4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.



dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Waduk Jatibarang. Peta Das Waduk Jatibarang BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

ABSTRAK Faris Afif.O,

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

PERENCANAAN EMBUNG KENDO KECAMATAN RASANAE TIMUR KABUPATEN BIMA NTB

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH UTAMA BENDUNGAN LAWE-LAWE DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DETAIL EMBUNG UNDIP SEBAGAI PENGENDALI BANJIR PADA BANJIR KANAL TIMUR

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

I. PENDAHULUAN. Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku

PERENCANAAN EMBUNG GUNUNG RANCAK 2, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

PERENCANAAN EMBUNG MAMBULU BARAT KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA

PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH SAMPING (SIDE CHANNEL SPILLWAY) BENDUNGAN BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum 1.2 Perumusan Masalah 1.2 Latar Belakang 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah

STUDI PERENCANAAN EMBUNG LONDO DENGAN MEMANFAATKAN ALUR SUNGAI SEBAGAI TAMPUNGAN MEMANJANG DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI STRUKTUR BENDUNG PLTM KAREKAN DI BANJARNEGARA

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. homogeny (Earthfill Dam), timbunan batu dengan lapisan kedap air (Rockfill

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

PERENCANAAN EMBUNG ROBATAL KABUPATEN SAMPANG

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG BULUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

Feasibility Study Pembangunan Embung Taman Sari dan Sumber Blimbing, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

STUDI PERENCANAAN HIDROLIS PELIMPAH SAMPING DAM SAMPEAN LAMA SITUBONDO LAPORAN PROYEK AKHIR

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

PENELUSURAN BANJIR WADUK DENGAN HYDROGRAF SERI

Bab III Metodologi Analisis Kajian

ANALISA DESAIN BENDUNG D.I KAWASAN SAWAH LAWEH TARUSAN (3.273 HA) KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERHITUNGAN BENDUNG SEI PARIT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI LAPORAN

BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

ABSTRAK ABSTRACT

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG GADDING KECAMATAN MANDING, KABUPATEN SUMENEP TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

PERENCANAAN STRUKTUR BENDUNGAN BANDUNGHARJO DESA BANDUNGHARJO - KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. menyimpan semua atau sebagian air yang masuk (inflow) yang berasal dari

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

PERENCANAAN BANGUNAN BANGUNAN PELIMPAH EMBUNG TIPE SALURAN TERBUKA. Budi Nuryono 2

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR KAYANGAN UNTUK SUPLESI KEBUTUHAN AIR BANDARA KULON PROGO DIY

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI

KAJIAN HIDROLIS RUNTUHNYA EMBUNG JOHO DI KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

Mahasiswa Teknik Pengairan, 2 Dosen Teknik Pengairan -,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tinjauan Umum

NORMALISASI KALI KEMUNING DENGAN CARA PENINGGIAN TANGKIS UNTUK MENGURANGI LUAPAN AIR DI KABUPATEN SAMPANG MADURA JAWA TIMUR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Moto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

STUDI PERENCANAAN BENTUK BENDUNGAN BETON SEDERHANA YANG PALING EFISIEN

ANALISIS PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN ANTARA TIPE URUGAN DENGAN ROLLER COMPACTED CONCRETE DAMS (STUDI KASUS: SUNGAI MELANGIT, KAB.

ACARA BIMBINGAN TUGAS

PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN TUBUH EMBUNG UMBARAN GUNUNG RANCAK SAMPANG

Perencanaan Sistem Drainase Pada Sungai Buntung Kabupaten Sidoarjo ABSTRAK:

PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL. Bachtiar Khoironi Wibowo, Arvie Narayana, Abdul Kadir *), Dwi Kurniani *)

PERENCANAAN BENDUNG GERAK KEPOHBARU UNTUK KEPERLUANAIR BAKU DAN IRIGASI DESA SUMBERHARJO KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO

