Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN SAMPAI DENGAN BULAN 02 NOPEMBER Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember Produksi (ton)

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2016 KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM).

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian)

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

TUGAS AKHIR RP

BERITA RESMI STATISTIK

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lamongan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 056/054.a/ /I/2013 Tanggal : 28 Januari 2013

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

TINJAUAN LINGKUP EKSTERNAL

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

BAB III KINERJA ADVOKAT DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN. A. Letak Geografis Pengadilan Agama Lamongan

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

KANTOR KABUPATEN LAMONGAN

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Jurnal Ternak, Vol.03, No.02, Desember 2012

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

dari konsep semula. Beberapa kota lain yang mempunyai perkembangan yang AH Pasarlegi KEC. SAMBENG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

LAPORAN BULAN JANUARI 2015 DINAS PETERNAKAN &KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

LAMONGAN Fatkhur Rozi Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : , 2018 e-issn:

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Pemerintah Kabupaten Lamongan GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMONGAN

Analisis Kebijakan dalam Ranperda Sistem Pendidikan Kabupaten Lamongan MADEKHAN

BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN TENTANG HUKUMAN TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR

KATA PENGANTAR. Lamongan, Agustus 2016 KEPALA DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN LAMONGAN

PENDAHULUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA POLA RUANG V - 1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A. Gambaran Wilayah. Kabupaten LAMONGAN

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Identifikasi Kemampuan Pelayanan Ekonomi dan Aksesibilitas Pusat Kegiatan Lokal Ngasem di Kabupaten Kediri

Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Ekonomi Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Ekonomi

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

KATA PENGANTAR. Lamongan,

KABUPATEN LAMONGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

JURNAL. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum. Oleh : CATUR YULIANTO NIM.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

ANALISIS LAMA USAHA DAN UPAH KARYAWAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA UKM DI KABUPATEN LAMONGAN

DAFTAR ISI. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan III-1

5. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

DPU. Pengairan Kabupaten Lamongan DAFTAR ISI. Halaman

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan. Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan 2016

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

Identifikasi Tingkat Pelayanan Pasar Tradisional Agrobis Babat Kabupaten Lamongan

KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses. pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

