2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Luas lahan sawah saat ini tinggal 7,5 juta hektar (ditambah 9,7 juta hektar lahan kering). Badan Pusat Statistik

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

DAFTAR TABEL. 1. Produksi tanaman sayuran menurut kabupaten/kota dan jenis sayuran di Provinsi Lampung

LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. tebel silang memperoleh kesimpulan bahwa 1) Aktivitas usaha luar tani di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

KAUSALITAS PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TESIS

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

III KERANGKA PEMIKIRAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Usaha sapi perah di Indonesia sebagian besar didominasi oleh peternakan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

DALAM BERBAGAI BIDANG USAHA SEWMA SATU TAHURl

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Oleh : MARIA THERESIA ANITAWATI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

Transkripsi:

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Luas lahan sawah saat ini tinggal 7,5 juta hektar (ditambah 9,7 juta hektar lahan kering). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 36,5 % (41,20 juta orang) dari 112,80 juta penduduk yang bekerja pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani. Artinya, jika bukan karena sektor pertanian, angka pengangguran terbuka di negeri ini dapat dipastikan akan meledak. Akan tetapi usahatani yang menyerap pengangguranpun masih belum banyak mengurangi jumlah pengangguran (BPS, 2011). Menurut Soekartawi (1995) usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Waktu tertentu disini berarti menunjukkan bahwa usaha tani tidak dapat dilakukan setiap waktu karena faktor alam sehingga sela- sela waktu yang tidak digunakan untuk usaha tani inilah yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk membuat kerajinan yang disebut Roge- Rege. Roge- Rege merupakan anyaman berbentuk piring, nampan ataupun mangkuk yang terbuat dari bahan lidi kelapa dianyam sedemikian rupa hingga dapat bernilai komersial atau digunakan sebagai perkakas makan ataupun alat lainnya. Begitu pula yang dilakukan oleh warga masyarakat Desa Plumutan, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Warga disini memiliki pekerjaan utama sebagai petani, akan tetapi disela kesibukannya sebagai petani, tentunya ada waktu dimana tidak digunakan untuk menggarap sawah. Misalnya ketika selesai menyemai dan menanam, ada waktu dimana menunggu benih tumbuh atau ketika musim kemarau panjang tentunya mereka tidak menggarap sawahnya. Saat itulah warga disini menggunakan waktu luangnya untuk memperoleh penghasilan lebih melalui kegiatan kerajinan yang telah berkembang sejak lama yakni menganyam lidi menjadi sesuatu yang bernilai. Waktu yang sedikit itu ternyata demikian berarti kalau dimanfaatkan dengan baik. 4

5 2.1.1 Jumlah Jam Kerja Waktu luang adalah waktu sela diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama. Pekerjaan utamalah yang menyedot waktu terbanyak. Bagi sebagian orang, waktu luang adalah waktu untuk beristirahat. Bagi sebagian lainnya, waktu luang sama dengan waktu kreatif, saat-saat bersemainya bibit-bibit keberhasilan. Banyak orang berhasil dalam kehidupannya bukan pada waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan utama, melainkan pada waktu luang. Bagi orang-orang yang kreatif, cerdas dan penuh inisiatif, waktu luang bisa berarti banyak. Pada saat itu ia bisa menemukan dan menggali kemampuan dirinya dalam bidang yang diminati (Anita, 2012). Jumlah jam kerja merupakan curahan waktu yang digunakan petani dan keluarga untuk membuat kerajinan berdasarkan waktu luang yang dimiliki. Semakin banyak waktu luang, maka semakin banyak jumlah jam kerja yang dimiliki. Semakin banyak jumlah jam kerja, maka semakin banyak pula curahan waktu dan produk yang dihasilkan. Dari sinilah peneliti ingin mengetahui berapa jumlah jam kerja yang dicurahkan petani dan keluarga dari waktu luang yang dimiliki untuk membuat kerajinan Rogo-Rege. 2.1.2 Luas Lahan Usaha Tani Peranan sektor pertanian bagi kehidupan masyarakat di pedesaan sangat ditentukan oleh luas lahan pertanian. Luas lahan merupakan faktor produksi utama. Bekerja tidak penuh dalam usaha tani sulit untuk dihindari walaupun lahan pertanian cukup luas, hal ini dikarenakan sifat usaha tani musiman yang selalu ada waktu luang untuk menunggu pekerjaan berikutnya. Namun pada usaha tani lahan sempit, terjadinya bekerja tidak penuh bukan saja karena menunggu pekerjaan yang diakibatkan oleh sifat musiman usaha tani, melainkan juga karena pengaruh luas lahan garapan (Sutrisno, 1982). Usaha tani yang dengan lahan sempit, akan membatasi petani mencurahkan jam kerja. Sedangkan luas lahan usaha tani yang luas akan mengurangi curahan jam kerja petani dan keluarga untuk membuat kerajinan Rogo-Rege. Permasalahan yang

