Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN ARAH TUJUAN OBJEK DENGAN TABU SEARCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

PENDAHULUAN BAB Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada

Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENERATE AND TEST PADA PENCARIAN RUTE TERPENDEK

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh

MANAJEMEN BASIS DATA SARANA KAMPUS UNIVERSITAS BENGKULU MENGGUNAKAN ALGORITMA A* BERBASIS SPASIAL

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012

PERANCANGAN WEBSITE satutujuan.co.id SEBAGAI PORTAL RIDESHARING UNTUK CIVITAS AKADEMIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SENIT 2016 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

SKRIPSI APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM UNTUK AMBULANS DI KOTA MEDAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy

BAB II DASAR TEORI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Dan W Petterson, Introduction To Artificial Intelligent and Expert System, Prentce Hall,1990,p.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Matematika dan Statistika

L A P O R A N S K R I P S I SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MENGANALISA DAERAH PADAT KENDARAAN DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN MUHAMMAD AFLACHUL LATIF

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

SIMULASI ALGORITMA A* UNTUK MENYELESAIKAN PATHFINDING

APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM PADA PETA GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU TEMPUH PENGGUNA JALAN DENGAN METODE A* DAN BEST FIRST SEARCH 1

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM JALUR E-LAUDRY MENGGUNAKAN METODE DJIKSTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kerjanya di PT.Balesman mengadakan lelang aset kredit yang macet

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. melakukan evaluasi terhadap Sistem Informasi Geografis Rute Terpendek Kantor

VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ALGORITMA GRAF

BAB I PENDAHULUAN. mempersingkat waktu dan menghemat biaya. satunya adalah kebutuhan untuk

Gambar 3.1 Flowchart Membuat Rute Lari

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa. se-tingkat provinsi di Indonesia yang merpakan peleburan dari

APLIKASI PENCARIAN RUTE JALUR BUS TRANS SEMARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA

Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PEMETAAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTAMADYA MEDAN SKRIPSI FERRY TM SILABAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Perancangan Aplikasi Wisata Kabupaten Lebak Menggunakan Algoritma A* (A-Star) Berbasis Android

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

APLIKASI METODE DJIKSTRA PADA SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JALUR TRANSPORTASI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIS

ANALISA PEMILIHAN RUTE JALAN DARI JALAN SEI PADANG SAMPAI PUSAT KOTA DENGAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN PROGRAM MAP INFO SEBAGAI TAMPILAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJUK RUTE ANGKUTAN KOTA(ANGKOT) DI KOTA MALANG BERBASIS GIS PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Algoritma dijkstra ditemukan oleh Edger Wybe Dijkstra merupakan salah

ANALISA KEBUTUHAN WAKTU PADA PROSES PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penerapan Algoritma A* Untuk Pencarian Rute Terdekat Pada Permainan Berbasis Ubin (Tile Based Game)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Membangun Sistem Penjadwalan Ruang Laboratorium dengan Algoritma Modified BiDirectional A*

PENCARIAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DEPTH FIRST, BREATH FIRST DAN HILL CLIMBING (STUDY COMPARATIVE)

Transkripsi:

Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Ibnu Utomo WM Ana Setyaningsih Abstract : This research is to build an application system that provides information on alternative optimal routes on the streets of Semarang city. This study consists of five processes, namely gambar peta, data segmen, pembobotan, simpan rute, tampilan rute. First the user determines the location of the beginning and end and then inserted into the process of drawing the map then locate the intersection of the road. After obtaining the intersection of Algorithm A * (actual weight + weight heuristic), Algorithm Djiksta (actual weight). Weights are determined and then the system looking for the smallest segment with weights that generate a route. After that the route is saved and the system then displays the optimum route Keywords : Algoritma A*, Algoritma Djikstra, Rute Optimal, GIS. PENDAHULUAN Berkembangnya industri dan usaha menuntut adanya pelayanan transportasi yang lebih optimal. Jasa pengantar barang atau sales yang harus mengunjungi calon client-nya harus pula diatur sedemikian rupa. Hal ini perlu karena menyangkut penggunaan resource perusahaan seperti akomodasi maupun kualitas layanan seperti ketepatan waktu layanan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan profit bagi perusahaan. Berkembangnya industri maupun usaha-usaha yang lainnya maka secara tidak langsung berkembang pula transportasi khususnya di kota Semarang. Dampak dari berkembangnya transportasi dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas, tingginya tingkat kemacetan lalu lintas menyebabkan pergerakan kendaraan tidak terencana dan dapat menurunkan produktivitas, bahan bakar yang terbuang percuma, serta peningkatan polusi beserta dampak-dampaknya. Oleh karena itu diperlukan solusi yang dapat membantu pengemudi untuk pengaturan penentuan rute optimal ketujuan. Routing akan mencari jalur tercepat menuju lokasi yang akan dituju. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mendukung layanan routing. Kiranya GIS (Geographic Information System) sebagai sistem yang menganalisa seluruh peristiwa dipermukaan bumi bisa menjadi alternatif Ibnu Utomo WM adalah Dosen Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang 53

