BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Erlin Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian dan pemahaman terhadap redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura. 1.1 Latar Belakang Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) lahir pada tanggal 11 November 1931 dengan dibaptisnya 12 Orang Bali menjadi Kristen oleh Pendeta R.A. Jaffry di Tukad Yeh Poh, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. 12 Orang Bali dibaptis menjadi Kristen karena hasil perkabaran injil Tsang To Han dari CMA (Christian Missionary Alliance) yang datang ke Bali tahun 1929 untuk mengembalakan orang-orang Kristen China yang ada di Kota Denpasar melalui seorang perempuan Bali yang nikah dengan orang China di Denpasar Tsang To Han berkenalan dengan 12 Orang Bali tersebut diatas Tahun 1929, beberapa orang di desa Dalung Abianbase dan Untal-Untal mengalami krisis spiritual dan belajar ilmu kebatinan kepada Raden Atmojo Kusuma. Beberapa orang murid Raden Atmojo Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 1
2 Kusuma ini akhirnya menerima Yesus melalui Tsang To Han karena Raden Atmojo Kusuma tidak diperbolehkan lagi tinggal di Bali oleh Pemerintah Belanda. Dengan lahirnya Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) pada tahun 1931 dan sampai sekarang sudah banyak memiliki gereja-gereja yang berada di Bali. Seluruh Kabupaten yang di Bali sudah ada Gereja yang dibawah naungan denominasi GKPB. Salah satu gereja yang berada dibawah naungan denominasi GKPB adalah GKPB Jemaat Philia yang berada di Amlapura. GKPB Jemaat Philia sampai sekarang ini terus mengalami pertumbuhan maka sebagai salah satu gereja yang terus bertumbuh harus mampu menyediakan gedung yang dapat menampung banyak orang. Kemampuan kapasitas yang disediakan harus dapat memberi kenyaman bagi para jemaat yang beribadah di gereja ini. Kehadiran jemaat pada saat ibadah rutin atau ibadah minggu berbeda jumlah dengan ibadah saat ada perayaan keagamaan Kristen. Hal ini dikarenakan beberapa jemaat yang masih sekolah ataupun bekerja di luar lingkungan Amlapura dan mereka akan pulang pada saat mereka mendapatkan libur hari raya. Kapasitas yang disediakan setelah dilakukannya redesain harus dapat menampung semua orang saat kegiatan ibadah berlangsung. Padahal jika dilihat dari segi kehadiran jemaat untuk beribadah kapasitas gedung gereja saat ini tidak mampu menampung semua jemaatnya. Kegiatan-kegiatan gereja agar berlangsung dengan baik maka fasilitas-fasilitas pendukung harus disediakan pula dengan baik. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud yaitu, lahan parkir, halaman gereja, gedung gereja (tempat ibadah umum maupun kategorial), pastori gereja (rumah pendeta), kantor lembaga-lembaga kategorial dan rumah untuk tamu gereja (guest house). Dengan hadirnya Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura yang berlokasi di Jl. Raya Sudirman, Amlapura maka sebagai salah satu wadah untuk penyaluran kasih harus mampu menyatakan pelayanan kasihnya. Berdasarkan itu maka GKPB Jemaat Philia di Amlapura melalui panti asuhan sudah dapat menunjukan pelayanan kasih untuk membantu anak-anak yang kurang mampu. Panti asuhan ini merupakan lembaga sosial yang dimiliki oleh Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) melalui yayasan yang dimilikinya yaitu Yayasan Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 2
3 Widhya Asih. Yayasan Widhya Asih sudah bekerja sama dengan GKPB Jemaat Philia di Amlapura untuk membantu dalam penyaluran kasih terhadap anak-anak yang kurang mampu. Dimana panti asuhan ini mampu menampung anak-anak yang membutuhkan pelayanan kasih untuk mendapatkan pelayanan dan pendidikan yang layak. Yang menjadi dasar pertimbangan untuk meredesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura adalah agar Gereja mampu mewadahi semua kegiataan keagamaan yang berlangsung baik yang digunakan oleh jemaatnya sendiri (intern) maupun dari jemaat lain (ekstern) dengan layanan fasilitas yang memadai. GKPB Jemaat Philia di Amlapura merupakan salah satu anggota jemaat yang masuk wilayan bali timur dengan demikian GKPB Jemaat Philia di Amlapura dituntut mampu menyediakan fasilitas layanan agar mampu mewadahi kegiataan keagaaman yang sewaktu-waktu akan dihadiri oleh jemaat yang berada di wilayah bali timur maupun diluar wilayah bali timur. Adapun jemaat yang berada di wilayah bali timur yaitu, GKPB Jemaat Philia Amlapura, GKPB Jemaat Sabda Urip Sega, GKPB Jemaat Tresna Asih Klungkung dan BPI Tengading. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu adalah sebagai berikut: A. Mengapa Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura perlu di redesain? B. Sarana dan prasarana keagamaan serta sarana penunjang apa yang harus direncanakan kembali sehingga mampu menciptakan suasana nyaman bagi penggunanya? C. Bagaimana spesifikasi serta hasil redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura? D. Bagaimana program ruang GKPB Jemaat Philia di Amlapura? E. Bagaimana konsep redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura? Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 3
