ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
1. Masalah Jumlah Penduduk

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)

proyeksi penduduk Kependudukan semester

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil KTT bumi di Rio de Janeiro (1992) dan Johannesburg

Deskripsi Singkat Topik :

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF GREEN ECONOMIC DEVELOPMENT

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

IPB International Convention Center, Bogor, September 2011

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat lepas dari dua peristiwa penting dalam kehidupannya

ANALISA PERTUMBUHAN KOTA DAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DI KELURAHAN SIDOMULYO BARAT, PEKANBARU. Afdi Gustiawan, Rian Trikomara, dan Manyuk Fauzi

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI ACEH. Sofyan*, Elvira Iskandar*, Zakia Izzati** ABSTRACT

ANALISIS PERUBAHAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TEGALREJO DAN KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

KAJIAN PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN KOTA (URBAN FRINGE) BANDA ACEH (Studi Kasus : Kecamatan Banda Raya, Lueng Bata Dan Ulee Kareng)

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jenis Publik (Studi Kasus : Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengukuran dalam Demografi

EVALUASI PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MADIUN

DEMOGRAFI. Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus Hal

PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH FERTILITAS, MORTALITAS, DAN TRANSMIGRASI BINAAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI SUMATERA UTARA OLEH SITI HARIYATI

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 DAN 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BUKITTINGGI DENGAN KETERBATASAN LAHAN PENGEMBANGAN

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

SILABUS MATA KULIAH. Mahasiswa dapat mengetahui aturan main dalam perkuliahan ekonomi regional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja yang cukup tinggi, di Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.

MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla) STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN KOTA MARTAPURA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

6.1.1 Hasil Analisis RTH pada Kabupaten Mimika. b. Hasil perhitungan berdasarkan status kepemilikan RTH eksisting: ha dengan pembagian:

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

Pengendalian pemanfaatan ruang

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

JURNAL PELAKSANAAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

Transkripsi:

ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH Nubuwat Farhan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, email: nubuwatfarhan@gmail.com Abstract The purpose of this research is to estimate the needs of burial grounds, factors affecting land requirements in the form of total population, mortality and economic growth. This study uses primary data from interviews and secondary data. The sample in this study were 100 respondents by 9 districts of Banda Aceh. The analysis model is descriptive and qualitative analysis. The analysis showed that 57 percent of them chose to be buried in Banda Aceh. 23 percent have a private burial grounds and 20 percent chose to be buried in their homeland. Based on this study of limited land led to the need for special attention from the government of Banda Aceh to seek provision of burial grounds outside the district of Banda Aceh, particularly the public cemetery of Banda Aceh. Keywords: Population, Mortality, Growth, Qualitative Descriptive Analysis. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kebutuhan lahan pemakaman, faktor yang mempengaruhi kebutuhan lahan berupa Jumlah penduduk, angka kematian dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil wawancara dan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden berdasarkan 9 kecamatan Kota Banda Aceh. Model analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa 57 persen diantaranya memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh. 23 persen memiliki lahan pemakaman pribadi dan 20 persen memilih untuk dimakamkan di daerah asal. Berdasarkan penelitian ini keterbatasan lahan menyebabkan perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengupayakan pengadaan lahan pemakaman di luar daerah Kabupaten Kota Banda Aceh, pemakaman umum khususnya masyarakat Kota Banda Aceh.. Kata Kunci: Jumlah Penduduk, Angka Kematian, Pertumbuhan Ekonomi, Analisis Deskriptif Kualitatif. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Banda Aceh berdampak, pada berkurangnya lahan kota yang tersedia, kekurangan untuk penggunaan-penggunaan lahan bagi ruang terbuka. Hal ini menjadi masalah yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah Kota Banda Aceh. karena bila tidak disertai dengan pengelolaan yang baik akan menyebabkan Kota tidak tertata dengan baik. Pertambahan penduduk, khususnya di wilayah perkotaan yang terus menerus, membawa konsekuensi spasial bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan ruang (space) untuk dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman. Sebagian besar kota-kota di Indonesia mengalami 152