PERENCANAAN EMBUNG SIDOMULIH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

PERENCANAAN EMBUNG SALAK DIDESA PAKUWESI KAB.BONDOWOSO

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

UJI STABILITAS CHECK DAM KEDUNGREJO 15 DI KALI KONTO KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN ANTARA TIPE URUGAN DENGAN ROLLER COMPACTED CONCRETE DAMS (STUDI KASUS: SUNGAI MELANGIT, KAB.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

PERENCANAAN BENDUNGAN SALAK KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA. Aprilia Cheni Hermawati 1, Arinda Puspitaningtyas 1 Suseno Darsono 2, Sugiyanto 3

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

DESAIN SABO DAM DI PA-C4 KALI PABELAN MERAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

REDESAIN WADUK KLAMPIS KECAMATAN KEDUNGDUNG KABUPATEN SAMPANG SEBAGAI BANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA AIR

BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

BAB VI USULAN ALTERNATIF

Transkripsi:

Sebelumnya perlu Dari perhitungan tabel.1 di atas, curah hujan periode ulang yang akan digunakan dalam perhitungan distribusi curah hujan daerah adalah curah hujan dengan periode ulang 100 tahunan yaitu sebesar 151,38 mm. di ketahui distribusi hujan yang sering terjadi di Indonesia dengan hujan terpusat 5 jam dan koefisien pengaliran sebesar 0,75 karena termasuk kategori pegunungan tersier. Tabel.16 Perhitungan Distribusi ujan Periode Ulang 100 Tahun Periode Rt RT' Jam ke (mm) (mm) Ulang: 100 R maks (mm) 151.38 Rt=Rt*R RT=RT'*R (mm) (mm) 1 0.585 0.585 88.559 88.559 0.368 0.15 55.709 3.010 3 0.81 0.107.539 16.198 0.3 0.085 35.11 1.868 5 0. 0.07 30.77 10.900 Sumber: asil Perhitungan Contoh Perhitungan Distribusi hujan Periode Ulang 100 Tahun : Jam : Rt = Rt R R RT c = 0,368 151,38 = 3,010 0,75 = 55,709 mm = 18,08 RT = RT R = 0,15 151,38 = 3,010 mm Tabel.17 Perhitungan Distribusi ujan Efektif Periode Ulang 100 Tahun Periode RT Koeff.Pengaliran Jam ke (mm) C RT (mm) Ulang: 100 R maks (mm) 151.38 Re=RT*C (mm) 1 0.585 0.75 88.559 66.19 0.15 0.75 3.010 17.58 3 0.107 0.75 16.198 1.19 0.085 0.75 1.868 9.651 5 0.07 0.75 10.900 8.175 Sumber: asil Perhitungan Perhitungan Distribusi ujan dari hasil perhitungan tabel.17 nantinya akan di pakai untuk perhitungan debit hidrograf satuan Nakayasu..5 Perhitungan Unit hidrogaph Satuan Unit idrograph atau idrograft satuan untuk perhitungan banjir yang akan terjadi dilakukan dengan perhitungan pada perumusan Nakayasu, yaitu : Perhitungan hidrograf banjir menggunakan metode Nakayasu. Diketahui karakteristik DAS : 1. uas DAS = 37,531 km. Panjang Sungai ( ) = 11,76 km 3. ( daerah pengaliran biasa ) =. < 15 km 0,70 tg = 0,1 = 1,1 jam 5. tr = 1,00 jam 6. =. tg = 1,1 =,8 t 0, 3 α jam 7. tp = tg + 0,8 tr = 1,9 jam 8. Ro = 1,00 mm A R 9. Qp = o =3,63 3,60 (0,3Tp + T ) 0,3 m 3 / det Perhitungan Parameter Unit idrograf satuan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel. : Tabel.. Perhitungan hidrograf banjir 100 tahun t ( jam ) Q Jam ke-1 Jam ke- Jam ke-3 Jam ke- 1 Jam ke-5 Q Total ( m³/dt ) 66.19 17.58 1.19 9.651 8.175 ( m³/dt ) 0.0 0.000 0.000 0.000 0.5 0.139 9.53 0.000 9.53 1.0 0.735 8.835 1.689 0.000 61.5 1.5 1.96 19.7 33.577 3.636 0.000 186.0.0 3.55 3.11 60.89.81 3.016 0.000 371.778.5.710 179.986 6.766 3.90 6.15.15 307.976 t ( jam ) Q Jam ke-1 Jam ke- Jam ke-3 Jam ke- 1 Jam ke-5 Q Total ( m³/dt ) 66.19 17.58 1.19 9.651 8.175 ( m³/dt ) 3.0.083 138.373 35.953 5.309 0.106 17.031 36.77 3.5 1.60 106.381 7.61 19.58 15.57 13.093 18.030.0 0.99 65.87 17.116 1.09 9.571 8.108 11.718.5 0.83 55.83 1.36 10.11 8.033 6.80 9.595 5.0 0.699 6.39 1.055 8.86 6.71 5.710 79.386 5.5 0.586 38.935 10.116 7.11 5.657.79 66.6 6.0 0.9 3.675 8.90 5.976.78.0 55.911 6.5 0.13 7. 7.15 5.016 3.98 3.375 6.91 7.0 0.36 3.013 5.979.09 3.3.83 39.377 7.5 0.107 7.13 1.85 1.305 1.037 0.878 1.07 8.0 0.088 5.871 1.55 1.07 0.853 0.73 10.06 8.5 0.073.83 1.55 0.88 0.70 0.595 8.67 9.0 0.060 3.976 1.033 0.77 0.578 0.89 6.80 9.5 0.09 3.7 0.850 0.599 0.75 0.03 5.599 10.0 0.01.693 0.700 0.93 0.391 0.331.608 10.5 0.033.16 0.576 0.05 0.3 0.73 3.79 11.0 0.07 1.8 0.7 0.33 0.65 0. 3.11 11.5 0.03 1.501 0.390 0.75 0.18 0.185.568 1.0 0.019 1.35 0.31 0.6 0.179 0.15.11 1.5 0.015 1.017 0.6 0.186 0.18 0.15 1.739 9

