BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama semakin menunjukkan kemajuan di bidang industri pariwisata. Saat ini kota

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner)

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

ANALISIS KEBERADAAN BETENG TRADE CENTER (BTC) DAN PUSAT GROSIR SOLO (PGS) TERHADAP MOBILITAS PERDAGANGAN PASAR BATIK KLEWER

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB VI INFRASTRUKTUR

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

A. Perencanaan dan Pengelolaan Pariwisata Perencanaan berarti memperhitungkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

Tugas akhir ismail yakub BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. mendorong peningkatan daya beli dan kebutuhan berwisata. Waktu

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

Pengaruh keberadaan Beteng Trade Centre ( BTC )dan Pusat Grosir Solo ( PGS ) terhadap mobilitas perdagangan pasar batik klewer

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

KAMPANYE PROMOSI CITY WALK MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo adalah kota budaya, kota ini terletak di bagian timur provinsi Jawa Tengah. Kota yang sampai sekarang masih kental dengan budaya yang semakin lama semakin menunjukkan kemajuan di bidang industri pariwisata. Adapun peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo meliputi: 1. Purwosari - Brengosan Objek : Stasiun Purwosari; Perkantoran (PLN, Grapari, Indosat), Pertokoan atau Pasar Senggol, Restoran (Sari, Sin-Sin), yang mempunyai karakter ruang jalan sempit akibat bangunan terletak tepat di batas persil. Kegiatan yang diolah yaitu wisata belanja dan wisata kuliner. Street furniture diutamakan pada fasilitas seating group untuk istirahat. 2. Brengosan - Gendhengan Objek : Bangunan Kuno (Gedung Lowo), Restoran (Diamond, Pizza Hut), Hotel (Riadi, Diamond), Perkantoran, Pertokoan (Megaland). yang mempunyai karakter ruang jalan lebar. Kegiatan yang diolah yaitu wisata kuliner. Street furniture diutamakan pada fasilitas seating group di sekitar restoran dan hotel (kursi kafe). 1

2 3. Gendengan Sriwedari Objek : Bangunan Kuno (Gereja, Loji Gandrung, ex Kodim), Pertokoan (SGM), Perkantoran, Restoran (Adem Ayem, Wong Solo). Yang mempunyai karakter ruang jalan lebar. Kegiatan yang diolah adalah wisata arsitektur & belanja. Street furniture diutamakan pada fasilitas Informasi tentang bangunan. 4. Sriwedari Ngapeman Objek : Kawasan seni & budaya (Taman Sriwedari, Museum Radyapustaka), Bangunan Kuno (Museum Radyapustaka, Museum Batik Wuryoningratan), Restoran (Kawasan Pujasari). Kegiatan yang diolah adalah wisata budaya, atraksi seni, arsitektur. 5. Gladhag - Pasar Gede Objek : Pusat Pemerintahan (Balai Kota), Kraton Kasunanan, Perdagangan (Pasar Gede, Klewer, BTC, PGS), Perkantoran (Kantor Pos, Kantor Bank, dll), Bangunan kuno (Beteng Vastenburg, BI, Pasar Gede) yang mempunyai karakter ruang jalan lebar. Kegiatan yang diolah adalah wisata budaya & belanja. Street furniture diutamakan pada fasilitas seating group untuk istirahat sambil berbelanja dan menikmati wisata kuliner disekitar pasar. Saat ini kota Solo sedang giat menata kota, gedung-gedung tinggi dan mal-mal tumbuh memenuhi area kota Solo. Bahkan pasar-pasar tradisional berubah menjadi pasar-pasar modern. Kota Solo berubah dari hutan belantara menjadi gedung-gedung beton. Lambat laun budaya Jawa akan terkikis menjadi budaya metropolis. Kehidupan kota yang angkuh akan segera mengganti

