PSAK 56 LABA PERLEMBAR SAHAM (LPS)

dokumen-dokumen yang mirip
PSAK 56 LABA PER LEMBAR SAHAM IAS 33 Earning Per Share.

LABA PER LEMBAR SAHAM

LABA PER LEMBAR SAHAM. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 5

DAFTAR ISI. Paragraf. PERNYATAAN STANDAR PSAK No. AKUNTANSI KEUANGAN 56 PENDAHULUAN Tujuan IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Sekuritas Dilutif dan Laba Per Lembar Saham. Chapter. Intermediate Accounting 12th Edition Kieso, Weygandt, and Warfield. AA YKPN 16-1

MODAL LABA PER SAHAM

SEKURITAS DILUTIF & LABA PER SAHAM ( DILUTIVE SECURITIES & EARNINGS PER SHARE )

Sekuritas Dilutif dan Laba Per Lembar Saham. Chapter. Intermediate Accounting 12th Edition Kieso, Weygandt, and Warfield. AA YKPN 16-1

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7)

EKUITAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 3. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad & Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 16 : EKUITAS PEMEGANG SAHAM_LABA DITAHAN

PSAK 50 (REVISI 2014): INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

30 September 31 Desember Catatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

30 Juni 31 Desember

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

PSAK 15 (revisi 2009) IAS 28: Investment in Associates. Dwi Martani

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

JUMLAH ASET LANCAR

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

Investasi - Bonds Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 6 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Periode Tanggal 30 November 2016

Investasi - Bonds. Pertemuan ke 6

TAMBAHAN ILUSTRASI DAN PENJELASAN PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN INDONESIA BUKU 1

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

dan Laporan Keuangan Tersendiri

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR AMENDEMEN PSAK 71: INSTRUMEN KEUANGAN TENTANG FITUR PERCEPATAN PELUNASAN DENGAN KOMPENSASI NEGATIF

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Analisis Aktivitas Pendanaan

INVESTASI: INSTRUMEN EKUITAS DAN UTANG

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah)

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Juli 2016 (Unaudited)

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF Periode 1 Januari - 30 September 2015 (dalam jutaan Rupiah)

BAB XX AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2 SKS : 3 Semester : 4 Kode MK : EBA512041

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

Pembayaran Berbasis Saham (PSAK 53)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 November 2015

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

65,104 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 7,590 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 23,230 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

42,611 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

TOTAL ASET ,099,545

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

TOTAL ASET ,708,580


HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

Pedoman Tugas Akhir AKL2

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 30,674 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

TOTAL ASET ,901,863

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Beban Operasional Selain Bunga - Bersih (8,075,163) LABA OPERASIONAL 2,360,531

53,771 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF Periode 1 Januari - 30 September 2016 (dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF Periode 1 Januari - 30 September 2017 (dalam jutaan Rupiah)

Transkripsi:

Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 56 LABA PERLEMBAR SAHAM (LPS) 1

Ruang Lingkup RUANG LINGKUP DAN TUJUAN Berlaku untuk seluruh emiten atau perusahaan publik yang memiliki saham biasa atau efek berpotensi saham biasa. Kecuali: Perusahaan yang bukan emiten atau perusahaan publik. Tujuan Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan pengungkapan LPS pada akhirnya meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan antar periode. Tanggal Efektif 31 Desember 2000. Terdapat ED PSAK 56 (Revisi 2010) yang berlaku efektif 1 Januari 2012 2 2

LABA PER SAHAM DASAR LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode. LPS Dasar = Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa 3 3

LABA PER SAHAM DASAR Laba Residual Adalah laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama. Dividen saham utama meliputi: a) Jumlahdividendarisahamutamabukankumulatifyang diumumkan bagi periode yang bersangkutan. b) Jumlah dividen utama kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini. 4 4

LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar diperoleh dengan mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode. 5 5

LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: a) Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima(when cash is receivable). b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen. c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang(misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga(the date interest ceases accruing). d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga(the date interest ceases accruing). 6 6

LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar e) Saham biasa yang diterbikan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelsaian tersebut. f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan. 7 7

