dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

POLA REGIMENTASI OBAT PNEUMONIA PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

Di Indonesia penelitian epidemiologik tentang epilepsi belum pernah dilakukan, namun epilepsi tidak jarang dijumpai dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

DRUG RELATED PROBLEMS

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk. memproduksi insulin (IDF, 2015). DM adalah suatu penyakit yang

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan formal yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan di apotek. Permasalahan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

POLA REGIMENTASI OBAT PADA PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting khususnya di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

kematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri maupun publik, serta kurangnya gizi dan nutrisi (Depkes, 2007). Tingkat kematian ISPA sangat besar pada bayi, anak dan geriatri terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Secara umum infeksi saluran nafas terbagi menjadi infeksi saluran nafas atas dan infeksi saluran nafas bawah. Pneumonia merupakan salah satu contoh infeksi saluran nafas bawah (WHO, 2007). Pneumonia merupakan salah satu penyakit paru yang ditandai dengan adanya peradangan akut pada parenkim paru (Wilson, 2006). Menurut hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Indonesia pada tahun 2007 menyebutkan prevalensi pneumonia menurut diagnosa dan gejala adalah 2,2% atau 2200 penderita pada 100.000 penduduk. Angka kejadian bervariasi berdasarkan umur, pada usia yang sangat muda dan usia lanjut memiliki angka yang lebih besar. Pada pasien geriatri memiliki manifestasi klinik yang berat sehingga pada kasus pneumonia pada pasien geriatri membutuhkan perawatan di rumah sakit. Jumlah pasien geriatri yang membutuhkan perawatan cukup banyak dikarenakan komplikasi penyakit yang diderita, bakteri penyebab pneumonia, penyakit yang mendasari, dan juga tergantung dari tingkat keparahan (Herawati dkk, 2009). Regimentasi merupakan paket terapi yang diberikan dokter kepada pasien yang menunjukkan jenis, frekuensi dan dosis obat yang diberikan 1

2 dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. Oleh karena itu, pengobatan pneumonia menggunakan antibiotik. Pemilihan antibiotik untuk pengobatan berdasarkan pada tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi dan jenis mikroorganisme yang menginfeksi. Terapi dengan menggunakan antibiotika juga harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal, disamping juga memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien (Depkes, 2007). Standar diagnosa dan terapi menjadi acuan dalam terapi penyakit pneumonia, yang diharapkan penggunaan antibiotik akan lebih selektif. Pemilihan dan penggunaan terapi yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan terapi dan menghindari terjadinya resistensi bakteri. Selain itu tidak menutup kemungkinan penggunaan antibiotik dan obat-obat lain pada terapi pasien pneumonia dapat meningkatkan peluang terjadinya Drug Related Problems (DRPs), sehingga farmasi harus dapat mendeteksi, mengantisipasi, dan mencegah masalah-masalah yang terjadi atau akan terjadi dalam pengelolaan dan penggunaan antibiotika dan obat. DRPs sering terjadi pada pasien geriatri karena pasien geriatri lebih sensitif terhadap efek obat yang ditimbulkan terkait dengan pemberian obat, penurunan fungsi ginjal dan hati, terlebih lagi apabila pasien geriatri tersebut mengkonsumsi obat-obat yang harus diminum teratur karena memiliki penyakit kronis (Anonim, 2010). Berdasarkan KepMenkes No.1197/MENKES/SK/X/2004 disebutkan fungsi dan ruang lingkup farmasis antara lain melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan Standar Diagnosa dan Terapi. Tinjauan ini bermaksud untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara rasional (DepKes, 2007). Untuk dapat melakukan hal tersebut diatas,

3 farmasis membutuhkan data-data mengenai gambaran terapi penggunaan antibiotika yang dapat diperoleh melalui evaluasi penggunaan obat atau Drug Use Evaluation (DUE). Drug Use Evaluation mempunyai peran penting dalam membantu meningkatkan sistem perawatan kesehatan, menginterpretasikan, dan memperbaiki resep, administrasi, dan penggunaan obat. Evaluasi penggunaan obat (DUE) juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien, meningkatkan outcome yang maksimal, sehingga mengurangi biaya kesehatan secara keseluruhan, serta melakukan revisi formularium (Weber, 1999). Formularium adalah himpunan obat yang disusun oleh Sub Komite Farmasi dan Terapi untuk digunakan oleh para staf medik di rumah sakit dan dapat direvisi pada batas waktu yang ditentukan. Sub Komite Farmasi dan Terapi mengadakan evaluasi dan menentukan pilihan terhadap produk obat yang ada dipasaran, dengan lebih mempertimbangkan kesejahteraan pasien (DepKes, 2007). Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis regimentasi obat pneumonia yang ditinjau dari jenis obat dan rute pemberian dibandingkan dengan Standar Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Dr. Ramelan Surabaya, sedangkan dosis dan frekuensi pemberian dibandingkan dengan literatur. Penelitian ini dilakukan pada Rekam Medik Kesehatan (RMK) pasien pneumonia di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Dr. Ramelan Surabaya yang merupakan rumah sakit rujukan TNI beserta keluarganya di Wilayah Timur dan merupakan salah satu rumah sakit pendidikan untuk TNI Angkatan Laut wilayah timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola regimentasi obat pada pasien pneumonia rawat inap Rumkital Dr. Ramelan Surabaya yang ditinjau dari jenis obat dan kombinasinya, dosis, rute pemberian dan frekuensi pemberian?

4 2. Apakah jenis obat dan rute pemberian yang diberikan sudah sesuai dengan Standar Diagnosa dan Terapi Rumkital Dr. Ramelan Surabaya? 3. Apakah jenis obat dan rute pemberian yang diberikan sudah sesuai dengan formularium Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, sedangkan dosis dan frekuensi pemberian dengan literatur? 4. Drug Related Problems (DRPs) apakah yang dapat diamati pada terapi pneumonia? Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pola regimentasi obat pneumonia yang ditinjau dari jenis obat dan kombinasinya, dosis, rute pemberian pada pasien pneumonia di instalasi rawat inap Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. 2. Mengetahui kesesuaian jenis obat dan rute pemberian yang diberikan sudah sesuai dengan Standar Diagnosa dan Terapi Rumkital Dr. Ramelan Surabaya 3. Mengetahui kesesuaian jenis obat dan rute pemberian dengan formularium Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, sedangkan dosis dan frekuensi pemberian dengan literatur. 4. Mengetahui terjadinya Drug Related Problems (DRPs) yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran tentang pola regimentasi obat pneumonia pada pasien geriatri yang sedang menjalani rawat inap di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya yang ditinjau dari jenis obat dan kombinasinya, dosis, rute pemberian, frekuensi pemberian dan mengetahui terjadinya Drug Related Problems (DRPs) yang teramati. Selain itu dapat digunakan sebagai masukkan bagi Sub Komite Farmasi dan Terapi di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dalam menetapkan kebijakan penggunaan obat untuk meningkatkan mutu dalam pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan

5 kefarmasian (asuhan kefarmasian) yang sesuai dengan standar pelayanan farmasi di rumah sakit.