BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

Basic Comfort Air Conditioning System

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

AC (AIR CONDITIONER)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

TROUBLE SHOOTING KERUSAKAN AC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

Disusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

DASAR TEKNIK PENDINGIN

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL

BAB II LANDASAN TEORI

CHILLER. Gambar 1. Pipa Exchanger Chiller

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

Komponen mesin pendingin

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

Bab III Metodelogi Penelitian

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

PENANGGULANGAN GANGGUAN DAN MASALAH YANG TERJADI PADA AC TIPE CENTRAL

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2007 tahun ajaran 2010/2011

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN dan SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR (D3 dan D4) KURIKULUM 2016 tahun ajaran 2017/2018. Materi Tujuan Ket.

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

Lampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit

BAB IV PENGONTROLAN DAN PENGOPRASIAN AC CENTRAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AIR CONDITIONER

BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED)

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB II LANDASAN TEORI

Conditioner Dengan Fuzzy Logic

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Alat-Alat Kelistrikan dan Alat Tambahan Dalam Sistim Kelistrikan RTU

BAB IV ANALISIS HASIL

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk melepaskan kalor. Kondensor banyak digunakan dalam

Transkripsi:

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) 4.1 SYSTEM AIR CONDITIONING Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam compressor AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser. Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi compressor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan. Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator. Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun. Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser. Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan. Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. 1

Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan. System Air Conditioning yang terpasang pada gedung Rumah Sakit Siloam Karawaci secara umum adalah : 4.1.1 Water To Water System Sebagian besar dari gedung ini menggunakan water to water system. Pada system ini air digunakan sebagai media untuk mengambil/membuang energi panas/kalor dari sebuah siklus refrigerasi. Secara umum hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 4.1 sirkulasi refrigerasi 1. Compressor berfungsi sebagai penekan gas refrigerant R-22 untuk bersikulasi didalam sirkuit refrigerasi. 2. Didalam condenser, terjadi perpindahan panas akibat pengembunan dari zat refrigerasi. Dalam pengembunan (kondensasi) tersebut energi panas/kalor diambil oleh air yang mengalir didalam condeser, sehingga air ini menjadi panas. 2

3. Thermal Expantion Valve mengatur tekanan R-22 dan berfungsi sebagai penurun tekanan agar penguapan R-22 dapat terjadi didalam evaporator. 4. Didalam evaporator, sebaliknya terjadi perpindahan panas akibat penguapan dari zat refrigrant, dalam penguapan tersebut dibutuhkan kalor/energi panas yang diambil dari sirkulasi air yang melalui evaporator sehingga air ini menjadi dingin. Jadi evaporator disini berfungsi sebagai water cooler. 4.1.2 HITACHI water cooled water chillers model RCU-120SY2 RCU-120SY2 mempunyai 3 ( tiga ) buah sirkuit refrigerasi yang masingmasing sirkuit terdiri dari bagian-bagian utama sebagai berikut : - 1 ( satu ) Semi Hermetic Screw Compressor - 1 ( satu ) Water cooler ( Evaporator ) untuk menghasilkan air dingin (Chilled Water) dengan temperatur 70C yang disalurkan ke Air Handling Unit dan Fan Coil Unit. Temperatur chilled water ini diatur oleh Thermostat didalam unit. - 1 ( satu ) Water Cooled Condenser sebuah condenser yang didinginkan oleh sirkulasi air pendingin dari Cooling Tower. - 1 ( satu ) Thermal Expantion Valve dan peralatan control lainnya. 4.1.3 Air Handling Unit ( AHU ) & Fan Coil Unit ( FCU ) AHU/FCU adalah unit terminal akhir dari system air conditioning disini. Mesin ini terdiri dari coil-coil yang dialiri Chilled Water dari Chiller dan sebuah Blower untuk mendinginkan suhu udara ruangan. Bagan AHU/FCU diperlihatkan pada gambar 4.2 3

Gambar 4.2 AHU & FCU Pengatur suhu ruangan dapat dilakukan dengan melakukan control terhadap aliran Chilled Water yang masuk kedalam coil pendingin udara. Pengaturan ini dilakukan oleh Automatuc Control Valve, baik itu Two Way Valve atau Three Way Valve yang dihubungkan dengan sebuah Thermostat. 4.1.4 Pompa-pompa sirkulasi - Pompa-pompa sirkulasi air pendingin condenser ke cooling tower - Pompa-pompa sirkulasi air pendingin ( chilled ) water primer dan sekunder. 4.1.5 Water Tank Water tank adalah penampungan sementara dari air yang dihasilkan oleh alat water furifier yang menggunakan membrane REVERSE OSMOSIS. 4