3 kehidupan guyub rukun masyarakat Jawa. Bila gedung-gedung beton yang dibangun sekadar mengejar aspek-aspek ekonomi saja atau bahkan demi mengejar prestise semata, maka alangkah baiknya ada kebijakan pemerintah kota Surakarta untuk membangun kembali Taman Bale Kambang, Taman Sriwedari, serta paling menarik adalah membangun City Walk. Sejak tahun 2007, kota Solo membangun kawasan untuk pejalan kaki atau orang sering menyebutnya dengan City Walk. Di kota Solo, kawasan ini dinamai dengan Srawung Warga. Dibangun di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, yang merupakan jalan protokol di kota Solo, mulai dari kawasan Purwosari hingga ke boulevard kota di kawasan Gladag. Pada hakikatnya konsep City Walk menjadi solusi yang menarik dari berbagai permasalahan masyarakat utamanya masalah terkikisnya budaya Jawa. Ide dasar pembuatan kawasan Srawung Warga ini adalah dalam rangka menyediakan tempat nyaman bagi para pejalan kaki di kota budaya ini. Jika city walk memang untuk pejalan kaki, maka semua kendaraan baik bermotor atau tidak bermotor yang melintas dan parkir diatasnya maka harus ditindak tegas. Jika dibiarkan maka kenyamanan dan keamanan pejalan kaki jelas terganggu. Oleh karena itu diangkat judul PERAN CITY WALK SEBAGAI PENDUKUNG PERKEMBANGAN PARIWISATA KOTA SOLO agar fungsi City Walk terealisasi dengan baik oleh masyarakat.

4 B. Rumusan Masalah Dari uraian-uraian diatas maka dapat dirumuskan bahwa terdapat beberapa masalah yang dihadapi untuk mempromosikan City Walk, antara lain : 1. Apakah City Walk dapat mendukung perkembangan pariwisata di kota Solo? 2. Bagaimana promosi dalam pengembangan City Walk sebagai faktor pendukung pariwisata kota Solo? C. Tujuan Penelitian Tujuan perancangannya adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui City Walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo. 2. Untuk mengetahui promosi yang diusahakan dalam pengembangan City Walk sebagai faktor pendukung pariwisata kota Solo. D. Manfaat Penelitian Dalam mengadakan suatu penelitian baik itu yang bersifat normal atau non normal pasti ingin mendapatkan sesuatu yang bermanfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Manfaat diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang studi Usaha Perjalanan Wisata khususnya dalam kajian peran promosi dan pemasaran dalam meningkatkan jumlah wisatawan dan untuk referensi perpustakaan.

5 b. Memberikan sumbangan pemikiran kepada penelitian-penelitian yang akan datang apabila akan mengadakan penelitian yang serupa maupun yang akan melanjutkan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada semua pihak yang memerlukan terutama pemerintah Kota solo. b. Mempromosikan dan memasarkan obyek wisata tersebut dengan tujuan mengembangkan potensi obyek wisata di kota Solo, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung serta memberi masukan kepada pengelola obyek untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan obyek wisata. E. Kajian Pustaka Menurut Dr. James J. Spillane, pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah. Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu (Dr. James J. Spillane dalam bukunya Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya). Sedangkan menurut Richard Sihite, pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya

6 semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar, 2000:46-47). Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Pengertian wisata itu mengandung beberapa unsur yaitu, kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, dan bersifat sementara. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Wisata belanja yaitu jenis pariwisata dan tujuan perjalanannya mengunjungi obyek wisata sekaligus mengunjungi pusat pebelanjaan tradisional, pusat oleh-oleh, souvenir serta benda-benda pernak-pernik ciri khas daerah atau negara yang dikunjungi sebagai koleksi pribadi atau bahkan untuk dijual kembali di daerah atau negara asalnya (Happy Marpaung, 2002:33). Dalam buku Salah Wahab Manajemen Kepariwisataan (1988:156) pemasaran wisata sebagai upaya-upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh Organisasi Nasional dan atau badan-badan usaha pariwisata, pada taraf internasional, nasional dan lokal, guna memenuhi kepuasan wisatawan baik secara kelompok maupun pribadi masing-masing, dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata.

