BAB I PENDAHULUAN. bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hatta (2011), pelayanan rekam medis adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No. 128 tahun 2004 pengertian Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan antar komponen yang ketat (complex and tightly coupled), khususnya di

No. Dokumen /RM/10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. populasi, kebutuhan pemeliharaan sumber daya kesehatan, peningkatan Ilmu. secara efisien dan efektif (Hatta, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin untuk menghadapai perkembangan IPTEK. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karaketristik dan organisasi yang kompleks, sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan harus didukung oleh kinerja yang baik dari setiap petugas rumah sakit. Kinerja yang baik tersebut akan berdampak terhadap pelayanan yang diberikan. Pelayanan rumah sakit yang memenuhi standar merupakan harapan bagi setiap institusi rumah sakit. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batasan penerimaan minimal (Azwar, 1996). Dalam pelayanan kesehatan, standar sangat membantu petugas untuk mencapai pelayanan yang berkualitas. Standar pelayanan adalah pedoman yang harus diikuti dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan antara lain, standar prosedur operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan keperawatan (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2001). Untuk mendapatkan mutu pelayanan harus dipahami suatu standar pelayanan. Adanya standar operating procedure (SOP) / prosedur tetap (Protap), seperti SOP pelayanan kesehatan di dalam gedung puskesmas, SOP posyandu, dan sebagainya dalam analisis lingkungan memiiki kekuatan atau strength (Sutisna, 2011). Prosedur tetap rekam medis terdiri dari 4 (empat) dasar yang harus ada di masing-masing unit rekam medis yaitu persyaratan di tiap-tiap unit,

2 sarana, prasarana, dan prosedur (Depkes RI, 1997). Dalam melakukan pekerjaannya, unit rekam medis membutuhkan prosedur tetap/ Standar Operating Procedure (SOP) sebagai acuan atau petunjuk dalam melakukan pekerjaan. Prosedur tetap rekam medis disusun agar petugas dapat menjaga konsistensi dan tingkat kinerja serta memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait. Prosedur tetap harus dibuat dengan dasar pertimbangan yang jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta disesuaikan dengan keadaan di pelayanan kesehatan sehingga dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas tidak menjadi raguragu. Dalam jangka panjang prosedur tetap dapat dijadikan sebagai langkah perbaikan kinerja pelayanan dan kinerja organisasi berdasarkan konsep manajemen kinerja. Evaluasi standar operasional prosedur (prosedur tetap) adalah sebuah analisis yang sistematis terhadap serangkaian proses pelaksanaan dan aktifitas yang telah dibakukan dalam bentuk standar operasional prosedur dari sebuah organisasi dalam rangka menentukan efektifitas tugas dan fungsi organisasi secara keseluruhan. Evaluasi dapat dilakukan dengan mengacu pada penyempurnaan prosedur yang telah ditetapkan atau berkaitan dengan penerapannya. Tujuannya adalah untuk melihat kembali tingkat keakuratan dan ketepatan SOP yang sudah disusundengan proses penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi sehinggaorganisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif (Lampiran Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, 2008). Surat keterangan medis menurut IDI (1994) adalah surat-surat keterangan yang dikeluarkan berdasarkan kesimpulan dari hasil

3 pemerikasaan seorang dokter tentang keadaan tubuh dan jiwa manusia. Kesimpulan-kesimpulan tersebut mempunyai akibat sosial tertentu bagi orang yang diperiksa, karena biasanya juga menyangkut kepentingan pihak ketiga. Surat keterangan medis menurut Amir (1997) adalah surat yang dibuat atas dasar keterangan dari seorang dokter tentang keadaan atau penyakit seorang pasien yang sebenarnya, yang biasanya akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan pasien. Jenis-jenis keterangan medis adalah keterangan medis untuk kepentingan peradilan (Visum et Repertum), keterangan medis untuk kepentingan non peradilan (referensi/rujukan; konsultasi; expertise), bidang asuransi (misal keterangan dokter), bidang administrasi (keterangan sakit, keterangan kematian, kuitansi, dll). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 16 Januari 2013 di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, melalui wawancara dengan salah satu petugas rekam medis, diketahui bahwa di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta sedang melakukan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis, khususnya untuk surat keterangan medis non pengadilan. Kegiatan evaluasi dilakukan karena prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis berkaitan dengan masalah hukum sehingga penting dan perlu dipertanggungjawabkan. Selain itu, ditemukan bahwa prosedur tetap tersebut belum lengkap karena belum dicantumkannya standar waktu pembuatan surat keterangan medis dan gambar alur kegiatan pelayanan surat keterangan medis. Kelengkapan prosedur merupakan bagian standar pelayanan. Berdasarkan Undang- Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, jika standar pelayanan rumah sakit dapat tercapai maka akan meningkatkan mutu pelayanan dan