4.1.6 Tanki Clarafier Tanki Clarafier merupakan tanki yang berfungsi untuk memisahkan flok yang terbentuk pada proses koagulasi dan flokulasi. 4.2 PROSEDUR OPERASI WATER TO WATER Keterangan Umum : Chilled Water Outlet dari evaporator Chiller Unit disetting pada suhu 70 0 C untuk disirkulasikan ke Air Handling Unit (AHU)/Fan Coil Unit (FCU). 4.2.1 Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum operasi : - Periksa tegangan R, S, T. Nominal tegangan listrik hendaknya 380V/3ph/50Hz atau 220V/1ph/50Hz. Fluktuasi tegangan listrik tidak boleh melebihi 10% dari nominal dan beda tegangan antara phase tidak melebihi 3%. - Power listrik ke masing-masing starter unit maupun pompa harus dalan posisi ON. - Power listrik ke unit chiller harus selalu dalam posisi ON. Hal ini diperlukan karena dalam keadaan unit ( Compressor ) tidak bekerja, pemanasan refrigerant, oil dalam Crankage harus berlangsung terus. Apabila terjadi pemutusan power listrik, sehingga temperatur oil sempat dingin, maka sebelum unit dioperasikan kembali, harus menunggu minimal 12jam untuk pemanasan tersebut. - Periksa ketinggian air cooling tower dan expantion tank. - Periksa apakah semua valve dalam keadaan terbuka sesuai kebutuhan. 5

4.2.2 Prosedur Operasi - Pengoperasian pertama Jalankan pompa-pompa sirkulasi air pendingin Chiller unit ke cooling tower setelah yakin bahwa air dalam jaringan pipa sudah terisi penuh dan air dalam cooling tower tidak kurang. a. Periksa apakah pompa bekerja dengan normal dan pressure gauge pada sisi tekan memperlihatkan total head yang sesuai dengan kebutuhan. b. Periksa apakah aliran air melalui condenser chiller unit sudah cukup atau dengan memperhatikan beda tekanan antara pressure gauge pada sisi inlet dan outlet. Gambar 4.3 Condenser Pressure Drop - Pengaoperasian kedua Jalankan pompa-pompa primer dan sekunder Chilled water dari Chilled unit, pastikan bahwa ketinggian air dalam Expantion tank cukup. a. Periksa apakah pompa bekerja dengan normal dan pressure gauge pada posisi tekan memperlihatkan total head yang dibutuhkan. b. Periksa apakah aliran air yang melalui Evaporator Chiller Unit ini sudah cukup dengan memperhatikan beda tekanan antara pressure gauge pada sisi inlet dan outlet. 6

Gambar 4.4 Water Cooler Pressure Drop - Pengoperasian ketiga a. Hidupkan Air Handling Unit melalui panel-panel starter. Pastikan bahwa motor fan berputar pada putaran yang benar dan hembusan udara yang terjadi cukup sesuai dengan kebutuhan. b. Hidupkan Fan Coil Unit pada kamar/ruangan. Tekan tombol Low-Medhigh pada Room Thermostat pilih kondisi yang dikehendaki. - Pengoperasian keempat a. Pengoperasian water cooled water chiller dilakukan melalui panel SDP ( Sub Distribution Panel ) untuk Chiller unit. b. Pastikan bahwa M.C.C.B pada panel SDP sudah dalam posisi ON dan power listrik sudah memanaskan Heater Compressor minial 12jam. c. Pastikan discharge valve dan liquid line stop valve dalam keadaan terbuka. d. Pastikan set thermostat pada unit chiller, agar chilled water outlet 70C e. Setelah pompa-pompa berjalan dengan baik dan seluruh peralatan kontrol & flow switch berfungsi dengan baik, maka chiller unit siap dioperasikan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Lampu indikator putih menyala, menunjukkan power listrik sudah stand by di unit chiller 2. Tekan tombol ON, unit akan start dan lampu indikator warna biru menyala. 7