t ( jam ) Q Jam ke-1 Jam ke- Jam ke-3 Jam ke- 1 Jam ke-5 Q Total ( m³/dt ) 66.19 17.58 1.19 9.651 8.175 ( m³/dt ) 13.0 0.013 0.837 0.17 0.153 0.1 0.103 1.31 13.5 0.035.357 0.61 0.31 0.3 0.90.033 1.0 0.030 1.978 0.51 0.36 0.87 0.3 3.385 1.5 0.05 1.660 0.31 0.30 0.1 0.0.80 15.0 0.01 1.393 0.36 0.55 0.0 0.171.38 15.5 0.018 1.169 0.30 0.1 0.170 0.1.000 16.0 0.015 0.981 0.55 0.179 0.13 0.11 1.679 16.5 0.01 0.83 0.1 0.151 0.10 0.101 1.09 17.0 0.010 0.691 0.180 0.16 0.100 0.085 1.18 17.5 0.009 0.580 0.151 0.106 0.08 0.071 0.99 18.0 0.007 0.87 0.16 0.089 0.071 0.060 0.833 18.5 0.006 0.08 0.106 0.075 0.059 0.050 0.699 19.0 0.005 0.33 0.089 0.063 0.050 0.0 0.587 19.5 0.00 0.88 0.075 0.053 0.0 0.035 0.9 0.0 0.00 0.1 0.063 0.0 0.035 0.030 0.13 0.5 0.003 0.03 0.053 0.037 0.09 0.05 0.37 1.0 0.003 0.170 0.0 0.031 0.05 0.01 0.91 1.5 0.00 0.13 0.037 0.06 0.01 0.018 0..0 0.00 0.10 0.031 0.0 0.017 0.015 0.05.5 0.00 0.100 0.06 0.018 0.015 0.01 0.17 3.0 0.001 0.08 0.0 0.015 0.01 0.010 0.1 3.5 0.001 0.071 0.018 0.013 0.010 0.009 0.11 t ( jam ) Q Jam ke-1 Jam ke- Jam ke-3 Jam ke- 1 Jam ke-5 Q Total ( m³/dt ) 66.19 17.58 1.19 9.651 8.175 ( m³/dt ).0 0.001 0.059 0.015 0.011 0.009 0.007 0.10.5 0.001 0.050 0.013 0.009 0.007 0.006 0.085 5.0 0.001 0.0 0.011 0.008 0.006 0.005 0.07 5.5 0.001 0.035 0.009 0.006 0.005 0.00 0.060 6.0 0.000 0.09 0.008 0.005 0.00 0.00 0.050 6.5 0.000 0.05 0.006 0.005 0.00 0.003 0.0 7.0 0.000 0.01 0.005 0.00 0.003 0.003 0.036 7.5 0.000 0.017 0.005 0.003 0.003 0.00 0.030 8.0 0.000 0.015 0.00 0.003 0.00 0.00 0.05 8.5 0.000 0.01 0.003 0.00 0.00 0.00 0.01 9.0 0.000 0.010 0.003 0.00 0.001 0.001 0.018 9.5 0.000 0.009 0.00 0.00 0.001 0.001 0.015 30.0 0.000 0.007 0.00 0.001 0.001 0.001 0.01 30.5 0.000 0.006 0.00 0.001 0.001 0.001 0.010 31.0 0.000 0.005 0.001 0.001 0.001 0.001 0.009 31.5 0.000 0.00 0.001 0.001 0.001 0.001 0.007 3.0 0.000 0.00 0.001 0.001 0.001 0.000 0.006 3.5 0.000 0.003 0.001 0.001 0.000 0.000 0.005 33.0 0.000 0.003 0.001 0.000 0.000 0.000 0.00 33.5 0.000 0.00 0.001 0.000 0.000 0.000 0.00 3.0 0.000 0.00 0.000 0.000 0.000 0.000 0.003 3.5 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.003 35.0 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00 35.5 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00 36.0 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00 36.5 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 37.0 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 37.5 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 38.0 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Sumber : asil perhitungan Dari analisa perhitungan hydrograph periode ulang 100 tahun metode Nakayasu, didapatkan harga debit maksimum sebesar 371,778 m³/detik. Debit ( m3/dt ) 00 390 380 370 360 350 30 330 30 310 300 90 80 70 60 50 0 30 0 10 00 190 180 170 160 150 10 130 10 110 100 90 80 70 60 50 0 30 0 10-10 0-0 -30 0 1 3 5 6 78 9 10 11 1 13 1 15 16 17 18 19 0 1 3 5 6 7 8 9 30 31 3 33 3 35 36 37 38 Waktu ( jam ) Debit Q ( m3/dt ) jam ke 1 jam ke jam ke 3 jam ke jam ke 5 Gambar.3. Grafik idrograf banjir 100 tahun 10