4 1.3 Tujuan Tujuan redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura adalah untuk merancang sarana dan prasarana keagamaan yang dapat mewadahi aktifitas gereja sebagai salah satu tempat bersekutu dan beribadah bagi umat Kristen. Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik dan memadai maka kehadiran umat Kristiani yang beribadah dan bersekutu akan dapat meraskan kenyaman yang baik pula. Karena dengan adanya kenyamanan, suasana batin pada umat Kristiani yang beribadah dan bersekutu akan menjadi tentram dan damai. Sehingga dalam melakukan peribadahan maupun kegiatan keagamaan Kristiani akan terjalin hubungan yang baik dengan para umat dan Yesus Kristus yang mereka percayai sebagai Tuhan. 1.4 Metode Penelitian Metodelogi Penelitian berasal dari kata Metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodelogi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan. Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu: Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan dalam pemecahan permasalahan, yaitu: a. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer merupakan data yang dihasilkan dari pengamatan langsung di lapangan melalui proses observasi wawancara dan kuesioner. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 4
5 - Observasi (pengamatan) Merupakan pengumpulan data berkaitan dengan GKPB Jemaat Philia yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematika hal-hal yang diselidiki. Tempat observasi (pengamatan) yang dilakukan yaitu: 1. GKPB Jemaat Philia di Amlapura 2. GKPB Galang Ning Hyang di Abianbase 3. GKPB Tirta Empul di Kerobokan - Wawancara (interview) Merupakan proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan kepada pendeta, majelis, jemaat dan pegawai bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara yang dilakukan mengenai kondisi fisik dan non fisik GKPB Jemaat Philia. - Kuesioner (angket) Merupakan metode yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai permasalahan yang ada pada GKPB Jemaat Philia untuk memperoleh data. Kuisioner disebarkan kepada responden (pendeta, majelis, jemaat dan pegawai). Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan kondisi gedung gereja, kondisi lingkungan, kapasitas gedung, fasilitas-fasilitas pendukung dan kegiatan-kegiatan keagamaan. b. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak diusahakan sendiri oleh peneliti melainkan dibuat atau dikumpulkan oleh pihak lain, tetapi masih dapat digunkan untuk kepentingan penelitian dalam pemecahan topik permasalahan. Data yang dimaksud berupa studi literatur yang bersumber dari media cetak dan internet. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 5
6 1.4.2 Teknik Pembahasan Pada tahap pembahasan ini dilakukan berdasarkan teori, studi banding, survey lokasi dan konsep dasar yang menjadi pedoman dalam melakukan analisis program tapak dan program ruang Teknik Penarikan Kesimpulan Dari pembahasan yang sudah dilakukan maka akan mendapatkan bahan untuk diambil kesimpulan dari Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura dalam bentuk konsep perancangan arsitektur baik perancangan tapak maupun perancangan bangunan. 1.5 Pemahaman Terhadap Redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura Kata Re-desain berasal dari Re dan Design, dimana kata Re artinya ulang atau terlahir kembali, sedangkan kata Design artinya penataan, tatanan, perancangan. Arti dari Gedung Gereja terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Gedung dan Gereja. Gedung berarti tempat untuk mewadahi kegiatan, sedangkan Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus yaitu jemaat Kristen yang percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan. Sehingga Gedung Gereja berarti wadah tempat berkumpul jemaat Krsiten untuk beribadah dan bersekutu. Gedung : Wadah kegiatan Gereja : Persekutuan orang-orang kudus yang percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan Gedung Gereja : Wadah tempat berkumpulnya jemaat Kristen untuk bersekutu dan beribadah Sumber: Wawancara dengan Pdt. I Wayan Dedy, S.Th selaku gembala jemaat GKPB Philia. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 6
7 Dengan demikian, pengertian redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura adalah merancang kembali seluruh bangunan gedung beserta fasilitas penunjangnya dengan cara yang berbeda dari apa yang telah ada sebelumnya, yang dipergunakan oleh umat Kristen yang berdomisili di Amlapura dan sekitarnya untuk beribadah dan bersekutu dibawah naungan Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB). Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 7
REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN GEREJA KRISTEN
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Agama Kristen merupakan salah satu agama yang berkembang di Indonesia. Perkembangan agama Kristen dapat kita lihat dari pertumbuhan gereja-gereja yang semakin banyak
Lebih terperinciPERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA
BAB II PERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA Pada bab ini akan diuraikan mengenai permasalahan GKPB Jemaat Philia di Amlapura yaitu mengenai Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia, Sarana dan Prasarana
Lebih terperinci(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)
TUGAS AKHIR KE 33 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) SEMARANG TIMUR (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I. A. Latar belakang permasalahan
BAB I A. Latar belakang permasalahan Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia mendambakan dirinya selalu sehat agar bisa melakukan segala aktivitasnya tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Nama Tsang Kam Foek (untuk seterusnya penyusun akan menyebut beliau dengan nama Tsang To Hang 1 ) tentunya tidak dapat dilepaskan dari sejarah pekabaran Injil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Desa pakraman, yang lebih sering dikenal dengan sebutan desa adat di Bali lahir dari tuntutan manusia sebagai mahluk sosial yang tidak mampu hidup
