2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Luas lahan sawah saat ini tinggal 7,5 juta hektar (ditambah 9,7 juta hektar lahan kering). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 36,5 % (41,20 juta orang) dari 112,80 juta penduduk yang bekerja pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani. Artinya, jika bukan karena sektor pertanian, angka pengangguran terbuka di negeri ini dapat dipastikan akan meledak. Akan tetapi usahatani yang menyerap pengangguranpun masih belum banyak mengurangi jumlah pengangguran (BPS, 2011). Menurut Soekartawi (1995) usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Waktu tertentu disini berarti menunjukkan bahwa usaha tani tidak dapat dilakukan setiap waktu karena faktor alam sehingga sela- sela waktu yang tidak digunakan untuk usaha tani inilah yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk membuat kerajinan yang disebut Roge- Rege. Roge- Rege merupakan anyaman berbentuk piring, nampan ataupun mangkuk yang terbuat dari bahan lidi kelapa dianyam sedemikian rupa hingga dapat bernilai komersial atau digunakan sebagai perkakas makan ataupun alat lainnya. Begitu pula yang dilakukan oleh warga masyarakat Desa Plumutan, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Warga disini memiliki pekerjaan utama sebagai petani, akan tetapi disela kesibukannya sebagai petani, tentunya ada waktu dimana tidak digunakan untuk menggarap sawah. Misalnya ketika selesai menyemai dan menanam, ada waktu dimana menunggu benih tumbuh atau ketika musim kemarau panjang tentunya mereka tidak menggarap sawahnya. Saat itulah warga disini menggunakan waktu luangnya untuk memperoleh penghasilan lebih melalui kegiatan kerajinan yang telah berkembang sejak lama yakni menganyam lidi menjadi sesuatu yang bernilai. Waktu yang sedikit itu ternyata demikian berarti kalau dimanfaatkan dengan baik. 4
5 2.1.1 Jumlah Jam Kerja Waktu luang adalah waktu sela diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama. Pekerjaan utamalah yang menyedot waktu terbanyak. Bagi sebagian orang, waktu luang adalah waktu untuk beristirahat. Bagi sebagian lainnya, waktu luang sama dengan waktu kreatif, saat-saat bersemainya bibit-bibit keberhasilan. Banyak orang berhasil dalam kehidupannya bukan pada waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan utama, melainkan pada waktu luang. Bagi orang-orang yang kreatif, cerdas dan penuh inisiatif, waktu luang bisa berarti banyak. Pada saat itu ia bisa menemukan dan menggali kemampuan dirinya dalam bidang yang diminati (Anita, 2012). Jumlah jam kerja merupakan curahan waktu yang digunakan petani dan keluarga untuk membuat kerajinan berdasarkan waktu luang yang dimiliki. Semakin banyak waktu luang, maka semakin banyak jumlah jam kerja yang dimiliki. Semakin banyak jumlah jam kerja, maka semakin banyak pula curahan waktu dan produk yang dihasilkan. Dari sinilah peneliti ingin mengetahui berapa jumlah jam kerja yang dicurahkan petani dan keluarga dari waktu luang yang dimiliki untuk membuat kerajinan Rogo-Rege. 2.1.2 Luas Lahan Usaha Tani Peranan sektor pertanian bagi kehidupan masyarakat di pedesaan sangat ditentukan oleh luas lahan pertanian. Luas lahan merupakan faktor produksi utama. Bekerja tidak penuh dalam usaha tani sulit untuk dihindari walaupun lahan pertanian cukup luas, hal ini dikarenakan sifat usaha tani musiman yang selalu ada waktu luang untuk menunggu pekerjaan berikutnya. Namun pada usaha tani lahan sempit, terjadinya bekerja tidak penuh bukan saja karena menunggu pekerjaan yang diakibatkan oleh sifat musiman usaha tani, melainkan juga karena pengaruh luas lahan garapan (Sutrisno, 1982). Usaha tani yang dengan lahan sempit, akan membatasi petani mencurahkan jam kerja. Sedangkan luas lahan usaha tani yang luas akan mengurangi curahan jam kerja petani dan keluarga untuk membuat kerajinan Rogo-Rege. Permasalahan yang
6 dihadapi oleh rumah tangga petani di pedesaan dengan usaha tani lahan sempit ini perlu diatasi dengan mencari alternatif kesempatan kerja lain yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan penghasilan tanpa meninggalkan usaha tani, misalnya pekerjaan di sektor informal. Alternatif ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di pedesaan, terutama di pedesaan yang memiliki lahan garapan sempit. Berdasarkan hal inilah membuat kerajinan Roge- Rege dijadikan alternatif untuk pemanfaatan waktu luang. 2.1.3 Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja dapat diperoleh dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan atau arisan tenaga kerja. Tenaga kerja dalam keluarga umumnya oleh petani tidak diperhitungkan karena sulit pengukuran penggunaannya. Akan tetapi pada praktiknya, kebanyakan tenaga kerja keluarga memperoleh upah melalui bagi hasi panen. Tenaga kerja dibagi lagi menjadi tenaga kerja laki-laki, tenaga kerja perempuan, serta tenaga kerja anak-anak. Batasan tenaga kerja anak-anak adalah berumur 14 tahun keatas (Hernanto, 1988). Ketika jumlah keluarga banyak dan telah memenuhi usia kerja serta mampu melakukan suatu pekerjaan usaha tani, maka makin besar peluang cepat terselesaikannya pekerjaan berusaha tani. Jika pekerjaan berusaha tani cepat teselesaikan, maka besar pula waktu luang yang dimiliki petani dan keluarga. Bila waktu luang banyak dan jumlah keluarga banyak, maka banyak pula jumlah jam kerja total yang dimiliki petani dan keluarga. Artinya pemanfaatan jumlah jam kerja yang luang tersebut dapat digunakan untuk membuat kerajinan. Semakin banyak jumlah jam kerja total, maka semakin banyak produk yang dihasilkan. Sehingga waktu luang yang dimiliki tidak sia-sia. Akan tetapi bila jumlah tenaga kerja keluarga sedikit, maka jumlah jam kerja dari waktu luang yang dimiliki juga sedikit.