.7 Perhitungan Reservoir Routing Penelusuran banjir ini bertujuan untuk mengetahui berapa tinggi air di atas bangunan pelimpah dari suatu bendungan dengan lebar yang telah ditentukan. Kemudian dari tinggi air ini dapat dicari tebal air yang melewati bangunan pelimpah tersebut. Pada perhitungan desain flood routing dengan metode Goodrich (Subramanya,hal. 77), digunakan hydrograph inflow metode Nakayasu dengan periode ulang 100 tahun. Elevasi puncak spillway direncanakan pada elevasi + 1,50 meter. Perhitungan reservoir routing dengan lebar spillway meter t = 70 dtk b = meter Dimana, S0 : volume tampungan S : volume tampungan diatas elevasi puncak pelimpah O : debit outflow menggunakan rumus (.5) C : koefisien limpasan, menggunakan rumus iwasaki Elevasi (m) h (m) 0,9900 C =,00 0,016 P Dari tabel diatas, didapatkan grafik hubungan S S S elevasi dengan, + O, O, t t t dan grafik rating curve. 18.00 17.50 17.00 16.50 16.00 15.50 15.00 1.50 ubungan elevasi dengan tampungan 0 00 00 600 (S/t) (S/t) + O (S/t) - O Gambar.. Grafik hubungan elevasi S S S dengan, + O, O t t t.00 3.00.00 1.00 0.00 Rating curve 0 50 100 150 00 D e b i t ( m 3 / d t k ) 00.00 350.00 300.00 50.00 00.00 150.00 100.00 50.00 0.00 inflow outflow 0 6 8 10 1 1 16 18 0 6 8 30 3 3 36 38 0 t (jam) Gambar.6. Grafik hubungan inflow dengan outflow reduksi banjir BAB ANAISA TUBU BENDUNGAN 5.1. Perhitungan Analisa Tubuh Bendungan Analisa tubuh bendungan meliputi perencanaan tinggi bendungan, lebar mercu bendungan dan kemiringan lereng bendungan. 5.. Penentuan Tinggi Puncak Bendungan Elevasi puncak bendungan diperoleh dari penjumlahan tinggi air maksimum di atas pelimpah dengan tinggi jagaan. enurut JANCOD (The Japanese National Committee On arge Dams) tinggi jagaan untuk bendungan urugan kurang dari 50 meter dipakai tinggi jagaan sebesar meter. Elevasi puncak pelimpah : + 1.50 Elevasi dasar waduk : + 6.00 Tinggi jagaan :,00 m Tinggi air maksimum : 3.68 m Elevasi puncak bendung :(+1.50)+(3.68)+,00 = +0,18 Tinggi bendungan : (+0.00) (+ 6.00) = 1 m Tabel 5.1. Perhitungan Tinggi Bendungan Berdasarkan ebar Spillway ebar Outflow Tinggi air. Elv. puncak Tinggi spillway ma. ma bendungan bendungan (m) (m 3 /dtk) (m) (m),00 33,33 3,68 +0,18 1 Outflow (m 3 /dtk) Gambar.5. Grafik Rating Curve 5.3. Perhitungan ebar ercu Bendungan Penentuan lebar mercu bendungan didasarkan pada ketinggian bendung maksimum yang didapat dari hasil perhitungan flood routing pada lebar spillway meter. Contoh perhitungan lebar mercu bendung pada lebar spillway meter : 11 95

