BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, seperti sekolah minggu, ibadah pemuda, pemberkatan untuk pernikahan dan sebagainya. Gereja merupakan gedung ibadah yang memerlukan ketenangan untuk mencapai kekhususan dengan Allah. Dalam kehidupan manusia dikenal dua aspek, yaitu aspek jasmani dan aspek rohani. Aspek jasmani meliputi sandang, pangan dan papan, sedangkan aspek rohani meliputi kebutuhan spiritual manusia, misalnya aktifitas beribadah sebagai wujud kongkrit terhadap keyakinan yang dipercayai. Dalam menjalani aktifitas beribadah itu, manusia seringkali membutuhkan sarana fisik sebagai wadah yang formal dan resmi. Misalnya umat Hindu membutuhkan Pura sebagai wadah aktifitas rohaninya, atau umat Kristen membutuhkan Gereja sebagai wadah aktifitas rohaninya. Untuk itu dibutuhkan suatu bentuk bangunan fisik yang mewadahi bagi aktifitas-aktifitas tersebut. Karena jika kurang memadai, maka tentunya akan dapat mengganggu aktifitas spiritual tersebut. Misalnya gedung Gereja yang sudah tidak mampu menampung kapasitas umatnya, karena kurangnya ruang-ruang pendukung. Hal ini akan berdampak kurang baik bagi warga Gereja, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk itu Gereja harus berbenah diri dalam hal menyediakan fasilitas-fasilitas fisiknya. Permasalahan fisik Gereja merupakan suatu hal yang berkaitan erat dengan makna dan hakekat Gereja di dunia. Secara harafiah, pemahaman tentang Gereja dimengerti sebagai suatu persekutuan orang-orang percaya yang diutus untuk memberitakan keselamatan Allah kepada seluruh dunia. 1
Oleh karena itu permasalahan fisik Gereja menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Gereja Kristen Fatumnasi merupakan salah satu Gereja Kristen Protestan di Indonesia yang lahir dari keyakinan dan kepercayaan yang dianut oleh hampir semua masyarakat Desa Fatumnasi yaitu agama Kristen Protestan. Berangkat dari fakta yang ada, maka penulis mencoba memberikan masukan mengenai Gereja Kristen di Desa Fatumnasi, khususnya yang dapat menampung seluruh jemaatnya dan juga untuk kedepannya, dan juga Gereja yang dilengkapi fasilitas-fasilitas pendukung seperti ruang pertemuan, sekolah minggu, tempat parkir dan sebagainya. Juga image Gereja yang mengadopsi arsitektur tradisional Fatumnasi sehingga mempunyai ciri atau nilai kekhasannya sendiri, jaga satu poin penting yaitu bangunan yang hemat energi. Faktor lain yang turut mendasari rencana pembangunan Gereja Kristen Fatumnasi ini adalah keinginan dari pihak Gereja dan masyarakat itu sendiri untuk memiliki gedung Gereja yang lebih memadai dan dapat menampung serta menjadi wadah untuk melakukan kegiatan keagamaan. Gereja Kristen Fatumnasi yang ada saat ini dapat menampung ± 200 jemaat, dengan luas 15 meter x 10 meter, sudah termasuk ruang ibadah, altar, konsistori. Pada hari raya seperti natal, paskah, perjamuan kudus dan sebagainya bangunan yang ada tidak mampu menampung semua jemaat dan juga konstruksi bangunan yang sudah rapuh dan perlu di perbaharui. 2
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang Gereja Kristen di Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur agar menjadi bangunan yang hemat energi. 1.3 Tujuan Merancang Gereja Kristen di Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur agar menjadi bangunan yang hemat energi. 1.4 Sasaran - Melakukan studi tentang Gereja - Melakukan studi tentang Fatumnasi - Melakukan studi tentang prinsip-prinsip bangunan hemat energi - Melakukan studi tentang hemat energi. 1.5 Lingkup Pembahasan - Gereja dibatasi pada ruang ibadah, ruang sekolah minggu, ruang pertemuan/ rapat, ruang persiapan sebelum ibadah (Konsistoring), rumah untuk pendeta, tempat parkir. - Gereja Kristen meliputi/ dibatasi pada jenis Gereja yang ada di Fatumnasi yaitu Gereja Kristen Indonesia. - Fatumnasi dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut. - Prinsip bangunan hemat energi dibatasi pada material bangunan, penghawaan dan pencahayaan alami. 1.6 Metode 1. Metode mencari data - Observasi Pengamatan langsung pada lokasi di Fatumnasi. 3
- Studi Pustaka/ Literatur Mempelajari buku-buku tentang Gereja Kristen dan bangunan hemat energi. - Studi Banding Melihat langsung bangunan sejenis. 2. Metode menganalisa data - Kuantitatif Dilakukan untuk mengetahui jumlah pengunjung yang datang ke Gereja Kristen Indonesia Fatumnasi setiap minggunya. - Kualitatif Dari data diatas maka dapat diketahui adanya peningkatan jumlah pengunjung setiap minggunya, sehingga diketahui dibutuhkan adanya Gereja baru. 3. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk merancang Gereja Kristen di Fatumnasi yaitu dengan menerapkan konsep bangunan hemat energi. Khususnya pada ruang ibadah Gereja. 1.7 Sistimatika Penulisan Bab I: PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sassaran, lingkup, metode dan sistimatika penulisan. Bab II: TINJAUAN GEREJA KRISTEN DI FATUMNASI Mengungkapkan keadaan umum Fatumnasi dan tinjauan teoritis Gereja Kristen. Bab III: TINJAUAN TEORITIS BANGUNAN HEMAT ENERGI Mengungkapkan teori-teori hemat energi. Bab IV: ANALISA MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KRISTEN 4
Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencangan Gereja Kristen melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi/ site tertentu. Bab V: KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KRISTEN Mengungkapkan konsep-konsep perancangan yang akan ditransformasikan dalam rancangan fisik arsitektural. 5
BAB 2 GEREJA KRISTEN FATUMNASI DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN, NUSA TENGGATA TIMUR ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SEBAGAI ACUAN DESAIN