7 2.1.4 Pendapatan Pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atau diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dan biasanya diukur dalam satu tahun atau satu kali panen untuk usaha tani (Ariawan, 2012) Pendapatan yang tinggi akan memicu orang untuk tidak mencari penghasilan tambahan. Sedangkan pendapatan yang rendah akan memicu orang untuk mencari tambahan penghasilan agar kebutuhannya terpenuhi. Meskipun ada sebagian orang yang menganggap penghasilan tambahan hanya sebagai hobi atau mengisi waktu luang, akan tetapi pekerjaan apapun belum tentu membuat orang tersebut merasa cukup dengan penghasilannya. Semakin tinggi pendapatan petani dan keluarga, maka semakin rendah atau bahkan tidak ada jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk membuat kerajinan. Namun bila pendapatan rendah, petani dan keluarga akan cenderung mencari pendapatan lain meskipun hasilnya kecil (Ariawan, 2002). Warga masyarakat yang memperoleh pendapatan dari usaha tani, menganggap bahwa bila hanya mengandalkan usaha tani maka kebutuhan mereka kurang terpenuhi, sehingga mereka mencoba untuk menambah pendapatan mereka melalui kegiatan membuat kerajinan berbahan baku lidi untuk dijadikan kerajinan yang bernilai komersial agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi. 2.1.5 Pendidikan Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam kehidupan serta sebagai faktor yang dominan dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Bertambah tingginya taraf pendidikan makin besar kemungkinan mobilitas bagi anakanak golongan ekonomi rendah dan menengah. Makin tinggi tingkat pendidikannya dari sisi intelektualitas, makin tinggi memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi (Ariawan, 2002). Begitupun pendidikan petani (khususnya kepala keluarga). Semakin tinggi pendidikan petani tersebut, maka semakin mudah mengakses informasi untuk memperoleh pekerjaan dari lowongan dimedia cetak maupun elektronik. Selain itu juga mempermudah mencari relasi/ hubungan dengan lebih banyak orang untuk
8 bertukar informasi. Akan tetapi, bila pendidikan petani rendah, maka peluang petani memperoleh pekerjaan dengan penghasilan tinggipun rendah. Hal inilah yang menyebabkan petani mengarahkan anggota keluargannya untuk berusaha tani dan memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat kerajinan Rogo-Rege. 2.1.6 Umur Menurut Astuti (2006), umur menunjukkan lama hidup seseorang sejak dia lahir. Umur mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Semakin tua umur, maka semakin rendah jumlah jam kerja. Umur petani yang masih merupakan usia kerja dan masih muda biasanya lebih mengarahkan anggota keluarganya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Akan tetapi bila umur petani sudah tua, biasanya tidak ingin mempersulit diri untuk mencari pekerjaan. Biasanya petani dengan usia tua akan mengarahkan keluarga untuk melakukan pekerjaan yang mudah dilakukan dan ada di desa tersebut. Salah satunya adalah membuat kerajinan Rogo-Rege. 2.1.7 Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga merupakan faktor penting yang menjadi beban tanggungan kepala keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka semakin banyak pula beban tanggungan. Dengan besarnya beban tanggungan kepala keluarga, maka semakin besar pula pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Bila membutuhkan pendapatan banyak, maka bila mengandalkan usaha tani kebutuhan keluarga belum tentu dapat terpenuhi, sehingga dibutuhkan cara lain untuk memperoleh penghasilan tambahan selain dari usaha tani. Semakin banyak jumlah keluarga, maka semakin banyak anggota keluarga yang diarahkan untuk melakukan usaha lain seperti membuat kerajinan (Ghazali, 2012). Berdasarkan variable-variabel tersebut, peneliti ingin mencoba melihat apakah variable tersebut memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan waktu luang melalui jumlah jam kerja petani dan keluarga dalam membuat kerajinan Rogo-Rege.
9 2.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan hubungan variabel diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: pemanfaatan waktu luang melalui jumlah jam kerja yang dipakai petani dan keluarga untuk membuat kerajinan dipengaruhi oleh luas lahan usahatani, jumlah tenaga kerja, pendapatan, pendidikan, umur dan jumlah keluarga. 2.3 Definisi dan Pengukuran Variabel Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Pengukurannya dilakukan sebagai berikut: Tabel 2.1 Definisi dan Pengukuran Variabel No Variable Definisi Satuan Pengukuran 1. Jumlah Jam Kerja (Y) Total waktu luang petani dan Jam/bulan Rasio keluarga yang dicurahkan untuk membuat kerajinan. 2. Luas Lahan (X 1 ) Total luas lahan yang digarap Ha/KK Rasio petani dan keluarga dari tegalan, sawah dan pekarangan. 3. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja keluarga Jiwa/KK Rasio (X 2 ) yang menggarap usaha tani keluarga. 4. Pendapatan (X 3 ) Pendapatan dari usaha tani yang Rp/bulan Rasio digarap sendiri dan pendapatan dari kegiatan non-usaha tani semua anggota keluarga. 5. Pendidikan (X 4 ) Lama pendidikan terakhir kepala Jenjang Rasio keluarga. 6. Umur (X 5 ) Umur kepala keluarga dirumah Tahun Rasio tersebut. 7. Jumlah Keluarga (X 6 ) Jumlah keluarga yang menjadi Jiwa/KK Rasio beban tanggungan kepala keluarga.