BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan karyawan yang sehat jasmani dan rohani

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

EVALUASI PELAKSANAAN K3 DI PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG BERDASARKAN RESPON KARYAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi semakin berkembang pesat seiring kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja karyawan pada suatu perusahaan sering kali

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMENUHAN DAN PELINDUNGAN HAK PEKERJA PEREMPUAN. (Studi di Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Riau) Sali Susiana

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci: Penerapan K3, SMK3

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rudi Suardi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, (jakarta: penerbit PPM, 2007), hlm 4-5

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang cukup lama. Dalam perkembangan pasar dunia bebas, Keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan

ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini dunia perindustrian selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang ada dan memperluas lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang terus bertambah. Pembangunan sektor industri merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam proses produksinya selalu disertai faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Mengingat kegiatan industri tidak terlepas dengan penggunaan teknologi maju yang berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terutama masalah kecelakaan akibat kerja. Selain itu masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah ke pencegahan kecelakaan akibat kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian, waktu dan memerlukan biaya yang tinggi. Dari pihak karyawan sendiri disamping pengertian dan pengetahuan masih terbatas, ada sebagian dari karyawan yang masih segan menggunakan alat perlindungan atau mematuhi aturan yang sebenarnya (Budiono, 2003,hal.27) 1

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani khususnya tenaga kerja dan pada umumnya manusia sehingga hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera (Dessler, 2009,hal.31). Menurut Ramli (2009,hal.7), K3 tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Menurut Laporan International Labour Organization (ILO) tahun 2006, kerugian akibat kecelakaan kerja mencapai 4% dari GDP suatu negara. Artinya dalam skala industri, kecelakaan dan penyakit akibat kerja menimbulkan kerugian 4 % dari biaya produksi berupa pemborosan terselubung (hidden cost) yang dapat mengurangi produktivitas yang pada akhirnya mempengaruhi daya saing suatu negara. Hasil Survey World Economic Forum tahun 2006 mengkaitkan antara daya saing dengan tingkat kecelakaan kerja. Daya saing suatu negara ternyata berhubungan dengan tingkat keselamatan. Negara dengan daya saing rendah memiliki tingkat keselamatan yang rendah pula. Indeks daya saing Indonesia berada pada peringkat ketiga dari bawah diatas Zimbabwe dan Rusia dan indeks kematian akibat kecelakaan sebesar 17-18 pekerja per 100.000 pekerja (Ramli, 2009, hal.9). Masalah K3 sudah dikenal dan menjadi perhatian bersamaan dengan revolusi industri yaitu sekitar tahun 1800-an. Faktor keselamatan kerja mejadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan (Dessler, 2009,hal.27), semakin banyak tersedianya fasilitas keselamatan kerja dari perusahaan semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. 2

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di semua lingkungan kerja baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Sejalan dengan hal ini, maka disusunlah UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : Per-02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja (Direktorat Pengawasan Norma K3, 2006, hal.5). Dalam pasal 86 pada Undang-undang No.13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat dan nilai-nilai agama. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan (Direktorat Pengawasan Norma K3,2006, hal.12). Menurut Santoso (2004,hal.6), walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat dengan cara 3

meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial untuk membantu pelaksanaan pengawasan K3 agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pabrik yang aman adalah pabrik yang efisien, apalagi untuk pabrik yang luas dan besar. Karyawan yang beraktifitas pada pabrik yang aman dapat meningkatkan pengembangan kuantitas dan kualitas serta berhenti memikirkan kekurangan kesejahteraan yang akan diterima, oleh karena itu dengan terpenuhinya kebutuhan karyawan terhadap K3 maka diharapkan respon dari karyawan yang ditunjukkan kepada perusahaan akan lebih baik dan meningkatkan tujuan perusahaan yang akan dicapai. Respon karyawan terhadap hal ini akan beranekaragam tergantung dari tingkat pemahaman, pengertian dan penalaran setiap karyawan (Suardi, 2005,hal.9). PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan ringan yang berada di Jalan Tambak Aji II/8 Semarang, khususnya memproduksi mie instan (Noodle). Dimana dalam proses produksinya tidak lepas dari potensi bahaya seperti kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian baik material, hilangnya waktu kerja, keluhan dan kesedihan, kelainan dan cacat bahkan korban jiwa (kematian). Walaupun pelaksanaan K3 sudah dilaksanakan di perusahaan ini sejak tahun 2007 tetapi setiap tahun dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan pelaksanaan K3 agar lebih bermanfaat bagi perusahaan dan karyawannya. Oleh karena itu peneliti akan melakukan evaluasi pelaksanaan K3 di perusahaan ini berdasarkan respon dari karyawannya dan dari hasil penelitian ini, peneliti akan memberikan masukan/usulan yang berguna bagi perusahaan. 4

1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti akan mengidentifikasi masalah sebagai berikut : a. Bagaimana evaluasi pelaksanaan K3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang berdasarkan respon karyawan. b. Bagaimana solusi alternatif pengelolaan K3 yang dapat diusulkan kepada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang. 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1. TUJUAN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai yaitu : a. Mengevaluasi pelaksanaan K3 di PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang berdasarkan respon karyawan. b. Mengusulkan solusi alternatif pengelolaan K3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang. 1.3.2. MANFAAT PENELITIAN Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Sebagai bahan evaluasi bagi PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang dalam pelaksanaan K3. b. Memberikan solusi alternatif pengelolaan K3 di PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang. 5