7 Pemasaran pariwisata adalah kegiatan yang maksudnya untuk mempengaruhi, menghimbau dan merayu wisatawan potensial sebagai konsumen agar mengambil keputusan untuk mengadakan perjalanan wisata yaitu merupakan produk yang ditawarkan (R.G. Soekadijo, 1996 :217). Dalam buku Salah Wahab Pemasaran Pariwisata (1989:28) tujuan pemasaran pariwisata antara lain: dalam jangka panjang terus meningkatkan keuntungan, mendorong pertumbuhan pariwisata yang serasi dan memperkokoh dampak ekonomi bidang pariwisata, membawa keamanan dan keseimbangan dalam perencanaan pengembangan sosial dan ekonomi, memantapkan dan memacu porsi pasar dalam menghadapi persaingan dalam bidang pariwisata, serta memajukan citra pariwisata negeri itu. Potensi wisata adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh obyek wisata tersebut sebagai daya tarik. Potensi daerah tujuan wisata dipengaruhi adanya 4 pendekatan yang disebut 4A, antara lain: a. Atraksi Atraksi yang menjadi daya tarik wisata dapat digolongkan menjadi : daya tarik alam, daya tarik budaya, dan daya tarik buatan manusia. b. Aksesibilitas Sarana pendukung yang memberikan kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Tempat wisata tersebut mudah dijangkau, sarana yang diperlukan wisatawan mudah ditemukan, misalnya ada transportasi ke tempat tujuan, jalan yang akan dilewati baik dan nyaman.

8 c. Amenitas Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti: penginapan, restoran, tempat hiburan, transportasi local, fasilitas perbankan, fasilitas kesehatan, dll. d. Aktifitas Aktifitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama berada di daerah wisata. Faktor ini sangat mempengaruhi minat wisatawan untuk tinggal lebih lama ataupun mempercepat kepulangannya. F. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Surakarta yaitu sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Sisi Timur Jalan Jend. Soedirman pada tanggal 22, 24 September 2009 dengan Kartika dan Jaya. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi Pengamatan secara langsung terhadap obyek yang di teliti. Merupakan suatu cara yang ditempuh penulis untuk mendapatkan atau mengumpulkan data dengan cara terjun langsung ke tempat yang diteliti yaitu dengan berjalan kaki di sepanjang city walk jalan Selamet Riyadi dan sisi timur jalan Jenderal Soedirman.

9 b. Studi Dokumen Studi dokumen yaitu mengumpulkan data dengan memanfaatkan arsip-arsip atau dokumen tertulis yang didapatkan dari Dinas Pariwisata kota Surakarta, dan Dinas Tata Kota Surakarta. c. Wawancara Merupakan teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan cara komunikasi langsung atau wawancara langsung, adapun beberapa responden tersebut antara lain Arif selaku arsitektur dalam pengerjaan city walk dari Dinas Tata Kota, Mufti Raharjo selaku Kabid Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 3. Teknik Analisa Data Data yang dianalisa dapat dilakukan dengan teknik kualitatif, kualitatif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta dengan menggunakan analisis non statistik dalam proses analisisnya (Hermawan Warsito, 1995:10). Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan analisis data merupakan proses mangatur dan memilah urutan data, mengorganisasi kedalam suatu pola, kategori dan satuan dasar.

10 G. Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini disusun dalam empat bab, secara garis besar diuraikan sebagai berikut : BAB I, pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II, sejarah dan profil kota Solo serta gambaran umum wisata Solo yang berisi tentang daya tarik apa saja yang dimiliki oleh kota Solo yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yang berkunjung kesana. BAB III, hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang sejarah singkat city walk di Solo dan potensi wisata city walk sebagai daya tarik wisata di kota Solo, mengetahui City Walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo dan promosi yang diusahakan dalam pengembangan City Walk sebagai faktor pendukung pariwisata kota Solo serta upaya pemerintah dan pihak pengelola dalam mengembangkan city walk di kota Solo. BAB IV, penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan dari uraian bab sebelumnya.