BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Terhadap Pasar Modal Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda telah ada badan yang bernama Vereneging

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang mempertemukan antara penawaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

Industri Pasar Modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB I PENDAHULUAN. 60 saham terbesar di pasar regular. 2) selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar baik ditinjau dari sudut supply maupun demand. Potensi dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. regulasi di Bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Tinjauan Terhadap Pasar Modal Indonesia Pada zaman penjajahan Belanda telah ada badan yang bernama Vereneging Voor de Effecten Handel yang didirikan tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, badan ini memiliki fungsi yang menyerupai pasar modal pada zaman sekarang. Badan yang didirikan pemerintah kolonial Belanda ini bertujuan menghimpun dana guna menunjang perluasan perkebunan milik kolonial Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Batavia diikuti dengan berdirinya bursa efek di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang 1 Agustus 1925. Peranan pasar modal yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara mendorong pemerintah Indonesia untuk mengaktifkan kembali pasar modal. Pemerintah mengambil langkah dengan mengeluarkan Undang Undang Darurat Nomor 13 tanggal 1 September 1951, yang pada kelanjutannya ditetapkan sebagai Undang Undang Bursa Nomor 15 tahun 1952. Pada waktu itu pemerintah menyerahkan penyelenggaraan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPEU) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasehat.

Keadaan yang telah berlangsung relatif baik pada saat itu hanya berlangsung sementara, karena pada kelanjutannya politik konfrontasi yang dilakukan pemerintah terhadap Kolonial Belanda dan tindakan susulan dengan menasionalisasi perusahaanperusahaan Belanda membuat bursa efek mengalami kelesuan. Kondisi politik yang konfrontatif ini berdampak yang sangat buruk terhadap kelangsungan pasar modal Indonesia, sehingga pasar modal pada saat itu yang menjadi tidak berfungsi dengan baik lagi dan akhirnya menjadi tidak aktif. Berakhirnya pemerintahan Orde Lama yang digantikan pemerintah Orde Baru membuat beberapa perubahan dalam kebijakan politik dan ekonomi. Pemerintah segera mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi laju inflasi yang sangat tinggi dan juga memperbaiki perekonomian. Kepercayaan masyarakat terhadap mata uang rupiah dan pasar modal mulai pulih. Selanjutnya pemerintah mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1976 dengan Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976. Pemerintahan orde baru dalam 5 tahun pertama setelah diaktifkannya pasar modal melakukan beberapa langkah untuk mendorong pertumbuhan pasar modal diantaranya pemberian fasilitas perpajakan pada perusahaan yang go public, investor, dan para lembaga penunjang pasar modal termasuk di dalamnya perantara pedagang efek dan Perseroan Terbatas (PT) Danareksa. PT Danareksa yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki misi pemerataan pemilikan saham perusahaan diberikan fasilitas yang sangat menarik yaitu tidak dikenakan pajak perseroan atas laba perusahaan dan pembebanan bea materai modal atas penempatan

dan penyetoran modal saham. Hal ini mampu mendorong PT Danareksa untuk berkembang dengan cepat. Langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan keringanan yang sifatnya non tax seperti yang dilakukan dalam serangkaian kebijakan yaitu dengan dikeluarkannya Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, dan Paket Desember 1988. Rangkaian kebijakan ini berisikan keputusan-keputusan yang mengurangi atau menghilangkan berbagai peraturan yang mempersulit perkembangan pasar modal yang sebelumnya menjadi penghambat pertumbuhan pasar modal. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut merupakan usaha untuk mendorong pertumbuhan pasar modal. Hasil dari kebijakan ini terlihat dari semakin meningkatnya aktivitas perdagangan di bursa, termasuk juga jumlah emiten yang go public. Pada akhir tahun 1991 bursa efek diswastanisasi dengan didirikannya Perseroan Terbatas Bursa Efek Jakarta (PT BEJ). PT BEJ didirikan untuk menciptakan pasar modal yang lebih baik. Pada tahun 2003 jumlah emiten yang terdaftar telah mencapai 300 lebih emiten yang terdaftar. 2.1.2. Produk Domestik Bruto (PDB) Setiap negara hampir dipastikan akan selalu melakukan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan ekonomi ini sering dianalisis dengan menggunakan angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran keberhasilan aktivitas ekonomi menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat pada suatu periode tertentu sementara aktivitas ekonomi tersebut adalah penggunaan faktor produksi untuk