m meter. Dari perhitungan sebelumnya di dapatkan tinggi bendungan () = 11 m aka, dengan persamaan (.35) dapat di hitung lebar mercu bendungan sbb: 1/ 3 b = 3,6 3, 0 1/ 3 = 5,006 m 5 = 3,6 ( 11) 3, 0 Jadi untuk lebar mercu bendung adalah 5 5.. Kemiringan ereng Bendung Penentuan kemiringan lereng bendungan didasarkan pada data data tanah yang akan digunakan sebagai bahan urugan, yaitu dari bahan sirtu dengan spesifikasi yaitu : Berat volume jenuh ( sat ) = 1,800 ton / m 3 Kohesi tanah (C) = 0 ton / m 3 Sudut geser dalam () = 30 0 Untuk angka keamanan dalam perencanaan stabilitas lereng bendungan dipakai SF = 1,5. Intensitas seismis kabupaten madura dalam peta zona gempa termasuk zone dengan angka intensitas seismis gempa sebesar 0,103 g. Perhitungan kemiringan lereng bendung untuk bagian hulu dan hilir adalah sebagai berikut : a). Kemiringan lereng bagian hulu : m ( k γ ' Tanφ) SF = ( k γ ' m) 1,5 = m ( 0,103 1,800 Tan( 30) ) ( 0,1 1,800 m) 1,5 m 0,10 = ( 0,180 m) m =,3 digunakan kemiringan,5 b). Kemiringan lereng bagian hilir : n ( k Tanφ) SF = ( k n) 1,5 = n ( 0,103 Tan( 30) ) ( 0,1 n) n = 1,9 digunakan,5 Jadi untuk kemiringan lereng pada bagian hulu maupun hilir direncanakan kemiringan dengan perbandingan 1 :,5. 5.5. Perencanaan Dimensi Spillway Bangunan pelimpah merupakan suatu bangunan yang harus mampu melimpahkan kelebihan air dari debit banjir yang akan dibuang sehingga kapasitas bendungan dapat dipertahankan sampai batas maksimum. Kelebihan air akibat debit banjir yang tidak terbuang akan mengakibatkan melimpahnya air banjir melalui mercu bendungan. al ini sangat tidak diharapkan terutama pada bendungan tipe urugan. Tipe bangunan pelimpah / spillway pada bendungan direncanakan memakai tipe spillway yang biasa digunakan pada bendungan tipe urugan yaitu pelimpah bebas mercu ogee dengan kemiringan hulu vertikal. Persamaan yang digunakan untuk menentukan bentuk penampang hilir dari titik tertinggi mercu pelimpah adalah dengan persamaan sebagai berikut : Y 1 X = ho K ho Berikut ini contoh perhitungan bentuk pelimpah bebas mercu ogee dengan lebar m dengan elevasi ambang pelimpah + 1,50 Dari perhitungan sebelumnya didapat : Q = 33,33 m 3 /dtk h d = 3,68 meter =,00 meter P =,00 meter Perhitungan puncak pelimpah : Profil bagian hulu dapat diperoleh dengan persamaan: X 1 = 0,8 h d X = 0,175 h d R 1 = 0,500 h d R = 0,00 h d Dengan h d = 3,68 meter sehingga bentuk mercu pelimpah bagian hulu adalah sebagai berikut : X 1 = 0,8 h d = 0,8 3,68 = 1,038 meter X = 0,175 h d = 0,175 3,68 = 0,6 meter R 1 = 0,500 h d = 0,500 3,68 = 1,81 meter R = 0,00 h d = 0,00 3,68 = 0,736 meter Dari tabel.7 didapatkan harga K dan n, untuk kemiringan permukaan hilir vertikal didapatkan : K =,00 n = 1,85 Persamaan lengkung bagian downstream spillway bendungan tipe ogee adalah : Y hd = 1 K X h d Y 1 X = 3,68,00 3,68 Y = 0,165 X 1,85 n n 1,85 Tabel 5.. Koordinat engkung Down Stream untuk Spillway Tipe Ogee X Y = 0,165X 1,85 Titik (m) (m) 1 0 0.00 0.5 0.05 3 1 0.17 1.5 0.35 5 0.59 6.5 0.90 7 3 1.6 8 3.5.67 9 3.6.76 10 3.7.86 11 3.8.95 1 3.85 3.00 13 3.87 3.0 1

