PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

dokumen-dokumen yang mirip
PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

PERBAIKAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN

PERBAIKAN KOLOM LANGSING BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

BAB I PENDAHULUAN. penambahan dimensi dengan cara concrete jacketing. Namun perkuatan

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK. Oleh: LISA CAROLINE NPM.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi sudah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

STUDI PERILAKU KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN KEKANGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

STUDI KUAT LENTUR BALOK DENGAN PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590

PENGARUH PENAMBAHAN FIBER KAWAT KASA TERHADAP KAPASITAS KOLOM PENAMPANG SEGI EMPAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. silinde beton dapat digunakan rumus berikut: f c = (3.1)

STUDI PENGARUH FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN DENGAN SERAT KAWAT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan fiber glass diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S)

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

PENGARUH SERAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PENGUJIAN KUAT LENTUR TERHADAP PELAT BETON PRACETAK BERONGGA

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN 1.1. BETON

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PENAMPANG BALOK TERHADAP BEBAN MAKSIMUM DAN KEKAKUAN BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

STRUKTUR BETON BERTULANG II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 DAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang

KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

KUAT LEKAT TULANGAN PADA BERBAGAI VARIASI MUTU BETON NORMAL

Transkripsi:

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) Johanes Januar Sudjati 1, Hastu Nugroho 2 dan Paska Garien Mahendra 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email: januar@staff.uajy.ac.id 2 Alumni Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta ABSTRAK Bahan perkuatan struktur yang ada saat ini masih diproduksi di luar negeri sehingga biayanya masih sangat mahal, untuk itu perlu dipikirkan alternatif bahan perkuatan yang biayanya lebih murah, mudah dikerjakan dan waktu pekerjaannya cepat. Dalam penelitian ini digunakan bahan fiberglass, yang digunakan untuk pembuatan tandon air, sebagai bahan perkuatan kolom. Penelitian bertujuan untuk meninjau peningkatan kuat tekan beton dan kapasitas beban aksial kolom yang diperkuat dengan fiberglass. Digunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm sebanyak 24 buah, dan benda uji kolom dengan ukuran penampang melintang 75 mm x 75 mm dan panjang 750 mm sebanyak 16 buah. Benda uji silinder dan kolom diberi lapisan fiberglass dengan variasi satu lapis, dua lapis dan tiga lapis. Dilakukan uji kuat tekan pada benda uji silinder sedangkan benda uji kolom diberikan beban tekan konsentrik dan beban tekan eksentrik dengan eksentrisitas 75 mm. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan kuat tekan beton pada benda uji silinder dengan satu lapis, dua lapis dan tiga lapis fiberglass sebesar 14,61%, 30,80% dan 47,82%. Sedangkan beban aksial maksimum kolom dengan satu lapis, dua lapis dan tiga lapis fiberglass meningkat 13,76%, 24,54% dan 38,58% untuk beban tekan konsentrik, dan 48,70%, 55,25% dan 74,46% untuk beban tekan eksentrik. Kata kunci: fiberglass, kuat tekan, beban tekan konsentrik, beban tekan eksentrik 1. PENDAHULUAN Struktur bangunan yang sudah berdiri kadang harus memikul beban yang lebih besar dari rencana semula akibat perubahan fungsi bangunan. Untuk itu perlu dilakukan perkuatan struktur dengan beberapa metode seperti concrete jacket, steel jacket dan FRP (Fiber Reinforced Polymer). Fiber Reinforced Polymer yang digunakan ada tiga macam, yaitu: Glass Fiber Reinforced Polymer, Aramid Fiber Reinforced Polymer dan Carbon Fiber Reinforced Polymer. Bahan FRP yang ada saat ini masih diproduksi di luar negeri sehingga biayanya masih sangat mahal, untuk itu perlu dipikirkan alternatif bahan perkuatan yang biayanya lebih murah, mudah dikerjakan dan waktu pekerjaannya cepat. Dalam penelitian ini bahan fiberglass yang diproduksi di dalam negeri dan selama ini digunakan untuk pembuatan tandon air digunakan sebagai bahan perkuatan kolom. Penelitian bertujuan untuk meninjau peningkatan kuat tekan beton dan kapasitas beban aksial kolom yang diperkuat dengan fiberglass. 2. LANDASAN TEORI Kuat tekan beton Kuat tekan beton adalah beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur saat diberikan beban tekan. Nilai kuat tekan beton diperoleh melalui pengujian standar menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan secara bertahap dengan kecepatan peningkatan beban tertentu sampai terjadi kehancuran benda uji (SK SNI 03-1974-1990). Benda uji untuk uji kuat tekan berbentuk silinder dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm dan diuji pada umur 28 hari setelah pencoran beton. Nilai kuat tekan beton diperoleh dengan persamaan (1). f c ' P (1) A keterangan: f c = kuat tekan beton (MPa), P = beban tekan maksimum (N) dan A = luas penampang benda uji silinder (mm 2 ). Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 S - 33