54 Techno.Com, Vol. 9 No. 2, Mei 2010 solusi visualisasi routing. Routing dioptimalkan dengan Algoritma A* untuk penentuan jalur tercepat antar dua node dan akan dibandingkan dengan Algoritma Djikstra sebagai jalur terpendek. PEMBAHASAN Secara umum sistem yang dibangun adalah suatu sistem yang berbasis informasi geografis yang dapat membantu pencarian rute optimal dengan waktu tempuh tercepat dari kasus pencarian Algoritma A*. Lokasi Awal Lokasi Akhir Pencarian Segmen Jalan Gambar Peta Data Segmen Pembobotan Perempatan Yang Terpilih Segmen dengan Bobot Terkecil User Rute Optimal Tampilan Rute Rute Jadi Simpan Rute Gambar 1: Perancangan Global Perancangan Gambar 1, secara global dapat dijelaskan bahwa perancangan terdiri dari satu user dan lima proses, yaitu gambar peta, data segmen, pembobotan, simpan rute, tampilan rute. Pertama user menentukan lokasi awal dan akhir kemudian dimasukkan kedalam proses yaitu peta gambar, kemudian dicari perempatan jalan. Setelah mendapatkan perempatan tentukan data segmen, segmen yang terpilih diproses kedalam pembobotan jalan yang terdiri dari Algoritma A* (bobot actual + bobot heuristik), Algoritma Djikstra (bobot actual). Pembobotan ditentukan kemudian cari segmen dengan bobot terkecil lalu simpan rute dalam proses. Setelah rute disimpan kemudian ditampilkan rute optimal. Context Diagram Lokasi Awal Lokasi Akhir User Mencari Rute Optimal Rute Optimal Gambar 2: Context Diagram

Perbandingan Pencarian Rute Optimal (Utomo) 55 Context diagram gambar 2, secara global dapat dijelaskan bahwa context diagram terdiri dari satu user dan satu proses, dengan dua input yaitu lokasi awal dan lokasi akhir yang akan menghasilkan satu output yaitu rute optimal. Data Flow Diagram Lokasi Awal Lokasi Akhir 1. Mencari Persimpangan Persimpangan 2. Aktifkan Algoritma Pencarian 1. Panjang Jalan 2. Kecepatan Jalan 3. Kepadatan Jalan 4. Straight Line Segmen Jalan Terpilih Segmen Jalan Terpilih User Data Jalan 3. Membangun Urutan Rute File Histori 1. Panjang Jalan 2. Kecepatan Jalan 3. Kepadatan Jalan 4. Straight Line Rute Optimal Gambar 3: DFD Level 1 DFD level 1 gambar 3 terdiri dari tiga proses yaitu mencari persimpangan, mengaktifkan pencarian, membangun urutan rute. Proses pertama berfungsi untuk menentukan persimpangan yang sudah tersedia di peta. Proses kedua berfungsi untuk mengaktifkan Algoritma A* yang berfungsi untuk pencarian secara heuristik, dimana pencarian heuristik merupakan pencarian dengan memprediksikan jarak terpendek dengan cost yang kecil dengan mengambil garis lurus antara titik/ node yang akan dituju dengan titik asal. Proses ketiga berfungsi untuk membangun rute dengan cara menentukan segmen jalan terpilih.