BAB III METODOLOGI. repository.unisba.ac.id. 3.1 Metode Pendekatan Studi

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Penentuan Tipologi Pengembangan Industri Batik dalam Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Pamekasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dari kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Yeni Ratnasari, Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Kesenjangan wilayah yang tejadi di Kabupaten Lamongan disebabkan adanya ketidakmerataan percepatan dan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan sosial antar kecamatan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tipologi kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Metode analisis yang digunakan adalah analisis PLS-CFA untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, analisis Point by point methode dan perhitungan nilai Range untuk mengetahui tingkat kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, analisis Statistik Deskriptif untuk menentukan tipologi kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Dari hasil akhir penelitian didapatkan 4 tipologi kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, yaitu Tipologi A merupakan kelompok kecamatan yang mempunyai karakteristik kemajuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan sosial tinggi; Tipologi B mempunyai karakteristik kemajuan ekonomi tinggi namun memiliki tingkat kesejahteraan rendah; Tipologi C mempunyai karakteristik kemajuan ekonomi rendah namun memiliki tingkat kesejahteraan sosia tinggi; Tipologi D mempunyai karakteristik kemajuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan rendah. Kata Kunci tipologi kesenjangan wilayah, aspek ekonomi dan aspek sosial K I. PENDAHULUAN ESENJANGAN wilayah merupakan kodisi dimana terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan dan perkembangan ekonomi antar wilayah. Permasalahan tersebut masih didominasi adanya perbedaan pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, serta rendahnya akses masyarakat terhadap sarana prasarana sosial ekonomi [1]. Kondisi demikian menyebabkan beberapa daerah mengalami kemajuan, sementara beberapa daerah lain mengalami ketertinggalan [2]. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang menunjukkan keberhasilan pembangunan wilayahnya ditandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 yaitu sebesar 7,12% [3]. Disaat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan menunjukkan perkembangan yang positif, namun masih terdapat ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah kecamatan [4]. Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2012 berada di Kecamatan Babat yaitu sebesar 10,40% dan yang paling rendah berada di Kecamatan Brondong sebesar 4,43% [5]. Indikasi kesenjangan wilayah berdasarkan aspek sosial dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan sosialnya [1]. Data BPS Kabupaten Lamongan tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kecamatan Babat sebesar 2.168 jiwa dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Sarirejo sebesar 218 jiwa [6]. Selain itu, terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan sosial diindikasikan dari ketidakmerataan distribusi partisipasi penduduk usia sekolah dan infrastuktur sosial antar wilayah [7]. Kesenjangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lamongan ditunjukkan dengan indeks fasilitas kesehatan. Terjadi konsentrasi fasilitas kesehatan di Kecamatan Lamongan dengan skor 100 dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Sukorame yaitu sebesar 25 [8]. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tipologi kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Dimana sasaran yang dilakukan yaitu menganalis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan aspek ekonomi dan sosial, menganalisis tingkat kesenjangan wilayah berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan ekonomi dan sosial, dan yang terakhir menentukan tipologi kesenjangan wilayah di Kabupaten berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan pembangunan wilayah di Kabupaten Lamongan secara spesifik pada masing-masing tipologi yang terbentuk. Sehingga nantinya dapat mempermudah dalam perumusan arahan atau strategi pemerataan pembangunan wilayah di seluruh wilayah kecamatan. A. Jenis Penelitian II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-126 untuk menilai tingkat kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, maka langkah awal yang dilakukan adalah menentukan indikator dan variabel kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial berdasarkan teori yang didapatkan, kemudian melakukan pengujian teori dengan melakukan analisis berdasarkan kondisi empiris. B. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis PLS-CFA, Point by point method dan perhitungan nilai Range, serta analisis Statistik Deskriptif. Input variabel yang dugunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang dihasilkan dari sintesa tinjauan pustaka antara lain variabel PDRB Per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, jumlah angkatan kerja, jumlah investasi, kondisi jalan, tingkat pendidikan penduduk usia SMA, fasilitas puskesmas, fasilitas rumahsakit, fasilitas pendidikan SD, fasilitas pendidikan SMP, fasilitas pendidikan SMA dan tingkat kesejahteraan penduduk. Variabel yang memiliki tingkat kesenjangan tinggi berdasarkan aspek ekonomi adalah variabel jumlah investasi, kondisi jalan, PDRB Per kapita, variabel fasilitas pendidikan SMA, fasilitas rumahsakit, tingkat pendidikan penduduk usia SMA, fasilitas pendidikan SMP. Analisis PLS-CFA bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Evaluasi dalam analisis ini dilihat dari nilai Standarized Loadings dan nilai CR (Critical Ratio). Nilai standardized loading ini merupakan besarnya korelasi antara variabel manifest dengan konstrak kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Apabila suatu variabel memiliki nilai standardized loading lebih besar dari 0,50 maka dapat dikatakan memiliki validitas yang baik, dan memiliki nilai critical ratio (CR) di atas 2,00 menunjukkan variabel tersebut signifikan sehingga dapat dikatakan valid digunakan sebagai alat ukur kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Analisis Point by Point method dan perhitungan nilai Range merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesenjangan wilayah berdasarkan tingkat kemajuan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan ekonomi dan sosial. Tahap pertama dalam melakukan analisis ini adalah dengan menghitung nilai kemajuan pada masing-masing variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan aspek ekonomi dan sosial dengan menggunakan rumus di bawah ini: ij B ij = max Keterangan: B ij = Nilai rasio variabel i di kecamatan j X ij = Nilai variabel i di kecamatan j = Nilai maksimum variabel i X i max Kemudian menambahkan nilai rasio keseluruhan variabel aspek ekonomi maupun aspek sosial untuk mendapatkan nilai gabungan aspek ekonomi maupun sosial yang menunjukkan kemajuan ekonomi dan nilai gabungan dari variabel-variabel pada aspek sosial menunjukkan tingkat kesejahteraan sosial dengan menggunakan rumus dibawah ini INI B ij = p 1 p i 1 Bij Keterangan : INI B ij = nilai gabungan aspek ekonomi/sosial P = jumlah dari variabel Dengan Kriteria: - Nilai rasio 0< B ij /INI Bij <0,50 : nilai kemajuan variabel pada aspek ekonomi maupun sosial rendah - Nilai rasio 0,50< B ij /INI Bij <1 : nilai kemajuan variabel pada aspek ekonomi maupun sosial tinggi. Perhitungan nilai Range untuk menilai seberapa besar tingkat kesenjangan wilayah berdasarkan variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan ekonomi dan sosial dengan. Metode ini menghitung selisih antara nilai terbesar dengan nilai terkecil pada masing-masing variabel aspek ekonomi maupun sosial. Analisis statistik diskriptif merupakan alat analisis yang digunakan untuk menggambarkan kelompok kecamatan berdasarkan perbedaan karakteristik kemajuan ekonomi (merupakan nilai gabungan dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah pada aspek ekonomi) dan kesejahteraan sosial (merupakan nilai gabungan dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah pada aspek sosial) ke dalam bentuk diagram pencar/ scatter plot. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Variabel yang Berpengaruh Terhadap Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial menggunakan teknik analisis PLS-CFA. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat korelasi/pengaruh masingmasing variabel terhadap kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Prinsip analisis ini adalah apabila nilai standardized loadings di atas 0,50 dapat dikatakan variabel tersebut memiliki pengaruh yang tinggi dan memilki validitas yang baik dalam mengukur konstrak kesenjangan pada aspek ekonomi maupun sosial. Dan apabila variabel tersebut memiliki nilai CR diatas 2,00 menunjukkan nilai standardized loadings tersebut signifikan, sehingga dapat dikatakan valid dijadikan sebagai alat ukur kesenjangan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-127 wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Dari hasil analisis PLS-CFA didapatkan output sebagai berikut: Latent Variable Aspek Ekonomi Tabel 1. Output Hasil Analisis PLS-CFA Aspek Ekonomi Manifest Variable Standarized loadings Berdasarkan tabel output hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari 18 variabel kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, setelah dianalisis menggunakan PLS-CFA didapatkan 12 variabel yang memiliki nilai standardized loadings atau korelasi di atas 0,50 dan memiliki nilai CR diatas 2,00 antara lain : variabel PDRB Per kapita, laju pertumbuhan PDRB, jumlah angkatan kerja, jumlah investasi, kondisi jalan, tingkat pendidikan penduduk usia SMA, fasilitas puskesmas, fasilitas rumahsakit, fasilitas pendidikan SD, fasilitas pendidikan SMP, fasilitas pendidikan SMA, tingkat kesejahteraan penduduk. Sehingga berdasarkan analisis CR Ket. PDRB Per kapita 0,802 3,672 Kontribusi sektor industry 0,117 0,299 Tidak manufaktur terhadap PDRB Laju pertumbuhan 0,637 2,519 PDRB Jumlah angkatan 0,777 2,594 kerja Jumlah tenaga kerja di sektor industry 0,333 1,807 Tidak manufaktur Jumlah investasi 0,891 3,437 Kondisi jalan 0,813 3,011 Sumber: Hasil analisa, 2014 Latent Variable Aspek Sosial Tabel 2. Output Hasil Analisis PLS-CFA Aspek Sosial Manifest Variable Standarized loadings CR Ket. Tingkat pendidikan 0,185 0,494 Tidak valid penduduk usia SD Tingkat pendidikan penduduk usia SMP 0,083 0,187 Tidak Tingkat pendidikan 0,724 2,280 penduduk usia SMA Migrasi penduduk 0,098 0,254 Tidak Fasilitas Rumahsakit Fasilitas Puskesmas Fasilitas pendidikan SD Fasilitas pendidikan SMP Fasilitas pendidikan SMA Kondisi perumahan Tingkat kesejahteraan penduduk 0,822 0,530 0,642 2,689 2,985 2,615 0,679 3,021 0,813 0,294 0,516 3,011 0,114 2,378 Tidak diatas, 12 variabel tersebut dapat dikatakan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. B. Analisis Tingkat Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Dalam menganalisis tingkat kesenjangan wilayah yang terjadi di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial yaitu dengan menggunakan analisis Point by Point Methode dan Perhitungan nilai Range. Metode tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan perbedaan kemajuan masing-masing variabel yang berpengaruh pada aspek ekonomi dan sosial. No Tabel 3. Tingkat Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan Aspek Ekonomi Variabel Nilai Range R > 0,83 R < 0,83 Keterangan 1 PDRB Per kapita 0,87 Tinggi 2 Laju 0,57 Rendah Pertumbuhan PDRB 3 Jumlah Angkatan Kerja 0,75 Rendah 4 Jumlah investasi 0,998 Tinggi 5 Kondisi jalan 0,96 Tinggi Rata-rata 0,83 Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diketahui bahwa variabel jumlah investasi (0,998), kondisi jalan (0,96), dan PDRB Per kapita (0,87) memiliki nilai yang tinggi dibandingkan dengan rata-rata kesenjangan aspek ekonomi. Sedangkan untuk variabel jumlah angkatan kerja dan laju pertumbuhan PDRB memiliki nilai yang rendah dibandingkan dengan rata-rata kesenjangan aspek ekonomi yaitu sebesar 0,75 dan 0,57. Tingginya kesenjangan pada variabel jumlah investasi, kondisi jalan dan PDRB Per kapita adalah penyebab utama kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan. Untuk variabel jumlah angkatan kerja (0,70) dan laju pertumbuhan PDRB (0,57) mempunyai nilai kesenjangan yang rendah karena berada dibawah ratarata kesenjangan aspek ekonomi. Rendahnya tingkat kesenjangan pada variabel tersebut menunjukkan bahwa bahwa capaian kemajuan pada masing-masing variabel tersebut sudah cukup merata di Kabupaten Lamongan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-128 No Tabel 4. Tingkat Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan Aspek Sosial Variabel Nilai Range R > 0,85 R < 0,85 Keterangan 1 Tingkat 0,98 Tinggi Pendidikan Penduduk Usia SMA 2 Fasilitas Rumahsakit 1,00 Tinggi 3 