Dari hasil perhitungan di atas dapat di gambarkan bagian upstream spillway seperti gambar 5.1. berikut : Gambar 5. Sket Penampang Saluran Pengarah 5.6.1 Saluran Pengatur Diketahui Q 100 = 33,33 m 3 /dtk B = m 1 =,65 m/dtk h m = 0,5 m q = 1.d1 33,33 =,65d1 d 1 = 5,69 m = g 1.. + Z ( ) ( 1 3,68 0) =.9,8 + = 6,00m / dtk Dan untuk persamaan kedalaman aliran digunakan persamaan Bernoulli : 1 1 hm + d1 + = d + + K. g g g,65 0,5 + 5,69 + = d.9,8 6,00,65 6,00 + + 0,..9,8.9,8 = 6,00 m/dtk d =5,007 m maka untuk menentukan kecepatan dititik 3 digunakan persamaan kontinuitas aliran Q = Q 3. A = 3. A3. B. h = 3. B. h 6,00..5,007 = 3 660,9= 3.110,15 3 = 6,00 m/dtk..5,007 ( 1 Z ) ( 1.5,007 3) =. g. + =.9,8 + = 10,38m / dtk q =.d 33,33 = 10,38. d d = 1,5 m h ( 11.50 8.50) So = = = 0,075 0 Dengan menganggap bidang sebagai titik permulaan, maka didapat : 3 + d3 + So. l = + d + hl g g 6,00 10,38 + 5,007 + 0,075.0 = + 1, 5 + hl.9,8.9,8 9,8 = 6, 95 hl hl =,89 m hl = S. l,89 = S.0 S = 0,07 g d=d3 Garis Energi S hl g 6,58 = d + 1,51 = 5,007 m d So d Gambar 5. Sket Penampang Saluran Peluncur Gambar 5.3 Sket Penampang Saluran Pengatur 5.6. Saluran Peluncur diketahui Q 100 = 33,33m 3 /dtk n = 0.0 5.6.3 Peredam Energi Didalam menentukan jenis kolam olakan terlebih dahulu harus dihitung bilangan Froude sebagai berikut : 10,38 Fr = = =,75 g d 9,8.1,5. Sedangkan untuk menentukan panjang kolam olakan datar dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini : D 1 5 =. 8Fr 1 D 13