CONTOH TRANSAKSI Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT XXX tahun 2010: 8 Tanggal Perubahan Jumlah lembar saham biasa beredar 1 Januari Saldo awal 90.000 1 April Menerbitkan 30.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas 1 Juli Menarik kembali 39.000 lembar saham biasa 1 November Menerbitkan 60.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas 30.000 120.000 (39.000) 81.000 60.000 31 Des Saldo akhir 141.000 8

CONTOH TRANSAKSI JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG Tanggal Jumlah saham beredar Faktor pembobot Jumlahrata-rata tertimbang saham 1 Jan 1 Apr 90.000 3/12 22.500 1 Apr 1 Jul 120.000 3/12 30.000 1 Jul 1 Nov 81.000 4/12 27.000 1 Nov 31 Des 141.000 2/12 23.500 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 103.000 9 9

LABA PER SAHAM DASAR Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan dengan perubahan tersebut. (par. 20) 10 Contoh transaksi yang mengubah jumlah saham biasa tetapi tidak mengubah sumber daya adalah: a) Kapitalisasi laba(dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal sebagai penerbitan saham bonus, b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya, c) Pemecahan saham(stock split), dan d) Penggabungansaham(consolidation of stocks ataureverse of stock split) 10

CONTOH TRANSAKSI JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT ABC tahun 2010: 11 Tanggal Perubahan Jumlah lembar saham biasa beredar 1 Januari Saldo awal 100.000 1 Maret Menerbitkan 20.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas 1 Juni Menerbitkan 60.000 lebar saham biasa (dividen saham 50%) 1 November Menerbitkan 30.000 lembar saham biasa untuk memperoleh kas 20.000 120.000 60.000 180.000 30.000 31 Des Saldo akhir 210.000 11

CONTOH TRANSAKSI JUMLAH RATA-RATA TERTIMBANG Tanggal Jumlah saham beredar Restatement Faktor pembobot Jumlah ratarata tertimbang saham 1 Jan 1 Mar 100.000 1,50 2/12 25.000 1 Mar 1 Jun 120.000 1,50 3/12 45.000 1 Jun 1 Nov 180.000 5/12 75.000 1 Nov 31 Des 210.000 2/12 35.000 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 180.000 12 12

CONTOH TRANSAKSI LPS DASAR PT LMN menghasilkan laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp580.000.000 danterdapatkeuntungan tahun berjalan dari operasi yang dihentikan sebesar Rp240.000.000 (net of tax). Selama period berjalan, perusahaan mengumumkan dividen untuk pemegang saham utama sebesar Rp 1.000 per lembar untuk 100.000 lembar saham utama yang beredar. Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT LMN tahun 2010: 13 Tanggal Perubahan Jumlah lembar saham biasa beredar 1 Januari Saldo awal 180.000 1 Mei Menarik kembali 30.000.000 lembar saham biasa 30.000 1 Juli Penambahan 300.000 lembar saham biasa karena pemecahan saham(stock split 3 for 1) 150.000 300.000 450.000 1 November Menerbitkan 50.000 lembar saham biasa untuk 50.000 memperoleh kas 31 Des Saldo akhir 500.000 13

CONTOH TRANSAKSI LPS DASAR Tanggal Jumlah saham beredar Restatement Faktor pembobot Jumlah ratarata tertimbang saham 1 Jan 1 Mei 180.000 3 4/12 180.000 1 Mei 1 Jul 150.000 3 2/12 75.000 1 Jul 31 Des 450.000 6/12 225.000 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 480.000 14 14

CONTOH TRANSAKSI LPS DASAR Tanggal Jumlah saham beredar Restatement Faktor pembobot Jumlah ratarata tertimbang saham 1 Jan 1 Mei 180.000 3 4/12 180.000 1 Mei 1 Jul 150.000 3 2/12 75.000 1 Jul 31 Des 450.000 6/12 225.000 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 480.000 15 15

CONTOH TRANSAKSI LPS DASAR Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan 580.000.000 Keuntungan tahun berjalan dari operasi yang dihentikan 240.000.000 Dividen saham utama 1.000 x 100.000 = 100.000.000 Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan tersedia untuk pemegang saham Keuntungan tahun berjalan dari operasi yang dihentikan Laba tersedia untuk pemegang saham InformasiLaba 580.000.000 100.000.000 = 480.000.000 JumlahRata-rata tertimbang saham EPS 480.000 1.000 240.000.000 480.000 500 720.000.000 480.000 1.500 16 16