Lebih terperinciGambar 2 Peta Kelurahan Gondokusuman
ibadah ini semakin lama semakin penuh dengan jemaat sehingga perlu tempat ibadah yang baru. Ps. Jonatan Setiawan juga memiliki visi untuk GBI Keluarga Allah yaitu satu juta jiwa diselamatkan. Visi tersebut
Lebih terperinciGEREJA HKBP DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA HKBP DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : JOSUA B. SIHOTANG L2B 005
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan jemaat Gereja saat ini, sangatlah diperlukan adanya satu tempat ibadah yang dapat menunjang segala aktifitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penulis dalam penulisan makalah ini yang menjadi suatu pedoman dalam pencarian data yang berdasarkan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : R BUDI SANTOSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat bersekutu umat Kristiani untuk beribadah kepada Tuhan. Konsep gereja yang memiliki nilai-nilai spiritual dan sakral memiliki keunikantersendiri
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN
Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN
Lebih terperinciPEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)
PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani
Lebih terperinciA.M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul Penghayatan Agama: Yang Otentik & dengan Tuhan baik secara perorangan maupun secara bersama sebagai umat.
BAB SATU PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek A.M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul Penghayatan Agama: Yang Otentik & Tidak Otentik (1993) menyatakan bahwa Agama merupakan perwujudan hubungan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. kegiatan peribadatan, gereja juga diharapkan menjadi tempat untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara fisik Gereja merupakan tempat ibadah bagi umat Kristen yang berfungsi sebagai wadah kegiatan peribadatan umatnya. Selain sebagai wadah kegiatan peribadatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan memiliki beragam kebudayaan, aliran kepercayaan, suku dan bahasa. Perbedaan itulah yang menciptakan keindahan dan warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang akan berbagai hal. Salah satu contoh kemajuan teknologi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini di mana teknologi sudah semakin maju kearah yang lebih modern berdampak pada kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang
Lebih terperinciGEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang
Lebih terperinciKOMPLEKS SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA INTERNASIONAL HARVEST DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Modern
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEKS SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA INTERNASIONAL HARVEST DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB III. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dari Mutasi Dan. Permasalahan.
BAB III Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dari Mutasi Dan Permasalahan. 3.1. Pengantar Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB), struktur organisasinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek.kondisi dunia pariwisata saat ini pun makin berkembang cepat sehingga kepariwisataan dapat digunakan
Lebih terperinciREDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengakui adanya lima agama dan satu aliran kepercayaan, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong hu cu. Keenam
Lebih terperinciGereja Menyediakan Persekutuan
Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai
Lebih terperinciGereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati bersama Mgr Ignatius Suharyo, editor E. Martasudjita menuliskan, Perjanjian Baru selalu berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntun manusia ke dalam era informasi, dimana kebutuhan manusia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang komputer dewasa ini telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi ini telah menuntun
Lebih terperinciTEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : FEBRA GAMA HESTI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, Januari Manasye Imanuelo
i ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah dan rahmat-nya atas selesainya penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas akhir
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA DI SALATIGA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA DI SALATIGA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Penulis akan menggunakan dua pihak yang saling berhubungan dalam kehidupan beragama di Indonesia secara umum dan di Bali secara khusus. Dua pihak yang penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciKEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)
TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan
Lebih terperinciKANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA BABI PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat bermacam macam pemeluk agama dan pemeluk keyakinan dan semuanya memiliki hak yang sama dalam menjalankan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar Pengesahan... i Kata Pengantar Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xii
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... i Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 4