1 D ( ) 5 = 1,5.. 8,75 1 = 3,9 m Sehingga muka air dihilir kolam olak = 3,9 m. Direncanakan tipe kolam olakan type I dengan Fr =,75 Dari grafik.9 diperoleh = 5, D = 5, 3,9 = 3,9 5, = 1,9 m 1 m. aka panjang kolam olakan 1 m. 5.7 Perhitungan Stabilitas Dalam perhitungan stabilitas spillway ditinjau pada dua kondisi paling kritis, yaitu : pada saat kondisi muka airsetinggi puncak spillway (mercu) dan pada saat kondisi air setinggi debit rencana. 5.7.1 Perhitungan Stabilitas Pada Saat uka Air Setinggi Puncak Spillway Sebelum menghitung stabilitas konstruksi, terlebih dahulu dihitung besarnya gaya gaya yang bekerja pada saat kondisi muka air setinggi mercu. Perhitungan gaya tekan keatas (up lift) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : U = = v + 1 3 >. C Dimana : U : gaya tekanan keatas dititik X (kg/m ) : tinggi muka air dihulu (m) : jarak sepanjang bidang kontak (creep line) dari hulu sampai titik (m) : panjang total bidang kontak (m) : beda tinggi muka air hulu dan hilir (m) v : panjang bidang vertical (m) h : panjang bidang horizontal (m) C : koefisien rembesan yang besarnya tergantung jenis material Pada Air rendah ( muka air dianggap setinggi mercu ). = (+1,50) (+8,50) = 6 m Dari tabel 5.3 diperoleh v = 1,00 m h = 86,90 = v + h = 1,00 m +.86,90 m =,97 m.c = 6 3 = 18 m (C=koef.rembesan untuk lunak=3) Jadi > Kontrol Stabilitas : a. Titik Tangkap Gaya : v Arah vertikal : y = 5,68 y = = 1,833 m,9 Arah horizontal : = = 38,59,9 = 1,58m lempung.c (OK) Jadi jarak titik tangkap gaya adalah (1,58 : 1,833) dari titik O. Jarak titik tangkap gaya terhadap titik tengah spillway (eksentrisitas): v Σ B 1 e B 6 ( 78,16 1,36),6 78,16 0,8 > 0,77...tidak OK b. Kontrol Guling 58,8 + 19,3 ( ) ( 1,6 + 0.1) 6,3 > 1,5...Ok c. Kontrol Geser f 1,6 6 0,7578,16 1,36 58,6 1,36,7 > 1,5...OK 5.7. Perhitungan Stabilitas Pada Saat uka Air Setinggi Debit Banjir Rencana Kontrol Stabilitas : a. Titik Tangkap Gaya : Jarak titik tangkap gaya terhadap titik tengah spillway (eksentrisitas): Σ B 1 e B 6 60,96 17,18,6 60,96 1,60 > 0,8...tidak OK b. Kontrol Guling 60,96 17,18 3,55 > 1,5... Ok 1 6,6 1