3. Untuk mematian unit tekan tombol OFF. 4. Untuk mematikan unit chiller harus berurutan sebagai berikut : - Chiller Unit - Pompa-pompa - AHU/FCU f. Penyetelan Thermostat Penyetelan Thermostat dilakukan dengan mengatur posisi Notch sebagai berikut : 1. Chilled Water Outlet dari chiller tidak boleh lebih rendah dari 50C 2. Comprssor akan secara otomatis bekerja menurut ON dan OFF dari thermostat. 3. Jangan menekan operating switch terlalu lama ( teru menerus ). Lakukan penekanan seperlunya. Penekanan yang lama akan menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan> Compressor tidak akan bekerja, Time Relay Starting System bekerja terus. 4. Jika unit Air Conditioning berhenti, karena bekerjanya Thermostat pengaman Freezing, naikkan jumlah aliran air atau atur posisi Notch ke posisi lebih tinggi. 5. Penyetelan posisi Thermostat dianjurkan pada posisi 03, penyetelan posisi Thermostat terlalu tinggi dapat menyebabkan pengdinginan ruangan kurang. 4.3 MAINTENANCE/PEMELIHARAAN Agar supaya unit AC ini dapat berfungsi dengan baik dan selalu dalam keadaan siap untuk dioperasikan, maka perlu dilakukan pemeliharaan secara teratur sebagaimana dijelaskan pada bagian ini. 4.3.1 Pengisian Freon Periksa isi refrigerant dari system dengan cara melihat sight glass dan tekanan discharge maupun suction. Jika diduga ada kebocoran, lakukan test kebocoran dan test selalu harus dilakukan setiap diadakan reparasi yang mengharuskan sirkuit refrigerasi terbuka. Jika pengisian refrigerant diperlukan ikuti petunjuk berikut : 8

a) Jika refrigerant seluruhnya bocor sebelum diisi, keluarkan seluruhnya dan keringkan. Diperlukan Manometer Gauge dan pemipaan serupa gambar petujuk untuk proses pengisian dan pengosongan dalam prosedur sebagai berikut : 1. Seluruh Stop valve dibuka penuh. 2. Sambungkan selang manometer ke check joint pada sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah. 3. Kosongkan dan vaccum rangkaian refrigerant dengan vaccum pump. 4. Isi kembali refrigrant sebanyak sesuai tabel di name plate. 5. Jika pengisian karena beratnya sendiri ( tekanan ) berhenti sebatas ambient temperatur tinggi, tutup valve dan operasikan unit sesudah pompa chiller dijalankan dan low pressure swtch dijumper sementara. PERHATIAN Jangan sekali-kali mengisi OXYGEN, ACETYLIN atau gas lain yang mudah terbakar maupun beracun kedalam system refrigerant untuk tujuan test kebocoran. Type gas tersebut sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan terjadinya ledakan. Dianjurkan menggunakan nitrogen atau refrigerant untuk test. 4.4 TROUBLE SHOOTING Peralatan yang dapat digunakan untuk trouble shooting adalah : 1. Multi Tester 2. Tank Ampere 3. Pressure Gauge 4. Leak Detektor atau Kuas Detergen 4.4.1 Udara ruangan tidak dingin Jika hal ini terjadi, hal yang harus dilakukan dan diperiksa adalah sebagai berikut: - Periksa posisi thermostat dari indoor unit atau AHU - Periksa aliran udara ( filter udara kotor, motor terbakar, dll ). 9

- Periksa apakah aliran air dan temperatur air pada AHU/FCU ( periksa valvenya ) - Periksa apakah gangguan terjadi pada chiller atau outdoor unit - Periksa apakah gangguan terjadi pada pompa sirkulasi. 4.4.2Pemeriksaan Unit Chiller NO INDIKASI 1. Tekanan Discharge Tinggi 2. Tekanan discharge rendah KEMUNGKINAN/PENYEBAB TINDAKAN -Ada tekanan udara didalam -Buang gas udara dari sirkuit refrigrant sirkuit refrigrant -Air masuk ke condenser kurang -Atur valve-valve aliran atau temperaturnya tinggi air -Pompa air tidak bekerja dengan -Periksa kerja cooling baik tower -Gas inlet valve pada condenser -Periksa strainer air pada belum terbukan dengan baik pompa air -Tekanan suction melebihi -Bersihkan kerak-kerak standart -Periksa pompa -Terjadinya timbunan kerak Buka gas inlet valve didalam coil condenser -Lihat label tekanan -Terlalu banyak tekanan air pada -Atur valve aliran air condenser atau temperature air -Periksa kerja cooling terlalu dingin tower -Penguapan R-134a tidak -Periksa expantion valve sempurna, sehingga ada cairan pastikansensing bulb R134a yang kembali dari water menempel erat pada pipa cooler suction dan diisolasi -Kebocoran refrigrant dari gas -Periksa lamanya terjadi inlet valve keseimbangan tekanan tinggi dan rendah setelah compressor mati. 10