56 Techno.Com, Vol. 9 No. 2, Mei 2010 Lokasi Awal Lokasi Akhir 1.1 Menentukan Titik Persimpangan Titik Persimpangan User 1.2 Menentukan Segmen Persimpangan Ke Proses 2 Persimpangan Gambar 4: DFD Level 2 Proses 1 DFD level 2 proses 1 gambar 4 terdiri dari 2 proses yaitu menentukan titik persimpangan dan menentukan segmen persimpangan. Proses pertama berfungsi untuk menentukan titik persimpangan yang telah ditentukan oleh user. Proses kedua menentukan segmen persimpangan dengan cara mengambil radius untuk mencari segmen jalan yang bersinggungan dengan titik persimpangan. 2.2 Menghitung Cost Actual Bobot Actual File Histori 1. Panjang Jalan 2. Kecepatan Jalan 3. Kepadatan Jalan 4. Straight Line Kecepatan Jalan Panjang Jalan Segmen Jalan Terpilih Data Jalan 2.1 Menghitung Bobot 2.4 Pilih Jalan Dari Proses 1 Persimpangan Kepadatan Jalan Straight Line Segmen Jalan Terpilih Bobot Heuristik Ke Proses 3 2.3 Menghitung Cost Prediksi Gambar 5: DFD Level 2 Proses 2

Perbandingan Pencarian Rute Optimal (Utomo) 57 DFD level 2 proses 2 (gambar 5) terdiri dari 4 proses yaitu menghitung bobot, menghitung cost actual, menghitung cost prediksi, menentukan pilihan jalan. Proses pertama berfungsi untuk penginputan heuristik dimana persimpangan sudah didapatkan beserta data dari dinas perhubungan. Proses kedua berfungsi untuk menghitung cost actual dengan cara mengambil garis lurus ketujuan kemudian ditambahkan faktor kepadatan dan panjang jalan. Proses ketiga berfungsi untuk menghitung cost prediksi. Proses keempat yaitu menentukan pilihan jalan dengan cari jalan yang optimal dilalui kembali. Segmen Terpilih Dari Proses 2 3.1 Penelusuran Jalur dari Tujuan Keasal Urutan Data Segmen 3.2 Menampilkan Rute Optimal File Histori Histori Segmen Jalan Rute Optimal Gambar 6: DFD Level 2 Proses 3 User DFD level 2 proses 3 gambar 6 terdiri dari 2 proses yaitu penelusuran jalur dari tujuan ke asal dan menentukan rute optimal. Proses pertama berfungsi untuk mencari jalan yang tercepat dadri beberapa jalan yang ditelusuri kembali dari tujuan ke asal sehingga didapat urutan segmen jalan tercepat. Proses kedua berfungsi untuk menentukan rute optimal dengan cara mengurutkan data segmen yang terpilih.

58 Techno.Com, Vol. 9 No. 2, Mei 2010 Desain Menu Gambar 7: Desain Menu Pengujian Sistem Skenario Pengujian Pengujian sistem akan dilakukan dengan menggunakan Algoritma A* dan Algoritma Djikstra sebagai bahan perbandingan. Adapun Algoritma A* merupakan algoritma pencarian secara heuristik, pencarian ini dilakukan dengan memprediksikan jarak optimal dengan menggunakan bobot yang terkecil, dengan mengambil garis lurus antara titik yang akan dituju dengan titik asal. Algoritma A* ini akan dibandingkan dengan Algoritma Djikstra, Algoritma Djikstra ini menggunakan metode pencarian secara optimal. Maksud dari optimal itu sendiri adalah pencarian jarak terpendek dengan cara mengeksplore semua node sehingga pencarian ini mengakibatkan memakan waktu yang lama. Adapun 3 skenario pengujian terdiri dari: 1. Mencari radius. Radius adalah jari-jari lingkaran yang digunakan untuk menentukan segmen mana saja yang bersimpangan dengan current segmen 2. Algoritma A* untuk menentukan rute optimal berdasarkan Algoritma A* 3. Algoritma Djikstra untuk menentukan rute terpendek berdasarkan Algoritma Djikstra.

Perbandingan Pencarian Rute Optimal (Utomo) 59 Kecepatan kendaraan dihitung berdasarkan jarak 1 km/jam. Hal ini dikarenakan program ini mengambil solusi terburuk atas kepadatan kendaraan, karena data yang sebelumnya yang diambil dari dinas perhubungan tidak ditemukannya data real tentang kepadatan jalan kota semarang khususnya semarang tengah. Data Pengujian Data pengujian pada program ini menggunakan data graph sebagian Kota Semarang Tengah. Peta yang digunakan menggunakan peta 2 dimensi. Pengujian Skenario 1 Tabel 1: Pengujian Skenario 1 no radius id jalan jumlah perempatan jumlah perempatan persentasi (kilometer) ditemukan sebenarnya ditemukan kebenaran 1 0.001 id0001 3 1 33.3333333 id0002 5 4 80 id0003 5 5 100 id0004 4 3 75 id0005 4 4 100 id0006 4 2 50 id0007 2 2 100 id0008 2 2 100 id0009 3 3 100 id0010 4 4 100 id0011 4 4 100 id0012 4 4 100 id0013 4 4 100 87.5641026 2 0.002 id0001 3 1 33.3333333 id0002 4 3 75 id0003 4 4 100 id0004 4 3 75 id0005 4 4 100 id0006 5 3 60 id0007 4 4 100 id0008 4 4 100 id0009 4 4 100 id0010 3 1 33.3333333 id0011 4 4 100 id0012 4 4 100 id0013 4 4 100 82.8205128