Fasilitas 0,69 Rendah Puskesmas 4 Fasilitas Pendidikan SD 0,77 Rendah 5 Fasilitas 0,90 Tinggi Pendidikan SMP 6 Fasilitas Pendidikan SMA 1,00 Tinggi 7 Tingkat 0,66 Rendah Kesejahteraan Penduduk Rata-rata 0,85 Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diketahui bahwa kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan pada aspek sosial yang memiliki nilai tinggi adalah variabel fasilitas pendidikan SMA sebesar 1,00, fasilitas rumahsakit sebesar 1,00, tingkat pendidikan penduduk usia SMA sebesar 0,95, dan fasilitas pendidikan SMP sebesar 0,90, Hal ini dapat dilihat dari nilai tingkat kesenjangan variabel tersebut lebih besar daripada rata-rata tingkat kesenjangan aspek sosial yaitu >85. Tingginya kesenjangan pada variabel fasilitas pendidikan SMA, fasilitas rumahsakit, tingkat pendidikan penduduk usia SMA, dan fasilitas pendidikan SMP adalah penyebab utama kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan. Hal ini dikarenakan variabel tersebut memiliki nilai pengaruh yang besar pada model kesenjangan wilayah pada aspek sosial yang telah terindetifikasi sebelumnya pada sasaran pertama. Untuk variabel fasilitas pendidikan SD (0,77), fasilitas puskesmas (0,69) tingkat kesejahteraan penduduk (0,66) mempunyai nilai kesenjangan yang rendah karena berada dibawah rata-rata kesenjangan aspek sosial. Rendahnya tingkat kesenjangan pada variabel tersebut menunjukkan bahwa bahwa capaian kemajuan pada masingmasing variabel tersebut sudah cukup merata di Kabupaten Lamongan. C. Menentukan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Analisis statistik diskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik kecamatan berdasarkan kemajuan ekonomi (merupakan nilai gabungan dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah pada aspek ekonomi) dan kesejahteraan sosial (merupakan nilai gabungan dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah pada aspek sosial) ke dalam bentuk diagram pencar/ scatter plot. Berikut merupakan input data dalam penentuan tipologi kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial : No Tabel 5. Input Data Tipologi Kesenjangan Wilayah di KabupatenLamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Kecamatan Aspek Ekonomi Aspek Sosial 1 Sukorame 0,21 0,25 2 Bluluk 0,30 0,25 3 Ngimbang 0,33 0,44 4 Sambeng 0,34 0,40 5 Mantup 0,28 0,45 6 Kembangbahu 0,37 0,37 7 Sugio 0,38 0,51 8 Kedungpring 0,42 0,51 9 Modo 0,42 0,43 10 Babat 0,57 0,75 11 Pucuk 0,40 0,43 12 Sukodadi 0,42 0,51 13 Lamongan 0,74 0,79 14 Tikung 0,38 0,38 15 Sarirejo 0,29 0,31 16 Deket 0,29 0,37 17 Glagah 0,29 0,48 18 Karangbinangun 0,46 0,37 19 Turi 0,40 0,36 20 Kalitengah 0,32 0,34 21 Karanggeneng 0,32 0,46 22 Sekaran 0,33 0,51 23 Maduran 0,41 0,40 24 Laren 0,48 0,28 25 Solokuro 0,35 0,27 26 Paciran 0,74 0,49 27 Brondong 0,72 0,27 Berdasarkan input data diatas, dapat digambarkan diagram pencar yang menujukkan pengelompokan kecamatan berdasarkan kesamaan karakteristik kemajuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan sosial. Hasil diagram pencar terhadap input data pada tabel di atas, ditunjukkan dalam gambar di bawah ini: Gambar. 1. Diagram Pencar Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-129 IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Gambar 2. Peta Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Berdasarkan diagram pencar dan peta di atas, maka Kabupaten Lamongan dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe kelompok wilayah sebagai berikut: 1. Tipologi A Tipologi A ini merupakan kelompok kecamatan yang termasuk dalam Kuadran I dengan karakteristik kemajuan ekonomi yang tinggi dan mempunyai tingkat kesejahteraan sosial yang tinggi pula. Adapun kecamatan yang termasuk dalam kuadran I ini adalah Kecamatan Babat dan Lamongan. Kelompok ini merupakan kelompok kecamatan yang kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosialnya sudah optimal. 2. Tipologi B Tipologi B ini terdiri dari kelompok kecamatan yang berada di Kuadran II dan memiliki karakteristik kemajuan ekonomi yang tinggi, namun kesejahteraan sosial yang lebih rendah. Kecamatan yang termasuk dalam kelompok kuadran ini adalah Kecamatan Paciran dan Brondong. 