masalah yang serius dalam memenuhi kebutuhan akan ruang yang terus meningkat. Sementara itu ketersediaan ruang terbuka atau lahan yang masih memungkinkan untuk mengakomodasi mereka semakin terbatas atau semakin berkurang. (Sabari, 2005) Dengan asumsi jika kebutuhan lahan pemakaman mencapai 3M # (Bastaman, 2013). Luas lahan di Kota Banda Aceh menurut penggunaan lahan. Tabel 1 Luas Wilayah Kota Banda Aceh Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2012-2014 N 2012* 2013* 2014 Jenis Penggunaan O Ha (%) Ha (%) Ha (%) Kawasan lindung 1. Sempadan Sungai 657,06 10,95 179,90 2,93 163,7 2,67 2. Kawasan Hutan Bakau 462,68 7,71 434,38 7,08 120,45 1,96 3. Ruang Terbuka Hijau 1084,33 18,08 552,72 9,01 469,09 7,64 4. Kawasan Cagar 0,00 0,00 16,65 0,27 51,43 0,84 Kawasan budidaya 1. Kawasan Perumahan 2.480,21 41,35 3.042,63 49,59 2243,44 36,56 2. Kawasan Perdagangan dan 136,19 2,27 522,23 8,51 925,74 15,09 Jasa 3. Kawasan Perkantoran 201,86 3,37 149,56 2,44 139,48 2,27 4. Kawasan Parawisata 51,58 0,86 51,31 0,84 103.00 1,68 5. Ruang Terbuka Non Hijau 0,00 0,00 25,39 0,41 94,36 1,54 6. Kawasan Perikanan 0,00 0,00 32,07 0,52 120,19 1,96 7. Kawasan Pelayanan Umum 310,95 5,18 293,86 4,79 275,04 4,48 8. Kawasan Pelabuhan 22,81 0,38 11,76 0,19 14,49 0,24 9. Kosong 0,00 0,00 341,55 5,57 950,23 15,49 10. Air 590,29 9,84 482,02 7,86 465,36 7,58 Jumlah 5997,96 100,00 6084,72 100,00 6136,00 100,00 *Data perbaikan Sumber Badan Pusat Statistik 2012-2014 (diolah) Jumlah penduduk Kota Banda Aceh setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pentumbuhan pertahun berkisar 2.56 persen. 700 600 500 400 300 200 100 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : BPS Banda Aceh Dalam Angka (diolah) Grafik 1 Angka kematian Kota Banda Aceh ANGKA KEMATIAN 153

TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dapat menjadi kekuatan yang akan menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh empat komponen yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural growth). Sedangkan selisih migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (Mulyadi, 2006). Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Menurut klasik ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Produktivitas penggunaan faktor produksi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui berbagai sarana seperti pendidikan dan pelatihan serta manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008). Hasil penelitian Nuryadin (2007) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang pertumbuhan ekonomi regional adalah angkatan kerja. Teori Solow juga berasumsi bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan angkatan kerja. Makin tinggi jumlah angkatan kerja, maka kemampuan menghasilkan output juga makin tinggi. Akan tetapi, produktivitas angkatan kerja juga menjadi faktor penentu dalam penyerapan dan pemanfaatan tenaga kerja dalam perekonomian. Akumulasi modal adalah faktor pendorong peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Tata Ruang Menurut (Adisasmita, 2013) mendefinisikan ruang berdasarkan aspek geografi umum dan geografi regional. Menurut aspek geografi umum, ruang (space) adalah permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Berdasarkan geografi regional, ruang yang merupakan suatu wilayah yang mempunyai batas geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial atau pemerintah yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya serta udara diatasnya. Fertilitas & Mortalitas Fertilitas Fertilitas (kelahiran) mencakup peran kelahiran pada pertumbuhan penduduk, sedangkan natalitas mencakup peran kelahiran pada pertumbuhan penduduk dan reproduksi. Tinggi atau rendahnya fertilitas menggambarkan kecepatan pertumbuhan penduduk. Ukuran fertilitas antara lain digunaka angka kelahiran kasar (crude birth rate/cbr), angka kelahiran menurut kelompok umur (age spasific fertility rate/asfr) dan angka kelahiran total (total fertility rate/tfr). Mortalitas (kematian) adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas dan migrasi. Informasi tentang jumlah kematian penting bagi pemerintahan dan swasta khususnya dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Ukuran atau angka indeks kematian dipakai sebagai dasar untuk mengukur derajat kematian penduduk. Ada beberapa ukuran angka kematian, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Biasanya ukuran-ukuran kematian dipakai sekaligus untuk menggambarkan keadaan kematian penduduk secara menyelutuh. Ukuranukuran mortalitas, antara lain angka kematian kasar (crude death rate/cdr), angka kematian 154