Lebih terperincidiberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Permasalahan I.1.1 Latar Belakang Hari Minggu umumnya sudah diterima sebagai hari ibadah umat Kristen. Dikatakan umumnya karena masih ada kelompok tertentu yang menekankan hari Sabat
Lebih terperinciUKDW. Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,
Lebih terperinci3.2. GKPB jemaat Galang Ning Hyang di Abianbase
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 3.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Wilayah penelitian yang akan digunakan ada dua, yaitu GKPB jemaat Galang Ning Hyang di Abianbase dan GKPB jemaat PNIEL di desa Blimbingsari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia mengakui ada 6 (enam) agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Keenam agama tersebut juga merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : TAUFAN CHRISWANTO NPM
PERANCANGAN SISTEM APLIKASI RENUNGAN ROHANI HARIAN GEREJA KRISTEN TIBERIAS DENGAN METODE DYNAMIC PRIORITY SKRIPSI Oleh : TAUFAN CHRISWANTO NPM. 0834010192 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciMUTASI PENDETA-PENDETA DI GKPB DITINJAU DARI MANAJEMEN GEREJAWI
MUTASI PENDETA-PENDETA DI GKPB DITINJAU DARI MANAJEMEN GEREJAWI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Teologi (S. Si. Teol)
Lebih terperinciREDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penulisan. Latar belakang merupakan uraian uraian tentang hal yang mendasari topik yang dibahas pada makalah
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Pertumbuhan pengikut Kristus di dunia hari-hari ini semakin meningkat pesat, pertumbuhan tersebut sangat terasa di Singapura. Di sebuah negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama kata gereja yang diberikan oleh banyak kamus, khususnya kamus daring (online),
Lebih terperinciI.1. PERMASALAHAN I.1.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016
KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Gereja Bali atau singkatannya GKPB, adalah salah satu dari sedikit gerejagereja
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Jika seseorang mendengar kata pura maka asosiasinya adalah pulau Bali dan agama Hindu. Jika seseorang mengaku berasal dari Bali maka asosiasi yang muncul adalah orang
Lebih terperinciGereja Katolik Paroki Rasul Barnabas di Tangerang BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang berke-tuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa agama dan kepercayaan yang diakui dan dilindungi oleh
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) adalah sebuah gereja Kristen Protestan yang sudah lama berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurut pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Paus Benediktus XVI dalam pidatonya pada Hari Penutupan Orang Muda Sedunia (World Youth Day) yang diselenggarakan di Sidney pada 20 Juli 2006 mengingatkan
Lebih terperinciPUSAT REHABILITASI KRISTIANI TERPADU BAGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DAN STRES PSIKOSOSIAL DI UNGARAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT REHABILITASI KRISTIANI TERPADU BAGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DAN STRES PSIKOSOSIAL DI UNGARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat
Lebih terperinciKABAR GEMBIRA BERHADAPAN DENGAN INDIVIDUALISME PERTEMUAN III
KABAR GEMBIRA BERHADAPAN DENGAN INDIVIDUALISME PERTEMUAN III GAGASAN POKOK Arus jaman membuat manusia (juga umat Kristiani) seringkali hidup dalam budaya individualisme: Segala hal berpusat hanya pada
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Pulau Bali dengan keindahan menjadi sebuah pulau tujuan wisata dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak sedikit dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Teritorial paroki Bongsari yang terbentang luas masuk wilayah kota Semarang, Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal mengakibatkan kurangnya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 IdePerancangan Ide perancangan muncul karena melihat potensi kebudayaan di Madura yang memiliki tempat yang kurang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan, metoda penelitian dan pemahaman terhadap proyek. Latar belakang yang memaparkan tentang alasan pertimbangan
Lebih terperinciBADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau yang dulunya dikenal dengan sebutan Kantor Agraria ini adalah lembaga pemerintah non kementerian di Indonesia yang mempunyai tugas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Buku pada mulanya berawal dari keinginan manusia untuk mengimplementasikan ucapan kata kata kedalam bentuk tertulis supaya dapat diketahui secara luas oleh seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di kota Jakarta meningkat pesat karena kota Jakarta sebagai pusat pergerakan ekonomi di Indonesia. Banyak masyarakat yang tertarik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Barong Tongkok merupakan sebuah Kota kecamatan yang termasuk dalam kawasan Kabupaten Kutai Barat dengan Ibu kota Sendawar yang merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum GSJPDI Kristus Gembala Baik. bawah naungan organisasi Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia
BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum GSJPDI Kristus Gembala Baik Gereja Kristus Gembala Baik adalah salah satu gereja yang berada di bawah naungan organisasi Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya warga keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia, membuat masyarakat Indonesia lama kelamaan beradaptasi dengan kebudayaankebudayaan Tionghoa tersebut dan
Lebih terperinci