3. Tekanan suction tinggi 4. Tekanan suction rendah 5. Compressor mati karena pengaman High Pressure bekerja 6. Compressor mati karena over load bekerja -Tekanan discharge tinggi -Refrigrant berlebihan -Ada cairan refrigrant kembali dari water cooled -Kebocoran dari gas inlet valve pada condenser -Condenser liquid valve tidak terbuka dengan sempurna -Liquid atau suction tersumbat -Penyetelan expantion valve tidak tepat/rusak -Refrigrant turun -Oli terlalu berlebihan Temperature masuk chilled water lebih rendah dari standart -Aliran chilled water masuk water cooler kurang -Discharge pressure yang rendah -Aliran air condenser kurang -Condenser buntu/tersumbat -Pengaman High Pressure tidak di stel pada posisi yang tepat -Refrigrant berlebihan -Voltage terlalu rendah/tinggi -Tekanan discharge - Over load rusak -Temperature ambient terlalu -Lihat tabel tekanan -Kurangi refrigrant -Periksa expantion valve -Temperature chilled water masuk ke water cooler lebih tinggi dari standart -Periksa gas inlet valve -Atur valve dari aliran air -Periksa instalasi pemipaan chilled water -Buka valve -Periksa strainer pada sirkuit refrigerasi - Periksa kebocoran yang ada -Perbaiki setting -Periksa pengisian air -Periksa instalasi -Periksa valve aliran air -Periksa coil condenser -Periksa pengaman High pressure -Periksa pengisian refrigrant -Periksa voltage -Periksa tekanan discharge dan periksa penyebabnya -Periksa ampere pada 11

mati 7. Compressor mati karena internal thermostat bekerja 8. Compressor mati karena pengaman low pressure bekerja 9. Compressor berisik 10. Compressor tidak mau bekerja tinggi -Gulungan motor terbakar/short -Voltage terlalu rendah/tinggi -Tekanan discharge terlalu tinggi -Temperature aliran chilled water yang ke,bali terlalu tinggi -Internal thermostat rusak -Refrigrant kurang -Gas inlet valve pada condenser tertutup -Strainer pada sirkuit refrigerasi tersumbat -Expantion valve rusak -Refrigrant kurang -Liquid outlet valve tidakterbuka sempurna -Cairan refrigrant masuk ke compressor -Over current relay bekerja, sekring putus -System control tidak bekerja -Arus listrik tidak ada -Tekanan terlalu rendah dan compressor dan bandingkan dengan standart -Alirkan udara kebody unit -Periksa motor compressor -Periksa voltage -Periksa penyebabnya -Periksa aliran kembali pada chilled water -Periksa hubungan kontak dari thermostat setelah compressor mati 10menit -Tambahkan refrigrant -Buka gas inlet valve -Periksa strainer -Periksa/ganti expantion valve -Tambahkan refrigrant -Buka liquid outlet valve -Periksa expantion valve derajat super heat, ganti bila perlu -Periksa penyebabnya, reset overcurrent relay -Periksa system control -Periksa tegangan -Periksa pengisian 12

11. Unloader tidak bekerja pengaman bekerja -Coil contactor terbakar -Phase R,S,T terbalik -Pengaman flow switch bekerja -Setting thermostat tidak tepat/rusak -Selenoid valve tidak bekerja -Mekanisme unloader rusak refrigrant -ganti -Perbaiki -Periksa aliran air -Periksa setting thermostat, ganti -Periksa coil selenoid valve -Periksa unloader system dalam compressor Kesimpulan : Dari hasil laporan kerja praktek saat ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui cara mengoperasikan unit WCP sesuai dengan standart yang telah diberlakukan, dan dapat pula mengecek kerusakan-kerusakan yang terjadi pada unit WCP. 13