4 akan berpengaruh terhadap pencapaian nilai akreditasi rumah sakit. Dengan adanya hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta. Prosedur tetap merupakan pedoman yang dapat memberikan acuan bagi pola kerja yang terarah dan pada pelatihan tenaga akan berperan penting, sehingga pelatihan akan terarah dan petugas perlu mencoba, agar pada saatnya sudah mahir (Sabarguna, 2005). Alur kegiatan pada prosedur tetap ini sangat penting untuk dijadikan acuan bagi petugas rekam medis untuk melaksanakan kegiatan pelayanan surat keterangan medis. Menurut Lampiran Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (2008), pelaksanaan penerapan SOP harus secara terus menerus dipantau sehingga proses penerapannya dapat berjalan dengan baik. Masukan-masukan dalam setiap upaya monitoring akan menjadi bahan yang berharga dalam evaluasi sehingga penyempurnaan-penyempurnaan terhadap SOP dapat dilakukan secara cepat sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, peneliti lebih memfokuskan pada evaluasi proses, pemanfaatan, dan ketepatan waktu pelaksanaan prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pelaksanaan prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta?.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengevaluasi pelaksanaan prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus 1. Mengevaluasi proses, pemanfaatan, dan ketepatan waktu pelaksanaan pelayanan surat keterangan medis di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta. 2. Membuat usulan draft prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis. 3. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan selanjutnya bagi rumah sakit terkait pelaksanaan prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta. b. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan secara langsung di rumah sakit dengan menerapkan teori yang diperoleh dari institusi pendidikan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadi bahan referensi untuk membandingkan teori yang ada dengan praktek di lapangan.

6 b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya yang memiliki bahasan penelitian yang serupa dengan penelitian ini. 4. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Evaluasi Proses, Pemanfaatan, dan Ketepatan Waktu Pelaksanaan Prosedur Tetap Pelayanan Surat Keterangan Medis di Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta orang lain. Namun penelitian yang serupa pernah dilakukan, antara lain : 1. Dara Hastarini (2012 nyusunan Prosedur Tetap Pengisian Berkas Rekam Medis di RSU Mitra Paramedika Yo Tujuan penelitian ini adalah membantu proses penyusunan prosedur tetap tata cara pengisian berkas rekam medis serta dapat memberikan masukan pada pihak rumah sakit mengenai tata cara pengisian berkas rekam medis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian adalah RSU Mitra Paramedika Yogyakarta belum memiliki prosedur tetap pengisian berkas rekam medis dan akibatnya pegawai kurang baik dalam melakukan pekerjaan karena tidak adanya acuan sehinggga berkas rekam medis sering terisi kurang lengkap. Persamaan penelitian adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional dan cara memperoleh data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta pokok bahasan yang sama yaitu prosedur

7 tetap. Perbedaan penelitian adalah penelitian Hastarini (2012) menyusun prosedur tetap pengisian berkas rekam medis, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses, pemanfaatan dan ketepatan waktu pelaksanaan pelayanan surat keterangan medis, serta membuat usulan draft prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis. 2. Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Santa Elisabeth Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uraian pekerjaan kegiatan penyimpanan di unit rekam medis Rumah Sakit Santa Elisabeth Bantul. Hasil penelitian yaitu isi prosedur tetap penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Bantul belum sesuai dengan uraian pekerjaan pada bagian penyimpanan karena ada prosedur yang tidak sesuai. Prosedur yang tidak sesuai adalah menyortir berkas rekam medis menurut kelompok umur, seharusnya prosedur tersebut dicantumkan di prosedur penyusutan agar uraian pekerjaan jelas. Persamaan penelitian adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional dan cara memperoleh data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta pokok bahasan yang sama yaitu prosedur tetap. Perbedaan penelitian adalah penelitian Kuswijayanto (2010) bertujan mengevaluasi prosedur tetap penyimpanan berkas rekam medis yang ada di Rumah Sakit Santa Elisabeth Bantul, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses, pemanfaatan dan ketepatan

8 waktu pelaksanaan pelayanan surat keterangan medis, serta membuat usulan draft prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis. 3. Masfuah (2009) dengan judul penelitian, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan prosedur tetap rekam medis dan dapat memberikan usulan prosedur tetap rekam medis. Hasil yang diperoleh adalah visi misi rumah sakit, visi misi rekam medis dan kebijakan rumah sakit di Rumah Sakit Islam Cawas belum dibuat, pembuatan prosedur tetap rekam medis diperoleh dua prosedur tetap yaitu pengelolaan sensus harian rawat inap serta penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Masfuah (2009) terletak pada metodologi penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, pengamatan (observasi) dan studi dokumentasi, serta pokok bahasan yang sama yaitu prosedur tetap. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian Masfuah (2009) membahas tentang pelaksanaan pembuatan prosedur tetap rekam medis dan memberikan usulan prosedur tetap rekam medis di Rumah Sakit Islam Cawas, sedangkan penelitian ini bertjuan untuk mengevaluasi proses, pemanfaatan dan ketepatan waktu pelaksanaan pelayanan surat keterangan medis, serta membuat usulan draft prosedur tetap pelayanan surat keterangan medis.