Modulus elastisitas beton Modulus elastisitas beton adalah kemiringan kurva tegangan regangan beton pada kondisi linier atau mendekati linier. Umumnya peningkatan nilai kuat tekan beton akan sebanding dengan peningkatan nilai modulus elastisitas beton tersebut. Nilai modulus elastisitas beton tergantung dari nilai kuat tekan beton tersebut. Umumnya nilai modulus elastisitas beton sekitar 25 50% dari kuat tekan f c (Wang dan Salmon, 1990). Bila modulus elastisitas diambil sebesar 40% dari kuat tekan f c maka, nilai modulus elastisitas dapat dihitung dengan persamaan (2) ' 0,4 fc E (2) ε keterangan: E = modulus elastisitas (MPa) dan ε = regangan terkoreksi saat tegangan tekan 0,4 f c Beban aksial kolom konsentrik Kolom konsentrik memikul beban aksial yang tepat bekerja di titik berat penampang kolom. Menurut SNI 03-2847- 2002, beban aksial nominal kolom dengan pengikat sengkang dihitung dengan persamaan (3). ' P 0,8{ 0,85 f A A f A (3) n c } keterangan: A g = luas penampang bruto kolom, A st = luas total tulangan baja, f y = tegangan luluh baja Beban aksial kolom eksentrik Kolom yang memikul beban aksial yang bekerja di luar titik berat penampang dapat mengalami keruntuhan tekan atau keruntuhan tarik. Keruntuhan tekan terjadi bila regangan pada tepi terluar beton tekan mencapai regangan maksimum terlebih dahulu sebelum tulangan tarik terluar mencapai regangan luluh. Keruntuhan tarik terjadi bila regangan tulangan tarik terluar mencapai regangan luluh terlebih dahulu sebelum regangan tepi terluar beton tekan mencapai regangan maksimum. Menurut Nawy (1990) beban aksial nominal kolom dengan tulangan tekan yang sudah luluh pada kondisi keruntuhan tarik dihitung dengan persamaan (4) 2 ' ' h 2e h 2e f y d s Pn 0,85 fc b d 2 ρ 1 (4) ' 2d 2d 0,85 fc d keterangan: b = lebar kolom, d = tinggi efektif kolom, h = tebal kolom, e = eksentrisitas, ρ = rasio tulangan tarik, d s = jarak tulangan tekan ke tepi terluar 3. CARA PENELITIAN Pertama kali dilakukan pengujian bahan atas agregat halus yaitu pasir meliputi pemeriksaan gradasi, berat jenis, serapan agregat, kadar lumpur dan kandungan zat organik. Untuk agregat kasar yaitu batu pecah dilakukan pemeriksaan gradasi, berat jenis, serapan air dan uji Los Angeles Abration Test. Setelah itu dilakukan pembuatan rencana adukan beton dengan mengacu pada peraturan SNI T-15-1990-03. Pada penelitian ini dilakukan dua jenis pengujian yaitu uji kuat tekan silinder dan uji kuat tekan kolom yang diberi beban konsentrik dan ekentrik. Untuk pengujian kuat tekan digunakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm sebanyak 24 buah. Benda uji silinder dibuat dalam 4 variasi (masing-masing 6 benda uji silinder), yaitu tanpa dibungkus dengan fiberglass, dibungkus dengan 1 lapis fiberglass, dibungkus dengan 2 lapis fiberglass, dan dibungkus dengan 3 lapis fiberglass. Untuk pengujian kuat tekan kolom konsentrik dan kolom eksentrik masing-masing digunakan 8 benda uji kolom dengan ukuran 75 mm x 75 mm x 750 mm. Benda uji kolom diberi tulangan longitudinal 4P10 dan sengkang P6-50. Benda uji kolom dibuat dalam 4 variasi yaitu tanpa dibungkus dengan fiberglass, dibungkus dengan 1 lapis fiberglass, dibungkus dengan 2 lapis fiberglass, dan dibungkus dengan 3 lapis fiberglass. Kolom konsentrik diberikan beban aksial sentrik menggunakan mesin UTM (Universal Testing Machine) sampai tercapai nilai beban maksimum. Kolom eksentrik diberikan beban aksial dengan eksentrisitas 75 mm menggunakan hydraulic jack seperti pada gambar 1 sampai mencapai beban maksimum. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuat tekan beton Hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar 2. Dari hasil uji kuat tekan diperoleh kuat tekan beton mengalami peningkatan pada benda uji silinder yang diberi lapisan fiberglass. Pada benda uji silinder yang diberi satu lapis fiberglass, kuat tekan beton meningkat sebesar 14,61% dibandingkan dengan kuat tekan beton tanpa g st y st S - 34 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