menghasilkan balas jasa. Peningkatan pertumbuhan ekonomi mengindikasikan keberhasilan dalam pembangunan, demikian sebaliknya jika terdapat penurunan pertumbuhan perekonomian. Dalam suatu negara faktor produksi dimiliki oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung, karena itu pertumbuhan ekonomi menggambarkan peningkatan pendapatan masyarakat. Perekonomian mengalami pertumbuhan apabila balas jasa faktor produksi tersebut pada suatu masa tertentu lebih besar dari periode sebelumnya. Hal ini berarti faktor produksi yang dimiliki masyarakat tersebut memberikan return yang meningkat sehingga kesejahteraannya mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kondisi ini membuat kekayaan dan daya beli masyarakat mengalami peningkatan. 2.1.3. Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi Dalam menghitung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) ada berbagai cara yang sering digunakan walaupun hasil penghitungan tersebut tidak memiliki perbedaan yang besar. Penggunaan metode penghitungan harus disesuaikan dengan tujuan dari penghitungan yang dilakukan, karena masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Selain disesuaikan dengan tujuan pemilihan metode juga disesuaikan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi. 1. Metode Sederhana Metode ini memiliki cara penghitungan yang sangat sederhana sehingga sangat mudah untuk digunakan, namun memiliki kelemahan karena hanya

dapat digunakan menghitung tingkat pertumbuhan tahunan. Secara sederhana dapat diformulasikan sebagai berikut : PDB PDB t GRW = t PDB t 1 t 1...(2.1) Untuk menghitung tingkat pertumbuhan untuk periode yang lebih panjang, tingkat pertumbuhan masing-masing tahun yang berurutan dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyak tahun yang ditinjau, atau dengan formulasi sebagai berikut : GRW GRW = + GRW + GRW ( t 1 t ) ( t t+ 1) ( t+ 1 t + 2) 3...(2.2) 2. Metode End to End Metode ini dapat mengatasi kelemahan metode sederhana. Hasil perhitungannya sebenarnya tidak berbeda dengan penghitungan metode sederhana, namun dalam jangka yang lebih panjang hasil pengukuran akan memiliki kemungkinan perbedaan yang lebih besar. Kelemahan dari metode ini dibandingkan dengan metode sederhana adalah kemampuannya dalam menangkap fluktuasi pada data. Penghitungan dengan metode ini dapat diformulasikan sebagai berikut : GRW t = n PDBt PDB t 1 1x100%...(2.3)

3. Metode Regresi. Untuk kemudahan perhitungan sekaligus dapat menangkap adanya fluktuasi pada data, maka dibuat suatu metode perhitungan dengan metode regresi. Formulasi dari model ini sebagai berikut : LnPDB t = A + GRW T...(2.4) Berdasarkan formulasi diatas nilai pertumbuhan ditentukan dari nilai koefisien GRW. 2.1.4. Rasio Keuangan Pengukur Profitabilitas Untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan diperlukan sebuah alat analisis. Alat analisis yang digunakan biasanya adalah analisis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan. Rasio keuangan ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja dapat berupa ukuran Likuiditas dimana mengukur kinerja perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua adalah leverage atau solvabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah profitabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sumber daya yang dimiliki. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2002:247) informasi kualitatif dari laporan keuangan dapat dikumpulkan dengan memeriksa hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan dengan mengidentifikasi kecendrungan dalam hubungan ini.

Titik awal yang baik dalam mengumpulkan informasi ini adalah mengimplikasikan analisis rasio. Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan dengan teknik analisis yang lainnya (Harahap, 2003:298): b. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih mudah dibaca dan signifikan. c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score) e. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. f. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Dalam pengukuran kinerja perusahaan terdapat dua ukuran yang sangat umum digunakan yaitu : 1. Return on Asset (ROA). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena

menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Return on Assets (ROA) = Net Income After Taxes Total Assets... (2.5) 2. Return on Equity (ROE) Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan. Return on Equity (ROE) = Net Income After Taxes Total Equity (2.6) 2.1.5. Makroekonomi dan Perusahaan Pemerintah suatu negara selalu berusaha menjaga kegiatan perekonomiannya mengalami suatu pertumbuhan. Namun pada kenyataannya keadaan perekonomian selalu mengalami fase membaik dan menurun. Keadaan ini selalu terjadi secara berulang sehingga menyerupai sebuah siklus. Indikator-indikator ekonomi makro seperti tingkat inflasi, jumlah pengangguran, jumlah uang beredar, dan indikator lainnya menunjukkan adanya siklus ini. Produk Domestik Bruto sebagai akumulasi semua kegiatan ekonomi juga dapat memberikan gambaran terjadinya fase-fase dalam perekonomian tersebut. Fase perekonomian yang mengalami peningkatan dan penurunan tersebut dapat dipandang sebagai suatu fluktuasi dalam aktifitas