60 Techno.Com, Vol. 9 No. 2, Mei 2010 3 0.003 id0001 3 3 100 id0002 6 6 100 id0003 5 5 100 id0004 4 4 100 id0005 5 5 100 id0006 5 5 100 id0007 4 4 100 id0008 4 4 100 id0009 4 4 100 id0010 4 4 100 id0011 4 4 100 id0012 4 4 100 id0013 4 4 100 100 4 0.004 id0001 3 3 100 id0002 6 6 100 id0003 5 5 100 id0004 4 4 100 id0005 5 5 100 id0006 5 5 100 id0007 4 4 100 id0008 4 4 100 id0009 4 4 100 id0010 4 4 100 id0011 4 4 100 id0012 4 4 100 id0013 4 4 100 100 5 0.005 id0001 3 3 100 id0002 6 6 100 id0003 5 5 100 id0004 4 4 100 id0005 5 5 100 id0006 5 5 100 id0007 4 4 100 id0008 4 4 100 id0009 4 4 100 id0010 4 4 100 id0011 4 4 100 id0012 4 4 100 id0013 4 4 100 100

Perbandingan Pencarian Rute Optimal (Utomo) 61 Dari hasil pengujian skenario pertama ini maka dapat dilihat bahwa dari 5 kali percobaan yang diambil hasil terbaik didapat pada radius 0.003, dikarenakan hasil pada saat radius 0.003 semua persimpangan dapat diketahui dengan tepat atau tingkat keberhasilan 100% dengan minimum radius. Pengujian Skenario 2 Pengujian skenario dua ini terdiri dari 2 pengujian yaitu Algoritma A* dan Algoritma Djikstra. Pengujian ini telah diuji sebanyak tiga kali, dan diambil hasil terbaik yaitu hasil yang terbentuk jalur. Tabel 2: Pengujian Algoritma A* no jalan asal jalan tujuan waktu bobot jalan hh/mm/ss/xxx (detik) 1 P. Tendean Depok 00:00:01:313 144620.9945 00:00:01:313 00:00:01:328 00:00:01:318 2 P. Tendean Thamrin 00:00:09:359 457955.5303 00:00:09:156 00:00:09:156 00:00:09:223 3 P. Tendean Depok 00:04:09:562 1132909.115 00:04:09:329 00:04:09:141 00:04:09:344 4 Tanjung Depok 00:00:04:406 289230.8926 00:00:04:422 00:00:04:406 00:00:04:411 5 Tanjung Thamrin 00:00:28:297 867698.269 00:00:28:281 00:00:28:281 00:00:28:286 6 Thamrin Depok 00:01:24:625 1060599.826 00:01:24:375 00:01:24:343 00:01:24:448 7 Thamrin Mayjen S. 00:00:19:688 530298.6504 00:00:19:688

62 Techno.Com, Vol. 9 No. 2, Mei 2010 00:00:19:688 00:00:19:688 8 Thamrin Sekayu 00:00:16:000 457955.5303 00:00:16:000 00:00:16:000 00:00:16:000 9 Sekayu Mayjen S. 00:07:02:140 1952551.944 00:07:01:450 00:07:02:135 00:07:01:908 10 Sekayu Ki Mangun S. 00:02:43:782 747392.5237 00:02:43:562 00:02:43:782 00:02:43:709 Tabel 3: Pengujian Djikstra no jalan asal jalan tujuan waktu bobot jalan hh/mm/ss/xxx (detik) 1 P. Tendean Depok 00:07:49:531 144620.9945 00:07:49:541 00:07:49:375 00:07:49:482 2 P. Tendean Thamrin 00:07:49:657 1301872.003 00:07:49:541 00:07:49:485 00:07:49:510 3 P. Tendean Depok 00:07:50:109 1108832.408 00:07:49:687 00:07:49:495 00:07:49:764 4 Tanjung Depok 00:07:49:844 289230.8926 00:07:49:875 00:07:49:865 00:07:49:861 5 Tanjung Thamrin 00:07:50:844 867698.269 00:07:49:875

