koroy (2008) meneliti 3 variabel, yaitu kecenderungan eskalasi sebagai variabel terikat, pembingkaian positif dan negatif sebagai variabel bebas, dan pengalaman kerja sebagai variabel moderasi, sampel yang digunakan adalah mahasiswa program S1 jurusan akuntansi dan alumni dari Kantor Akuntan Publik. Dewanti (2010) meneliti 4 variabel, yaitu eskalasi komitmen sebagai variabel bebas, negative framing dan job rotation sebagai variabel bebas, dan adverse selection sebagai variabel moderasi, sampel yang digunakan adalah mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Diponegoro. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel bebas, sampel yang digunakan, dan tahun penelitian. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah adverse selection dan negative framing, sampel yang digunakan adalah mahasiswa S2 program Magister Akuntansi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana tahun 2015. Perbedaan dimensi waktu mengakibatkan adanya perubahan pola

7 pikir manusia sehingga ada kemungkinan keputusan yang dihasilkan juga berbeda. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah adverse selection berpengaruh pada kecenderungan eskalasi komitmen? 2) Apakah negative framing berpengaruh pada kecenderungan eskalasi komitmen? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh adverse selection pada kecenderungan eskalasi komitmen. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh negative framing pada kecenderungan eskalasi komitmen. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis untuk berbagai pihak yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini, yaitu:

8 1) Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi mengenai pengaruh adverse selection dan negative framing pada kecenderungan eskalasi komitmen, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian terkait di masa mendatang. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi manajer dalam pengambilan keputusan investasi serta dapat digunakan untuk mengurangi over-commitment manajer terhadap sumber daya bagi proyek yang tidak menguntungkan.