perekonomian yang terjadi secara terus menerus dan terkait dengan berbagai faktor seperti kebijakan dan keadaan perekonomian secara global. Seperti yang telah dikemukakan bahwa kondisi perekonomian mengalami fase yang tidak konstan yang dapat juga dipandang sebagai fluktuasi aktifitas perekonomian. Fluktuasi aktifitas perekonomian ini mengakibatkan timbulnya resiko bisnis yang ditanggung oleh suatu perusahaan yang juga berarti melekat pada saham perusahaan tersebut. Resiko ini berbeda antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya atau antara kelompok industri tertentu. Perbedaan ini mengakibatkan perlu dilakukan suatu analisa terhadap saham yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan keputusan investasi. Dalam analisis makroekonomi, sebelum melakukan analisa individual perusahaan, analisis diarahkan untuk menemukan industri yang memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik atau disesuaikan dengan ekspektasi lain seperti tingkat resiko. Pada keadaan ekonomi yang diramalkan mengalami pertumbuhan, seorang investor cenderung akan memilih saham yang sensitif terhadap aktifitas perekonomian sehingga memberikan kemungkinan return yang relatif besar, namun sebaliknya pada tahap aktifitas perekonomian diramalkan mengalami penurunan maka investor akan cenderung memilih saham yang tidak sensitif terhadap aktifitas perekonomian. Tingkat kesensitifan saham terhadap aktifitas perekonomian ini akan tercermin pada gejolak harga saham tersebut dan juga pada tingkat pengembalian saham tersebut.

Hal terpenting berdasarkan penjelasan diatas adalah bahwa setiap perusahaan yang diwakili oleh sahamnya memiliki karakteristik masing-masing. Analisa harus dilakukan terhadap saham dan membuat keputusan investasi yang sesuai dengan karakteristik investasi yang diinginkan dalam suatu situasi perekonomian atau tahap aktifitas perekonomian tertentu. 2.1.6. Perusahaan LQ 45 Indeks LQ 45 adalah indeks harga saham gabungan dari 45 saham likuid yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ 45 dijadikan benchmark karena LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang memiliki likuiditas yang tinggi atau paling sering ditransaksikan. Saham-saham yang termasuk di dalam LQ 45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan diadakan review (awal februari sampai agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.pemilihan saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di Bapepam, universitas, dan profesional di pasar modal. 2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) Penelitian pengaruh atau hubungan antara faktor-faktor makro ekonomi dengan pasar modal telah banyak dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri. Penelitian ini menggunakan berbagai proxy sebagai pengukur pengaruh atau hubungan yang sedang diteliti. Beberapa proxy yang sering digunakan adalah tingkat

suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar (exchange rate), jumlah uang beredar dan tingkat bunga, produk domestik bruto, dan proxy lainnya yang bertujuan mempelajari pengaruh makroekonomi terhadap pasar modal. Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Mahdavi dan Sohrabian (1991) 2 Manurung (1996) 3 Bolten dan Weigand (1998) Judul Penelitian The Link Between The Rate of Growth of Stock Prices and The Rate of Growth of GNP in The United States Pengaruh Variabel Makro, Investor Asing, Bursa yang Telah Maju Terhadap Indeks BEJ The Generation of Stock Market Cycles Variabel Penelitian Harga Saham PDB PDB Investor Asing Harga saham Harga Saham Siklus Perkonomian Hasil Yang Diperoleh Penelitian menggunakan test kausalitas Granger untuk melihat hubungan GDP terhadap harga saham di Amerika Serikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan harga saham dapat digunakan memprediksi perubahan GDP untuk 6 triwulan kedepan (optimal lag). Penelitian yang meneliti variabel makroekonomi yang berpengaruh pada indeks harga saham. Nilai PDB tidak berpengaruh signifikan namun tidak menggunakan lag time. Mempelajari hubungan pasar modal dengan siklus bisnis dengan dividen discount model. Penelitian ini menghasilkan interaksi expected earning dan suku bunga menentukan harga saham.

Lanjutan Tabel 2.1 4 Panjinegara (2000) 5 Wirjono (2001) 6 Mariono dan Murasawa (2002) 7 Situmeang (2004) Analisis Pengaruh Perkembangan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Tingkat Pengembalian Saham di Bursa Efek Jakarta Pada Periode Sebelum Krisis Moneter dan Periode Krisis Moneter di Indonesia Analisis Hubungan Anatara Indikator- Indikator Ekonomi dan Nilai Transaksi Portofolio Saham di Bursa Efek Jakarta A New Coincident Index of Business Cycles Based On Monthly and Quarterly Series Analisa Pengaruh Indeks Defensive Stock Dan Indeks Cyclical Stock Terhadap Produk Domestik Bruto Jumlah Uang beredar Suku bunga Nilai Tukar Harga Saham Suku bunga Nilai tukar Harga Saham PDB Indeks Siklus Bisnis Harga Saham PDB Pada periode sebelum krisis variabel uang beredar dan suku bunga mempengaruhi harga saham sedangkan untuk periode setelah krisis dipengaruhi jumlah uang beredar dan nilai tukar. Penelitian yang dilakukan Januari 1995 sampai Maret 2001 menghasilkan bahwa suku bunga dan nilai tukar tidak signifikan mempengaruhi nilai transaksi saham. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dengan interpretasi ekonomi yang tepat, nilai PDB dapat menjadi variabel pembentuk indeks untuk mengukur siklus bisnis. Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi harga saham berdasarkan karakteristik masingmasing saham. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan seperti telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk mempelajari pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap profitabilitas perusahaan.