6 dihadapi oleh rumah tangga petani di pedesaan dengan usaha tani lahan sempit ini perlu diatasi dengan mencari alternatif kesempatan kerja lain yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan penghasilan tanpa meninggalkan usaha tani, misalnya pekerjaan di sektor informal. Alternatif ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di pedesaan, terutama di pedesaan yang memiliki lahan garapan sempit. Berdasarkan hal inilah membuat kerajinan Roge- Rege dijadikan alternatif untuk pemanfaatan waktu luang. 2.1.3 Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja dapat diperoleh dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan atau arisan tenaga kerja. Tenaga kerja dalam keluarga umumnya oleh petani tidak diperhitungkan karena sulit pengukuran penggunaannya. Akan tetapi pada praktiknya, kebanyakan tenaga kerja keluarga memperoleh upah melalui bagi hasi panen. Tenaga kerja dibagi lagi menjadi tenaga kerja laki-laki, tenaga kerja perempuan, serta tenaga kerja anak-anak. Batasan tenaga kerja anak-anak adalah berumur 14 tahun keatas (Hernanto, 1988). Ketika jumlah keluarga banyak dan telah memenuhi usia kerja serta mampu melakukan suatu pekerjaan usaha tani, maka makin besar peluang cepat terselesaikannya pekerjaan berusaha tani. Jika pekerjaan berusaha tani cepat teselesaikan, maka besar pula waktu luang yang dimiliki petani dan keluarga. Bila waktu luang banyak dan jumlah keluarga banyak, maka banyak pula jumlah jam kerja total yang dimiliki petani dan keluarga. Artinya pemanfaatan jumlah jam kerja yang luang tersebut dapat digunakan untuk membuat kerajinan. Semakin banyak jumlah jam kerja total, maka semakin banyak produk yang dihasilkan. Sehingga waktu luang yang dimiliki tidak sia-sia. Akan tetapi bila jumlah tenaga kerja keluarga sedikit, maka jumlah jam kerja dari waktu luang yang dimiliki juga sedikit.

7 2.1.4 Pendapatan Pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atau diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dan biasanya diukur dalam satu tahun atau satu kali panen untuk usaha tani (Ariawan, 2012) Pendapatan yang tinggi akan memicu orang untuk tidak mencari penghasilan tambahan. Sedangkan pendapatan yang rendah akan memicu orang untuk mencari tambahan penghasilan agar kebutuhannya terpenuhi. Meskipun ada sebagian orang yang menganggap penghasilan tambahan hanya sebagai hobi atau mengisi waktu luang, akan tetapi pekerjaan apapun belum tentu membuat orang tersebut merasa cukup dengan penghasilannya. Semakin tinggi pendapatan petani dan keluarga, maka semakin rendah atau bahkan tidak ada jumlah jam kerja yang dicurahkan untuk membuat kerajinan. Namun bila pendapatan rendah, petani dan keluarga akan cenderung mencari pendapatan lain meskipun hasilnya kecil (Ariawan, 2002). Warga masyarakat yang memperoleh pendapatan dari usaha tani, menganggap bahwa bila hanya mengandalkan usaha tani maka kebutuhan mereka kurang terpenuhi, sehingga mereka mencoba untuk menambah pendapatan mereka melalui kegiatan membuat kerajinan berbahan baku lidi untuk dijadikan kerajinan yang bernilai komersial agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi. 2.1.5 Pendidikan Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam kehidupan serta sebagai faktor yang dominan dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Bertambah tingginya taraf pendidikan makin besar kemungkinan mobilitas bagi anakanak golongan ekonomi rendah dan menengah. Makin tinggi tingkat pendidikannya dari sisi intelektualitas, makin tinggi memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi (Ariawan, 2002). Begitupun pendidikan petani (khususnya kepala keluarga). Semakin tinggi pendidikan petani tersebut, maka semakin mudah mengakses informasi untuk memperoleh pekerjaan dari lowongan dimedia cetak maupun elektronik. Selain itu juga mempermudah mencari relasi/ hubungan dengan lebih banyak orang untuk