menurut umur (age spesifik death rate/asdr) dan angka kematian bayi (inflant mortality rate/imr), (Mulyadi, 2006:18b). Teori Penggunaan Lahan Wilayah Perkotaan Wiliam Alonso (1964) dan Richard F.Munth (1969) melakukan analisis lebih lanjut dari model Von Thunen khusus membahas kerangka pemikiran dalam penggunaan lahan daerah perkotaan (urban land-use) yang kemudian lazim dikenal sebagai Alonso model. Dalam hal ini struktur ruang (spatial structure) masih diasumsikan dalam bentuk monocentric city (kemampuan membayar sewa tanah) bukan saja untuk kegiatan pertanian saja, tetapi juga untuk kegiatan yang banyak terdapat di wilayah perkotaan seperti industri, perdagangan, jasa, dan perumahan. Dalam penentuan lokasi dan penggunaan lahan wilayah perkotaan, terdapat dua bentuk pemilihan lokasi, yaitu lokasi kegiatan industri seperti industri pengolahan, pedagangan, jasa dan pertanian serta lokasi perumahan. Sedangkan untuk lokasi perumahan umumnya menggunakan model pasar lahan (land market) dari Alonso muth yang kemudian diakui sebagai standar teori penggunaan lahan Wilayah Perkotaan (Sjafrizal, 2012). Ruang terbuka hijau Hakim (2010). mengatakan pendapat bahwa area hijau terbentuk oleh aspek buatan manusia dan alam seperti koridor jalan, sekitaran bangunan, hutan kota, tepian sungai dan area alami yang sudah terbentuk sejak sekian lama. Justru itu perencanaan taman kota, area publik, dan perluasan area hijau merupakan strategi perlindungan untuk area hijau. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section tahun 2015, yaitu untuk luas Kota Banda Aceh, luas wilayah menurut penggunaan lahan, jumlah penduduk Kota Banda Aceh, angka kematian Kota Banda Aceh. Sedangkan data sekunder digunakan sejak tahun 2009 2014 (runtun waktu). Model Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu mengestimasi menggunakan ukuran kebutuhan lahan pemakaman dengan pendekatan matematik sederhana. Sampel yang diambil berdasarkan populasi jumlah penduduk menurut Kecamatan menurut tahun 2014, dengan jumlah penduduk sebanyak 249.499. berdasarkan populasi tersebut dilakukan penarikan sampel penelitian ini menggunakan metode slovin (Siregar, 2013:34). N n = Keterangan: n = sampel N = populasi e = tingkat kesalahan 1 + Ne # Sedangkan untuk proyeksi penduduk digunakan model compound interest: Pn = P (1 + r) / Keterangan: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke (n); P = jumlah penduduk pada tahun dasar; r = laju 155