Perbandingan Pencarian Rute Optimal (Utomo) 63 00:07:49:867 00:07:50:195 6 Thamrin Depok 00:07:50:000 91870.05577 00:07:49:968 00:07:49:895 00:07:49:946 7 Thamrin Mayjen S. 00:07:49:828 530298.6504 00:07:49:812 00:07:49:812 00:07:49:818 8 Thamrin Sekayu 00:07:49:875 457955.5303 00:07:49:875 00:07:49:875 00:07:49:875 9 Sekayu Mayjen S. 00:07:50:072 1060599.826 00:07:50:072 00:07:50:072 00:07:50:072 10 Sekayu Ki Mangun S. 00:07:48:781 699180.1915 00:07:49:657 00:07:49:625 00:07:49:354 Pengujian Algoritma A* dan Algoritma Djikstra didapat kemudian dicari pengujian selisih waktu dan selisih bobot. Adapun tabel pengujian dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4: Pengujian Selisih Waktu dan Selisih Bobot Jalan selisih waktu (%) selisih bobot jalan (%) 99.70% 0% 52.30% -37.03% 46.90% -2.17% 99.10% 0% 93.90% 0% 82.20% -18.91% 95.80% 0%

64 Techno.Com, Vol. 9 No. 2, Mei 2010 96.50% 0% 10.20% -42.10% 73.60% -6.89% Dari hasil pengujian skenario kedua dan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa Algoritma A* dalam hal waktu lebih cepat dibandingkan Algoritma Djikstra. 1. Rumus mencari selisih waktu (waktu Djikstra waktu A*) / waktu Djikstra * 100% contoh: 469482 + 1318/469482 * 100% = 99.70% 2. Rumus mencari selisih waktu Jumlah keseluruhan selisih waktu / 10 kali percobaan Contoh: 750.2/10 = 75.02% 3. Rumus mencari selisih bobot jalan (bobot Djikstra bobot A*) / bobot Djikstra * 100% contoh: 1301872.003 + 1784022.039 / 130872.003 * 100% = -37.03% 4. Rumus mencari selisih bobot Jumlah keseluruhan selisih bobot / 10 kali percobaan Contoh:-107.1/10 = -10.71% Dari hasil percobaan bahwa Algoritma A* mempunyai kecepatan 75.02% lebih baik daripada Algoritma Djikstra dan rute yang dihasilkan lebih jauh 10.71% dari panjang rute yang dihasilkan Algoritma Djikstra. Secara umum Algoritma A* lebih baik dibandingkan Algoritma Djikstra. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang bisa didapatkan antara lain : 1. Algoritma A* mempunyai kecepatan 75.02% lebih baik daripada Algoritma Djikstra 2. Rute yang dihasilkan jauh 10.71% dari panjang rute yang dihasilkan Algoritma Djikstra 3. Secara umum Algoritma A* lebih baik dibandingkan Algoritma Djikstra 4. Parameter panjang jalan, kecepatan maksimum, tingkat kepadatan jalan dan perkiraan jarak tempuh ketitik tujuan dengan penghitungan straight line dapat digunakan sebagai parameter pembobotan kepadatan jalan. 5. Parameter pembobotan kepadatan jalan dapat digunakan sebagai bobot heuristik pada alternatif solusi rute optimal dengan menggunakan Algoritma A*.

Perbandingan Pencarian Rute Optimal (Utomo) 65 DAFTAR PUSTAKA 1. Arita Witanti. (2005). Pencarian Rute Untuk ATSP Berdasarkan Algoritma A* dan ANT Coloni. STT Telkom. 2. Eddy Prahasta. (2005). Sistem Informasi Geografis Map Info: Aplikasi pengembangan MAP INFO dengan Menggunakan Borland Delphi, Ms. Visual Basic dan Map Basic. Bandung: Informatika. 3. Ir. Inge Martina (2003). 36 Jam Belajar Komputer Delphi 8.0. Jakarta: Gramedia. 4. Lester Patrick. (2005). A* Pathfinding To Beginners. 5. M. Zuliansyah. (2003). Penentuan Rute Dengan Pencarian Cerdas Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas. 6. Robert Setiadi. (2008). Algoritma Itu Mudah. Jakarta: Gramedia. 7. Sri Kusumadewi. (2003). Artificial Intellegence, Graha Ilmu.