lapisan fiberglass. Kuat tekan beton dengan dua lapis fiberglass mengalami peningkatan sebesar 30,80% dibandingkan dengan kuat tekan beton tanpa lapisan fiberglass. Sedangkan benda uji silinder dengan tiga lapis fiberglass mengalami peningkatan kuat tekan sebesar 47,82% dibandingkan dengan kuat tekan beton tanpa lapisan fiberglass. Secara teoritis kuat tekan beton yang diberi pengekangan dapat meningkat sebesar 50%. Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa benda uji silinder dengan tiga lapis fiberglass memperlihatkan kenaikan kuat tekan beton yang mendekati kenaikan teoritis 50%. Gambar 1 Setup pengujian kolom dengan beban eksentrik Gambar 2 Perbandingan kuat tekan beton Modulus elastisitas beton Gambar 3 memperlihatkan perbandingan nilai modulus elastisitas dari hasil pengujian. Gambar 3 Perbandingan modulus elastisitas beton Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 S - 35

Karena nilai kuat tekan beton meningkat pada benda uji silinder yang diberi lapisan fiberglass maka nilai modulus elastisitas juga meningkat. Pada benda uji silinder yang diberi satu lapis fiberglass, modulus elastisitas meningkat sebesar 6,54% dibandingkan dengan benda uji silinder tanpa lapisan fiberglass. Modulus elastisitas beton dengan dua lapis fiberglass mengalami peningkatan sebesar 13,15% dibandingkan dengan benda uji silinder tanpa lapisan fiberglass. Sedangkan benda uji silinder dengan tiga lapis fiberglass mengalami peningkatan modulus elastisitas sebesar 22,36% dibandingkan dengann benda uji silinder tanpa lapisan fiberglass. Peningkatan nilai modulus elastisitas menunjukkan bahwa benda uji yang diberi selimut fiberglass akan mengalami peningkatan kekakuan. Kapasitas beban aksial kolom konsentrik Hasil uji kolom konsentrik dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4 Perbandingan kapasitas beban aksial kolom konsentrik Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah lapis selimut fiberglass kemampuan kolom untuk menerima beban aksial semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa jumlah lapis selimut fiberglass sangat mempengaruhi kekuatan kolom. Pada benda uji kolom yang diberi satu lapis fiberglass, kapasitas beban aksial meningkat sebesar 13,76% dibandingkan dengan benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Kapasitas beban aksial kolom dengan dua lapis fiberglass mengalami peningkatan sebesar 24,54% dibandingkan dengan benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Sedangkan benda uji kolom dengan tiga lapis fiberglass mengalami peningkatan kapasitas beban aksial sebesar 38,58% dibandingkan dengan benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Selimut fiberglass memberikan pengekangan pada kolom sehingga meningkatkan kapasitas beban aksial kolom. Kapasitas beban aksial kolom eksentrik Hasil uji kolom eksentrik dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Perbandingan kapasitas beban aksial kolom eksentrik Pada benda uji kolom yang diberi satu lapis fiberglass, kapasitas beban aksial meningkat sebesar 48,70% dibandingkan dengan benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Kapasitas beban aksial kolom dengan dua lapis fiberglass mengalami peningkatan sebesar 55,25% dibandingkan dengan benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Sedangkan benda uji kolom dengan tiga lapis fiberglass mengalami peningkatan kapasitas beban aksial sebesar 74,46% dibandingkan dengan benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Persentase kenaikann kapasitas beban aksial pada kolom yang diberi beban eksentrik dengan lapisan fiberglass lebih besar dibanding kolom dengan beban S - 36 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