pertumbuhan penduduk; n = jumlah interval waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Gambaran Variabel Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pemakaman Apabila tidak apakah anda memilih untuk dimakamkan Apakah anda memiliki lahan pemakaman pribadi Ya Tidak Pemakaman Pribadi 23 0 23 Banda Aceh 0 57 57 Daerah Asal 0 20 20 Total 23 77 100 Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2016 (diolah). Estimasi hasil penelitian Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Banda Aceh 249.499 jiwa, maka diasumsikan dengan responden yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh berdasarkan penelitian mencapai 57 persen, maka dengan asumsi jumlah penduduk 57 persen dari jumlah penduduk tahun 2014 berjumlah 142.214 jiwa, asumsinya jika luas pemakaman 3 M 2 maka lahan yang dibutuhkan mencapai 426.643 M 2 atau lebih kurang 0.42663 km 2 kebutuhan lahan pemakaman jangka panjang dengan asumsi jumlah penduduk tidak meningkat. Apabila pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahunnya mencapai 2.56 persen atau penambahan penduduk 6.387 jiwa setiap tahunnya, maka dapat diasumsikan kebutuhan lahan pemakaman 19.161 M 2 atau mencapai 0.19161 Km 2 kebutuhan untuk lahan pemakaman, diasumsikan setiap 2.56 persen laju pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh, maka 57 persen memilih untuk dimakam di Banda Aceh yaitu mencapai 3.640 jiwa kebutuhan pada lahan 10.922 M 2 atau 0.01092 Km 2, maka lahan yang dibutuhkan untuk jangka pendek 437.565 M 2 atau 0.437565 Km 2 per tahun. Jumlah penduduk yang meninggal setiap tahunnya di Kota Banda Aceh mencapai 0.18 persen dari jumlah penduduk tahun 2014. rata-rata angka kematian 453 jiwa, maka jumlah lahan pemakaman yang dibutuhkan mencapai 1.359 M 2 atau 0.001359 Km 2 pertahun, dengan asumsi apabila angka kematian 453 jiwa yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh 57 persen yaitu 258 jiwa maka lahan yang dibutuhkan 774.63 M 2 atau 0.77463 Km 2 per tahun, jika dihitung berdasarkan laju pertumbuhan penduduk kota Banda Aceh yang ingin dimakamkan di Banda Aceh mencapai 3.640 jiwa maka angka kematian mencapai 6.55 jiwa atau dapat digenapkan menjadi 7 jiwa, tambahan yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh mencapai luas lahan 21 M 2 per tahun. Kebutuhan lahan pemakaman setiap tahunnya dalam jangka pendek 795,63 M 2 atau 0.79563 Km 2 setiap tahunnya. Pertambahan penduduk tahun 2030 mencapai 373.867 jiwa dengan asumsi angka kematian 0.18 persen dengan selisih 16 tahun jika dihitung dengan tahun dasar 2014 maka didapatkan 2,88 persen angka kematian hingga tahun 2030, maka hasil yang didapatkan mencapai 10.767 jiwa perkiraan angka kematian kota Banda Aceh. Diasumsikan jika 57 persen maka perkiraan angka kematian mencapai 10,767 jiwa, 57 persen mencapai 5598 jiwa yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh, sehingga perkiraan lahan yang dibutuhkan untuk lahan pemakaman mencapai 16.794 M 2 untuk tahun 2030, jika dihitung dalam Ha mencapai 1,68 Ha atau 0,02 Km 2 kebutuhan lahan untuk tahun 2030. Total 156

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan, dari 3 variabel yang diamati seperti jumlah penduduk, angka kematian dan pertumbuhan ekonomi, mempengaruhi kebutuhan lahan pemakaman Kota Banda Aceh, kebutuhan lahan pemakaman setiap tahunnya mengalami peningkatan akan tetapi luas wilayah Kota Banda Aceh tidak mengalami perubahan. Bagi pemerintah, untuk mengupayakan pengadaan lahan pemakaman di Kota Banda Aceh untuk jangka panjang, mengupayakan atau menyediakan lahan pemakaman umum khusus masyarakat Kota Banda Aceh, diluar Kota Banda Aceh dalam mengoptimalkan penggunaan lahan jika penggunaan lahan pemakaman Kota Banda Aceh sudah tidak mencukupi, menyediakan lahan pemakaman umum Kota Banda Aceh. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, r. (2013). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Badan Pusat Statistika, Banda Aceh Dalam Angka ( Berbagai Edisi ). Bastaman, A.F, (2013). Perancangan Tpu Muslimin Dalam Rangka Optimasi Ruang Terbuka Hijau Pemakaman Di Kota Bandung. Bandung: Universitas Padjadjaran. Hakim, R. (2011). komponen perencanaan arsitektur lansekap., prinsip-unsur dan aplikasi desain. jakarta: bumi askara. Mulyadi, S. (2006). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Nuryadin, D., Sodik, J., & Iskandar, D. (2000). Aglomerasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Peran Karakteristik Regional. Parallel Session IVA, Urban and Regional, Fakultas Ekonomi UPN Veteran. Sabari, Y. H. (2005). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Perhitungan Manual dan SPSS. Kencana Prenada Media Grup: Jakarta. Sjafrizal. (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 157