LABA PER SAHAM DILUSIAN Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. EPS = Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa +/+ atau -/- Penyesuaian atas Efek berpotensi saham biasa yang dilutif LPS Dasar 17 LPS Dilusian 17

LABA PER SAHAM DILUSIAN Penyesuaian terhadap Laba Residual (setelah pajak) Penyesuaian terhadap Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar a) Setiap dividen dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. b) Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif, yang diakui pada periode bersangkutan. c) Perubahan pendapatan atau beban yang timbul dari konversi efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif. Ditambah dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa dikonversikan menjadi saham biasa. Konversi tersebut diasumsikan terjadi pada awal periode, atau pada tanggal penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir. 18 18

LABA PER SAHAM DILUSIAN Untuk tujuan penghitungan LPS Dilusian, perusahaan harus mengasumsikan semua opsi yang dilutif dan efek berpotensi saham biasa lainnya yang dilutif dilaksanakan. Selanjutnya, penerimaan dana yang diasumsikan timbul dari penerbitan tersebut dianggap sebagai penerimaan dari penerbitan sejumlah saham dengan nilai wajar. Selisih antara: a) Jumlah saham yang diterbitkan berdasarkan opsi atau efek berpotensi saham biasa lainnya, dan b) Jumlah saham yang diasumsikan diterbitkan menurut nilai wajarnya. Diperlakukan sebagai penerbitan saham biasa tanpa penerimaan sumber daya. Metode perhitungan di atas dikenal dengan Metode Treasury Stock atau Treasury Share. Ini tidak berarti bahwa perusahaan telah melakukan transaksi untuk membeli sahamnya sendiri. 19 19

CONTOH TRANSAKSI METODE TREASURY SHARE PT DEF memiliki 1.500 opsi beredar dengan harga exercise Rp300.000,- dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalah Rp500.000,-. Berapakah asumsi penambahan jumlah saham biasa yang beredar? Penambahan jumlah saham biasa yang beredar: = Harga wajar harga opsi x Jumlah lembar opsi Harga wajar = 500.0000 300.000 x 1.500 lembar opsi 500.0000 = 600 lembar saham biasa 20 20

EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif hanya bila konversinya menjadi saham biasa akan MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan. Perusahaan menggunakanlababersihdarioperasinormal yang berkelanjutan sebagai angka kendali untuk menentukan apakah efek berpotensi saham biasa dilutif atau antidilutif. Laba bersih dari operasinormal berkelanjutanadalahlababersihdariaktivitasnormal setelah dikurangkan dengan dividen saham utama, dan tidak dipengaruhi pos-pos terkait dengan operasi yang tidak dilanjutkan. Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika konversinya menjadisahambiasameningkatkanlps darioperasinormal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi norma yang berkelanjutan. DalamperhitunganLPS Dilusian, efekberpotensisahambiasayang antidilutif DIABAIKAN. 21 21

EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan. Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkandilutifatautidak. Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya. 22 22

CONTOH TRANSAKSI -LPS DILUSIAN 23

24

25

26

PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN - Penyajian- Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi(rugi per saham). - Pengungkapan- 27 Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini: a) Jumlahlaba(rugi) yang dipakaisebagaipembilangdalamperhitunganlps dasar dan dilusian, dan rekonsiliasinya dengan laba(rugi) untuk periode yang bersangkutan, dan b) Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai penyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi penyebutpenyebut satu dengan yang lain. 27

PENYAJIAN KEMBALI Jika jumlah saham biasa atau efek berpotensi saham biasa naik dengan adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividen saham (kapitalisasi laba) atau pemecahan saham, atau turun karena penggabungan saham (reverse stock split), maka penghitungan LPS dasar dan LPS dilusian untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan secara retrospektif. Jika perubahan terjadi setelah tanggal neraca, namun sebelum laporan keuangan diterbitkan, maka angka-angka per saham untuk seluruh periode laporan keuangan yang disajikan harus didasarkan pada jumlah baru saham yang beredar. Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalam jumlah saham, maka hal ini harus diungkapkan. Di samping itu, LPS dasar dan dilusian untuk seluruh periode laporan keuangan harus disesuaikan dengan: (a) Dampak kesalahan mendasar dan penyesuaian yang terjadi karena perubahan kebijakan akuntansi; dan (b) Dampak penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan 28 28