konsentrik. Hal ini menunjukkan pengekangan yang diberikan oleh selimut fiberglass lebih efektif pada kolom yang mendapat momen lentur. Hubungan beban aksial dan defleksi Hubungan beban aksial dan defleksi benda uji kolom yang tidak dibungkus dengan fiberglass dan yang diperkuat dengan fiberglass dapat dilihat padaa gambar 6. Gambar 6 Hubungan beban aksial dan defleksi Dari kurva hubungan beban aksial dan defleksi terlihat bahwa semakin banyak lapis fiberglass yang digunakan maka kemampuan kolom memikul beban menjadi semakin besar dan kolom juga bersifat lebih daktail. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nilai defleksi saat tercapainya beban aksial maksimum kolom. Defleksi saat tercapainya kapasitas beban aksial pada benda uji kolom yang diperkuat dengan satu lapis fiberglass meningkat 22,34% dibanding benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Benda uji kolom dengan dua lapis fiberglass memperlihatkan kenaikan defleksi saat tercapainya beban aksial maksimum sebesar 42,55% dibanding benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Sedangkan benda uji kolom yang diperkuat dengan tiga lapis fiberglass menunjukkan peningkatan defleksi saat beban aksial maksimum sebesar 124,47% dibanding benda uji kolom tanpa lapisan fiberglass. Pola kerusakan benda uji Pada benda uji kolom yang diberi beban konsentrik kerusakan terjadi pada ujung atas dan bawah kolom. Pada kolom yang diberi selimut fiberglass kerusakan yang terjadi pertama kali adalah retaknya beton pada ujung-ujung kolom namun selimut fiberglass masih utuh sehingga kolom masih mampu memikul beban aksial. Kapasitas beban aksial tercapai setelah terjadi kerusakan pada selimut fiberglass. Benda uji kolom yang diberi beban eksentrik juga mencapai kapasitas beban aksial setelah terjadi kerusakan pada selimut fiberglass. Beban maksimum pada benda uji silinder juga tercapai setelah terjadi kerusakan pada selimut fiberglass. Pola kerusakan benda uji silinder dan kolom dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7 Pola kerusakan benda uji silinder dan kolom Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 S - 37

5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan beton pada benda uji silinder yang diperkuat dengan satu lapis, dua lapis dan tiga lapis fiberglass meningkat sebesar 14,61%, 30,80% dan 47,82%. Modulus elastisitas benda uji silinder yang diperkuat dengan dengan satu lapis, dua lapis dan tiga lapis fiberglass meningkat sebesar 6,54%, 13,15% dan 22,36%. Sedangkan beban aksial maksimum benda uji kolom dengan satu lapis, dua lapis dan tiga lapis fiberglass meningkat 13,76%, 24,54% dan 38,58% untuk beban tekan konsentrik, dan 48,70%, 55,25% dan 74,46% untuk beban tekan eksentrik. Defleksi saat tercapainya kapasitas beban aksial juga meningkat sebesar 22,34%, 42,55% dan 124,47% untuk benda uji kolom yang diperkuat dengan satu lapis, dua lapis dan tiga lapis fiberglass. DAFTAR PUSTAKA SK SNI T-15-1990-03. Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. Yayasan LPMB, Bandung SK SNI 03-1974-1990. Metode pengujian kuat tekan beton. Balitbang PU, Bandung SNI 03-2847-2002. Tatacara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional Nawy, E.G. (1990). Beton bertulang suatu pendekatan dasar. Penerbit Eresco, Bandung Wang, C.K dan Salmon, C.G. (1990). Disain beton bertulang. Penerbit Erlangga. Jakarta S - 38 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013