c. Kontrol Geser f 0,75113,9,57 85,1175 17,18,95 > 1,5... OK BAB I KESIPUAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil analisa kebutuhan air diketahui kebutuhan air baku penduduk = 0 lt/org/hari, jumlah penduduk = 6380 jiwa. Dengan menggunakan metode geometrik diperoleh jumlah proyeksi penduduk pada tahun 06 = 11083,65jiwa dan diperoleh besarnya kebutuhan air baku yang diperlukan penduduk sekitar Waduk sebesar 5,6lt/dt. Dan untuk volume kebutuhan air baku selama kurun waktu 1 tahun sebesar 17798,9 m3. Kapasitas tampungan Waduk Braji sebesar 8398,68 m 3. Dari analisa kapasitas tampungan dapat diketahui tampungan di dalam waduk mampu memenuhi kebutuhan air baku penduduk desa Braji 3. Curah hujan yang terjadi di daerah aliran sungai diambil dari 1 stasiun hujan yang mempengaruhi. Selanjutnya untuk mendapatkan probabilitas hujan rencana digunakan metode Pearson tipe III dan metode log normal dan yang kemudian dilakukan uji distribusi dengan metode chikuadrat dan metode Smirnov-kolmogorov. Dari hasil uji tersebut, dapat disimpulkan distribusi hujan rencana dapat diterima dengan menghasilkan curah hujan rata-rata sebesar 151,38 mm.. Dari analisa debit banjir rencana yang dihitung dengan menggunakan metode Nakayasu, diperoleh debit banjir rencana dengan periode ulang 100 tahun sebesar 371,778m 3 /dt 5. Dimensi bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Tipe spillway= mercu ogee Tinggi spillway= meter ebar spillway= meter Elevasi Puncak spillway= + 1,50 Tinggi jagaan= meter Tipe peredam energi = kolam olak datar tipe I. Panjang Kolam olakan= 1 meter embung di masa yang akan datang akan lebih baik dari perencanaan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Soedibyo.1988. Teknik Bendungan. Jakarta : Pradnya Paramita. Soemarto,CD. 1999. idrologi Teknik. Jakarta : Penerbit Erlangga 3. Soewarno, 1995. idrologi. Aplikasi etode Statistik untuk Analisa Data. Bandung : Penerbit Nova. Sholeh. 1998. idrologi I. Diktat Kuliah. Surabaya : FTSP-ITS 5. Sub Directorat Perencanaan Teknis, Direktorat Irigasi I, Direktorat Jendral Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.1986. Standart Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan -0. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum 6. Sub Directorat Perencanaan Teknis, Direktorat Irigasi I, Direktorat Jendral Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.1986. Standart Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan -06. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum 7. Subramanya K, 199, Engineering ydrology, Tata cgraw-ill Publishing Company imited, New Delhi. 8. Takeda, Kensaku dan Sosrodarsono, Suyono, 00. Bendungan Type Urugan. Jakarta: Pradnya Paramita 6. Saran Saran untuk perbaikan perencanaan spillway pada waduk Braji di desa Braji kecamatan Gapura kabupaten Sumenep adura agar lebih baik lagi yaitu perlunya pencatatan debit yang dilakukan secara berkala, dengan begitu perencanaan 15