CONTOH 2 : PENERBITAN SAHAM BONUS Laba bersih 20X0 Rp 1.800.000.000,00 Laba bersih 20X1 Rp 6.000.000.000,00 Saham biasa yang beredar sampai 30 September 20X1 2.000.000 saham Penerbitan saham bonus per 2 saham bonus untuk setiap saham biasa 1 Oktober 20X1 Yang beredar pada 30 September 20X1 2.000.000 x 2 = 4.000.000 saham Labaper saham20x1 Rp6.000.000.000,00 (2.000.000+4.000.000) = Rp 1.000,00 LPS 20X0 yang telahdisesuaikan Rp1.800.000.000,00 (2.000.000+4.000.000) = Rp300,00 29 29

ED PSAK 56 (R 2010) Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atas laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapatdiatribusikankepadapemegangsahambiasatersebut. Labaper sahamdasardihitungdenganmembagilabaataurugiyang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) denganjumlahrata-rata tertimbangsahambiasayang beredar(penyebut) dalamsuatuperiode. Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas melakukan penyesuaian terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak dari semua efek yang mempunyai potensisahambiasayang bersifatdilutif. 30

ED PSAK 56 (R 2010) Pernyataaniniditerapkanpada: (a) laporankeuanganindividual entitas; dan(b) laporan keuangan konsolidasian suatu grup dengan entitas induk Ketika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian sekaligus laporan keuangan tersendiri(psak 4 R 2009) pengungkapan yang disyaratkan hanya berdasarkan informasi konsolidasi. Entitas yang memilih untuk mengungkapkan LPS berdasarkan laporan keuangan tersendirimenyajikaninformasilps hanyadalamlabarugikomprehensifnya. Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba per saham tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi tersendiri (PSAK 1 R 2009), maka entitas menyajikan laba per saham hanya dalam laporan laba rugi tersendiri. 31

ED PSAK 56 (R 2010) Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan: (a) laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk; dan (b) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merupakan jumlah pada huruf(a) dan(b) yang disesuaikan dengan jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yang berasal dari penyelesaian saham preferen, dan akibat lain yang sejenis dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas. 32

ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Opsi, Waran, dan Instrumen Keuangan Sejenis Instrumen yang Dapat Dikonversikan Saham yang Dapat Ditempatkan Secara Kontinjen Sebagaimana perhitungan laba per saham dasar, saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen dianggap sebagai saham yang beredar dan diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian jika kondisinya terpenuhi (yaitu peristiwanya telah terjadi). Jika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen yang diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian didasarkan pada jumlah saham yang seolaholah akan ditempatkan jika saat akhir periode merupakan akhir periode kontinjensi.

ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa atau Kas Ketika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap kontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk saham biasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian apabila pengaruhnya bersifat dilutif. Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa ataupun kas berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang lebih bersifat dilutif digunakan dalam perhitungan labaper sahamdilusian. Opsi yang Dibeli Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas(seperti opsi yang dimiliki entitas atas saham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian karena memasukkan opsi tersebutdapatbersifatantidilutif.

ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Opsi jual yang diterbitkan (Written put options) Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membeli kembali sahamnya sendiri, seperti opsi jual yang diterbitkan (written put option) dan forward purchase contract, tercermin dalam perhitungan laba per saham dilusian jika berdampak dilutif. Jika kontrak-kontrak ini dalam kondisi in the money selama periode tersebut (yaitu ketika harga pelaksanaan atau harga penyelesaian di atas rata-rata harga pasar selama periode tersebut), maka dampak dilutif potensial terhadap laba per saham dihitung sebagai berikut: (a) harus diasumsikan bahwa pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa akan ditempatkan (pada rata-rata harga pasar selama periode tersebut) untuk mendapatkan dana untuk memenuhi kontrak ; (b) harus diasumsikan bahwa dana hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan (c) tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan ditempatkan dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan kontrak) harus dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian.

REFERENSI PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (1999) PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (Revisi 2010) Intermediate Accounting IFRS Edition Vol. 2 (Kieso dkk.) 36 36