3. Tipologi C Tipologi C ditempati kelompok kecamatan yang termasuk dalam Kuadran IV. Kelompok kecamatan ini memiliki karakteristik tingkat kemajuan ekonomi yang rendah, namun memiliki kesejahteraan sosial yang tinggi. Kecamatan yang termasuk dalam Kuadran IV ini adalah Kecamatan Sugio, Kedungpring, Sekaran, dan Sukodadi 4. Tipologi D Tipologi D terdiri dari kelompok kecamatan yang termasuk dalam Kuadran III. Kelompok kecamatan pada kuadran ini memiliki karakteristik kemajuan ekonomi yang rendah dan memiliki kesejahteraan sosial juga rendah. Kecamatan yang termasuk dalam kelompok kuadran ini adalah Kecamatan Sukorame, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Mantup, Kembangbahu, Modo, Pucuk, Tikung, Sarirejo, Deket, Glagah, Karangbinangun, Turi, Kalitengah, Karanggeneng, Maduran, Laren, Solokuro. A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat 12 variabel yang berpengaruh terhadap kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial yaitu variabel PDRB Per kapita, Laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah angkatan kerja, Jumlah investasi, Kondisi jalan, Tingkat pendidikan penduduk usia SMA, Fasilitas rumahsakit, Fasilitas puskesmas, Fasilitas pendidikan SD, Fasilitas pendidikan SMP, Fasilitas pendidikan SMA, Tingkat kesejahteraan penduduk 2. Dari hasil analisis tingkat kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan pada aspek ekonomi, variabel yang memiliki nilai tingkat kesenjangan tertinggi adalah variabel jumlah investasi (0,998) dan yang memiliki nilai terendah adalah variabel variabel laju pertumbuhan PDRB (0,57). Untuk tingkat kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan pada aspek sosial yang memiliki nilai tertinggi adalah variabel fasilitas pendidikan SMA (1,00) dan fasilitas rumahsakit (1,00), sedangkan variabel tingkat kesejahteraan penduduk mempunyai nilai tingkat kesenjangan yang rendah yaitu sebesar 0,66. 3. Terdapat 4 tipologi kesenjangan wilayah berdasarkan aspek ekonomi dan sosial, yaitu 1) Tipologi A ditempati oleh Kecamatan Babat dan Lamongan dengan karakteristik kemajuan ekonomi yang tinggi dan mempunyai tingkat kesejahteraan sosial yang tinggi; 2) Tipologi B ditempati oleh Kecamatan Paciran dan Brondong dengan karakteristik kemajuan ekonomi yang tinggi, namun kesejahteraan sosial yang lebih rendah; 3) Tipologi C ditempati Kecamatan Sugio, Kedungpring, Sekaran, dan Sukodadi dengan karakteristik tingkat kemajuan ekonomi yang rendah, namun memiliki kesejahteraan sosial yang tinggi; 4) Tipologi D ditempati Kecamatan Sukorame, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Mantup, Kembangbahu, Modo, Pucuk, Tikung, Sarirejo, Deket, Glagah, Karangbinangun, Turi, Kalitengah, Karanggeneng, Maduran, Laren, Solokuro dengan karakteristik kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial juga rendah. B. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mendukung penelitian ini adalah diperlukan penelitian lanjutan mengenai arahan atau strategi untuk mengurangi kesenjangan wilayah di Kabupaten Lamongan berdasarkan aspek ekonomi dan sosial.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-130 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Y.R. mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-2014, Dinas instansional Kabupaten Lamongan terkait, dan semua pihak yang membantu penulis dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] F. Basri, Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebijakan Ekonomi Indonesia.. Jakarta: PT.Gelora Aksara Utama (2002). [2] Z. Arifin, Kesenjangan dan Konvergensi Ekonomi Antar Kabupaten Pada Empat Koridor di Propinsi Jawa Timur. Jurnal Humanity, Volume IV Nomor Maret 2009: 154-164. Fakultas Ekonomi Jurusan IESP. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (2009) [3] (Monograph Online Sources) Anonym. (2013, October, 21). Pertumbuhan Ekonomi Lamongan Pada 2012 Capai 7,12 Persen. Available: http//pertumbuhan ekonomi lamongan pada 2012 capai 7,12 persen-surya.htm [4] N.Rachmasari, Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan dan Konergensi antar Kecamatan di Kabupaten Lamongan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (2007) [5] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2013 [6] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lamongan Dalam AngkaTahun 2013 [7] Bappeda Kabupaten Lamongan, RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2015 [8] Bappeda Kabupaten Lamongan, RTRW Kabupaten Lamongan Tahun 20008-2028