8 bertukar informasi. Akan tetapi, bila pendidikan petani rendah, maka peluang petani memperoleh pekerjaan dengan penghasilan tinggipun rendah. Hal inilah yang menyebabkan petani mengarahkan anggota keluargannya untuk berusaha tani dan memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat kerajinan Rogo-Rege. 2.1.6 Umur Menurut Astuti (2006), umur menunjukkan lama hidup seseorang sejak dia lahir. Umur mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Semakin tua umur, maka semakin rendah jumlah jam kerja. Umur petani yang masih merupakan usia kerja dan masih muda biasanya lebih mengarahkan anggota keluarganya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Akan tetapi bila umur petani sudah tua, biasanya tidak ingin mempersulit diri untuk mencari pekerjaan. Biasanya petani dengan usia tua akan mengarahkan keluarga untuk melakukan pekerjaan yang mudah dilakukan dan ada di desa tersebut. Salah satunya adalah membuat kerajinan Rogo-Rege. 2.1.7 Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga merupakan faktor penting yang menjadi beban tanggungan kepala keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka semakin banyak pula beban tanggungan. Dengan besarnya beban tanggungan kepala keluarga, maka semakin besar pula pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Bila membutuhkan pendapatan banyak, maka bila mengandalkan usaha tani kebutuhan keluarga belum tentu dapat terpenuhi, sehingga dibutuhkan cara lain untuk memperoleh penghasilan tambahan selain dari usaha tani. Semakin banyak jumlah keluarga, maka semakin banyak anggota keluarga yang diarahkan untuk melakukan usaha lain seperti membuat kerajinan (Ghazali, 2012). Berdasarkan variable-variabel tersebut, peneliti ingin mencoba melihat apakah variable tersebut memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan waktu luang melalui jumlah jam kerja petani dan keluarga dalam membuat kerajinan Rogo-Rege.

9 2.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan hubungan variabel diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: pemanfaatan waktu luang melalui jumlah jam kerja yang dipakai petani dan keluarga untuk membuat kerajinan dipengaruhi oleh luas lahan usahatani, jumlah tenaga kerja, pendapatan, pendidikan, umur dan jumlah keluarga. 2.3 Definisi dan Pengukuran Variabel Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Pengukurannya dilakukan sebagai berikut: Tabel 2.1 Definisi dan Pengukuran Variabel No Variable Definisi Satuan Pengukuran 1. Jumlah Jam Kerja (Y) Total waktu luang petani dan Jam/bulan Rasio keluarga yang dicurahkan untuk membuat kerajinan. 2. Luas Lahan (X 1 ) Total luas lahan yang digarap Ha/KK Rasio petani dan keluarga dari tegalan, sawah dan pekarangan. 3. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja keluarga Jiwa/KK Rasio (X 2 ) yang menggarap usaha tani keluarga. 4. Pendapatan (X 3 ) Pendapatan dari usaha tani yang Rp/bulan Rasio digarap sendiri dan pendapatan dari kegiatan non-usaha tani semua anggota keluarga. 5. Pendidikan (X 4 ) Lama pendidikan terakhir kepala Jenjang Rasio keluarga. 6. Umur (X 5 ) Umur kepala keluarga dirumah Tahun Rasio tersebut. 7. Jumlah Keluarga (X 6 ) Jumlah keluarga yang menjadi Jiwa/KK Rasio beban tanggungan kepala keluarga.